352 research outputs found

    Pribumi dalam Kuasa Kata

    Get PDF
    Ki Hadjar menggunakan kata “inlander”, ejekan bagi penduduk asli Indonesia pada masa penjajahan Belanda yang dapat pula diartikan sebagai:pribumi. Ki Hadjar dengan sengaja menggunakan kata itu karena hendak menunjukkan bahwa kaum pribumi (yang sering kali dianggap tak beradab, uncivilized) juga memiliki perasaan sebagaimana selayaknya manusia normal. Kata ”pribumi” sekaligus juga digunakan sebagai wujud pembangkangan dan perlawanan terhadap keterjajahan. Setelah itu kata tersebut memiliki kuasa yang tak berhenti dalam deretan huruf, namun berpendar dalam berbagai wacana dan konsep. Istilah pribumi menjadi garis demarkasi yang membedakan antara yang asli dan tak asli, yang hitam dan putih, terjajah dan penjajah, serta yang pendek dan tinggi. Dalam masa penjajahan kata itu menjadi sakral diucapkan karena mengandung dua konsekuensi: di satu sisi wujud penghinaan (direndahkan), tapi di sisi lain menjadi simbol perjuangan

    PENGARUH PENGGUNAAN POLIVINIL PIROLIDON PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata.L) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

    Get PDF
    ABSTRAK Tanaman ceplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman yang berkasiat sebagai anti kanker. Polivinil pirolidon (PVP, Povidone, Kollidon) saat ini telah banyak digunakan oleh industri farmasi, salah satunya sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi PVP sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak tanaman ceplukan. Ekstrak tanaman ceplukan dibuat secara maserasi dengan etanol 70% dan tablet dibuat dengan metode granulasi basah. Tablet ekstrak tanaman ceplukan dibuat dalam lima formula dengan konsentrasi bahan pengikat yang berbeda, pada formula I: 0%, formula II: 2%, formula III: 4%, formula IV: 6% dan formula V: 8%. Granul diuji waktu alir, sudut diam dan pengetapan. Tablet diuji sifat fisik meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Data dianalisis dengan pendekatan teoritis dan statistik menggunakan Uji Kolmogorov- Smirnov, analisis Anova satu jalan, dan dilanjutkan uji t dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil pemeriksaan menunjukkan secara teoritis semua formula tablet memenuhi persyaratan, kecuali pada pemeriksaan waktu alir FI lebih dari 10 detik dan kekerasan kurang dari 4 kg. Diketahui bahwa penambahan PVP memberikan pengaruh yang bermakna pada kekerasan dan waktu hancur tablet

    HUBUNGAN TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DESA JATIMULYO PLUMPANG TUBAN

    Get PDF
    Banyaknya orang tua menerapkan pola asuh otoriter mengakibatkan anak usia 3-6 tahun mengalami masalah perkembangan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan Tipe pola asuh orang tua dengan perkembangan psikososial anak usia 3-6 tahun di Desa Jatimulyo Plumpang Tuban. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional. Dengan rancangan cross sectional. Dengan Populasi orang tua beserta anaknya berjumlah 30. Besar sampel adalah 28 orang tua beserta anaknya yang diambil dengan teknik random sampling. Variabel independen tipe pola asuh orang tua, variabel dependen perkembangan psikososial anak usia 3-6 tahun dengan instrumen lembar kuisioner dan KPSP. Data analisis dengan menggunakan rank spearmen , tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya (46,4%) tipe pola asuh yang diterapkan adalah otoriter dan hampir setengahnya (42,9%) anak berada pada tahap perkembangan psikososial penyimpangan. Hasil uji rank spearman diperoleh hasil p = 0,001 sehingga p < α sehingga ada hubungan antara Tipe pola asuh orang tua dengan perkembangan psikososial anak usia 3-6 tahun di desa Jatimulyo Plumpang Tuban. pola asuh otoriter hampir setengahnya menghasilkan anak dengan perkembangan psikososial menyimpang. diharapkan posyandu atau puskesmas memberikan penyuluhan dihari perkumpulan orang tua terutama ibu tentang pola asuh yang baik untuk anak, sehingga orang tua dapat menerapkan pola asuh yang baik bagi anaknya

