32 research outputs found

    PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan kausal, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap kemandirian belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah 215 siswa kelas V Sekolah Dasar Kelompok 2 Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi Tahun 2020/2021 dengan jumlah sampel sebanyak 68 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh self-efficacy terhadap kemandirian belajar siswa dengan nilai koefisien path sebesar 0,63 dan persamaan regresi Ŷ = 10,12+ (0,93X). Hal tersebut berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan efikasi diri (X) akan meningkatkan kemandirian belajar siswa (Y) sebesar 0,93 satuan. Kontribusi variabel efikasi diri dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa (r²) sebesar 0,40 dengan koefisien determinasi sebesar 40% dan sisanya 60% dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif efikasi diri terhadap kemandirian belajar siswa. Hal ini berarti salah satu faktor dalam peningkatan kemandirian kemampuan belajar siswa adalah dengan meningkatkan efikasi diri.

    LANSIA ASIK, LANSIA AKTIF, LANSIA PODUKTIF

    Get PDF
    ABSTRACT Elderly is someone who has entered the age of 60 years and over. Elderly is an age group in humans who have entered the final stage of their life phase. In the elderly, individuals experience a lot of problems, generally the elderly feel anxiety, loneliness, reduced emotional stability, and also experience dysfunction in their organs. This is because the elderly have physical limitations and have had traumatic experiences such as losing their family, children, spouse, and so on. Elderly community groups deserve the attention of all elements of government and the surrounding environment, but in reality elderly community groups are often ignored, and forgotten. Psychosocial support is needed to maintain emotional stability in the elderly and prepare for death. The provision of physical training in the form of elderly exercise and psychoeducation is given to encourage the elderly to remain happy and empowered even though they are no longer at their productive age. Keywords: Gerontic Psychology, Elderly, Psychoeducation   ABSTRAK Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.Pada masa lansia individu mengalami banyak sekali permasalahan, umumnya lansia merasakan kecemasan, kesepian,  berkurangnya stabilitas emosi, dan juga mengalami disfungsi terhadap organ tubuhnya. Hal-hal tersebut disebabkan karena lansia mempunyai keterbatasan fisik, serta mempunyai pengalaman yang traumatis seperti kehilangan keluarga, anak, pasangan, dan seterusnya. Kelompok masyarakat lanjut usia sudah sepatutnya menjadi perhatian oleh seluruh elemen pemerintahan maupun lingkungan sekitar, akan tetapi pada realitanya kelompok masyarakat lanjut usia sering kali ditepikan, dan dilupakan. Dukungan psikososial sangat diperlukan demi menjaga stabilitas emosi lansia, dan bersiap untuk menghadapi kematian. Pemberian latihan fisik berupa senam lansia dan psikoedukasi ini diberikan guna mengajak lansia untuk tetap bahagia, dan berdaya sekalipun tidak lagi berada pada usia produktif. Kata Kunci : Lansia, Psikoedukasi, Kesehatan Lansia, Psikologi Geronti

    SELF ACCEPTANCE ORANG TUA DENGAN ANAK SKIZOFRENIA DI KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH: SELF ACCEPTANCE OF PARENTS WITH SCHIZOPHRENIC CHILDREN IN KUMUN DEBAI DISTRICT, SUNGAI PENUH CITY

