60 research outputs found

    Gerakan Sosial Keagamaan Thariqah ‘Alawiyyin

    Get PDF
    Religious social movement that the author means a discussion of religious problems does not lie in the controversy found in religious teachings. Nor does it lie in the interpretation of the verses that give guidance on the worship of ubudiyah and syariah muamalah. The emphasis is more on how to influence the process of taking public policy to comply with the sharia. When viewed in terms of the characteristics of social relations, such religious movements can develop social relations that are exclusively closed, in the sense of involving only themselves, or commit monopolistic actions on the various resources they have. But it can also develop social relationships that are inclusive open, in the sense of wanting to engage in movements outside the group, as long as in the spirit of upholding Islamic law. The religious movement through the development of tariqah 'Alawi is now more popular with the movement of the practice of tariqah Al-Haddadiyyah

    Message of dakwah bi al-qalam in the Kitab Miṣbāḥ Al-Ẓalām by Syaikh Muhammad Muhajirin Amsar Al-Dary

    Get PDF
    This article explores the effectiveness of da’wah bi al-qalam, the method of Islamic preaching through writing, using Sheikh Muhajirin's Miṣbāḥ Al-Ẓalām book as a case study. The qualitative approach involves text analysis, documentation, and literature study. The structuralism theory by Roland Barthes is employed for data analysis. The Miṣbāḥ Al-Ẓalām book, while primarily a syarah Bulugh al-Maram, serves as a medium for conveying diverse da’wah messages addressing various aspects of human life, including sharia, aqidah, and ikhtilaf. Historically, da’wah bi al-qalam existed since the time of Prophet Muhammad but gained prominence with technological advancements. Although Sheikh Muhajirin's contributions are significant, the method faces challenges such as limited attention and creativity. Addressing these issues is crucial to project Sheikh Muhajirin's thoughts into effective solutions, considering the needs and challenges of the contemporary era. While da’wah bi al-qalam may have its weaknesses, its potential impact on a global scale requires greater recognition and commitment from Muslim scholars to enhance its effectiveness in addressing the diverse religious problems faced by Muslims today. Abstrak Artikel ini mengeksplorasi efektivitas dakwah bi al-qalam, metode dakwah Islam melalui tulisan, dengan menggunakan buku Miṣbāḥ Al-Ẓalām karya Syekh Muhajirin sebagai studi kasus. Pendekatan kualitatif melibatkan analisis teks, dokumentasi, dan studi literatur. Teori strukturalisme oleh Roland Barthes digunakan untuk analisis data. Kitab Miṣbāḥ Al-Ẓalām, meskipun pada dasarnya merupakan syarah dari kitab Bulughul Maram, berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan dakwah yang beragam yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk syariah, aqidah, dan ikhtilaf. Secara historis, dakwah bi al-Qalam telah ada sejak zaman Nabi Muhammad, namun semakin populer seiring dengan kemajuan teknologi. Meskipun kontribusi Syekh Muhajirin cukup signifikan, metode ini menghadapi tantangan seperti kurangnya perhatian dan kreativitas. Mengatasi masalah ini sangat penting untuk memproyeksikan pemikiran Syekh Muhajirin ke dalam solusi yang efektif, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan tantangan di era kontemporer. Meskipun dakwah bi al-qalam mungkin memiliki kelemahan, potensi dampaknya dalam skala global membutuhkan pengakuan dan komitmen yang lebih besar dari para cendekiawan Muslim untuk meningkatkan efektivitasnya dalam mengatasi berbagai masalah keagamaan yang dihadapi umat Islam saat ini

