12 research outputs found

    Anxiety managements in patients with myocardial infarction: a literature review

    Get PDF
    Background: Myocardial Infarction (MI) prevalence is increasing over the world. The patient with MI tend to have anxiety which could worsened their condition and quality of life. The anxiety in patients with MI could increase re hospitalization and mortality rate. Therefore, there is a need of better understanding regarding Anxiety in patients with MI.Objective: This study was conducted to reviews the evidence regarding management of Anxiety in patients with MI.Methods: Literature study was conducted through online searching. PubMed, Else-vier/Science Direct, and Ovid SP, were used and all of the included articles were published in English. Important information and analysis were extracted into tables which consisted of topics and authors, year of publication, design of the study, variables, subjects, intervention, data analysis, result, strength/weakness, and level of evidence.Results: The result of the analysis present the intervention to manage anxiety in patients with MI. There are four main interventions to reduce anxiety in patients with Myocardial Infarction patients, which are aromatherapy, massage, education process, and music therapy. The intervention can be conducted separately or in combine togetherConclusion: Aromatherapy, massage, education process, and music therapy effectiveness to reduce anxiety in patients with MI

    HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL: LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    Pendahuluan: Data AKI di Indonesia tahun 2015 berdasarkan dari Survey Angka Sensus (SUPAS) yaitu sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup, dimana Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi padahal target AKI Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran. Berdasarkan jumlah tersebut Indonesia menepati peringkat kedua sebagai Negara dengan kematian ibu tertinggi di Asia Tenggara. Penyebab AKI salah satunya preeklampsia. Preeklampsia adalah penyebab utama maternal dan perinatal mordibitas dan mortalitas terbesar di seluruh dunia. Preeklampsia adalah peristiwa timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria akibat kehamilan, setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.Tujuan: Telaah literature ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan riwayat hipertensi dan status gizi dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil. Jenis penelitian ini menggunakan studi kepustakaan atau literature review dengan metode penelitian desriptif.Metode: Kajian pustaka ini untuk mengetahui hubungan riwayat hipertensi dan status gizi dengan kasus Preeklamsia pada ibu hamil. Kajian pustaka ini untuk mengetahui hubungan riwayat hipertensi dan status gizi dengan kasus Preeklamsia pada ibu hamil. Jenis penelitian menggunakan studi pustaka dengan metode deskriptif. Metode pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci dan operator boolean (AND, OR NOT or AND NOT). Kriteria inklusi yang digunakan adalah jurnal riwayat hubungan hipertensi dan status gizi dengan kasus preeklamsia pada ibu hamil yang dapat diakses secara full text. Tahun jurnal yang digunakan dibatasi pada 2016-2020.Hasil Berdasarkan tinjauan pustaka terhadap 10 jurnal, ditemukan bahwa riwayat hipertensi yang diderita wanita sebelum hamil dapat memperburuk kehamilan sehingga menyebabkan preelampsia dan ibu obesitas berisiko tinggi mengalami preeklamsia.Kesimpulan: Ada hubungan riwayat hipertensi dan status gizi dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil

    Skrinning Tekanan Darah Sebagai Upaya Pencegahan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Berkoh, Purwokerto Selatan

