177 research outputs found

    Analysis of Student Reversible Thinking Skills on Graph Concept

    Get PDF
    The ability of reversible thinking in mathematics has less attention, but most of the mathematical subject is reversible. This type of research was qualitative descriptive which aimed to analyze student’s reversible thinking skills on the graph concept. The subject of research were students of mathematics education, Faculty of Teacher Training and Education, Lampung University taking the graph theory in the academic year 2019/2020. Research subjects were 40 people selected by the total sampling technique. The research data was collected through tests, namely the question of Ramsey number. Data were analyzed descriptively with 3 stages, namely data reduction, data display, and conclusion. The results showed that 42.5% of students had reversible thinking skills and 57.5% of students did not have them. Based on the results of this study, it was concluded that most students did not have reversible thinking skills on graph concepts

    SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Get PDF
    Istilah ”scaffolding” berasal dari kata ”scaffold” yang biasa digunakan oleh pekerja bangunan; yang merupakan sruktur sementara yang mendukung pekerja untuk menyelesaikan pekerjaaan yang mereka tidak dapat lakukan. Scaffold memberikan pekerja tempat untuk bekerja dan untuk mencapai daerah pekerjaan yang tidak dapat mereka mencapainya sendiri. Kemudian, istilah scaffolding ini dikembangkan sebagai metaphora untuk menjelaskan bentuk-bentuk bantuan yang disediakan guru atau teman sebaya untuk mendukung belajar. Di dalam proses scaffolding, guru membantu siswa menuntaskan tugas atau konsep pada pada awalnya tidak mampu dia peroleh secara mandiri. Guru hanya memberikan bantuan berupa teknik./keterampilan tertentu dari tugas-tugas yang diluar batas kemampuan siswa. Ketika siswa telah melakukan tanggung jawabnya dalam tugas-tugas maka ketika itu guru mulai dengan proses ”fading”, atau melenyapkan bantuan, agar siswa dapat bekerja secara mandiri. Ide scaffolding pertama kali dikemukakan oleh Lev Vygotsky, yang merupakan bagian dari teorinya ”ZDP”, atau Zone of Proximal Development. ZDP dapat diartikan sebagai daerah antara apa yang dapat dilakukan siswa sendiri pada actual developmental level (tingkat perkembangan saat ini) dan apa yang dicapai siswa tersebut untuk potential developmental level (tingkat perkembangan potensial) bila dibantu oleh orang dewasa/ahli; dan scaffolding memainkan peranan yang penting untuk mencapai level perkembangan potensial tersebut. Berdasarkan teori ZDP ini, scaffolding dapat juga dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran. Bagaimana aplikasi scaffolding sebagai suatu strategi pembelajaran diaplikasikan?. Pada makalah ini akan dipaparkan bagaimana scaffolding diaplikasikan dalam pembelajaran, kelebihan dan kekurangan scaffolding, dan temuan atau hasil penelitian yang berkaitan dengan scaffolding. Kata kunci: PembelajaranIstilah ”scaffolding” berasal dari kata ”scaffold” yang biasa digunakan oleh pekerja bangunan; yang merupakan sruktur sementara yang mendukung pekerja untuk menyelesaikan pekerjaaan yang mereka tidak dapat lakukan. Scaffold memberikan pekerja tempat untuk bekerja dan untuk mencapai daerah pekerjaan yang tidak dapat mereka mencapainya sendiri. Kemudian, istilah scaffolding ini dikembangkan sebagai metaphora untuk menjelaskan bentuk-bentuk bantuan yang disediakan guru atau teman sebaya untuk mendukung belajar. Di dalam proses scaffolding, guru membantu siswa menuntaskan tugas atau konsep pada pada awalnya tidak mampu dia peroleh secara mandiri. Guru hanya memberikan bantuan berupa teknik./keterampilan tertentu dari tugas-tugas yang diluar batas kemampuan siswa. Ketika siswa telah melakukan tanggung jawabnya dalam tugas-tugas maka ketika itu guru mulai dengan proses ”fading”, atau melenyapkan bantuan, agar siswa dapat bekerja secara mandiri. Ide scaffolding pertama kali dikemukakan oleh Lev Vygotsky, yang merupakan bagian dari teorinya ”ZDP”, atau Zone of Proximal Development. ZDP dapat diartikan sebagai daerah antara apa yang dapat dilakukan siswa sendiri pada actual developmental level (tingkat perkembangan saat ini) dan apa yang dicapai siswa tersebut untuk potential developmental level (tingkat perkembangan potensial) bila dibantu oleh orang dewasa/ahli; dan scaffolding memainkan peranan yang penting untuk mencapai level perkembangan potensial tersebut. Berdasarkan teori ZDP ini, scaffolding dapat juga dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran. Bagaimana aplikasi scaffolding sebagai suatu strategi pembelajaran diaplikasikan?. Pada makalah ini akan dipaparkan bagaimana scaffolding diaplikasikan dalam pembelajaran, kelebihan dan kekurangan scaffolding, dan temuan atau hasil penelitian yang berkaitan dengan scaffolding

    KETERLAKSANAAN PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (STUDI KASUS SMP BANDAR LAMPUNG)

