248 research outputs found

    EVALUASI EKONOMI KONVERSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WADUK WONOGIRI (STUDI KASUS DI WILAYAH SUB DAS KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI)

    Get PDF
    Konversi lahan pertanian ke non pertanian akan berpengaruh pada kualitas lingkungan, akibat hilangnya manfaat multifungsi dari lahan pertanian tersebut, baik itu fungsi ekonomi, sosial maupun fungsi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui laju konversi lahan pertanian ke nonpertanian di Sub-DAS Keduang; (2) mengetahui dampak konversi lahan pertanian ke non pertanian terhadap kualitas lingkungan, karena hilangnya multifungsi lahan pertanian, baik fungsi ekonomi, sosial maupun lingkungan; (3) mengetahui nilai manfaat multifungsi lahan pertanian yang hilang akibat konversi lahan pertanian ke non pertanian; (4) mengetahui kebijakan pemerintah tentang konversi lahan pertanian ke non pertanian di wilayah DAS waduk, terutama berkaitan dengan isi kebijakan, implementasi kebijakan dan pengendalian kebijakan, dan (5) menyusun arahan kebijakan dan strategi pengelolaan DAS Waduk Wonogiri. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive), yaitu Sub DAS Keduang dengan pertimbangan bahwa Sub DAS Keduang merupakan Sub DAS yang terluas dibandingkan dengan Sub DAS yang lain di wilayah DAS Waduk Wonogiri dan merupakan Sub DAS yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya sedimentasi di Waduk Wonogiri. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Universal Soil Loss Equation (USLE) untuk menghitung prediksi erosi dan metode harga pasar untuk menghitung nilai manfaat multifungsi lahan pertanian sebagai penghasil produksi pertanian dan penyedia lapangan kerja. Biaya Ganti (Replacement Cost) digunakan untuk menghitung nilai manfaat multifungsi lahan pertanian sebagai pengendali erosi dan pemelihara tata air. Hasil penelitian yang didapatkan diantaranya adalah telah terjadi konversi atau perubahan penggunaan lahan yang nyata di wilayah Sub DAS Keduang antara tahun 1993 sampai dengan 2008. Penggunaan lahan yang mengalami penyusutan adalah hutan/semak belukar, perkebunan/kebun, sawah, sawah tadah hujan dan penggunaan lain. Sementara itu, penggunaan lahan untuk tegalan/ladang dan pemukiman/bangunan mengalami peningkatan. Konversi lahan pertanian ke non pertanian di Sub DAS Keduang selama kurun waktu 1993 – 2008 seluas 297 hektar, dengan laju rata-rata 20 hektar/tahun. Lahan pertanian yang dikonversi menjadi lahan non pertanian (pemukiman) tersebut terdiri atas lahan sawah (18 hektar), sawah tadah hujan (44 hektar), ladang/tegalan (66 hektar) dan perkebunan/kebun (169 hektar). Ada 4 pola konversi lahan pertanian ke non pertanian di Sub DAS Keduang, yaitu dari sawah irigasi menjadi pemukiman, sawah tadah hujan menjadi pemukiman, ladang/tegalan menjadi pemukiman dan kebun/perkebunan menjadi pemukiman. Konversi lahan pertanian ke non pertanian berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan DAS Waduk Wonogiri, karena hilangnya sebagian manfaat multifungsi lahan pertanian, baik manfaat ekonomi sebagai penghasil produksi pertanian, manfaat sosial sebagai penyedia lapangan kerja, dan manfaat biofisik lingkungan sebagai pengendali erosi dan sedimentasi serta pengendali tata air. Nilai manfaat multifungsi lahan pertanian yang telah hilang akibat konversi lahan pertanian ke non pertanian di wilayah Sub DAS Keduang sangat besar. Nilai ekonomi ini merupakan penjumlahan dari nilai manfaat penghasil produksi pertanian yang hilang, nilai manfaat penyedia lapangan kerja, nilai pencegah erosi dan nilai pengendali tata air. Nilai manfaat multifungsi lahan pertanian sebagai pencegah erosi dan pengendali tata air di Sub DAS Keduang nilainya jauh lebih besar (kurang lebih 16 kali) dibandingkan dengan nilai manfaat penghasil produksi pertanian yang hilang, nilai manfaat penyedia lapangan kerja. Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan konversi lahan pertanian ke non pertanian sudah ada, seperti pelarangan konversi lahan sawah irigasi ke penggunaan non pertanian, namun implementasi di lapangan peraturan-peraturan tersebut belum dilaksanakan dengan baik, dan pengendalian yang dilakukan belum berjalan efektif terbukti masih adanya konversi lahan sawah ke non pertanian. Kebijakan pengendalian konversi lahan pertanian ke non pertanian, termasuk pengendalian konversi lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan besar pengaruhnya terhadap penurunan nilai manfaat multifungsi lahan pertanian yang hilang akibat konversi lahan pertanian ke non pertanian. Kata-kata kunci : konversi lahan pertanian, multifungsi, kualitas lingkungan, nilai ekonomi