    Pendidikan di UU Cipta Kerja

    Get PDF
    Kodrat pendidikan dan kebudayaan adalah memerangi kapitalisme. Pada hari ini kita melihat keduanya menjadi bagian penting dari tubuh kapitalis itu sendiri. Dalam UU Cipta Kerja yang belum lama disahkan terselip pasal tentang pendidikan dan kebudayaan. Pada paragraf ke-12, Pasal 65 ayat (1), disebutkan bahwa pelaksanaan perizinan pada sektor pendidikan dapat dilakukan melalui perizinan berusaha. Pada ayat (2) disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut pelaksanaan perizinan pada sektor pendidikan diatur dengan peraturan pemerintah. Dengan membaca pasal tersebut, kapitalisasi pendidikan semakin terlihat nyata di negeri ini. Kapitalisasi senantiasa merujuk pada siapa yang memiliki modal terbanyak maka dialah yang memiliki kuasa penuh. Dalam UU tersebut, terlihat pendidikan dan kebudayaan diperlakukan selayaknya lahan kosong subur yang siap dibangun rumah mewah untuk disewakan dan dijual kepada mereka yang punya uang. Jika demikian, ada yang salah dalam sistem berbangsa dan bernegara kit

    Pisang dan Seni Avant-Garde

    Get PDF
    Kita pasti terheran-heran melihat sebuah pisang diberi lakban dan ditempelkan di dinding lalu terjual dengan harga Rp1,6 miliar. Itu menjadi bagian dari serangkaian karya seni rupa yang dipamerkan di Arts Basel Miami pada akhir 2019 lalu.Gagasan membawa pisang di arena seni tersebut dia pikirkan selama setahun lebih. Artinya, karya berjudul Comedian itu sarat dengan berbagai perhitungan yang matang. Peristiwa ini kemudian mengingatkan pada gerakan ”avant-garde” (garda depan) dalam dunia seni. Seni avant-garde menjadi komersial. Para pembeli berupaya membayar ide, bukan karya. Dalam konteks seni pertunjukan (musik), pada 29 Agustus 1952, di Meverick Concert Hall, salah seorang pianis paling terkemuka kala itu, David Tudor, hendak memainkan repertoar berjudul 4’33’’ karya John Cage. Ia mengawali pertunjukan dengan menurunkan penutup piano, kemudian membukanya kembali, begitu seterusnya sampai tiga kali berturut-turut. Ia lalu berdiri, menghadap penonton, memberi hormat, dan keluar dari panggung. Sebagian penonton mengumpat disertai sumpah serapah. Bagaimana mungkin menikmati pertunjukan musik tanpa bunyi musik sedikit pun? Angka 4’33’’ ternyata adalah durasi pertunjukan (empat menit 33 detik) dari karya yang lebih dikenal dengan titel Silence alias ”diam”. Cage membawa yang biasa dimengerti orang-orang tentang ”tak bersuara”, tentang ”diam”, ke panggung pertunjukan dengan serangkaian konsep dan pandangan bahwa diam menjadi berharga di tengah kebisingan dan kegaduhan. Avant-garde sebagai gerakan perlawanan pada seni arus utama justru menemui kematian kala telah menjadi bagian dari arus utama itu. Karya-karya seni ”aneh” kemudian menjadi ”biasa” dan semakin banyak masyarakat yang mengapresiasi dan menyukai

    ANALISIS KELAYAKAN STANDARD SARANA PRASARANA DAN STANDARD PENGELOLAAN MENGACU PADA STANDARD NASIONAL PENDIDIKAN DI SMK NEGERI SE-KOTA MADYA SURABAYA 