    Get PDF
    Abstrak Latar Belakang: Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang paling sering terjadi di dunia dan menjadi faktor risiko kematian utama. Penyakit tidak menular muncul dari kombinasi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Fakor risiko yang tidak dapat dimodifikasi oleh individu adalah usia, jenis kelamin, dan genetika. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor yang dapat diubah melalui kesadaran individu itu sendiri dan intervensi sosial. Upaya meningkatkan kesadaran pasien agar tekanan darah terkontrol dan terjadi penurunan gejala, dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan. Upaya kesehatan tersebut terfokus pada upaya peningkatan perilaku sehat, pendorong perilaku yang menunjang kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan penyakit. Tujuan: Melalui program pengabdian ini diharapkan masyarakat lansia mengetahui tekanan darah serta meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan hipertensi secara dini. Metode: Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, diskusi dengan menggunakan media poster dan pengukuran tekanan darah. Kegiatan ini diikuti oleh kelompok dawis desa Berkoh, berjumlah 37 orang. Hasil: Hasil pengukuran tekanan darah didapatkan sebagian besar tekanan darah dalam kategori normal sebanyak 23 peserta (62,2%), namun ada sebagian kecil peserta yang mengalami pre hipertensi sebanyak 8 orang (21,6%), hipertensi grade 1 sebanyak 2 orang (5,4%) serta hipertensi grade 2 sebanyak 4 orang (10,8%). Kesimpulan: Pengabdian kepada masyarakat ini telah berhasil mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit hipertensi dan bagaimana tatalaksana non farmakologi penyakit ini, sehingga adanya perubahan perilaku dalam hal diet dan aktivitas untuk menurunkan tekanan darah dan pengetahuan yang meningkat.   &nbsp

    Family Caregiver Burden of Elderly with Dementia : A Literature Review

    Get PDF
    Background: The majority of the elderly with dementia living in a community have received care from family caregivers with curious complexity of problems to be identified during the care at home. Objective: To identify the level of burden and characteristics that affect the burden on family caregivers who care for the elderly with dementia. Method: A literature reviewwith a search for relevant articles was published between 2015-2020 using the four databases PubMed, Google Scholar, DOAJ,and Oxford Academic Journals. The selection protocol used the PRISMA flow diagram by setting inclusion and exclusion criteria with the PEOS framework about family caregiver burden caring for elderly with dementia. Results: Nineteen articles that met the inclusion criteria and were identified in this literature review were found from Asia, Europe, the U.S  , and Brazil. Most family caregivers were identified as having a moderate level of caregiving burden that depends on various factors including characteristics of elderly with dementia, sociodemographic characteristics of caregivers, and characteristics of care itself. The presence of behavior problems, neuropsychiatric symptoms and dependence on daily care in elderly with dementia are the main characteristics that predict the burden. Conclusions: The existence of burden during care that tends to increase on family caregivers, makes it necessary to develop a good strategy to minimize the burden in the future by considering the involvement of health professionals in providing appropriate assistance and services

    Pemberian Edukasi untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa dalam Pelaksanaan Bantuan hidup Dasar

    Get PDF
    Keadaan gawat darurat merupakan keadaan klinis pasien membutuhkan tindakan medis segera untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan berikutnya. Kondisi jantung berhenti berdenyut merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan. Kasus henti jantung sering terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala awal yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Hal yang perlu dipahami oleh semua profesi kesehatan termasuk orang awam yaitu konsep dasar gawat darurat. Ada tiga konsep dasar gawat darurat, pertama adalah kecepatan waktu saat pertama korban ditemukan, kedua ketepatan dalam memberikan pertolongan pertama, dan ketiga adalah pertolongan oleh petugas kesehatan yang kompeten. Pemahaman yang utuh tentang konsep gawat darurat, sehingga angka kematian dan kecacatan dapat diminimalisir. Salah satu upaya pertolongan pertama yang perlu dimiliki adalah Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD). Penyuluhan dan pelatihan merupakan upaya yang penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat awam dalam memberikan pertolongan pre hospital. Penyuluhan dan pelatihan ini baik diberikan sejak usia muda untuk menciptakan generasi muda yang berkompeten dalam mengaplikasikan serta mensosialisasikan cara untuk memberikan pertolongan pre hospital. Metode yang dilakukan pada kegiatan ini adalah ceramah dan diskusi. Peserta pengabdian ini adalah anggota pengurus BEM serta mahasiswa tingkat awal sejumlah 40 orang. Diketahui tingkat pemahaman tentang BHD sebelum pengabdian sebagian besar dalam kategori pengetahuan baik (78%) dan setelah dilakukan tindakan sebagian besar dalam kategori pengetahuan baik (95%). Pengabdian kepada masyarakat ini telah berhasil mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan pengetahuan siswa tentang pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar sebagai upaya pertama dalam menyelamatkan korban tidak sadar

