153 research outputs found
LAPORAN PRAKTIK PELAKSANAAN LAPANGAN SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA
Tujuan dilaksanaakannya PPL: 1) memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran di SMK Negeri 4 Yogyakarta dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau kependidikan. 2) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa unutk mengenal, mempelajari dan menghayati permasalahan sekolah yang terkait dengan proses pembelajaran. 3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai secara interdisipliner ke dalam pembelajaran di sekolah.
Dalam pelaksanaan PPL ada beberapa metode atau alur yang harus diikuti yaitu 1) Pengajaran Mikro, 2) Pembekalan PPL, 3) Pelaksanaan PPL, 4) Evaluasi PPL. Selama pelaksanaan PPL ada tahap sebelum hingga selesai seperti Observasi di SMK Negeri 4 Yogyakarta, Rencana Program Kegiatan, Konsultasi Program, Penetapan Program, Pelaksanaan Program hingga Pembuatan Laporan PPL.
Pelaksanaan PPL yang dilaksanakan di SMK Negeri 4 Yogyakarta selama 1 dapat dipetik hasilnya yang berupa praktik mengajar di kelas XII Boga 1, XII Boga 3 dan XII Boga 4. Mata pelajaran yang diajarkan adalah Hidangan Kesempatan Khusus. Dalam satu kali pertemuan dilaksanakan selama 8 jam pelajaran @45 menit (@45x8= 360 menit). Materi yang diajarkan selama PPL adalah Hidangan Kesempatan Khusus, Hidangan Kesempatan Khusus Acara adat Istiadat, Hidangan Kesempatan Khusus Acara Keagamaan, Hidangan Kesempatan Khusus Acara Perkawinan. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013. Selama pelaksanaan PPL telah terlaksana 4 kali pertemuan dengan 2 teori Hidangan Kesempatan Khusus, 2 praktik Hidangan Kesempatan Khusus. Pencapaian evaluasi pembelajaran rata-rata mendapat predikat Baik dari ranah Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap. Secara umum pelaksanaan PPL berjalan lancar sesuai harapan, apabila ada hambatan bukan masalah yang berarti
ANTAGONISM ACTIVITY OF LACTIC ACID BACTERIA ISOLATED FROM TRADITIONAL FERMENTED MEAT PETIS
The research of antagonism activity of lactic acid bacteria to pathogen bacteria, spoilage bacteria and
histamin producer bacteria was done. The goal of the research was to know the influence of lactic acid
bacteria on antagonistic activity to pathogen bacteria, spoilage bacteria, and histamin-producer bacteria.
The research used exploration experimental method with 4 replications. This research used lactic acid
bacteria which was isolated from traditional fermented meat petis The code of lactic acid bacteria were
Pediococcus YDA1 sp., Pediococcus YDA2 sp., Pediococcus YDA3 sp., Pediococcus YDA4 sp.,
Pediococcus YDA5 sp., Pediococcus YDA6 sp., Pediococcus YDA7 sp., Pediococcus YDA8 sp.,
Pediococcus YDA9 sp., Pediococcus YDA10 sp., and Pediococcus YDA11 sp. The spoilage bacteria
was Bacillus substilis FNCC 0061. The pathogen bacteria were Salmonella typimurium FNCC 0134,
Escherchia coli FNCC 0047, Staphylococcus aureus FNCC 0097, and Vibrio parahaemolyticus FNCC
0166. While the codes of the histamin-producer bacteria were P1, P2, and P3. The measurement of
antagonistic activity of lactic acid bacteria used well diffusion modification method. This was represent by
clear zone diametres as capability of inhibitory. The result of research was that 5 lactic acid bacteria had
antagonism activity to pathogen bacteria, spoilage bacteria and histamin-producer bacteria. They were
Pediococcus YDA1 sp., Pediococcus YDA3 sp., Pediococcus YDA4 sp., Pediococcus YDA10 sp., and
Pediococcus YDA11 sp.
Keywords : Pediococcus, Fermented Meat, Antagonism Activit
Tinjauan Filsafat Ilmu, Konsentrasi Ilmu Komunikasi, Pemikiran Jurgens Habermas, Hans-Georg Gadamer, serta Gary P. Radford
Abstract
This write-up is a literature study on Philosophical Sciences in view of Communications Study. Studying philosophy is a never ending effort. The communication philosophy refers to the ethics theories and guidelines. The most profound of these is the formulation of the dialogic coordinates, a standard set of prerequisite communication elements necessary for inciting dialogue. A short study of three prominent philosophers’, i.e.: Jürgen Habermas, Hans Georg-Gadamer and Gary P. Radford are discussed here as examples to encourage scientific class discussionns.
 
Potensi Senyawa Bioaktif Mesocarp Buah Lontar (Borassus Fl Abeliffer L.) sebagai Sumber Antioksidan Alami
Penelitian ini bertujuan untuk karakterisasi senyawa bioaktif dalam mesocarp buah lontar berdasarkan sifat fisik dan kimia, mengetahui jenis pelarut terbaik untuk mengekstrak senyawa bioaktif dengan metode maserasi, serta mengevaluasi sifat antioksidan senyawa bioaktif mesocarp dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Dasar pemisahan karotenoid dengan metoda KLT (kromatografi lapis tipis) pada ekstrak lalu dikuatkan dengan hasil scanning menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesocarp buah lontar mengandung kadar air 77,31%; total lemak 0,11%, kadar abu 1,43%; tanin 0,08%; total karotenoid 8324,6 µg/100g dengan kandungan senyawa karoten 6217,48 µg/100g. Perlakuan pelarut terbaik untuk proses ekstraksi senyawa bioaktif adalah etanol dan aseton dengan rasio (1:1). Hasil rendemen tertinggi yaitu 4,3% dan potensi senyawa bioaktif dalam ekstrak mesocarp buah lontar sebagai antioksidan dengan metode DPPH yaitu sekitar 87%, sehingga berpotensi sebagai salah satu senyawa antioksidan. Identifi kasi dengan metode KLT yang menghasilkan 2 noda yaitu noda 1 diduga karotenoid dari golongan xantofi l dan noda 2 yatu karoten
Transformasi Budaya Perusahaan Kelompok Kompas Gramedia
Within a few decades the leading national daily Kompas, grew in becoming the number one daily in Indonesia. Aside keeping-up with the press advancement, modernizing through its information technology printing and its long distance production has helped its production. The daily-paper then forming several publishing companies, and extending of other media went on, while the bookstores also grew well. However, it then extended into the non core business lines, such as producing and marketing tissue paper and participating in the growing sector of the hotel business. Jakob Oetama, one of the founders was made aware that he would be losing the span of control and at the same time was still much interested in setting a stronger corporate culture based on the company's ideals which among others are to enlighten the social life and participating in influencing on practicing good governing system. Jakob Oetama who takes the lead always trusted his young dynamic managers, several years ago then, appointed Agung Adiprasetyo as the CEO. The team then formulated the transformation of their corporate culture; not only by establishing a simple way to be easy followed by all the workers: Vision and Mission, that is stated together, but also adding the “5 Cs Values”: Caring, Credible, Competent, Competitive, Customer Delight
- …