    PENDAMPINGAN PETERNAK SAPI PERAH BERBASIS MANAJEMEN MUTU TERPADU, DI DESA NOGOSAREN, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    Kegiatan pendampingan sapi perah dilakukan wilayah desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Program ini merupakan integrated program yaitu melibatkan peran dan fungsi berbagai lembaga terkait antara lain koperasi, PT Indolakto, Pemerintah Daerah, dan Perguruan Tinggi. Kegiatan pendampingan peternak sapi perah dilakukan untuk membantu para peternak guna menghadapi masalah yang acapkali terjadi seperti permodalan, pengadaan indukan sapi perah berkualitas, manajemen budidaya sapi perah (manajemen pakan, perkandangan, kesehatan, pemasaran, produksi dan manajemen pemeliharaan), serta pemberdayaan para peternak melalui dinamika kelompok. Pendampingan peternak sapi perah dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan kegiatan pemetaan untuk mengetahui kondisi awal produksi susu (kualiatas dan kuantitas), pola budidaya dan kualiatas SDM . Dalam hal produksi susu, kualitas dan kuantitas susu diperbaiki dengan memberikan suplemen probiotik lactogrand dan probiotik herbal untuk mengoptimalkan kandungan gizi sesuai kebutuhan pemeliharaan sapi. Pola budidaya peternak pun diperbaiki melalui pendampingan terhadap teknologi perkandangan (kebersihan, sanitasi dan sirkulasi udara), pemeliharaan kesehatan ternak, manajemen pemerahan (cara pemerahan, alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pemerahan), penanganan pasca panen (tempat penyimpanan susu, lokasi penyimpanan susu dan higienitas susu) serta pemasaran hasil produksi dengan melakukan kerjasama dengan industry pengolahan susu. Kualitas SDM ditingkatkan dengan meningkatkan dinamika kelompok untuk dapar saling bantu dan saling bertanggungjawab dalam upaya mencapai tujuan bersama. Selain kegiatan pendampingan, dilakukan juga kegiatan studi banding dengan tujuan memberikan pengalaman kepada para peternak melalui kegiatan langsung tentang pemeliharaan sapi perah yang memadai. Kegiatan ini dilakukan di UKMK budidaya sapi perah Sawojajar, Malang Jawa Timur. Kata kunci : pendampingan, budi daya sapi perah dan kualitas SD

    Rancang bangun Operasional Customer Relationship Management PT Aston Graphindo Indonesia Surakarta

    Get PDF
    Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat, oleh karena itu banyak perusahaan yang memakai strategi bisnis. PT Aston Graphindo untuk mencapai hal itu adalah dengan dibangunya suatu aplikasi yang bisa membantu proses bisnis perusahaan. Pengembangan bisnis tersebut, yaitu salah satunya dengan aplikasi Operasional CRM yang digunakan sebagai sarana untuk membantu proses pengolahan data dan penyajian data . Pembangunan aplikasi Operasional CRM ini membutuhkan software seperti Visual Basic 6.0 dan MySQL sebagai basis datanya dan juga cristal report. Visual Basic 6.0 merupakan salah satu bahasa pemograman yang tersedia secara bebas dan masih memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Sedangkan MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL yang multithread, Multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. Penelitian ini menghasilkan aplikasi Operasional Customer Relationship Management untuk memudahkan kinerja para sales di PT Aston Graphindo Surakarta