    Get PDF
    Peneliti melihat fenomena ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL II) di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di kota madya Surabaya pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Terindikasi bahwa sekolah masih belum sepenuhnya memenuhi Standard Nasional Pendidikan (SNP). Kejadian tersebut mengakibatkan kurangnya kesiapan lulusan SMK dalam memasuki dunia kerja baik dalam keahlian, penguasaan kompetensi kejuruan, serta sikap kerja yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan standard sarana prasarana dan standard pengelolaan dengan menggunakan instrumen akreditasi penelitian dari BAN-S/M (Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah) Tahun 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMK Negeri Se-Kota Madya Surabaya yang terdiri dari 12 SMK Negeri. Sampel penelitian berdasarkan purposive sampling dan cluster sampling adalah SMKN 3, SMKN 5, dan SMKN 7 Surabaya tepatnya di Jurusan Teknik Mesin (Teknik Pemesinan dan Teknik Kendaraan Ringan). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan berupa skoring sesuai dengan petunjuk teknis pada instrumen akreditasi BAN S/M. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yang didukung dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pemenuhan SNP di SMKN se-kota madya Surabaya masih terdapat komponen standard yang belum dipenuhi oleh lembaga sekolah. Peringkat akreditasi SMKN 3 Surabaya dengan skor 70 (C/Cukup Layak) untuk TPM dan 60 (C/Cukup Layak) untuk TKR pada standard sarana prasarana dan skor 74 (B/Layak) untuk standard pengelolaan. Peringkat akreditasi SMKN 5 Surabaya dengan skor 97 (A/Sangat Layak) pada standard sarana prasarana dan skor 71 (B/Layak) untuk standard pengelolaan. Peringkat akreditasi SMKN 7 Surabaya dengan skor 85 (B/Layak) untuk TPM dan 84 (B/Layak) untuk TKR pada standard sarana prasarana dan skor 89 (A/Sangat Layak) untuk TPM dan 91 (A/Sangat Layak) untuk TKR pada standard pengelolaan. Kata kunci: SMK, Standard Sarana Prasarana, Standard Pengelolaan, Standard Nasional Pendidikan &nbsp

    Tragedi ’65 dan ”Mari Bersuka Ria”

    Get PDF
    Mari Bersuka Ria. Lagu itu ciptaan Soekarno yang dibawakan dalam irama lenso. Lagu itu diedarkan pada 14 April 1965, beberapa bulan sebelum tragedi besar kemanusiaan di negeri ini terjadi. Album itu sekaligus menandai 10 tahun Konferensi Asia Afrika. Pada sampul belakang bagian atas terdapat tanda tangan dan tulisan ”Saya restui. Setudjui diedarkan. Soekarno 14/4 ’65”. Mari Bersuka Ria dibawakan dengan lirik yang bertema pantun. Sebagaimana tradisi musik di negeri ini, lirik berpantun memberikan pelbagai kemungkinan untuk diubah menjadi tema baru sesuai kebutuhan. Pada Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) di Istora Senayan Jakarta, 30 September 1965, Soekarno memulai pidatonya dengan menyanyikan Mari Bersuka Ria. Mari Bersuka Ria pada malam itu menjadi lagu terakhir yang dinyanyikan Soekarno dengan penuh suka cita. Setelah itu terjadi tragedi besar bernama Gerakan 30 September 1965

    LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SD NEGERI KEPEK

    Get PDF
    Program PPL Universitas Negeri Yogyakarta yang dilaksanakan pada semester khusus tahun 2014 memberikan kesempatan kepada mahasiswa UNY untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang pendidikan. SD Negeri Kepek Pengasih merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk oleh pihak UNY untuk menjadi lokasi PPL pada tahun 2014. Tujuan dari program PPL adalah untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang manajerial dan pembelajaran di sekolah; memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam rangka melatih dan mengembangkan keprofesionalan dalam bidang keguruan atau pendidikan; memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal, belajar, dan memahami seluk beluk sekolah dengan segala permasalahannya; serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan program PPL adalah mengajar mata pelajaran dasar selama kurang lebih satu setengah bulan dimulai tanggal 2 Juli sampai dengan 17 September 2014. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan di kelas, praktikan menyusun perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari pelaksanaan kegiatan PPL, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL, dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam pengembangan kompetensi di bidang pendidikan, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengenal segala permasalahan di sekolah yang terkait dengan proses pembelajaran, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata di sekolah, serta dapat meningkatkan hubungan kemitraan yang baik antara UNY dengan sekolah yang terkait