    Get PDF
    Introduction This study aims to determine the relationship between emotional intelligence and Organizational Citizenship Behavior (OCB). The measuring instrument used in this research is the Emotional Intelligence Scale and Organizational Citizenship Behavior (OCB) scale. Method The population in this study were employees of PT. Mitra Kerinci A total of 120 people. The sampling technique in this study used a saturated sample technique. The sample in this study were 120 employees of PT Mitra Kerinci. Results The validity coefficient of Organizational Citizenship Behavior (OCB) obtained corrected item-total correlation values ranging from 0.312 to 0.734, with a reliability coefficient of 0.968. For the validity coefficient of the emotional intelligence scale, the corrected item-total correlation values ranged from 0.333 to 0.769, with a reliability coefficient of 0.976. Hypothesis test results obtained 0.01 with a significant level of 0.000 which means that there is a relationship between emotional intelligence and Organizational Citizenship Behavior OCB on employees of PT. Mitra Kerinci in South Solok Regency which means the hypothesis is accepted. Conclusions This means that the effective contribution of the Emotional Intelligence variable to Organization Citizenship Behavior (OCB) is 48% and the other 52% is influenced by other factors where other factors include being good at knowing and managing one's own emotions and reading other people's emotions, oneself. -awareness, self-regulation, social skills and more. Keywords: Emotional Intelligence, Organization Citizenship Behavior (OCB),Employees. ABSTRAK Pendahuluan Orang tua berperan penting dalam pencegahan kekambuhan bahkan kesembuhan penderita skizofrenia. Orang tua memberikan perilaku serta sikap yang tepat meskipun terdapat permasalahan dan hambatan selama merawat anaknya yang menderita skizofrenia. Salah satu sikap yang diberikan orang tua adalah penerimaan diri. Penerimaan diri orang tua merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan penderita skizofrenia. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi self acceptance orang tua dengan anak skizofrenia di Kecamatan Kumun Debai Kota Sungai penuh. Metode Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Karakteristik partisipan adalah orang tua dengan anak skizofrenia di Kecamatan Kumun Debai kota Sungai Penuh berusia 40-75 tahun. Hasil Koefisien validitas organisasional Citizenship Behavior (OCB) diperoleh nilai corrected item-total correlation berkisaran antara 0,312 sampai dengan 0,734, dengan koefisien reabilitas sebesar 0,968. Untuk koefisien validitas skala kecerdasan emosi diperoleh nilai corrected item-total correlation berkisar antara 0,333 sampai dengan 0,769, dengan koefisien reabilitas sebesar 0,976. Hasil uji hipotesiS diperoleh 0,01 dengan taraf signifikan 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan organization citizenship behavior (OCB) pada Karyawan PT. Mitra Kerinci Di Kabupaten Solok Selatan yang berarti hipotesis diterima. Kesimpulan Hal ini berarti ada sumbangan efektif dari variabel kecerdasan emosional terhadap organization citizenship ehavior (OCB) adalah sebesar 48% dan 52% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang mana faktor lain itu diantaranya pandai mengetahui dan mengelolah emosi diri sendiri dan membaca emosi orang lain, kesadaran diri, pengaturan diri, keterampilan sosial dan lainnya. Kata kunci : Kecerdasan Emosional, Organisasional Citizenship Behavior (OCB), Karyawa