    IMPLEMENTATION OF THE CLASSDOJO PLATFORM AS E-LEARNING MEDIA AT THE KHALIFAH ISLAMIC ELEMENTARY SCHOOL PALU

    Get PDF
    This study is related to the application of information and communication technology in the field of education, namely the use of digital learning media classdojo in elementary school. This research focuses on how to implement calassdojo as an e-learning medium at the Islamic Elementary School of the Khalifah Palu? Its aim is to reveal the application of classdojo as e-learning platform to digitally shape and monitor behavior and achievement of students in learning. This research uses a qualitative method with a case study approach through data collection techniques; namely: interviews, observations and documentation. The findings of this research indicate that the process of applying classdojo in the learning process for the first class students at Islamic Elementary School of the Khalifah Palu is running well according to the operational standards of this application. The indicators are reflected in students' proficiency in using the classdojo application while participating in e-learning with digital communication tools, such as: undroid, tablet, and account. In addition, through the classdojo application, teachers and parents can control learning activities, behavior and students’ achievements directly on the feature menu that has been made at the planning stage. The use of the classdojo platform received positive responses from teachers, students and parents as well as reflecting the digital literacy culture of students at the Islamic Elementary School of the Khalifah Palu

    Praktik Sewa Menyewa Rental Mobil Dump Truck Ditinjau Dari Ekonomi Syari’ah Di CV. Tunggal Perkasa Purwakarta

    Get PDF
    Sebuah perkembangan usaha binis sewa menyewa, seperti sewa menyewa mobil di CV Tunggal Perkasa yang bergerak pada jasa sewa menyewa mobil damp truck bidang ekspedisi, dalam sewa menyewa ini terjadi sebuah perjanjian dimana sewa menyewa ini menimbulkan hak dan kewajiban bagi para kedua pihak. Dalam Islam sewa menyewa diistilahkan dengan al-ijarah yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik sewa menyewa mobil jasa angkut di CV. Tunggal Perkasa, dan untuk mengetahui tinjauan ekonomi syari’ah dalam sewa menyewa di CV. Tunggal Perkasa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Mekanisme yang dilakukan dalam praktik sewa menyewa mobil dump truck yaitu melakukan sebuah kontrak perjanjian dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan, dan sistem sewa menyewa yang diterapkan pada kedua belah pihak tersebut yaitu terikat. Jika dilihat dari segi akad, rukun dan syarat sewa menyewa ditinjau menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia NO: 112/DSN-MUI/IX/2017 akad sewa menyewa yang dilakukan oleh kedua belah pihak ini tidak sesuai dengan Fiqih Ijarah.A development of the leasing business, such as renting a car at CV Tunggal Perkasa which is engaged in car rental services in the field of expeditions, in this lease there is an agreement where this lease creates rights and obligations for both parties. In Islam, leasing is termed al-ijarah, which is a contract for the transfer of usufructuary rights over goods or services, through payment of rental wages, without being followed by a transfer of ownership (milkiyah) of the goods themselves. The purpose of this study was to determine the practice of renting a car rental service at CV. Tunggal Perkasa, and to find out an overview of the sharia economy in leasing at CV. Mighty Single. The type of research used is field research, while the approach used in this research is a descriptive-qualitative approach. The mechanism used in the practice of renting a dump truck is to enter into a contract agreement with predetermined terms and conditions, and the rental system applied to both parties is bound. When viewed from the perspective of the contract, the pillars and terms of the lease are reviewed according to the Fatwa of the National Sharia Council-Indonesian Ulema Council NO: 112/DSN-MUI/IX/2017. The lease agreement made by both parties is not in accordance with Fiqh Ijara

    Habib Dan Pengembangan Keagamaan Masyarakat Perkotaan (Peran dan fungsi Habib Syarif Muhammad Al-‘Aydrus di Kota Bandung)

    Get PDF
    The purpose of writing this article is to describe the social role of Habib's diversity in the dynamics of the diversity of urban communities, especially in Bandung. Through descriptive methods, analysis of data obtained from interviews and observations has shown that when identity is able to enter the realm of religion, based on the strength of religious roles, it is able to deliver to a very strong position. The style of the role run by Habib Syarif as a research subject shows a moderate religious role, besides being able to maintain local Islamic traditions. In addition, Habib has a meaning and a clan that is quite strong in the eyes of the clergy and the community. This is an attraction for pilgrims to get involved and participate in religious activities in urban areas

