14 research outputs found

    Efektivitas integrasi asesmen formatif concept checks pada pembelajaran fisika dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMA

    Get PDF
    Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa masih banyaknya pendidik yang menerapkan penilaian hanya untuk mengetahui hasil belajar siswa di akhir pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu penilaian yang dapat meningkatkan pemahaman siswa selama pembelajaran yang dikenal dengan asesmen formatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan efektivitas asesmen formatif concept checks dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 59 siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan melalui tes kemampuan kognitif yang dianalisis menggunakan uji t dan effect size. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan kognitif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan nilai effect size yang termasuk dalam kategori sedang. Secara keseluruhan Integrasi asesmen formatif concept checks pada pembelajaran fisika efektif terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa..Kata kunci: Asesmen Formatif, Concept Checks, Kemampuan Kognitif Abstract. This research is motivated by the result of a preliminary study, which shows that there are many educators who apply assessment only to find out the student learning outcomes at the end of learning. Therefore, an assessment is needed that can improve students' understanding during learning, known as a formative assessment. The purpose of this study is to know the effectiveness of formative concept checks on students' cognitive abilities. The research method was used a quasi-experimental design with one group pretest-posttest design. The sample in this study was class X students senior high school in Bandung, an amount of 59 students. The data collection was conducted through a cognitive abilities test. The data were analyzed using the t-test and effect size. The results showed that there was a difference in the increased cognitive ability of students between the experimental class and the control class and the effect size value included in the medium category. This shows that the integration of formative assessment concept checks in physics learning was effective in improving the cognitive abilities of students.Keywords: Formative Assessment, Concept Checks, Cognitive Abilitie

    PROFIL TINGKAT KEAKURATAN PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

    Get PDF
    Penilaian diri penting untuk literasi ilmiah. Hal ini bersesuaian dengan proses pembelajaran fisika yang memerlukan literasi ilmiah, karena dalam proses pembelajarannya diperlukan metode ilmiah dan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapi. Meskipun penilaian diri penting, peserta didik masih mengalami kesulitan menilai pekerjaan mereka sendiri dengan akurat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki tingkat keakuratan penilaian diri peserta didik SMA pada pembelajaran Fisika dengan metode deskriptif eksploratif . Untuk mendapatkan nilai tingkat keakuratan penilaian diri peserta didik dilakukan melalui tes kemampuan kognitif berbentuk uraian yang setiap nomor soal terdapat bagian peserta didik menilai kinerja mereka sendiri. Sampel pada penelitian ini 28 peserta didik kelas XI MIPA di salah satu SMA di Kota Bandung. Tingkat keakuratan penilaian diri peserta didik didapatkan dari selisih nilai yang diberikan oleh peserta didik dengan nilai yang diberikan oleh guru. Hasil pengolahan data secara statistik deskriptif menunjukkan bahwa tingkat keakuratan penilaian diri peserta didik rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya kinerja akademik peserta didik sehingga tidak tahu mana yang benar dan salah dari suatu konsep yang mengakibatkan peserta didik tidak dapat menilai dirinya sendiri.

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN STRATEGI HACL-GROUP TERHADAP PENALARAN ILMIAH DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA

    Get PDF
    Scientific reasoning is one of the 21st century skills that are expected to be developed in learning which is used as an effort in physics to help understand concepts to explain phenomena that occur in  nature with product of physics. However, based on observation results show that scientific reasoning has not been trained optimally in learning to support understanding of concepts. One of the way to train scientific reasoning in learning are using learning cycle 7E with HACL strategy. The aim of this study to look the effect of using learning cycle 7E with HACL strategy on scientific reasoning and Conceptual Understanding of Momentum and Impuls on high school student. The research method used was Quasi Experimental design with the Randomized Control Group Pretest-Posttest. Participants involved in this study amounted to 60 students of class X IPA at high schools in Cimahi. In this study two classes were uses as the control class dan the experimental class. The instruments used consisted of 16 multiple choice question to measure 15 aspect of scienctific reasoning, and 19 multiple choice question to measure 7 indicator of conceptual understanding. The result show that the improvement of scientific reasoning skills and conceptual understanding in the class using HACL-grouping was higher than the class using FCL-grouping. Overall student of experiment class provide pretty good attitude towards learning physics with learning cycle 7E with HACL strategy

    Pengembangan Pre-Class Tutorial (PCT) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Calon Guru Fisika Pada Perkuliahan Fisika Dasar Materi Sistem Partikel dan Momentum

