11 research outputs found
PENTINGNYA AKREDITASI DALAM PROSES PEMBINAAN MANAJEMEN SEKOLAH/MADRASAH DI SUMATRA UTARA
Accreditation is one of the important activities in education and became one of the indicators of accountabilityin education. Quality of education in Indonesia is still left behind and the disparity of school quality in Indonesia isstill high, particularly among school that are on the island of Java and outside Java island. Based on these need tobe inspected the implementation and barriers or obstacle faced in the implementation of the accreditation school/madrasah at these time. This research is expected to improve the quality of the implementation of accreditation sothat the trust stakeholders with the implementation of the accreditation of school/madrasah increase. The approachused in this research is a qualitative approach. Based on the data, the results of accreditation have not been fullyused as basic guidance the school/madrasah by the related institution
Profesionalisme guru tidak tetap (GTT) di sekolah negeri
Permasalahan GTT saat ini dinilai krusial mengingat jumlahnya yang cukup dominan di setiap satuan pendidikan, sedangkan pola rekrutmen, pembinaan dan kompetensi
Guru Tidak Tetap (GTT) yang dinilai belum maksimal sehingga proses dan mutu belajar siswanya belum mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Hasil kajian ini merekomendasikan antara lain perlunya prosedur dan
persyaratan rekrutmen GTT yang lebih baik; rekrutmen guru PNS agar memperhitungkan masa kerja GTT, GTT perlu dibayar sesuai UMR; Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) perlu juga memberikan perhatian dan penghargaan yang lebih layak dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan, masa kerja dan beban mengajar; bahkan Pemda perlu mengatur kejelasan hak dan kewajiban GTT seperti Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Nias dan juga Provinsi DKI. Demikian pula pemerintah dan Pemda perlu memberikan pembinaan profesionalisme yang berkelanjutan kepada para GTT agar memiliki kompetensi mengajar yang baik dan meningkatkan hasil pembelajaran yang optimal
Profesionalisme guru tidak tetap (GTT) di sekolah negeri
Permasalahan GTT saat ini dinilai
krusial mengingat jumlahnya yang cukup dominan di setiap satuan
pendidikan, sedangkan pola rekrutmen, pembinaan dan kompetensi
Guru Tidak Tetap (GTT) yang dinilai belum maksimal sehingga proses
dan mutu belajar siswanya belum mencapai hasil sebagaimana
diharapkan.
Hasil kajian ini merekomendasikan antara lain perlunya prosedur dan
persyaratan rekrutmen GTT yang lebih baik; rekrutmen guru PNS
agar memperhitungkan masa kerja GTT, GTT perlu dibayar sesuai
UMR; Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) perlu juga
memberikan perhatian dan penghargaan yang lebih layak dengan
mempertimbangkan latar belakang pendidikan, masa kerja dan beban
mengajar; bahkan Pemda perlu mengatur kejelasan hak dan
kewajiban GTT seperti Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Nias dan
juga Provinsi DKI. Demikian pula pemerintah dan Pemda perlu
memberikan pembinaan profesionalisme yang berkelanjutan kepada
para GTT agar memiliki kompetensi mengajar yang baik dan
meningkatkan hasil pembelajaran yang optimal
Karakteristik daerah dalam mengembangkan kurikulum kemaritiman
Kurikulum yang dikembangkan tak hanya harus memiliki
muatan pengetahuan melainkan juga memperhatikan potensi
dan karakteristik daerah, tuntutan pembangunan dan
perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, pemerintah
pusat diharapkan memahami kompleksitas dan variasi masingmasing daerah dan sekolah. Di sisi lain, daerah/sekolah harus memiliki kemampuan menjabarkan standar nasional ke dalam kurikulum yang sesuai dengan karakteristik daerahnya. Hal ini yang disebut diversifikasi kurikulum
Karakteristik daerah dalam mengembangkan kurikulum kemaritiman
Wilayah Indonesia meliputi daratan dan lautan. Luas wilayah laut Indonesia mencapai 3/4 dari seluruh wilayah Indonesia. Di sisi lain, kemaritiman mulai bergaung pada masa
pemerintahan sekarang. Di dalamnya terdapat program
Nawacita yang menonjolkan kemaritiman. Tentu saja ini
bukan disikapi sebagai eforia semata, namun harus didukung
oleh semua elemen. Salah satunya melalui pendidikan.
Pendidikan ini tidak saja di lingkungan sekolah, namun juga
harus didukung lingkungan keluarga dan masyarakat.
