11 research outputs found

    Akad peminjaman modal usaha para pengusaha ranginang di KUD Makmur Desa Sukasari Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur

    Get PDF
    Koperasi Unit Desa (KUD) Makmur Desa Sukasari didirikan tahun 1987 namun baru berbadan hukum tahun 1996 dengan badan hukum nomor 609/BH/DK-10/22 tanggal 1 Mei 1996. sampai saat ini sudah memiliki anggota 351 orang yang terdiri dari para petani, pedagang dan pengusaha berbagai i dustri rumah tangga seperti para pembuat ranginang. Koperasi ini bergerak dalam bidang penyediaan kebutuhan para petani, sembako dan simpan pinjam. Sebagai upaya meningkatkan modal para pelaku industri rumah tangga, koperasi menyalurkan Kredit Usaha Kecil (KUK) dengan bunga atau jasa 2% per bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) proses pelaksanaan akad Kredit Usaha Kecil melalui Koperasi Simpan Pinjam Makmur di Desa Sukasari Kecamatan Cilaku, dan (2) tinjauan fiqh muamalah terhadap pelaksanaan Kredit Usaha Kecil di koperasi itu. Penelitian ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa hukum Islam menghalalkan pemiagaan dan mengharamkan riba. Dalam muamalah yang Islami pemiagaan dapat memperoleh keuntungan di samping dapat menimbulkan kerugian. Keuntungan harus dicari, tapi Islam tidak memperbolehkan meraih keuntungan dengan cara-cara yang menimbulkan riba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara dan studi kepustakaan.sumber data primemya adalah adalah pengurus koperasi makmur dan 5 orang pembuat ranginang yang tergabung dalam kelompok pengusaha ranginang yang meminjam Kredit Usaha Kecil; sedangkan sumber data sekundemya adalah bagian-bagain tertentu dari literatur yang berhubungan dengan masalah ini. Analisis datanya lebih difokuskan pada analisis data secara kualitatif. Temuan penelitian ini adalah (1) proses pelaksanaan akad kredit usaha kecil melalui koperasi simpan pinjam di koperasi makmur beijalan sesuai dengan aturan koperasi, yaitu peminjam adalah anggota koperasi, memiliki tabungan di luar simpanan wajib dan simpanan pokok, memiliki usaha potensial, mengajukan permohonan, mendapat rekomendasi atau penolakan dari ketua koperasi, diadakan wawancara, diadakan peninjauan ke lokasi oleh pengutus, peminjam menandatangani surat peijanjian pinjaman, dan akhimya pencairan dana olefi bendahara koperasi, dan (2) menurut fiqh muamalah, pelaksanaan kredit usaha kecil di koperasi makmur adalah sah atau dapat dibenarkan, karena pelaksanaannya sudah berdasarkan prinsip muamalah, dan sesuai dengan prosedur yang ada di koperasi tersebut. Dalam hal bunga atau jasa yang terdapat di koperasi makmur, yang dalam hal ini adalah para pengusaha pembuat ranginang, karena sistim yang dipakai koperasi tersebut memberikan keuntungan kepada para anggotanya. Penetapan bunga dilakuan secara saling rela dalam musyawarah tahunan dan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga koperasi

    Using the Context, Input, Process and Product (CIPP) Model in the Evaluation of Training Programs

    Get PDF
    Evaluation of training program is made to establish the achievement of program objectives and to provide recommendations for program improvements. In this article, use of the CIPP (Context, Input, Process, and Product) evaluation model in training programs is discussed. It is an evaluation research, with a descriptive quantitative approach involving 16 training program participants as research subjects. The data collection techniques were based on questionnaires as the main instrument, with interview guides and observation guidelines as supporting instruments. The data analysis was made by comparing the scores obtained with the ideal score and multiplying by 100%; the results of these calculations were then grouped into a number of criteria that had been established. The results of the study indicate that the context dimension consisting of training objectives, training needs assessment, and state agency program organizers obtained a PE (Percentage of Effectiveness) score of 75.04%, placing it in the "fair" criterion. In the input dimension, consisting of participant description , instructor condition, infrastructure, training curriculum and instructional media, the PE score was 79.44% again in the "fair" criterion. In the process dimension, comprising lecture method, discussion method, demonstration method, question and answer method, practice method, field visiting method and evaluation of learning outcomes, the PE score obtained was 78.75%, which was also in the "fair" criterion. Finally, in the product dimension of knowledge aspect, attitude aspect and skill aspect, the PE score was 82.29%, in the “good" criterion. Based on the results of the dimension evaluation, the total PE score obtained was 78.88%, or overall in the "fair" criterion. It can be concluded that in general the execution of this training program was successful, so it is recommended that similar programs be conducted again, with some improvements

    Praktik Pengasuhan: Responsif Genderkah Orangtua Kepada Anak di Dalam Keluarga?