    Get PDF
    This descriptive study aims to analyze the implementation of the 2013 curriculum in scientific approach to mathematics learning in junior high school.  The subjects of this study were four mathematics’ teacher of junior high school in Bandar Lampung. Research data obtained through observation and interviews.  The data of this study were analyzed with descriptive statistics that focus on teaching activities in applying scientific approaches, including preliminary, core, and closing activities.  Based on the results of data analysis, it can be concluded that the implementation of scientific approach in mathematical learning is 26.1% (low), consists of 20% preliminary activities (low), 8.3% core activities (low), and 50% closing activities (low).http://dx.doi.org/10.23960/mtk/v8i2.pp57-6

    META-ANALISIS PENGARUH ALQURUN TEACHING MODEL TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIS

    Get PDF
    Alqurun Teaching Model (ATM) is a new learning model that has been implemented in several schools (junior and senior high schools). To ensure that ATM has an influence on mathematical ability, a meta-analysis was carried out by calculating the effect size. This descriptive study aims to analyze the effect size of ATM on students' mathematical abilities. The research subjects were 16 research students mathematics education at Faculty Teacher and Training Education, Lampung University. The research data were obtained through observation of 979 students. Data were analyzed descriptively through 3 simultaneous stages, namely (1) identification/coding of data, (2) calculating effect sizes, and (3) interpreting effect sizes according to certain criteria. The results of data analysis show that (1) the overall effect size of ATM on students' mathematical abilities is 1.00 (high) when compared to the problem based learning model of 0.63 (moderate), discovery learning model of 0.76 (moderate), and a project based learning model of 0.63 (moderate), (2) categorically: (i) ATM is predicted to be better implemented at the SMA level than SMP, (ii) ATM is predicted to be better at using LKPD media than teaching materials and PPT media, and (iii) ATM is predicted to provide higher learning outcomes in understanding concepts than communication, representation, and mathematical problem solving. Based on the results of this analysis, it is concluded that ATM can be used as an alternative to the mathematics learning model in the 2013 curriculu

    MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS BASED ON GENDER

    Get PDF
    This study was aimed to describe the mathematical communication skill of eighth-grade students of SMP IT Insan Mulia of Batanghari based on gender in solving questions about circle material. The subjects of this study consisted of 21 male and 21 female students. The research method used is descriptive qualitative. The data collection instrument used in this study is the mathematical communication skill test. The mathematical communication skill test instrument consists of three questions in the form of an essay. The results showed that in general, the mathematical communication skills of male and female students are in a low category. The low ability of students' mathematical communication is due to a weak understanding of concepts, not understanding the usefulness of mathematical symbols, and students' unfamiliarity in working on problems. Male and female students have different mathematical communication skills. Female students have better communication skills than male students in conveying ideas to provide an explanation on each indicator of the mathematical communication skills test

    ANALISIS KESALAHAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL SPLDV BERDASARKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

    Get PDF
    Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dimiliki dalam kehidupan sehari-hari, kenyataan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik lemah karena mereka belum memiliki kemampuan tersebut. Solusi yang ditawarkan dari permasalahan ini adalah pemahaman mengenai kemampuan berpikir kritis yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam materi yang sedang dipelajari, khususnya dalam materi persamaan linier Dua Variabel. Penelitian dilaksanakan di SMP Assahil lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2022/2023 semester genap. Teknik pengumpulan data menggunakan soal uraian dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan deskriptif serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian berdasarkan yang telah didapatkan oleh peneliti yaitu dari segi aspek penerapan yang telah dilakukan oleh peserta didik dalam kesalahan mengerjakan soal persamaan linier Dua Variabel

    Analisis Kemampuan Reversible Thinking Peserta Didik Kelas VIII SMP pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

    Get PDF
    Kemampuan reversible thinking dalam pembelajaran matematika perlu dikuasai oleh setiap peserta didik guna menunjang peserta didik dalam proses belajar dan menyelesaikan berbagai permasalahan matematika yang bersifat reversible. Jenis penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan reversible thinking peserta didik pada sistem persamaan linier dua variabel. Subjek penelitian adalah peserta didik kelaas VIII SMP Negeri 2 Purbolinggo Lampung Timur pada tahun akademik 2020/2021. Sampel penelitian sebanyak 31 peserta didik yang dipilih dengan teknik sampling total. Pengumpulan data dilakukan melalui teknis tes, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes kemampuan reversible thinking. Data dianalisis secara deskriptif dengan 3 tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20,97% siswa menguasai kemampuan reversible thinking, dan 20,96% siswa tidak menguasai kemampuan reversible thinking. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar peserta didik tidak menguasai kemampuan reversible thinking pada sistem persamaan linier dua variabel

    Improving Teachers’ Self-Efficacy through Training: An Impact for the Freedom of Students’ Mathematical Thinking

    Get PDF
    Teacher self-efficacy is an important component of teacher competence. At present, efforts to improve teacher competencies have not been carried out simultaneously for teacher activities in the classroom (open class) and outside the classroom (training). This quasi-experimental study aimed to examine the effectiveness of soft skills training and the practice of lesson study on improving mathematics teacher self-efficacy and describe the impact of teacher self-efficacy on the freedom of students' mathematical thinking. The study involved three mathematics teachers and 90 students from three different junior high school regions in Bandar Lampung, Indonesia (city center, semi-urban, and suburban). Data was collected through questionnaire, observation, and interview. The data were then analyzed descriptively. The effectiveness of soft skills training and the practice of lesson study on improving mathematics teachers’ self-efficacy was examined using Wilcoxon Test. The results showed the differences in the average teachers’ self-efficacy before and after participating in soft skills training and the practice of lesson study (with an increase of 0.82/high). The increase in teachers’ self-efficacy also positively affected the freedom of students’ mathematical thinking
    • …
    corecore