Kurikulum yang dikembangkan tak hanya harus memiliki
muatan pengetahuan melainkan juga memperhatikan potensi dan karakteristik daerah, tuntutan pembangunan dan
perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, pemerintah
pusat diharapkan memahami kompleksitas dan variasi masingmasing daerah dan sekolah. Di sisi lain, daerah/sekolah harus memiliki kemampuan menjabarkan standar nasional ke dalam kurikulum yang sesuai dengan karakteristik daerahnya. Hal ini yang disebut diversifikasi kurikulum
Kajian penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah (US/M) dan Ujian Berstandar Nasional (USBN) jenjang pendidikan dasar Tahun 2017
Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengkaji penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah (US/M) dan Ujian Berstandar Nasional (USBN) jenjang pendidikan dasar Tahun 2017 serta faktor-faktor yang terkait dengan permasalahan penyelenggaraannya. Secara khusus studi ini difokuskan 1) persiapan penyelengga-raan US/M dan USBN, 2) pelaksanaan US/M dan USBN, 3) faktor-faktor yang terkait dengan permasalahan penyiapan guru dalam penyusunan naskah soal US/M dan USBN
Jenis-Jenis Polychaeta di Pulau Lombok dan Peristiwa Baunyale
Identifikasi jenis-jenis cacing (nyale) yang muncul setiap peristiwa 8aunyale telah dilakukan terhadap cacing-cacing yang tertangkap pad a peristiwa yang terjadi di tahun 1991 dan 1992. Ternyata yang disebut nyale tersebut adalah Polychaeta yang sedang melakukan pemijahan secara masal (swarming). di Pulau lombok peristiwa-peristiwa tersebut hanya terjadi di Pantai Selatan (Pantai Sager). Namun demikian, Polychaeta ditemukanjuga dengan jenis dan kelimpahan yang lebih kecil di Pantai Timur, Barat dan Utara, walaupun tidak terjadi peristiwa swarming. Kepadatan Polychaeta di luar peristiwa 8aunyale di Pantai Selatan adalah 66 ekor/m2, sedangkan di ketiga pantai lainnya hanya berkisar antara 34 - 43 ekor/m2.Kata-kata kunci: Polychaeta, peristiwa 8aunyale, pulau lombo
Risalah kebijakan: solusi kontekstual untuk mengurangi mengulang kelas (MK) dan putus sekolah (DO) di Sekolah Dasar
Risalah ini memberikan masukan kebijakan dalam mengatasi permasalahan terjadinya MK dan DO di SD. Penjaringan informasi dilakukan melalui diskusi kelompok terpumpun (DKT) dengan menghadirkan pejabat dinas pendidikan kabupaten, pengawas, kepala sekolah, guru SD, dan komite sekolah,serta melalui penyebaran kuisioner
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT UNTUK BEBERAPA PENYAKIT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD CILACAP
Background:Rational use of medicines affects the quality of treatment, care, and
treatment costs. Drug use evaluation isextemely important, and drug use
evaluation criteria are statements that define correct drug usage with regard to
various components. Rational use of medicines can be identified with prescription
drugs . Indicators used to measure the rational use of drugs was WHO indicator
(1993 ) . Various studies shown that the use of drugs was not fully optimal and
rational state. To ensure the quality oftherapy, standart treatment guideline,
hospital formulary, and the essensial medicines list towards rational use of
medicine. From the background , it is necessary to do research on drug use with
standard treatment guidelines, hospital formulary, and the essensial medicines list
in several disease patients in outpatient departement hospital Cilacap .
Aim:This study aims to determine drug use with standard treatment guidelines
hospital, hospital formulary, and the essensial medicines list in several diseases
outpatient departement in hospital Cilacap.
Methods:This research was a descriptive analytical research design with case
study model and retrospective data, using qualitative and quantitative data.
Qualitative data were obtained by in depth interview while quantitative data were
gathered from document observation.
Results: For Pulmonary Tuberculosis, average number of drugs per encounter
was 3.18 items, percentage of therapeutic guideline was 71.3 %, percentage of the
essensial medicines list was 71.51%, percentage of hospital formulary was 100%.
For hypertension, average number of drugs per encounter was 2.26 items,
percentage of therapeutic guideline was 73.05 %, percentage of the essensial
medicines list was 87.27%, percentage of hospital formulary was 82.93%.
Conclusion:Drug use in Pulmonary Tuberculosis ang hypertension disease wa
not fully compliance with standart treatment guidelines, hospital formulary, and
the essesial medicine list
Prosiding seminar hasil penelitian kebijakan pendidikan dan kebudayaan: kebijakan berbasis bukti untuk memperkuat kemerdekaan belajar dan ketahanan budaya di masa pandemi (Tahap I)
Seminar hasil penelitian kebijakan pendidikan dan kebudayaan ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil penelitian kebijakan pendidikan dan kebudayaan yang sudah dilakukan Puslitjak dan lembaga penelitian mitra. Topik hasil penelitian/kajian yang diseminarkan pada Seminar Hasil Penelitian Tahun 2020 ini meliputi:1.Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Pengajaran, 2.Afirmasi Akses dan Percepatan Wajib Belajar 12 Tahun, 3.Peningkatan Pengelolaan dan Penempatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 4.Penjaminan Mutu, 5.Peningkatan Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan, 6.Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai Budaya dan Kearifan Lokal, 7.Perlindungan Hak Kebudayaan dan Ekspresi Budaya, 8.Peningkatan Budaya Literas, 9.Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19, 10.Merdeka Belajar, 11.Pendidikan di Era Digital, 12.Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tinggi, dan 13.Pemajuan Kebudayaan