    Agama dan tradisi pada masyarakat Suburban: Studi tentang perilaku keagamaan para pengamal tradisi Ratiban Al-Haddad di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung

    Get PDF
    Penelitian ini berangkat dari menguatnya tradisi keagamaan bagi kehidupan masyarakat yang sedang mengalami transisi perubahan dari berbagai aspek kehidupan di tengah-tengah masyarakat, yang pada akhirnya akan melahirkan tindakan-tindakan sosial keagamaan secara baik dan meluas. Persoalan tersebut menjadikan manusia untuk mendekatkan diri pada agama, terlebih yang didasari dari berbagai rasa ketidak puasan terhadap tatanan kehidupan, baik persoalan kebutuhan sandang pangan, gaya hidup dan semakin maraknya teknologi yang berkembang secara terus-menerus, yang pada akhirnya agamalah yang menjadi solusi sebagai persoalan tersebut. Termasuk pengamalan Ratiban Al-Haddad merupakan salah satu alternatip bagi masyarakat yang ingin menuju jalan tangga pada Tuhan-Nya. Tradisi Ratiban Al-Haddad yang diamalkan masyarakat Suburban di Kecamatan Cileunyi, tentu diwarnai oleh budaya setempat dan budaya yang dibawa oleh para Haba’ib, sehingga pada praktinya melahirkan akulturasi budaya serta hubungan agama dan budaya sangat seimbang. Dalam penelitian ini agama akan dilihat dari persepetif kebudayaan yang memiliki tujuan diantarnya: pertama, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman keagamaan para pengamal Ratiban Al-Haddad di masyarakat Suburban; kedua, untuk memahami dan menemukan apa saja motivasi keagamaan masyarakat Suburban dalam mengamalkan tradisi Ratiban Al-Haddad di Kecamatan Cileunyi; ketiga, untuk mendeskripsikan praktik ritual keagamaan para pengamal Ratiban Al-Haddad di Kecamatan Cileunyi; keempat, untuk memahami dan menemukan implikasi keagamaan terhadap kehidupan para pengamal Ratiban Al-Haddad di Masyarakat Suburban Kecamatan Cileunyi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dan semua informasi yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Data dan informasi sesuai tujuan penelitian diperoleh melalui pemantauan tempat lingkungan penelitian. Penelitian diperkuat dengan wawancara kepada beberapa narasusmber dan partisipan, dalam penelitian juga dikombinasikan dengan membaca literatur lapangan dan sumber dokumenter. Analisis teoritik terhadap temuan yang menyatakan adanya perilaku keagamaan para pengamal Ratiban Al-Haddad di lapangan menggunakan teori Glock dan Stark. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perilaku keagamaan masyarakat Suburban merupakan hasil dari tindakan individu maupun kelompok yang mengamalkan Tradisi Ratiban Al-Haddad, yang meliputi; pertama, cara masyarakat memahami agama ada yang secara tekstual berdasarkan sumber Al-Qur’an dan Hadits serta sumber kitab-kitab yang berkaitan dengan doktrin Tuhan dan pemaknaan Ratiban Al-Haddad, serta dan konteks yang direfleksikan pada kehidupan masyarakat yang dirasakan atas dasar spiritualitasnya; kedua, motivasi agama bagi masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor, 1) faktor internal individu masyarakat, 2) faktor eksternal lingkungan masyarakat; ketiga, praktik ritual Ratiban Al-Haddad merupakan sarana tatanan ibadah ghair mahdhah yang menunjukan bahwa agama dan budaya memiliki hubungan yang kuat atas tindakan masyarakat sehingga terjadi akulutrasi agama dan budaya; keempat, adapun beberapa implikasi bagi perilaku masyarakat keagamaan Suburban yang diantaranya; a) implikasi pemahaman keagamaan: meningkatkan kualitas masyarakat dalam menjalankan ibadah, membangun keteguhan iman, jalan mendapatkan taufik dan hidayah, sikap kesederhanaan serta optimisme dalam mensikapi persoalan serta mampu menimbulkan kesadaran beragama; b) implikasi dari motivasi keagamaan masyarakat sebagai pemenuhan