    Get PDF
    Ketidakadilan gender pada anak laki-laki dan perempuan adalah isu yang kompleks dan harus diperangi secara kolektif oleh masyarakat dan pemerintah. Peran keluarga menjadi paling krusial dalam membentuk sikap yang responsive gender. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengasuhan yang diberikan oleh orangtua dengan merujuk pada pertanyaan apakah orangtua responsive gender dalam aktivitas pengasuhan kepada anaknya yang berusia 0-6 tahun di SPNF Kabupaten Bengkulu Tengah. Responsive gender dalam hal ini adalah memberikan akses, partisipasi, control, dan peran kepada anaknya yang masih dalam kategori usia dini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua yang mengikutsertakan anaknya dalam program pendidikan anak usia di SPNF-SKB Bengkulu Tengah berjumlah 3 keluarga dengan pola pengasuhan yang berbeda. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis gender model harvard Analisis dilakukan dengan menggunakan butir kriteria kesejahteraan, akses, penyadaramn, partisipasi, dan penguasaan bagi laki-laki maupun perempuan. Hasil penelitian ini adalah pengasuhan yang dilakukan orangtua mengarah pada pengasuhan yang demokrasi dengan menerapkan fungsi harmonisasi keluarga sebagai pola dalam pengasuhan seimbang antara ayah dan ibu. Orangtua memberikan perhatian yang sesuai dengan kebutuhan anak dengan konsistensi dan sistemik tanpa melakukan tindakan membeda-bedakan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat sehingga langkah tersebut mampu menghapus kebudayaan yang mengarah pada ketidaksetaraan gender di dalam masing-masing keluarga.Ketidakadilan gender pada anak laki-laki dan perempuan adalah isu yang kompleks dan harus diperangi secara kolektif oleh masyarakat dan pemerintah. Peran keluarga menjadi paling krusial dalam membentuk sikap yang responsive gender. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengasuhan yang diberikan oleh orangtua dengan merujuk pada pertanyaan apakah orangtua responsive gender dalam aktivitas pengasuhan kepada anaknya yang berusia 0-6 tahun di SPNF Kabupaten Bengkulu Tengah. Responsive gender dalam hal ini adalah memberikan akses, partisipasi, control, dan peran kepada anaknya yang masih dalam kategori usia dini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua yang mengikutsertakan anaknya dalam program pendidikan anak usia di SPNF-SKB Bengkulu Tengah berjumlah 3 keluarga dengan pola pengasuhan yang berbeda. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis gender model harvard Analisis dilakukan dengan menggunakan butir kriteria kesejahteraan, akses, penyadaramn, partisipasi, dan penguasaan bagi laki-laki maupun perempuan. Hasil penelitian ini adalah pengasuhan yang dilakukan orangtua mengarah pada pengasuhan yang demokrasi dengan menerapkan fungsi harmonisasi keluarga sebagai pola dalam pengasuhan seimbang antara ayah dan ibu. Orangtua memberikan perhatian yang sesuai dengan kebutuhan anak dengan konsistensi dan sistemik tanpa melakukan tindakan membeda-bedakan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat sehingga langkah tersebut mampu menghapus kebudayaan yang mengarah pada ketidaksetaraan gender di dalam masing-masing keluarga

    Perencanaan pelatihan permainan tradisional berbasis pendidikan karakter bagi tutor pendidikan kesetaraan di PKBM Se-Bandung Raya

