Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia
Not a member yet
183 research outputs found
Sort by
KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN KABUPATEN BINTAN DAN ALTERNATIF PENGELOLAANYA
Kerusakan ekosistem terumbu karang pada umumnya diakibatkan oleh sebab alami dan manusia. Sedikit perubahan kecil pada kualitas air atau fisik dapat menyebabkan perubahan besar pada kondisi dan struktur ekosistem terumbu karang. Di daerah penelitian, informasi tentang kondisi kualitas air dan terumbu karang sangat terbatas sehingga dapat menghambat proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan kawasan terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini adalah penentuan kondisi ekosistem terumbu karang, identifikasi penyebab potensial utama kerusakan terumbu karang, dan mencari alternatif pengelolaan terumbu karang di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah transek kuadrat untuk determinasi penutupan karang dan makroalga, sementara untuk observasi ikan menggunakan teknik Line Intercept Transect (LIT) dan Underwater fish Visual Census (UVC). Analisis data dilakukan dengan menggunakan beberapa analisis standar ekologis, korelasi multivariabel dengan menggunakan Principle Component Analysis (PCA), dan analisis ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kondisi penutupan karang masih dalam kondisi baik. Analisis menunjukkan bahwa peningkatan persentase penutupan karang hidup diikuti oleh penurunan penutupan makroalga. Selanjutnya, ikan herbivora dan penutupan alga terhubungkan secara terbalik. Kesimpulannya adalah bahwa jika terumbu karang mengalami gangguan, maka akan berpotensi menyebabkan peningkatan penutupan makroalga. Ikan herbivora terbukti secara efektif mampu mengkontrol penutupan makroalga dan sekaligus membantu pemulihan kondisi ekosistem terumbu karang.Kata kunci: aktivitas manusia, ikan herbivora, makroalga, terumbu karan
An Evaluation Of Marine Shrimp Resource Policy In Indonesia:The Case Of The Trawler Ban
As the largest archipelagic nation in the world, Indonesia has a huge marine resources that is contained in 3.1 million kilometer square (km) territorial waters and 2.5 milliom km2 of 200-mile Exclusive Economic Zone (EEZ).Indonesia also has the world's longest coastline (81,000 km) lying in 13,667 islands straddling the equator. Those resources are veryimportant for the development of marine capture and mariculture fisheries(see Appendix 1).In more recent years, marine resource has become increasi ngly significant as a source of national wealth.The exploitation of petroleum resources in Indonesia waters, combined with land-based operati ons, has made a significant contribution to the Indonesian and has permitted large investments in national and rural development.The fisheries sector also have contributed to Indonesia's export earning, totalling US 352.4 (74.1 %), tuna (including skipjack) US 92.2 million (19.4%) (DGF, 1990).Within the fisheries, the marine c.1pture sector continues to dominate, accounting for 76% of tonnage (2.029 million ton), and inland water fisheries 24 % of tonnage (.641 million ton) in 1987 .Aquaculture is expanding rapidly especially after "Trawler Ban" in 1980 ) which decreased 21.6 % shrimp exported in 1981. Brackish water aquaculture contributed 28.5 % of shrimp production in 1987 which increased almost I 7.4% per yearsince 1983 but marine shrimp production still constitute the majority of shrimp supplies both domestic consumption and export (64%)
Satellite Observed Gulf Stream Meanders and Their Effect on Watermass Movements in Coastal Water off North Carolina , USA