rohani yang merefleksi pada kehidupan sosial masyarakat; c) implikasi dari praktik ritual masyarakat adanya ikatan solidaritas, interaksi keberagamaan yang menimbulkan sikap inklusif dan sebagian yang bersikap eklusif. Kesimpula agama dan tradisi merupakan suatu keniscahayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dalam kehidupan masyarakat yang sedang mengalami transisi perubahan. Sedangkan perilaku keagamaan masyarakat Suburban tercermin pada pemahaman, motivasi dan praktik Ratiban Al-Haddad. ENGLISH : This study discusses religious traditions for people's lives that are undergoing a transition of change from various aspects of life in the midst of society, which in turn will give birth to socio-religious actions that are both good and widespread. These problems make people closer to religion, especially those based on various feelings of dissatisfaction with the order of life, both the problems of life needs, lifestyles and the increasingly widespread technology that develops continuously, which in the end religion is the solution as the problem. Including the practice of Ratiban Al-Haddad, which is one alternative for people who want to be closer to His Lord. The tradition of Ratiban Al-Haddad, which is practiced by the Suburban people in the Subdistrict of Cileunyi, is certainly colored by the local culture and culture brought by the Haba'ib, so that in practice it gives birth to cultural acculturation and the relationship of religion and culture becomes balanced. In this study, religion will be seen from a cultural perspective that has a purpose among which: first, to find out the extent of religious understanding of the practitioners of Ratiban Al-Haddad in the Suburban community; second, to understand and discover what the religious motivations of the Suburban people are in practicing the Ratiban Al-Haddad tradition in the district of Cileunyi; third, to describe the practice of religious rituals of the practitioners of Ratiban Al-Haddad in the District of Cileunyi; fourth, to understand and discover the religious implications of the lives of the practitioners of Ratiban Al-Haddad in the Suburban community of Cileunyi District. This research uses descriptive analytical method and all information obtained is analyzed with a qualitative approach. Data and information according to research objectives obtained through monitoring the research environment. The study was strengthened by interviews with several speakers and participants, in the research also combined with reading field literature and documentary sources. Theoretical analysis of findings that reveal the religious behavior of the practitioners of Ratiban Al-Haddad in the field using the theory of Glock and Stark. The results of this study indicate that the religious behavior of the Suburban community is the result of individual and group actions that practice the Ratiban Al-Haddad Tradition, which includes; first, the way people understand religion is textually based on the sources of the Qur'an and Hadith and the sources of books relating to the doctrine of God and the meaning of Ratiban Al-Haddad, as well as the context reflected on people's lives perceived on the basis of their spirituality; second, religious motivation for the community is influenced by two factors, 1) the individual internal factors of the community, 2) the external factors of the community's environment; third, Ratiban Al-Haddad's ritual practices are a means of ghair mahdhah worship which shows that religion and culture have a strong relationship with the actions of the community so that religious and cultural acculutation occurs; fourth, as for some implications for the behavior of Suburban religious communities which include; a) the implications