    Get PDF
    Tujuan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran tentang perencanaan pelatihan permainan tradisional yang berbasis pendidikan karakter dan manfaat permainan tradisional bagi perkembangan karakter peserta. Artikel ini didasarkan pada kajian pustaka yang menjelaskan tentang perkembangan karakter peserta melalui permainan tradisional. Tokoh penting dalam masyarakat masa depan. Kepribadian adalah sifat atau karakteristik seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Karena peserta adalah dunia permainan, maka sangat efektif bagi peserta kesetaraan untuk mengembangkan kepribadiannya melalui bermain. Permainan yang baik untuk mendidik peserta berbakat dan berbudi luhur adalah permainan tradisional. Permainan tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak lama dan mengandung nilai-nilai budaya atau sangat erat hubungannya dengan budaya. Di Indonesia banyak terdapat permainan tradisional seperti Kiso, Sunda, Benten, Kontrak, Gobag Sodonya, Concrak. Permainan tradisional juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini dapat diterapkan pada pembelajaran setara PKBM sebagai berikut: Permainan concrack Oleh karena itu nilai concrack ada sembilan. Nilai belajar matematika. Jujur, disiplin, pekerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, bertanggung jawab, berorientasi pada kinerj

    RELIGIOUS AWARENESS DEVELOPMENT BASED ON ADULT EDUCATION FOR CORRUPTION INMATES IN PESANTREN AL-HIDAYAH CLASS I SUKAMISKIN PENITENTIARY

    Get PDF
    This research was concerned about the development of religious awareness based on adult education for corruption inmates in Pesantren Al - Hidayah. The main objective is to describe development of religious awareness process-based adult education for corruption inmates in Pesantren Al – Hidayah. The literature review of the research comprised: religious awareness, adult education, penitentiary. This research was conducted through descriptive research and case study method with a qualitative approach. Data collection techniques used through observation, interview and documentation. Subjects in this research was a spiritual adviser, Corruption inmates and tutors. The research showed that the religious awareness was applied through a participatory, fair and equitable, transparent, learning need; Multi way communication, a variety of learning methods, pragmatic, problem-based in awareness and inoculation of belief, habituation, practice and reinforcement process; spiritual adviser role as a facilitative leader. Application of self-evaluation that suitable with the ability and condition of inmate

    PENGUATAN MANAJEMEN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN NONFORMAL

    Get PDF
    The purposes of this research are (a) to describe service conceptual model of Community Learning Center (CLC), (b) to validate the service conceptual model of CLC, and (c) to analyze the implementation of the service conceptual model of CLC. The research employed qualitative approach and descriptive method. The data were collected by using document study, literature review, interview, and Focus Group Discussion as from April through September 2015. The subjects of the study included administrators, tutors, and CLC participants in Bandung Raya area. The research resulted in (a) the developed conceptual model consisting of rationalization, assumption, objectives, components, indicators, and procedure model; (b) the model validation used peer group and expert judgement techniques; and model implementation described in instructional activities in CLC. Instructional steps as the model components are planning process, organizing, implementation, and evaluation in instruction. The conclusion of the developed model indicates effective results with the indicators: (a) the active participation and respond of the community for instructional activities and (b) the learning achievement of the community shows the improvement in knowledge, attitude, and skills

    Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Ekonomi Kreatif dalam Mewujudkan Kemandirian Masyarakat di Desa Jayi Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka

    Get PDF
    Community development (community development) as a national development strategy in the framework of empowerment (empowerment community, is an important thing that aims to foster community self-reliance in utilizing its potential so that it is able to have the ability to adapt  according to the development of the times. For that, empowerment) is a process of social action carried out by individuals, families, groups, communities, and companion organizations in the context of achieving the human development index (Human Development Index) quality. Based on this line of thinking, a community empowerment approach is needed through creative economy training for members of the farming community to support the acceleration of increasing community income, especially in Jayi Village, Kec. Sukahaji, Kab. Majalengka. This training activity is one of the community service programs conducted by community study program lecturers and students for farmers through the stages of preparation, planning, implementation, evaluation, and reporting. The end result of the training activities is an increase in community awareness about the problems they face and their potential so that the readiness of the surrounding community to receive educational interventions appears (education intervention) in order to increase knowledge (cognitive), attitude (affective) and skills (skills) community members as training participants.     &nbsp