Gerakan oceanic frOllt telah sejak lama diduga sebagai suatu fenomena oseanografi fisik yang penting bagi proses-proses biologis di laut. Pergerakan front tersebut diyakini mencerminkan adanya pergerakan massa air laut. Oleh karena itu pergerakan front sangat penting untuk mempelajari proses transportasi partikel di laut terlllasuk transportasi telur larva ikan. Penelitian mengenai pergerakan massa air akibat hembusan angin telah banyak dilakukan. Namun demikian pengaruh arus panas Gulf Stream terhadap fenomena tersebutbelum diteliti secara serius. Penelitian ini ditujukan untuk memperlihatkan pengaruh Gulf Stream terhadap pergerakan front yang dideteksi melaui citra satelit. Pergerakan front di laut dapat dideteksi melalui citra suhu perrmmukaan laut mengingat didaerah front ini terjadi gradien suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa pergerakan front (gerakan offshore-ol ore) di pantai North Carolina, Amerika Serikal, diakibatkan oleh gerakan berbelok-beloknya arus panas Gulf Stream dan fenomena terbentuknya filamen atau bentukan lidah (tonguelike structure) dari Gulf Stream . Pergerakan ini kelihatannya merupakan proses oseanografi yang paling penting mempengaruhi kelangsungan hidup larva ikan di pantai timur-Iaut Amerika Serikat.Kata-kata kunci : satelit, oceanic front, Gulf Stream, pantai, pergerakan massa air, transpor-tasi larva ikan ,estuarine -dependent fish
STUDI KOMPOSISI JENIS DAN KELIMPAHAN LARVA DAN JUVENIL IKAN DI PANTAI TANJUNG MANGKOK, KALIMANTAN SELATAN
Penelitian tentang komposisi jenis dan kelimpahan larva dan juvenil ikan di Pantai Tanjung Mangkok dilaksanakan sejak Juni 2001 hingga Januari 2002. Contoh diambil dengan menggunakan alat tangkap tradisional "sodo" (push net). Identifikasi jenis dilakukan terhadap ikan tangkapan di Laboratorium Ekobiologi FPIK IPB. Hasil tangkapan sebanyak 5 272 ind/40.5 m3 terdiri atas 17 famili dan 18 genus yang didominasi genus Stolephorus, Engraulis, Megalops, Chanos, Terapon, Ambassis, Leiognathus dan Valamugil. Kelimpahan relatif masing-masing genus berfluktuasi setiap bulannya. Kelimpahan relatif terbesar dijumpai pada bulan Oktober (1 355 ind/40.5 m3), dengan genus dominan Terapon sp., diikuti genus Ambassis sp.Kata kunci: larva, juvenil, Pantai Tanjung Mangkok, Kalimantan Selatan
BIOCHEMICAL COMPOSITION AND MODES OF SUBSTRATE UPTAKE TO ALKANE-GROWN MARINE BACTERIUM Pseudomonas nautica STRAIN 617
Komposisi protein, karbohidrat dan lemak dari kultur (sel dan supernatan) bakteri laut Pseudomonas nautica strain 617dipengaruhi substrat pertumbuhan (acetate atau eicosane). Bentuk transport substrat ke permukaan sel: adherence, emulsifikasi dan solubilisasi dipengaruhi oleh komposisi biokimiawi yang diproduksi bakteri. Peningkatan konsentrasi senyawa ekstraseluler nampak selama pertumbuhan bakteri pada substrat eicosane. Aktifitas solubilisasi, emulsifikasi dan adherence berubah pada saat terjadi perubahan komposisibiokimiawi ekstraseluler. Diperoleh prosentase biodegradasi eicosane sebesar 59% setelah kultur berumur3.5 hari.Kata kunci: komposisi biokimiawi, transport substrat, biodegradasi, bakteri laut, n-alkana
KEBIASAAN MAKAN, TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN FEKUNDITAS IKAN HARUAN (Channa striata BLOCH) DI SUAKA PERIKANAN SUNGAI SAMBUJUR DAS BARITO KALIMANTAN SELATAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan, tingkat kematangan gonad dan fekunditasikan haruan (Channa striata Bloch) di suaka perikanan Sungai Sambujur, DAS Barito Kalimantan Selatan yang dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Desember tahun 2004. Penelitian dilakukan denganmenggunakan metode survei lapangan dan pengambilan contoh dilakukan secara purposive di suaka perikanan Sungai Sambujur. Hasil penelitian menujukkan bahwa ikan haruan yg didapatkan di suaka Sungai Sambujur bersifat karnivora dengan makanan utamanya ikan (Indeks Preponderen = 91.52 dan 88.74), Berdasarkan TKG, ikan haruan dapat memijah sepanjang tahun baik saat musim kemarau maupun musim penghujan.Ikan haruan betina mulai matang gonad pada ukuran panjang 14 cm dan bobot 350 gram. Ikan haruan dengan kisaran bobot tubuh 90-460 gram, kisaran bobot gonad 2.26-16.31 gram mempunyai kisaran fekunditas 621-15 430 butir telur.Kata kunci: Kebiasaan makan, tingkat kematangan gonad, fekunditas, ikan haruan, suaka perikanan
SIFAT FISIKO-KIMIA AGAR-AGAR DARI RUMPUT LAUT Gracilaria chilensis YANG DIEKSTRAK DENGAN JUMLAH AIR BERBEDA
Pengamatan sifat fisiko-kimia agar-agar dari rumput laut Gracilaria chilensis yang diekstrak menggunakan jumlah air berbeda telah dilakukan. Jumlah air pengekstrak yg digunakan dalam ekstraksi ini adalah 15, 20 dan 25 kali berat rumput laut kering. Parameter yang diamati meliputi rendemen, kadar sulfat, kekuatan gel, kadar 3.6 anhydro-galaktosa, titik pembentukan gel dan titik pelelehan gel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen agar-agar tertinggi diperoleh pada ekstraksi menggunakan jumlah air pengekstrak sebanyak 20 kali berat rumput laut kering, yang menghasilkan rendemen 20.21%. Perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar sulfat, kekuatan gel, kadar 3.6 anhydro-galaktosa, titik pembentukan gel dan titik pelelehan gel.Kata kunci: agar-agar, Gracilaria chilensis, sifat fisiko-kimia