    SET NGENANI SOLAH BAWANE TANGAN

    Get PDF
    ARIS BAGUS SETIAWAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA &nbsp; Abstrak Set ing kene nggolongake samubarang sing ana sajrone papan panggonan, uga bisa ngerteni babagan kagiyatan, kaanan lan solah bawa sing ana ing sawijine panggonan kasebut. Mula panliten iki ngenani solah bawane tangan ing Kelurahan Majasem Kecamatan Kendal Kutha Ngawi. Punjere panliten iki yaiku: (1) Apa wae golongane tembung-tembung bab solah bawane tangan? Kepriye beda-bedane tembung solah bawane tangan? Kanthi adhedhasar punjere panliten, tujuwan ing panliten iki yaiku ngandharake lan njlentrehake ngenani golongane tembung-tembung bab solah bawane tangan lan beda-bedane tembung solah bawane tangan ing Kelurahan Majasem Kecamatan Kendal Kutha Ngawi, saengga bisa kanggo mangerteni makna ngenani solah bawane tangan ing Kelurahan Majasem Kecamatan Kendal Kutha Ngawi. Paedah ing panliten iki dikarepake bisa kanggo panyengkuyung ngrembakane ilmu semantik. Saliyane iku, panliten iki uga bisa migunani ing babagan set ngenani solah bawane tangan kang awujud basa. Panliten iki kagolong panliten linguistik sipate deskriptif. Panliten iki nduweni obyek pitung dasa sekawan tembung sajrone solah bawane tangan antarane yaiku engkol, hom pim pa, keplok, kilan, lembehan , malang kerik, mbopong, mbubut, meres, methik, mrekes, mijet, mithes, nabok, nablek, napuk, nangkis, nanthing, nduding, ndulit, ndumuk, ndudul, ndemek, ndudut, nempiling, ngampleng, ngelus-elus, nguceg, ngremet, ngeruwek, ngerangeh, nggegem, ngithik-ithik, ngawe-awe, ngemeg-emeg, ngintes, ngukur, nguwik-uwik, ngerangkul, ngerayuk, ngurut, ngeplak, nggrawuk, ngethag, ngglitho, nggebug, nggrayangi, nggondheli, nguleg, njabut, njiwit, njumput, njupuk, njegung, njawil, njambak, njewer, njotos, nyawuk, nyangking, nyapu, nyengkerem, nyekel, nyikut, nyethot, nyeleh, nyiwel, nyelenthik, nyogok, nyotho, nyuwil, nyuwek, salaman, lan sut. Data ing panliten iki dikumpulake kanthi cara teknik sadap, teknik simal libat cakap, teknik bebas libat cakap, rekem lan cathet. Tata cara nganalisis dhata ing kene diperang dadi papat, yaiku transkripsi, ferivikasi, klasifikasi lan penafsiran dhata. Asil panliten iki nuduhake yen set ngenani solah bawane tangan nduweni sesambungan paradigmatik kang dijlentrehna saka tabel-tabel lan tegese tembung kang ana ngenani solah bawane tangan. Ora mung iku saka tembung-tembung iku mau bisa digoleki drajad pepadhane. Set ngenani solah bawane tangan kang nganggo piranti nduweni patang panggolongan derajad pepadhan yaiku 33,2 %, 41,5%, 49,8%, lan 74,7%, yen set ngenani solah bawane tangan kang ora nganggo piranti nduweni enem panggolongan derajad pepadhan yaiku 33,2 %, 41,5%, 49,8%, 58,1%, 66,4%, lan 74,7%. Saka tembung-tembung iku mau ana kang dhistribusi lan ora dhistribusi kanggo tembung-tembung sajrone solah bawane tangan