    Model Pembelajaran bagi Lansia pada Pondok Pesantren di Indonesia

    Get PDF
    Islamic Boarding School (Pesantren) is one of the religious educational institutions that do not only function as a place for the transfer of knowledge (transfer of knowledge), especially in religious sciences. Islamic boarding schools also carry out the mission of forming the character of students to become mature/perfect human beings. Especially for an elderly person who wants to get encouragement to be more active in worship in order to get a sense of security and calm. The learning model in Islamic boarding schools for the elderly is one form of strengthening the role of the family in caring for the elderly. This research is qualitative research with a literature review method to assist a researcher in providing an overview of the context, debate, or current issues. Sources of data in this study are journals, articles, books, and other relevant references. The data collection technique is done by literature study and documentation. The data analysis technique begins with accessing the data, organizing, sorting, categorizing, and classifying the collected documentation studies. The learning model for the elderly in Islamic boarding schools places more emphasis on direct learning models and character building through life experiences. Therefore, Islamic boarding schools need to pay attention to the background and needs of the elderly in preparing learning models so that the learning goals desired by learning participants can be achieved easily based on their respective beliefs, without being constrained by problems with physical conditions that are starting to be vulnerable and make every life experience a blessing. lessons in doing worship to Allah, God Almighty

    MODEL PELATIHAN PEMBENTUKAN SIKAP INOVATIF PETANI : Studi pada Kelompok Usaha Tani Padi Organik di Kabupaten Garut Jawa Barat

    Get PDF
    Secara umum penelitian ini untuk menemukan model pelatihan pembentukan sikap inovatif petani. Metode System of Rice Intensification (SRI) sebagai salah satu metode baru dalam meningkatkan produktivitas padi sawah melalui perbaikan proses pengelolaan tanah, tanaman dan air serta unsur agro-ekosistem lainnya secara komprehensif sehingga tersosialisasikan usaha tani hernat air yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan usaha tani padi organik. Tujuan dari penelitian ini : 1) Mengungkapkan kondisi awal perilaku petani terhadap cara bertani sawah yang telah dilaksanakan dengan cara yang lebih inovatif, 2) Mengungkapkan model pelatihan konseptual pembentukan sikap inovatif petani, 3) Mengungkapkan implementasi model pelatihan pembentukan sikap inovatif petani, 4) Mengungkapkan efektifitas model pelatihan pembentukan sikap inovatif petani. Penelitian ini menggunakan pendekatan "Penelitian dan Pengembangan" (Research and Development), dengan metode studi kasus, deskriptif, dan uji eksperimen menggunakan model The One Group Pretest-Posttest Design. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 32 orang yang diambil secara purposif, yaitu ketua dan anggota kelompok tani di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Temuan penelitian ini diantaranya: (I). Terciptanya atau aktivitas pengetahuan sebagai akibat intervensi model pembentukan sikap inovatif yang dilakukan fasilitator terhadap anggota kelompok petani, dimana model ini mampu menjadi media untuk memberdayakan petani yang berada di Kabupaten Garut, sehingga mereka secara mandiri memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan belajamya, melakukan proses pembelajaran secara partisipatif berdasarkan kebutuhan belajamya, dan mampu membuka akses untuk pemenuhan segala kebutuhan belajamya, (2). Model pelatihan pembentukan sikap inovatif dapat meningkatkan kemampuan petani sehingga meningkatkan perubahan sikap yaitu petani yang kreatif, bertanggung jawab dan mandiri.(3). Model pembentukan sikap inovatif melalui studi lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan belajar, dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan, perubahan sikap dan keterampilan petani. dapat dilihat pada data basil uji coba sebelum (pre-test) dan sesudah penerapan (post-test) model. (4). Model pelatihan pembentukan sikap inovatif dikembangkan berdasarkan karakteritsik spesifik, yakni pengembangan model yang terbatas pada anggota petani yang berada di Kecamatan Bayongbong, sehingga metoda yang digunakan adalah studi kasus yang tidak dapat dibuat generalisasi. Atas karakteristik tersebut, studi ini dianggap memiliki keterbatasan, diantaranya subjek sasaran yang pada gilirannya berdampak pada keterbatasan metodologis. Kesimpulan dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa model pelatihan pembentukan sikap inovatif dipandang efektif bagi masyarakat di Kecarnatan Bayongbong dengan sasaran kelompok tani yang dapat memberikan implikasi teoritis dan praktis. Oleh karena itu, model pelatihan pembentukan sikap inovatif petani direkomendasikan menjadi altematif pelatihan bagi pengembangan kemandirian anggota kelompok tani
    corecore