    PENGEMBANGAN PROGRAM INSENTIF RISET

    Get PDF
    Insentif merupakan Instrumen kebijakan yang diluncurkan Kementerian Riset dan Teknologi untuk menjalankan misi dalam memberikan kesempatan dan memotivasi institusi penelitian, pengembangan, dan penerapan, serta pelaku iptek dalam melakukan penelitian, mengatasi permasalahan yang secara sistematis menghambat pertumbuhan inovasi, dan mendorong adopsi hasil inovasi oleh pelaku bisnis/industri, masyarakat, dan pemerintah. Program insentif riset telah dilaksanakan mulai tahun 2007–2010. Agar program insentif riset dapat menunjang pencapaian tujuan ARN 2010-2014 dan memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem inovasi nasional, maka perlu dirumuskan pengembangan program insentif riset yang telah ada. Melalui kegiatan survey ini diharapkan diperoleh informasi mengenai efektivitas insentif riset sebagai instrumen kebijakan melalui evaluasi peningkatan investasi R & D, produktivitas litbang, intermediasi bagi industri, produk inovasi, peningkatan kreativitas dan motivasi peneliti, peningkatan kompetensi lembaga penerima, evaluasi stimulus perekonomian, dan evaluasi peningkatan kinerja peneliti sehingga dapat tersusun rekomendasi untuk pengembangan program/kebijakan baru tentang insentif riset. Pengembangan Program Insentif Riset secara umum menunjukkan bahwa Peningkatan kinerja penelitian berada pada katagori rendah; Peningkatan Kerjasama antara penghasil dan pengguna berada katagori rendah; Peningkatan kerjasama antar peneliti dengan peneliti berada pada katagori sedang; Dan Peningkatan manfaat pada stimulus perekonomian berada pada nilai rendah. Kesesuaian aspek penelitian dengan semangat pembangunan Iptek menunjukkan bahwa: Aspek pengentasan kemiskinan 60%, Pembangunan Kemaritiman 16% dan Keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan 64%. Dukungan Lembaga Litbang/PT dalam insentif riset sangat tinggi (90%). Produktivitas lembaga litbang/PT sejak tahun 2007 hingga 2010 menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Namun nilai produktivitas masih berada pada kondisi yang rendah (63%). Kerjasama yang dilakukan oleh lembaga litbang/PT sejak tahun 2007 hingga 2008 juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun nilai kerjasama yang dilakukan masih berada pada kondisi yang rendah (51%). Manfaat pemberian insentif riset sebagai stimulus perekonomian yang dilakukan oleh lembaga litbang/PT menunjukkan nilai pada tingkat kemanfaatan yang relatif tinggi (67%). Sedangkan kesesuaian aspek penelitian dengan semangat pembangunan iptek yang dilakukan oleh lembaga litbang/PT menunjukkan bahwa aspek pengentasan kemiskinan bernilai tinggi (76%), pembangunan kemaritiman masih rendah (29%), dan keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan sudah cukup tinggi (71%). Kata kunci : Pengembangan, Insentif, Riset, Kemenriste

    Hubungan Kebiasaan Posisi Tidur dengan Resiko Terjadinya Serangan Ulang pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSUD Gambiran Kota Kediri