    Perempuan Pekerja dan Kesehatan (Studi Tentang Bentuk Kekerasan Simbolik Perempuan Pekerja di home industry)

    Get PDF
    ABSTRAKSI Penelitian ini berusaha menjelaskan dan mendeskripsikan bentuk kekerasan simbolik perempuan pekerja mbeji dalam home industry dengan menggali secara mendalam makna sakit dan sehat bagi perempuan pekerja mbeji.  Mbeji adalah salah satu proses produksi, dimana para pekerja menghadap mesin penghalus bahan yang akan digunakan untuk membuat manik-manik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kekerasan simbolik yang dialami perempuan pekerja mbeji di home industry kerajinan kaca manik-manik di Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. fenomena ini menjadi menarik untuk diteliti disebabkan karena perempuan pekerja mbeji harus minum air bersoda saat mereka melakukan pekerjannya. Penelitian ini menggunakan teori Kekerasan simbolik oleh Pierre Bourdieu sebagai kerangka analisisnya. Kekerasan simbolik hadir karena adanya upaya dari pihak yang mendominasi untuk menyudutkan pihak yang didominasi. Menurut Bourdieu, kekerasan simbolik sebagian besar terjadi pada perempuan, hal ini disebabkan karena posisi perempuan dalam masyarakat selalu diletakkan pada posisi kedua setelah laki-laki. lebih jauh lagi, pihak yang terdominasi meyakini begitu saja tanpa mempertanyakan apa yang sudah terjadi kepada mereka, dan mereka menerima begitu saja apa yang sudah menimpa mereka. kekerasan simbolik bersifat lembut dan sangat abstrak sehingga para korbannya tidak menyadari kekerasan yang mereka alami. Demikian yang terjadi dalam home industry tersebut. para majikan dalam home indusry menerapkan sistem kerja borongan, namun bersifat terikat. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan data dan kedalaman informasi saat penelitian berlangsung. Analisis data menggunakan horisonalisation dengan mencari kedalaman suatu makna dari para informan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi transformasi perubahan dari kekerasan simbolik menuju kekerasan fisik. Para majikan membuat pola hubungan kerja yang bersifat kekeluargaan dengan tujuan untuk mengikat para pekerjanya. Rasa kekeluargaan tersebut tidak tampak mana kala saat pekerja sakit, majikan tidak bertindak untuk membantu para pekerja. selain itu, majikan menghendaki para pekerja saat pekerja meminta pinjaman untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mendadak seperti untuk berobat. Selain itu, pekerja diwajibkan untuk menyelesaikan pekerjaannya saat pesanan sedang ramai. Dalam penelitian ini juga ditemukan adanya pemahaman terbalik dari para pekerja terhadap upaya ntuk menjaga kesehatan. Resiko kerja seperti batuk, sesak nafas, sakit mata, atau bahkan pilek dapat disembuhkan dengan minum air bersoda. selain itu debu kaca yang dihasilkan dari gesekan bahan baku tersebut juga dapat dilalurtkan dengan cara minum air bersoda. Namun, mereka tidak memahami bahaya yang disebabkan akibat terlalu sering minum air bersoda. Majikan tidak bertindak untuk menghentikan keadaan yang dialami pekerja tadi. Dalam hal ini pula dapat diambil kesimpulan, bahwa saat pesanan ramai, pekerja akan menambah resiko kerja dan bahaya bagi tubuh mereka, karena saat pesanan ramai mereka juga harus minum air bersoda selama dua kali dalam satu hari. Majikan sangat diuntungkan secara ekonomi dalam hal ini, tapi pekerja dirugikan terutama bagi kesehatan mereka baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Kata Kunci: Perempuan pekerja mbeji, kekerasan simbolik, makna sakit dan sehat, home industr
    corecore