    PENGEMBANGAN MODUL PROGRAM PEER COUNSELOR UNTUK MAHASISWA: DEVELOPMENT OFF PEER COUNSELOR MODULE FOR STUDENTS

    Get PDF
    Background The purpose of this study is to get an empirical picture of the effectiveness of peer counselor training programs to increase peer counselor skills when providing peer counseling also to get an empirical picture of the effectiveness of the peer counseling implementation guide module to help students solve their problems.Method The number of participants in this study consisted of 21 students from several faculties at Jambi University, selected through interview. Program evaluation research design is part of field research conducted on the natural setting of the subject, in the sense that it is not an experiment placed in a laboratory. The data was collected by observing their micro skills in counseling role play, before and after the training. The statistical test that used is the Wilcoxon statistical test. The Wilcoxon test is a non-parametric statistical test to see the significant differences from two correlated samples.Result Statistical tests showed that there were four participants’ micro skills significantly different after the training with a significance value of p < 0.005. Micro skills paraphrasing and giving open questions significantly increase, while the behavior of giving forced questions and directly giving solutions that should not be showed by the peer counselor decreased significantly. This significant change in skill is indeed the main focus of the research. Some other micro skills have not significantly changed after the training: attending, clarifying, perception checking, closed question, suggesting a solution, giving information, conclusions given by the counselee and conclusions given by the counselor.Conclusions and Recommendation There were four counselor skills that differed significantly after the training, while eight other skills had not changed. For further research, experiment to more participants is needed. Improvements to the observation assessment method should be more effective and able to measure the variables appropriately. An evaluation at a higher stage is needed to see how the training impacts the counselee's satisfaction. Keywords: peer counselor, micro skill, wilcoxon test, observation ABSTRAK Latar Belakang Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran empiris mengenai efektifitas program pelatihan peer counselor dalam meningkatkan keterampilan peer counselor ketika memberikan konseling sebaya dan memberikan gambaran empiris efektifitas modul panduan pelaksanaan konseling sebaya membantu mahasiswa menyelesaikan permasalahannya. Metode Partisipan penelitian ini berjumlah 21 mahasiswa dari beberapa fakultas di Universitas Jambi. Partisipan di ambil melalui penyebaran kuesioner yang kemudian di seleksi melalui in-depth interview. Desain penelitian evaluasi program merupakan bagian dari penelitian lapangan yang dilakukan pada seting natural subjeknya, dalam artian bukan merupakan eksperimen yang ditempatkan pada sebuah laboratorium. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah observasi untuk menghitung frekuensi micro skill yang ditampilkan oleh peserta. Uji statistik yang digunakan adalah Uji statistik Wilcoxon. Uji Wilcoxon merupakan uji statistik non parametrik untuk melihat perbedaan signifikan dari dua sampel yang berkorelasi. Hasil Uji statistik menunjukkan terdapat empat micro skill yang dimiliki peserta berbeda secara signifikan setelah mengikuti pelatihan dengan nilai signifikansi p < 0.005. Micro skill paraphrasing dan memberikan pertanyaan terbuka meningkat secara signifikan, sedangkan perilaku memberikan forced questions dan memberikan solusi yang seharusnya tidak ditampilkan oleh konselor menurun secara siginifikan. Keterampilan yang mengalami perubahan secara siginifikan ini memang menjadi fokus utama dalam penelitian. Beberapa keterampilan lainnya belum mengalami perubahan signifikan setelah peserta mengikuti pelatihan: Attending, Clarifying, Perception checking, Closed Question, Menawarkan Usulan, Memberikan Informasi, Kesimpulan yang diberikan dari Konselee dan Kesimpulan dari konselor. Kesimpulan dan Saran Terdapat empat keterampilan konselor yang berbeda secara signifikan setelah mengikuti pelatihan, sedangkan delapan keterampilan lainnya belum ada perubahan. Saran untuk penelitian ini adalah untuk menambah lebih banyak lagi dan variasi subjek. Sebaiknya dilakukan perbaikan pada metode penilaian observasi agar lebih efektif lagi dan dapat mengukur variabelnya dengan tepat. Evalusi pada tahapan yang lebih tinggi diperlukan untuk melihat bagaimana dampak pelatihan terhadap kepuasan konseli. Kata Kunci: peer counselor, micro skill, wilcoxon test, observation  

    Sistem Temu Kembali Informasi pada Arsip Dinamis di Bagian Administrasi Umum Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentang Sistem Temu Kembali Informasi pada Arsip Dinamis di Bagian Administrasi Umum Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem temu kembali informasi pada arsip dinamis, kendala dalam sistem temu kembali informasi pada arsip dinamis, serta upaya dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam sistem temu kembali informasi pada arsip dinamis di Bagian Administrasi Umum Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan cara penentuan subjek menggunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem temu kembali informasi pada arsip dinamis di Bagian Administrasi Umum masih menggunakan manual dengan cara mencatat di buku agenda dan dilakukan disposisi. Semua arsiparis bertanggung jawab pada arsip dinamis tidak ada penanggung jawab khusus. Adapun kendala yang dihadapi dalam sistem temu kembali yaitu pengguna mencari arsip tetapi tidak menemukannya, komputernya sudah lengkap tapi tidak digunakan sebagai alat temu kembali. Alat temu kembali arsipnya tidak ada. Kurangnya tenaga Sumber Daya Manusia (SDM). Upaya dalam mengatasi kendala dalam sistem temu kembali arsip dinamis meningkatkan SDM maka bisa menambah ilmu dalam meningkatkan sistem temu kembali informasi pada arsip dinamis

    GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA PUSTAKAWAN DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan partisipatif kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam meningkatkan kinerja pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Sebagaimana masalah mengenai tentang gaya kepemimpinan partisipatif yang belum optimal, masalah pokok yang dalam gaya kepemimpinan partisipatif kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam meningkatkan kinerja pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yang dirincikan sebagai berikut: bagaimana gaya kepemimpinan partisipatif kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam meningkatkan kinerja pustakawan, apa hambatan gaya kepemimpinan partisipatif, dan apa strategi gaya kepemimpinan partisipatif kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam meningkatkan kinerja pustakawan.Peneliti ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dan pengumpulan data yang dilakukan cara penentuan subjek ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dalam meningkatkan kinerja pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi cukup optimal, yang menjadi hambatan dalam gaya kepemimpinan partisipatif diantaranya yaitu konsultasi dan sasaran tugas dan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dibuat kelompok. Strategi yang dilakukan dalam gaya kepemimpinan ini adalah kepala perpustakaan secara aktif mendengar dan responsive terhadap keluhan dari bawahan dan pendelegasian wewenang

    CONTENT VALIDITY OF PBL TUTORIAL INSTRUMENT FOR PROBLEM-BASED LEARNING

    Get PDF
    Background: Problem-based Learning (PBL) is characterized by tutorial learning method where learning triggered using structured scenarios to initiate and stimulate student discussion in a small group, with facilitation by a tutor. Student performance during tutorial should be assessed by the tutor. Sim et al. from the University of Malaya developed PBL Tutorial Instrument measuring participation and communication ability, cooperation/team building skills, understanding/ reasoning skills, knowledge/skills gathering information. PBL Instrument Objective: This study aims to construct a new valid tutorial assessment instrument through adaptation and modification of the previous instrument developed by Sim et al.   Method: This study consisted of 3 stages: forward translation, backward translation, and expert review. Forward translation is the process of translating instruments from English to Indonesian language. The results of the forward translation are given to different translators for a backward translation process. Instrument then submitted to seven experts to be validated and provide suggestions regarding the content and sentences used in the instrument items. The content validation process is carried out using the CVI and S-CVI score. Results: Forward and backward translation results shows that 20 items in the instrument were confirmed to be consistent with the original instrument. However, the first round of content validity process resulted I-CVI score for every item is ≥ 0.86 and the S-CVI score 0.99. Several experts suggested revision for item sentences corresponding with actual PBL implementation in the institution. Items were revised then the same experts then re-validated the revised instrument. Result showed the I-CVI and S-CVI score are 1.00. Conclusion: This research produced a valid Indonesian language version of the PBL assessment instrument, so that it can be used as an instrument to evaluate student performance in tutorial. Pilot studies need to be carried out further to obtain an analysis of the validity and reliability of the instrument. Keyword: instrument, PBL Tutorial, assessmen

    PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN BALOK DI TAMAN KANAK-KANAK KASIH BUNDA DESA TANJUNG PUTRA KECAMATAN MERSAM KABUPATEN BATANGHARI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengapa perkembangan motorik halus anak usia dini melalui bermain balok di TK Kasih Bunda Desa Tanjung Putra belum optimal? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasi keterpercayaan hasil penelitian diperoleh dengan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi data dan konsultasi pembimbing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perkembangan motorik halus anak usia dini melalui bermain balok di TK Kasih Bunda Desa Tanjung Putra belum berkembang. Pelaksanaan bermain balok pada anak usia 5-6 tahun dalam meningkatkan motorik halus di TK Kasih Bunda Desa Tanjung Putra di mana dalam kegiatan bermain balok guru menyediakan warna-warna dasar dan menggunakan bidang dasaran yang tidak mudah sobek dan tebal. Dalam kegiatan bermain balok guru membentuk kelompok dengan melibatkan anak. Kemudian guru menunjukkan alat dan bahan yang digunakan pada anak, lalu membaginya pada anak. Guru bersama-sama dengan anak membuat peraturan selama kegiatan bermain balok berlangsung. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gambar yang akan anak buat kemudian anak melakukan bermain balok. Setelah selesai melakukan kegiatan bermain balok guru member reward kepada anak. Kesimpulan penelitian ini adalah perkembangan motorik halus anak usia dini melalui bermain balok di TK Kasih Bunda Desa Tanjung Putra belum optimal karena keterbatasan waktu, pengalaman bermain balok dan keragaman balok yang terbatas