    Nursing Care with A Medical Diagnosis of Non-hemorrhagic Stroke in High Care Unit of Banjarnegara Islamic Hospital: A Case Study

    No full text
    Objective: The purpose of this study was to determine the development of non-hemorrhagic stroke patients by maximizing the implementation of ROM during treatment. Method: The method used is descriptive method with a case study approach in non-haemorrhagic stroke patients with decreased consciousness. The case study process was carried out by finding patient data and classified according to continued inclusion criteria. interviews (to the family) and secondary data collection from medical records, observation of the patient's condition and periodic physical examinations. After obtaining the data, further documentation of the nursing process is carried out from assessment, data analysis, nursing problems, nursing interventions, nursing implementation and evaluation. Result: Nursing problems that arise include: risk of ineffective cerebral perfusion related to hypertension, ineffective airway clearance related to retained secretions and impaired physical mobility associated with decreased muscle strength, Three nursing problems have not been resolved because stroke is a brain tissue damage that is characterized by irreversible (cannot be returned) and it takes a long time for the recovery process

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK DI PUSKESMAS I KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS

    No full text
    Fever in children is a condition that often cause anxiety, stress, and phobia for parents. Knowledge of parents about fever must be well controlled by parents, especially mothers. Handling fever is less appropriate can be due to inadequate knowledge so that attitudes and behavior of mothers tend to be excessive. Factors that affect knowledge include education, employment, age, experience, information, and socioeconomic / income. The purpose of this study was to determine factors related to maternal knowledge level in handling fever in children at Community Health Center of Kembaran I of Banyumas in 2018. Methods in this research is corelational analytical research with cross sectional approach. Data collection techniques used primary data obtained from respondents through questionnaires. The sampling technique used incidental sampling with a sample of 60 mothers in Community Health Center of Kembaran I of Banyumas. The result of research showed that there was no correlation between education factor, work, age, and income with mother's knowledge level in fever handling in child, and it was known that there was relationship between experience and information factor with mother's knowledge level in fever handling in child. Keywords: Factors, level of knowledge, handling feve

    Asuhan Keperawatan Penurunan Kapasitas Adaptif Intracranial Pada Tn. N Dengan Post Operasi Cranyotomi Atas Indikasi Epidural Hematom Di Ruang Intensif Care Unite (Icu) Rsud Kardinah Kota Tegal

    Get PDF
    Epidural Hematoma (EDH) merupakan keadaan dimana adanya penumpukan darah diantara tulang tengkorak dengan duramater. Salah satu penanganan pada pasien dengan EDH adalah dilakukan tindakan opratif berupa Craniotomy pada pasien post Craniotomy atas indikasi epidural hematom sering terjadi masalah keperawatan berupa penurunan kapasitas adaptif intracranial. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan penurunan kapasitas adaptif intracranial pada Tn. N dengan post operasi Cranyotomi atas indikasi epidural hematom di Ruang Intensif Care Unite (ICU) RSUD Kardinah Kota Tegal. Studi kasus deskriptif yang dilakukan pada tanggal 16 Maret 2022 hingga 19 Maret 2022 Di Ruang Intensif Care Unite (ICU) RSUD Kardinah Kota Tegal. dengan populasi pasien sejumlah 1 responden, Teknik Pengumpulan Data yang digunakan, antara lain :wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, studi dokumentasi. Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn.N didapatkan bahwa penurunan kapasitas adaptif intracranial merupakan salah satu masalah prioritas yang sering terjadi pada pasien post Cranyotomy. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan penurunan kapasitas adaptif intracranial berhubungan dengan edema serebral (Epidural hematom) belum teratasi

    Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada NY. W dengan Diabetes Mellitus Tipe II

    No full text
    ABSTRACT  Type 2 diabetes is a condition characterized by hyperglycemia resulting from insulin resistance in the body's cells. Diabetes Mellitus is a serious condition that can be life-threatening and is associated with acute complications of DM that require quick intervention. Blood glucose instability refers to changes in blood glucose levels that lead to an increase or decrease outside the normal range. The risk of blood glucose instability arises because the body cannot effectively use and produce insulin. Providing nursing care to Mrs. W who is experiencing blood glucose instability due to type II diabetes mellitus. The issue of blood glucose instability addressed over 3 days has not been achieved. The author conducted an evaluation after implementing the care actions in accordance with the care plan that had been established. This assessment aims to monitor and assess the progress and level of success of the care actions performed on Mrs. W. The results of the evaluation conducted over 3 days indicate that the blood glucose instability related to insulin resistance has been successfully overcome. Keywords: Diabetes Mellitus, Blood Glucose Levels and Patients ABSTRAK Diabetes tipe 2 merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya hiperglikemia yang diakibatkan oleh resistensi insulin dalam sel-sel tubuh. Diabetes Melitus adalah suatu kondisi serius yang bisa membahayakan nyawa dan terkait dengan komplikasi akut dari DM yang memerlukan tindakan cepat. Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah perubahan dalam tingkat glukosa darah yang menyebabkan peningkatan atau penurunan dari rentang normal. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah timbul karena tubuh tidak dapat menggunakan dan menghasilkan insulin dengan baik. Memberikan asuhan keperawatan kepada Ny. W yang mengalami ketidakstabilan kadar glukosa darah akibat diabetes mellitus tipe II.  Penelitian ini menerapkan studi kasus melalui tindakan dengan cara memberikan implementasi perawatan selama 3 hari. Masalah dengan ketidakstabilan glukosa darah yang dilakukan selama 3 hari belum tercapai. Penulis melakukan evaluasi setelah menerapkan tindakan perawatan sesuai dengan rencana perawatan yang telah dibuat. Penilaian ini bertujuan untuk memantau dan menilai perkembangan serta tingkat keberhasilan tindakan perawatan yang telah dilakukan pada Ny. W. Hasil evaluasi yang dilakukan selama 3 hari ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin sudah teratasi. Kata Kunci: Diabetes melitus, Kadar Glukosa Darah dan Pasie

    Efektivitas Pemberian Audiovisual Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhadap Tingkat Pengetahuan Nelayan Dalam Menangani Korban Tenggelam

    No full text
    Angka kasus tenggelam di laut yang cukup tinggi memerlukan penanganan pertama yang mayoritas dilakukan oleh nelayan. Penanganan tersebut tidak lepas dari pemberian Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada korban tenggelam oleh nelayan, sehingga nelayan harus memiliki pengetahuan dasar tentang bagaimana cara memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas pemberian audiovisual tentang Bantuan Hidup Dasar terhadap tingkat pengetahuan nelayan dalam menangani korban tenggelam di Desa Jetis. Desain penelitian two group (kelompok eksperimen dan kontrol) pre-post test design. Sebanyak 140 responden (nelayan) menjadi sampel dalam penelitian ini. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan dan media audiovisual. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan nelayan sebelum intervensi memiliki nilai rata-rata 14.47 pada kelompok kontrol dan 13.84 pada kelompok eksperimen dan sesudah intervensi memiliki nilai rata-rata 14.39 pada kelompok kontrol dan 15.77 pada kelompok eksperimen. Hasil dari uji wilcoxon didapatkan hasil nilai p-value sebesar 0.000 (p-value ≤ α). Kesimpulannya bahwa ada pengaruh pemberian audiovisual tentang BHD terhadap pengetahuan nelayan dalam menangani korban tenggelam di Desa Jetis
    corecore