of religious understanding: improving the quality of society in practicing worship, building the firmness of faith, the way to get taufik and guidance, attitude of simplicity and optimism in addressing problems and being able to raise religious awareness; b) the implications of people's religious motivation as a spiritual fulfillment that reflects on the social life of the community; c) the implications of community ritual practices in the presence of solidarity ties, religious interactions that lead to an inclusive attitude and some who are exclusive. The conclusions of religion and tradition are a kind of inseparability that cannot be separated from one another in the lives of people undergoing a transition of change. While the religious behavior of the Suburban community is reflected in the understanding, motivation and practice of Ratiban Al-Haddad. ARAB : ينطلق هذا البحث من تقوية التقاليد الدينية لحياة الناس التي تمر بمرحلة انتقالية من التغيير من مختلف جوانب الحياة في خضم المجتمع ، والتي بدورها ستولد أعمال اجتماعية دينية جيدة وواسعة الانتشار. بهذه المشكلات تجعل البشر من الاقتراب با الدين ، خاصةً تلك القائمة على مشاعر مختلفة من عدم الرضا عن نظام الحياة ، سواء مشكلة الاحتياجات الغذائية أو الملابس وأنماط الحياة والتكنولوجيا التي تنتشر بشكل متزايد والتي تتطور بشكل مستمر ، والتي في النهاية الدين هو الحل لمشكلة. وبما في تلك ممارسة راتب الحداد هو أحد البدائل للأشخاص الذين يرغبون في السير إلى ربه. تقليد راتب الحداد ، الذي يمارسه سكان الضواحي في منطقة شيلوني ، هو بالتأكيد ملون بالثقافة والثقافة المحلية التي جلبها الحبائب ، بحيث تلد في الممارسة العملية, انمزجت الثقافة ومتوازنة للغاية بين الدين والثقافة. في هذا البحث ، سيتم النظر إلى الدين من المنظور الثقافي الذي له غرض من بينها: أولاً ، معرفة مدى الفهم الديني لممارسي راتب الحداد في مجتمع الضواحي ؛ ثانياً ، لفهم واكتشاف الدوافع الدينية لسكان الضواحي في ممارسة تقاليد راتب الحداد في منطقة شيلوني. ثالثًا ، لوصف ممارسة الشعائر الدينية لممارسي راتبان الحداد في منطقة شيلوني ؛ الرابعة ، لفهم وإيجاد الآثار الدينية لحياة الممارسين راتب الحداد في جمعية الضواحي في منطقة شيلوني. يستخدم هذا البحث طريقة تحليلية وصفية ويتم تحليل جميع المعلومات التي تم الحصول عليها من خلال نهج نوعي. يتم الحصول على البيانات والمعلومات وفقًا لأهداف البحث من خلال مراقبة بيئة البحث. تم تعزيز البحث من خلال المقابلات التي أجريت مع العديد من المتحدثين والمشاركين ، في هذا البحث بالإضافة إلى قراءة الأدب الميداني والمصادر الوثائقية. التحليل النظري للنتائج التي تكشف عن السلوك الديني لممارسي راتب الحداد في المجال باستخدام نظرية "غلوك" و"ستارك". تشير نتائج هذه الدراسة إلى أن السلوك الديني لمجتمعات الضواحي هي نتيجة لأعمال فردية وجماعية تمارس تقاليد راتب الحداد ، والتي تشمل: أولاً ، الطريقة التي يفهم بها الناس الدين تستند نصياً إلى مصادر القرآن الكريم والحديث الشريف ومصادر الكتب المتعلقة بعقيدة الله ومعنى راتب الحداد ، وكذلك السياق الخيالي الذي تم الشعور به روحياً ؛ ثانياً ، هناك بعض دوافع المجتمع في ممارسة راتب الحداد التي تتأثر بعاملين : الأول العامل الداخلي والثاني العامل الخارجي. ثالثًا ، تعتبر ممارسة طقوس راتب الحداد وسيلة لعبادة غير محضة التي تُظهر أن للدين والثقافة علاقة قوية مع أفعال الناس حتى انمزجت بينهما. الرابعة ، كما بالنسبة لبعض الآثار المترتبة على سلوك الناس (الضواحي) الذين يفهمون الدين هي ا. زيادة جودة المجتمع في أداء العبادة ، وبناء ثبات الإيمان ، والطريقة للحصول على توفيق والإرشاد, وموقف البساطة والتفاؤل في معالجة المشكلة والقدرة على التوعية الدينية. ب. مشاركة دوافع الناس الدينية كإنجاز روحي بالنسبة للممارسات الطقسية للمجتمع. ج. الآثار الرابطة للتضامن والزخم الاجتماعي, والتفاعل الديني بينهم تؤثر المجتمع فعلا شامليا وبعضهم حصريا. وخلاصة من هذا البحث كلها أن الدين والتقاليد بينهما حبلا لا تفترق, لا يغنى أحدهما على الآخر, التي وقعت في حياتهم الاجتماعية خاصة فى المرحلة الانتقالية. وأما السلوك الديني في حياتهم (الضواحي) الاجتماعية ترتئي من الفهم والدافعة والممارسة براتب الحدا

    Pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan: Studi kasus Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

    Get PDF
    Motivasi dan kepuasan kerja sangat berkaitan langsung dengan kinerja karyawan. Motivasi dan kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan dapat menurunkan ataupun menaikkan kinerja karyawan. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaan yang diperoleh akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja sehingga akan berdampak pada meningkatnya kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 82 responden dengan menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Sebagai variabel independen, yaitu motivasi dan kepuasan kerja, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja karyawan. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi berganda dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kepuasan kerja berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa variabel motivasi dan kepuasan kerja dapat dijadikan pedoman, baik oleh pihak manajemen perusahaan dalam pengelolaan perusahaan

    Makna ritual Ratiban Al-Hadad dan pengaruhnya terhadap perilaku keagamaan santri: penelitian di Pondok Pesantren Al-Mardhiyyatul Islamiyyah, Kp.Cibagbagan, Kec. Cileunyi Kulon, Kab. Bandung

    Get PDF
    Ritual keagamaan yang dilaksanakan oleh penganut suatu agama pada dasarnya merupakan ekspresi rasa keberagamaan dalam diri mereka yang timbul dari keyakinan dan kepercayaan terhadap adanya sesuatu di luar diri mereka yang dianggap sebagai realitas tertinggi. Demikian juga halnya dengan Ritual Ratiban al-Hadad yang dilaksanakan di pondok-pesantren Al-Mardihyyatul Islamiyyah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepercayaan Santri pondok-pesantren Al-Mardihyyatul Islamiyyah terhadap pelaksanaan Ritual Ratiban al-Hadad yang dipraktikan oleh mereka, selain itu juga untuk mengetahui motivasi dan tujuan Ritual tersebut, serta untuk memahami makna dan pengaruh pelaksanaan Ritual keagaman tersebut dalam kehidupan mereka. Peneliti ini bertolak dari pemikiran bahwa pengalaman keagamaan adalah sesuatu yang berada dengan pengalaman lain dalam sistem kehidupan manusia, pengalaman keagamaan lebih bersifat unik, beragam dan sulit dipahami bila hanya menggunakan akal, tanpa menghadirkan emosi dan kondisi intelektualitas yang cukup. Kedua aspek tersebut dibutuhkan dalam tahap penelusuran tentang kebenaran agama. Hal ini, karena pengalaman keagamaan hanya muncul atas dasar keyakinan para pemeluknya bahwa segala yang dilakukan adalah benar. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi sekarang dan metode pendekatan antropologis dan fenomenologis. Analisis ini dilakukan dengan menggambarkan data-data tentang Ritual Ratiban al-Hadad berdasarkan hasil penelitian. Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini, adalah teknik wawancara dan observasi. Data yang diperoleh menunjukan bahwa Ritual Ratiban al-Hadad yang dilaksanakan di pondok-pesantren Al-Mardihyyatul Islamiyyah, merupakan ritual yang didasari oleh kepercayaan dan keyakinan mereka bahwa ritual tersebut merupakan ibadah yang dianjurkan oleh agama. Motivasi mereka melakukan Ritual Ratiban al-Hadad adalah keyakinan bahwa dengan melakukan ritual mereka akan mendapat keberkahan, selamat di dunia dan akherat. Sedangkan tujuan melakukan Ritual Ratiban al-Hadad adalah sebagai ibadah untuk meningkatkan keimanan dan amal soleh mereka. Ritual Ratiban al-Hadad yang mereka praktikan tersebut berpengaruh positif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa praktik Ritual Ratiban al-Hadad yang dilaksanakan oleh santri pondok-pesantren Al-Mardihyyatul Islamiyyah, tersebut merupakan ungkapan pengalaman keagamaan mereka, yang lahir dari kepercayaan dan keyakinan mereka bahwa melaksanakan ritual dapat mengantarkan menuju kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat

    SPIRITUAL BASE OF PESANTREN FOR BUILDING MULTICULTURAL AWARENESS IN INDONESIA CONTEXT

    Get PDF
    This study examines the spiritual base of Pesantren, which is essential in building multicultural awareness. In Indonesia, Pesantren is an Islamic religious education institution emphasizing spirituality's importance. Pesantren is also closely related to various social and religious aspects. This study aims to find a spiritual base and its utilization in building multicultural awareness. This research uses a phenomenological qualitative study with data collection through observation, interviews, and documentation. The research was conducted for 1.5 years, from 2018-2019. Observations were made for a week every month. Interviews were conducted with 16 informants at site A and 13 at site B. Data analysis used a constant comparative model. From the results of the study, there are several significant findings: 1) Kiai's view of the spirituality of Islamic boarding schools related to multiculturalism is based on the monotheism of humanity; 2) Pesantrens have spiritual capital that comes from Sufistic teachings (Sufism) and interacts spirally with multiculturalism; 3) multicultural values are born from spiritual values that are grown and summarised in three categories of values, namely fundamental values, personal values , and social values; and 4) spiritual-multicultural interactions that continue to make students more multicultural competent. Multicultural awareness built through intense spirituality can birth "selfless multiculturalism"; an authentic multicultural attitude

    Makna Semantik Hamba dan Saleh dalam Alquran

    Get PDF
    Godly servants in the view of the majority of Indonesian people are good people who diligently worship in their daily lives. This study focuses on the role of pious servants in world life. The object of study is the word 'Abdun and S}a>lih which means servant and a good person, besides that there is the word ‘Iba>diya S}a>lihu>n, ‘iba>dina> S}a>lihu>n, and ‘Iba>dika S}a>lihu>n  which refers to the pious servant. This study focuses on the sign of Qur’anic language, using semantic analysis. This study shows that pious servants in the Qur’an are those who do good with three main features of worshiping Allah, repent and make improvements in the world. There are characteristic of  pious servants that are sacrificing his soul for his good pleasure, fearing Allah, believing, following the teachings of Islam, worshiping, surrendering to Allah, not giving up hope in Allah, not arrogant, saying good things, trusting and asking for help only to him, doing good in the world, not worrying, or grieving, giving alms, knowing, giving thanks for all the blessings, repenting, always praying, spending some of his income it can be grouped into social roles as leaders, scholars, entrepreneurs, workers and institutional activists self-subsistent.Godly servants in the view of the majority of Indonesian people are good people who diligently worship in their daily lives. This study focuses on the role of pious servants in world life. The object of study is the word 'Abdun and S}a>lih which means servant and a good person, besides that there is the word ‘Iba>diya S}a>lihu>n, ‘iba>dina> S}a>lihu>n, and ‘Iba>dika S}a>lihu>n  which refers to the pious servant. This study focuses on the sign of Qur’anic language, using semantic analysis. This study shows that pious servants in the Qur’an are those who do good with three main features of worshiping Allah, repent and make improvements in the world. There are characteristic of  pious servants that are sacrificing his soul for his good pleasure, fearing Allah, believing, following the teachings of Islam, worshiping, surrendering to Allah, not giving up hope in Allah, not arrogant, saying good things, trusting and asking for help only to him, doing good in the world, not worrying, or grieving, giving alms, knowing, giving thanks for all the blessings, repenting, always praying, spending some of his income it can be grouped into social roles as leaders, scholars, entrepreneurs, workers and institutional activists self-subsistent
    corecore