    IMPLEMENTASI KODE ETIK PROFESI PUSTAKAWAN TERHADAP PEMUSTAKA UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentang Implementasi Kode Etik Profesi Pustakawan terhadap Pengunjung Perpustakaan di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi kode etik di UPT perpustakaan UIN STS Jambi dan untuk mengetahui kendala yang dialami pustakawan dalam implementasi kode etik.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Penelitianini menunjukkan bahwa pustakawan sudah berusaha dalam melaksanakan kode etik profesi pustakawan yang berlaku mulai dari (a) sikap dasar dari pustakawankebutuhan dengan baik walaupun belum sempurna dan pustakawan meningkatkan kompetensi yang dimiliki dengan meningkatkan pengetahuan dan mengikuti perkembangan zaman, (b) hubungan pustakawan dengan pemustaka yang cukup baik dalam menjaga hak dan privasi pemustaka serta melayani pemustaka dalam mencari informasi, (c) hubungan pustakawan dengan sesama pustakawan yang terjalin dengan baik dalam meningkatkan kompetensi pustakawan, (d) hubungan pustakawan dengan perpustakaan dimana pustakawan telah berusaha mengembangkan perpustakaan sesuai dengan perkembangan zaman,(e) hubungan pustakawan dengan organisasi profesi, pustakawan belum memberikan kontribusi sepenuhnya terhadap organisasi profesi namunorganisasi profesi memberikan pengaruh yang baik kepada pustakawan, serta (f) hubungan dengan masyarakat yang tidak terlalu terlibat dalam kegiatan yang dilakukan di perpustakaan. Kendala yang terdapat dalam implementasi kode etik ini yaitu dari segi ketidak pahaman pustakawan dalam mengaplikasikan kode etik profesi sebagai landasan dalam bekerja.Upaya yang dilakukan oleh pustakawan dalam implementasi kode etik profesi pustakawan yaitu dengan menambah wawasan yang ada sehingga dapat memajukan perpustakaan dan mempertahankan eksistensinya

    Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI dengan Status Gizi pada Bayi Umur 6-24 Bulan

    Get PDF
    The State of malnutrition and more nutrition in infant and children is due to improper complementary feeding habits and the mother ignorance of the benefits and the correct way of providing complementary feeding so that it affects the mother’s behavior in giving MP-ASI. This research is a descriptive correlation study with a cross sectional approach. The population in this study were mothers who had children aged 6-24 months at the primary health center Putri Ayu Kota Jambi.The description of mother's knowledge about MP-ASI is in the good category as many as 51 respondents (57%). The nutritional status of infants aged 6-24 months is in the good category of 68 infants (76%). There is a significant relationship between knowledge and nutritional status where the p-value is 0.027 (p <0.05).There is a significant relationship between knowledge and nutritional status where the p-value is 0.027 (p <0.05). It is expected that mothers of toddlers play a more active role in finding information in providing good and correct MP-ASI so that toddlers grow up healthy and develop optimally. ABSTRAK Keadaan kurang gizi dan gizi yang lebih pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat dan ketidaktahuan ibu tentang manfaat dan cara pemberian MP-ASI yang benar sehingga berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI.Penelitian ini yaitu penelitian descriptive korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Gambaran pengetahuan ibu tentang MP-ASI berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 51 responden (57%). Gambaran status gizi pada bayi usia 6-24 bulan berada dalam kategori baik yaitu 68 bayi (76%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status gizi dimana p-Value sebesar 0,027 (p <0,05).Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status gizi dimana p-Value sebesar 0,027 (p <0,05). Diharapkan ibu balita berperan lebih aktif dalam mencari informasi dalam pemberian MP-ASI yang baik dan benar agar balita tumbuh sehat dan berkembang secara optimal. Kata Kunci: MP-ASI, Status Giz
    corecore