    Full text link
    Coronary Heart Disease is a condition where there is narrowing of the coronary blood vessels that disrupts blood flow to the heart muscle and heart muscle is damaged or malfunctioning. To prevent the occurrence of coronary heart disease, one of which is the heart of the Sleep Position Habits . Sim dextra the sleep position is heart of the sleep habits so as not to burden the heart's performance and to help the renovation of heart function. Purpose of the study to determine the relationship of sleep position habits with risk of repeated attacks in patients with coronary heart disease in the heart poly Gambiran Hospital Kediri. In this study, researchers used a research design of Study Correlation with Cross Sectional approach. Statistical analysis of test data using Spearman Rho test with degrees of significance α <0.05. The study population was all patients coronary heart disease in the heart poly Gambiran Hospital Kediri. Consecutive sampling techniques using sampling obtained in accordance with inclusion criteria were 20 people. Independent variables in this study is the sleep position habits of coronary heart disease patients. and the dependent variable is the risk of repeated attacks in patients with coronary heart disease in the heart poly Gambiran Hospital Kediri. Data obtained from the results of the study sleep position habits on coronary heart disease patients is still largely not true that 55% (11 people). The risk of repeated attacks in patients with coronary heart disease most patients have a high risk for the occurrence of repeated attacks, as many as 60% (12 people).a significant Correlation of sleep position habits with risk of repeated attacks in patients with coronary heart disease in the heart poly Gambiran Hospital Kediri denganl Spearman Rho test statistic values obtained. Sig. (2-tailed) at p = 0.000 > α = 0.05 means that Ho received. The are necessarily the patients had a Sleep position right habits can reduce the risk of repeated attacks of coronary heart disease, repeated attacks can occur when and where aja can be caused by various factors, such as lack of activity, kebisaaan smoking, lifestyle, heredity

    Karakterisasi Aliran Hilir Kipas Aksial Sudu Datar Variasi Span Sudu dan Sudut Serang.

    Get PDF
    The velocity field downstream of an axial fan was measured using probe 55 P 51 of a Hot Wire Anemometer to investigate characteristic of the flow. Flat blades were varied in length of blade\u27s span and angle of attack. The length of blade\u27s span was varied at 0.3, 0.5, 0.75 and 1 times of 450 mm, at various angles of attack at 50, 100 and 150, while it was operated at constant speed of 610 rpm. The measurement was conducted at vertical distances 210, 360, 510 and 660 mm from the fan. The investigation was focused on the mean velocity in axial and tangential directions at measurement position 210 mm. Properties of the flow were computed based on integration of Reynolds momentum and continuity equations for determining flux of axial and angular momentum. The performance of the axial fan was determined by comparing values of torque, thrust, volume rate and consumed power. The swirling number of the flow was also calculated as a consideration to determine performance of the axial fan. Results indicate that operating the axial fan in variation blade\u27s span have significant effect to the value of axial and tangential mean velocities and the area offlow, meanwhile variation in angle of attack just influence to the value of axial and tangential mean velocities. Increasing of blade\u27s span at constant angle of attack 10° increases volume rate, torque, and thrust of flow and consumed power of the fan. Investigation of increasing angle of attack at span blade 450 mm also increases those values. Span blade 450 mm at angle of attack 15° have a highest performance and consumed power. It can be shown also that swirling increase with respect to increase of angle of attack. Keywords: velocity field downstream axial flow fan, span\u27s blade, angle of attac

    Karakterisasi Aliran HilirKipas Aksial sudu Datar Variasi Span Sudu dan Sudut Serang

    Get PDF
    Abstract The velocity field downnstream of an axial fan was measured using probe 55 P 51 of a Hot Wire Anemometer to investigate characteristic of the flow. Flat blades werevaried in length of blade's span and angle of attock. The length of blade's span was varied at 0.3, 0'5, 0.75 and l times of 450 mm, at various angles of attack at 5º, 10º and I5º, while it was operated at constant speed of 610 rpm. The measurement was conducted at vertical distances 210, 360, 510 and 660 mm from the fan. The investigation was focused on the mean velocity in axial and tangential directions at measurement position 210 mrn. Properties of theflow were computed based on integration of Reynolds momentum and continuity equations for determining flux of axial and angularmomentum. The performance of the axial fan was determined by comparing values of torque, thrust, volume rate and consumed power. The swirling number of the flow was also calculated as a consideration to determine performance of the axial fan. Results indicate that operating the axial fan in variation blade'sspan have significant effect to the value of axial and tangential mean velocities and the area off low, meanwhile variation in angle of attack just influence to the value of axial and tangential mean velocities. Increasing ofblade's span at constant angle of attack If increases volume rate, torque, and thrust of flow and consumed power oJ'the fan. Investigation of increasing angle of attack at span blade 450 mm also increases those values. Span blade 450 mm at angle of attack l5º have a highest performance and consumed power. It can be shown also that swirling increase with respect to increase of angle of attack. Keywords: velocityfield downstream axial flowfan, span's blade,angle of attack
    • …
    corecore