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi temuan terkait pemahaman konsep fisika dasar mahasiswa calon guru Fisika yang menunjukkan adanya kesulitan-kesulitan konseptual perkuliahan Fisika Dasar I pada materi sistem partikel dan momentum. Adanya temuan ini jadi dasar dalam penentuan rencana alternatif solusi yang mendukung pencapaian hasil belajar yang lebih optimal salah satunya pengembangan Pre-Class Tutorial (PCT). Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Sebanyak tiga angkatan mahasiswa (tahun akademik 2015/2016 , 2016/2017 dan 2017/2018 masing-masing 82 mahasiswa) yang mengambil perkuliahan Fisika Dasar I pada Program Studi Pendidikan Fisika dilibatkan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan berupa PCT untuk mendapatkan deskripsi proses pemikiran mahasiswa terhadap konsep Fisika dan Tes penguasaan konsep Materi sistem partikel dan Momentum untuk mengetahui pemahaman konsep. Hasil penelitian menunjukkan adanya PCT membantu mahasiswa mengkonstruk konsep Fisika dan dapat meningkatkan penguasaan konsep materi sistem partikel dan momentum

    Penerapan Scientific Approach dalam Upaya Melatihkan Literasi Saintifik dalam Domain Kompetensi dan Domain Pengetahuan Siswa SMP pada Topik Kalor

    Get PDF
    Literasi Saintifik (LS) adalah suatu kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan ilmiahnya, tidak hanya memahami konsep tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam mengambil suatu keputusan. LS itu sangat penting, sehingga negara-negara maju pun telah menjadikan LS sebagai program negara untuk mendongkrak kemampuan siswa dalam bidang sains. Negara Indonesia pun ikut serta dalam mengedepankan LS ini. Namun diketahui bahwa LS siswa Indonesia masih rendah. Terdapat indikasi bahwa pembelajaran sains yang dilakukan di kelas belum optimaldalammemfasilitasi siswa dalam melatihkan LS. Penelitian quasy-eksperimen dengan desain one group pretest and posttest dilakukan untuk mengetahui hasil LS setelah diterapkan scientific approach pada topik kalor. Penelitian dilakukan di salah satu SMPN di Kota Bandung dengan jumlah sampel 32 siswa melalui random sampling yaitu pengundian terhadap kelas. Instrumen yang digunakan sebanyak 20 soal berupa uraian (reliabilitas 0,83 dan validitas dari 0,38 – 0,71) . Hasil analisis gain ternormalisasi menunjukkan bahwa domain kompetensi dan domain pengetahuan mengalami peningkatan dalam kategori sedan

    Desain Pembelajaran Student’s Conceptual Construction Guider Berdasarkan Kesulitan Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Konsep Gerak Parabola

    No full text
    Abstract This research is motivated finding  of the student difficulties  in projectile motion. In general, the difficulties students in understanding the concept of projectile motion as follows. First, draw the vector component’s in the direction x (horizontal) and y (vertical). Second, distinguish the velocity vector’s , the vector component of velocity, the velocity vector component in the x and y directions. Third, too focus on formula’s for half a projectile trajectory, maximum height, maximum distance.  Fourth, always assumed final velocity moving object projectile when it hits the ground is always zero. Fifth, the velocity to zero at the top (only the speed in the vertical direction is zero). Sixth, the acceleration is owned by the object in the x and y directions. Seventh, found some students use the law of sines cosines rule’s on the determination of the distance /height  (although the determination of the distance / high based on the speed information). In Prediction, the process of learning that takes less facilitate the development of thinking ability of students to build its own concept (constructivism). This research aims to create a lesson plan called Student's Conceptual Construction Guider. The method used is descriptive analysis method. Conceptual understanding of students are evaluated through tests shaped conceptual description. The results showed that the learning Student's Conceptual Construction Guider can facilitate the development of thinking ability of students to build its own concept in understanding the concept of a projectile motion Keywords: Student's Conceptual Construction Guides, student difficulties, Projectile Motion Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi karena ditemukannya kesulitan-kesulitan mahsiswa dalam mempelajari konsep gerak parabola. Secara umum, kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep gerak parabola sebagai berikut. Pertama, menggambarkan vektor komponen dalam arah x (horizontal)  dan y (vertikal). Kedua, membedakan vektor kecepatan, vektor komponen kecepatan, komponen vektor kecepatan dalam arah x dan y. Ketiga, terfokus pada hapalan rumus waktu yang ditempuh peluru untuk lintasan setengah parabola, tinggi maksimum,jarak terjauh maksimum. Keempat, selalu beranggapan kecepatan akhir benda yang bergerak parabola ketika menyentuh tanah selalu nol. Kelima, kecepatan benda nol di puncak (padahal hanya kecepatan dalam arah vertikal yang nol). Keenam, percepatan dimiliki oleh benda dalam arah x maupun y. Ketujuh, ditemukan beberapa mahasiswa menggunakan aturan sinus cosinus segitiga pada penentuan jarak/ ketinggian dan sebaliknya (padahal penentuan jarak/ketinggian berdasarkan informasi kecepatan). Diduga kuat, proses pembelajaran yang terjadi kurang  memfasilitasi  pengembangan kemampuan berpikir mahasiswa untuk membangun konsepnya sendiri (konstruktivisme). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah rancangan pembelajaran yang disebut  Student’s Conceptual Construction Guider. Metode yang digunakan adalah  metode analisis deskriftif. Pemahaman konseptual mahasiswa dievaluasi melalui tes konseptual yang berbentuk  uraian. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa pembelajaran Student’s Conceptual Construction Guider dapat memfasilitasi  memfasilitasi  pengembangan kemampuan berpikir mahasiswa untuk membangun konsepnya sendiri  dalam memahami konsep gerak parabola. Kata-kata kunci: Student’s Conceptual Construction Guider , kesulitan mahasiswa , Gerak Parabol

    Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar

    No full text
    ilus, vi, 338 hlm, 25 c

    Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Multirepresentasi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Konsistensi Ilmiah Berbasis Multirepresentasi pada Materi Elastisitas

    No full text
    Abstract Experimental studies have conducted problem based learning model with multirepresentation appoach for seeing the increase of learning achievement and scientific consistency. Research was implemented at one of senior high school in West Bandung. Multirepresentation approach (verbal, graph and math) that believed that able to make easier the students for learning concept in various representation. Pre-experiment method is used with one group pretest and posttest design. Research sample was one of tenth grade classes. The instrument to measure the learning achievement is in the form of multiple choice question which consist of twenty six questions, while scientific consistency was measured by multirepresentative three tier test based 21 questions which consist of seven concepts. These is an improvement between pretest and posttest result, it is categorized as medium with gain normalization of learning achievement 0,44 while gain normalization of scientific consistency 0,38. Futher, there is improvement scientific consistency level for whole elastic subject, four students in the consistency level, 13 students in enough consistency level and four students in the not consistency level. Based on the research result, there is tendency in multirepretation answers with students’ multi intelegences level. Keywords: PBM with multirepresentation approach, learning achievement, scientific consistency Abstrak Telah dilakukan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan multirepresentasi untuk melihat peningkatan prestasi belajar dan konsistensi ilmiah. Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bandung Barat. Pendekatan multirepresentasi (verbal, gambar dan matematis) yang diyakini dapat memudahkan siswa mempelajari konsep dalam berbagai representasi. Metode yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan desain one group pretest and posttest design. Sampel penelitian adalah satu kelas X. Instrumen untuk mengukur prestasi belajar berupa multiple choice test sebanyak 26 soal sedangkan konsistensi ilmiah diukur dengan menggunakan three tier test berbasis multirepresentatif sebanyak 21 soal terdiri dari 7 konsep. Terjadi peningkatan antara hasil pretes dan postes, yaitu berada pada ketegori sedang dengan gain prestasi belajar 0,44 sedangkan gain konsistensi ilmiah 0,38. Selain itu, terjadi peningkatan level konsistensi ilmiah untuk keseluruhan materi elastistisitas, yaitu 4 siswa berada pada level konsisten, 13 siswa cukup konsisten dan 4 siswa tidak konsisten. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat kecenderungan jawaban multirepresentasi siswa dengan kecerdasan majemuk.  Kata-kata kunci: PBM dengan pendekatan multirepresentatif, prestasi belajar, konsistensi ilmiah berbasi

    Efektivitas integrasi asesmen formatif concept checks pada pembelajaran fisika dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMA

    Get PDF
    Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa masih banyaknya pendidik yang menerapkan penilaian hanya untuk mengetahui hasil belajar siswa di akhir pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu penilaian yang dapat meningkatkan pemahaman siswa selama pembelajaran yang dikenal dengan asesmen formatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan efektivitas asesmen formatif concept checks dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 59 siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan melalui tes kemampuan kognitif yang dianalisis menggunakan uji t dan effect size. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan kognitif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan nilai effect size yang termasuk dalam kategori sedang. Secara keseluruhan Integrasi asesmen formatif concept checks pada pembelajaran fisika efektif terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa..Kata kunci: Asesmen Formatif, Concept Checks, Kemampuan Kognitif Abstract. This research is motivated by the result of a preliminary study, which shows that there are many educators who apply assessment only to find out the student learning outcomes at the end of learning. Therefore, an assessment is needed that can improve students' understanding during learning, known as a formative assessment. The purpose of this study is to know the effectiveness of formative concept checks on students' cognitive abilities. The research method was used a quasi-experimental design with one group pretest-posttest design. The sample in this study was class X students senior high school in Bandung, an amount of 59 students. The data collection was conducted through a cognitive abilities test. The data were analyzed using the t-test and effect size. The results showed that there was a difference in the increased cognitive ability of students between the experimental class and the control class and the effect size value included in the medium category. This shows that the integration of formative assessment concept checks in physics learning was effective in improving the cognitive abilities of students.Keywords: Formative Assessment, Concept Checks, Cognitive Abilitie

    Penerapan Strategi Metakognisi pada Cooperative Learning untuk Mengetahui Profil Metakognisi dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMA pada Materi Fluida Statis

    No full text
    Abstract This research is aimed to identify the profile of the metacognitive and the enhancement of students' learning achievement that used the metacognitive strategy in cooperative learning model on student teams achievement division. The design that is used in this research is control group pre-test post-test design. The population of this research is 80 senior high school students grade X in one of senior high school in Bandung. The researcher try to find three kinds of metacognitive, there are knowledge, awareness and control. The instrument that used to identify the metacognitive of knowledge is metacognition’s questionnaire, to identify metacogniton awareness and control used questionnaire with likert scale, in order to identify the enhancement of students' learning achievement, the researcher used three tier test. The result showed that the experiment class is more able to draw and consider the completion strategy in the application in their daily life than the control class. The result of awareness metacognitive and control in class experiment class is 3,54 and 4,38 and in class control is 3,45 and 3,99. The gain score of the learning achievement in experiment class is 0,71, it is in high level and the gain score in class control is 0,35, it is in medium level. The enhancement of learning achievement is analyzed from the comprehension of the concept and the students' misconception. The comprehension of the concept in experiment class has improvement and the misconception is getting lower significantly than control class. So, the implementation of metacognitive strategy in cooperative learning is effective to enhance the metacognitive and to improve the students' learning achievement. Keywords: Metacognitive strategy, Student Teams Achievement Division, Metacognitive, Achievement Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil metakognisi dan peningkatan prestasi belajar dengan menerapkan strategi metakognisi pada model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Desain penelitian yang digunakan yaitu control group pre-test post-test design. Sampel pada penelitian adalah 80 siswa kelas X di salah satu SMA di Bandung. Metakognisi yang diteliti terdiri dari tiga jenis metakognisi yaitu pengetahuan, kesadaran, dan kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui metakognisi pengetahuan adalah kuesioner metakognisi, untuk pengukuran metakognisi kesadaran dan kontrol digunakan kuesioner dengan skala likert, sedangkan untuk melihat peningkatan prestasi belajar menggunakan Three Tier Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih mampu menggambarkan dan mempertimbangkan strategi penyelesaian terkait konsep dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil metakognisi kesadaran dan kontrol pada kelas eksperimen berturut-turut adalah 3,54 dan 4,38 sedangkan kelas kontrol adalah 3,45 dan 3,99. Nilai gain prestasi belajar kelas eksperimen sebesar 0,71 yang berada dalam kategori tinggi dan nilai gain kelas kontrol sebesar 0,35 berada dalam kategori sedang. Peningkatan prestasi belajar dianalisis juga dari pemahaman konsep dan miskonsepsi siswa. Pemahaman konsep kelas eksperimen meningkat dan miskonsepsi menurun lebih signifikan daripada kelas kontrol. Jadi, penerapan strategi metakognisi pada cooperative learning efektif untuk membangun metakognisi dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata-kata kunci: Strategi metakognisi, Student Teams Achievement Division, Metakognisi, prestasi belaja
    corecore