ANALISIS KAPASITAS PERIKANAN PELAGIS DI PERAIRAN PESISIR PROPINSI SUMATERA BARAT
Pemanfaatan sumberdaya ikan telah memberikan manfaat secara ekonomi kepada pelaku usaha, akan tetapi pemanfaatan sumberdaya ikan ini juga memberikan dampak eksternal. Sumberdaya ikan bersifat dapat pulih (renewable resources) tetapi bukan berarti tak terbatas sehingga apabila tidak dikelola secara hati-hati, akan memberikan dampak negatif terhadap ketersediaan sumberdaya ikan dan lingkungan. Salah satu permasalahan dalam perikanan tangkap adalah terjadinya kelebihan kapasitas tangkap (overcapacity) yg mendorong terjadinya kelebihan tangkap (overfishing) Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dibandingkan dengan produksi yang lestari, 2) Menganalisis implikasi kebijakan dari kapasitas perikanan antar waktu dan antar alat tangkap. Pendekatan analisis yg digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis bioekonomi dan data envelopment analysis (DEA) Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil telah mengarah ke overfishing, sedangkan untuk sumberdaya ikan pelagis besar masih dapat ditingkatkan tetapi perlu kehati-hatian dalam pengelolaannya, 2)Tingkat efisiensi perikanan tangkap untuk ikan pelagis besar rata-rata 85% per tahun sedangkan untuk ikan pelagis kecil rata-rata 89% per tahun, 3) Bila dibandingkan tingkat efisiensi dari empat alat tangkap maka yang paling efisien adalah pukat cincin diikuti oleh tonda, payang dan bagan, 4) Secara rata-rata selama thn pengamatan kondisi perikanan tangkap di perairan pesisir Sumatera Barat sudah mengarah kepada kelebihan kapasitas (overcapacity) sehingga diperlukan adanya pengurangan kapasitas perikanan.Kata kunci: kapasitas perikanan, efisiensi, kelebihan tangkap
Karakterisasi Populasi Ikan Gurame, Osphronemus Goramy, Lacepede, dengan Metode Biokimia
Suatu penelitian untuk melakukan inventarisasi genetik populasi ikan gurame dengan menggunakan metode elektroforesis protein telah dilakukan di laboratorium BIOTROP, Bogor. Contoh ikan diarnbil dari Purwokerto (Banyumas) dan Parung (Bogor) sebanyak 140 ekor. Pengamatan karakter genetik menggunakan metode elektroforesis protein dengan contoh protein berasal dari daging dan hati. Sebagai media digunakan gel pati(starch gel). Enzim yang diuji sebanyak 7 jenis antara lain: Isocitrate Dehydrogenase (Idh); Esterase (Est); Glucose 6 phosphate Dehydrogenase (Gpd); PhosphogIuco Isomerase (Pgi); Phophogluco mutase (Pgm); Malate Dehydrogenase (Mdh); dan Sorbitol Dehydrogenase (Sod).Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 3 lokus polimorf dari 9 lokus yang diuji. Tingkat heterosigositas dari populasi asal Banyumas sekitar 0,05-0,06, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan populasi asal Parung yaitu 0,10-0,13. Dari segi jarak genetik,populasi asal Banyumas dan Parung nampaknya tidak jauh berbeda, kecuali dua populasi asal Parung yakni Batu dan Bastar yang nampak cukup berbeda dari populasi lainnya.Kata-kata kunci: ikan gurame, genetik, elektroforesis protei
PENENTUAN JUMLAH ULANGAN DALAM SUATU PERCOBAAN
Dalam merancang suatu percobaan seorang peneliti seringberhadapan dengan masalah penentuan banyaknya satuan percobaan (ulangan) untuk setiap perlakuan yang akan dicobakannya. Ulangan yang dimaksudkan dalam ulasan ini adalah banyaknya satuan percobaan yang memperoleh suatu perlakuan tertentu. Mengulang atau mencobakan suatu perlakuan sedikitnya dua kali adalah sangat penting, diantaranya: untuk memperoleh dugaan kesalahan percobaan, meningkatkan ketelitian percobaan melalui pengurangan nilai simpangan baku rata-rata perlakuan serta untuk memperluas cakupan inferensia percobaan. Sedangkan banyaknya ulangan diantaranya ditentukan oleh: tingkat ketelitian yang diinginkan, tingkat keragaman satuan percobaan yang akan digunakan, serta saran a dan prasarana termasuk pengamat dan peralatan