45 research outputs found

    BELAJAR BERTUKAR PENGALAMAN DALAM TRANSFORMASI BUDAYA WIRAUSAHA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena masyarakat penganyam serat lontar dan pembuat Kapal Phinisi dalam proses transformasi budaya wirausaha. Kedua entitas budaya tersebut memiliki sejarah panjang yang berlangsung sejak zaman dahulu dan merupakan sesuatu yang unik dan menjadi ciri khas bagi wilayah tempat mereka bermukim. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam produk anyaman serat lontar dan Kapal Phinisi menjadi kebanggaan bagi masyarakatnya sekaligus merupakan sumber penghasilan ekonomi bagi keluarga mereka. Pola transformasi budaya wirausaha bagi masyarakat pembuat Kapal Phinisi dan penganyam serat lontar pada dasarnya berlangsung melalui proses belajar yang sengaja direncanakan. Tujuan studi ini adalah untuk mengkonstruk proses belajar bertukar pengalaman yang dilakukan oleh masyarakat pembuat Kapal Phinisi dan penganyam serat lontar dalam transfromasi budaya wirausaha. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik penarikan sampel purposive sampling. Penarikan sampel dilakukan pada masyarakat penganyam serat lontar dan pembuat Kapal Phinsi sebanyak 7 orang. Pengumpulan data primer dan sekunder di lapangan digunakan dengan cara observasi, wawancara mendalam (in-depth interview), dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan wirausaha anyaman serat lontar dan pembuatan kapal phinisi di dalamnya terdapat proses belajar bertukar pengalaman yang berlangsung dari generasi tua kepada generasi muda dan antar generasi muda. Melalui proses belajar tersebut, terdapat beberapa budaya wirausaha yang ditransformasi ke dalam diri warga belajar antara lain (1) Rasa percayaan diri berwirausaha, (2) sikap pantang menyerah dan keberanian menanggung resiko, (3) mengedepankan kerja keras, (4) tidak tergantung pada orang lain, (5) selalu berkreasi dan berinovasi dalam menghasilkan produk, (6) menjaga keorisinilan hasil produksi, (7) kemampuan bekerjasama dalam kelompok, (8) berorientasi pada masa depan, serta (9) tidak menyia-nyiakan peluang yang ada. Selain itu, wirausaha anyaman serat lontar dan pembuatan kapal phinisi dapat bertahan menghadapi konteks masyarakat kekinian, karena masyarakat penganyam serat lontar dan pembuat Kapal Phinisi mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan kebutuhan dan selera masyarakat yang dihadapinya.;--- The background to this research is the phenomenon of the community of Palmyra weavers and Phinisi ship makers in the transformation of their entrepreneurship culture. Woven Palmyra fiber and Phinisi are cultural entities that have a long history and have become the hallmarks of their place. The cultural values of woven Palmyra fiber and Phinisi become the pride and simultaneously the source of income for the families. The transformation of the entrepreneurship culture in the community who makes Phinisi and weaves Palmyra fiber basically takes place through planned and deliberate learning process. The purpose of this study is to construct the learning process of experience sharing carried out by the community of Phinisi makers and Palmyra weavers in the transformation of their entrepreneurship culture. The study adopted a qualitative approach with purposive sampling technique. The sample consisted of 7 (seven) people who weave Palmyra and make Phinisi. The collection of primary and secondary data from the field was done through observation, in-depth interview, and documentation study. The findings show that the entrepreneurship activity of weaving Palmyra fiber and making Phinisi ship contains learning process of sharing experiences that takes place between the older generation and the younger generation and among the younger generations. Through the learning process, there are some cultures that have been internally transformed in the students, such as: (1) Self-confidence in entrepreneurship, (2) Strong determination and the ability to take a risk, (3) Prioritizing hard work, (4) Independence, (5) Always creating something and making innovations in products, (6) Continuously maintaining the originality of products, (7) Being able to cooperate in group, (8) Always getting oriented towards the future, and (9) Not wasting the existing opportunities. In addition, the business of Palmyra weaving and Phinisi making can survive against the contemporary context due to the ability of the community to adjust and adapt themselves to the evolving needs and taste of the society

    Pemanfaatan Limbah Padat Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Tanaman Pakis-pakisan untuk Produksi Kompos Menggunakan Aktivator Em-4

    Full text link
    The composting process using oil palm solid wastes (EFB), palm oil mill effluent (POME), fern tree using effective microorganism 4 (EM 4) has been conducted and this would facilitate reduction of the wastes from palm oil industry. The aim of this research was to find the best formulation using oil palm wastes, ferns, and EM 4 in producing a composted material. The quality of compost was determined according toits pH, water content and C/N ratio at each 5 days for 30 days composting period. The water content of sample was determined using Gravimetri methode, while total-N was analyzed by Kjeldahl methode. The result indicated that co-composting of EFB andferns using POME and EM-4 as the activators didn't have significance difference compared with that of the composting products with the value of P>0,05. The value of pH, water and C/N ratio of composting products were respectively 7-8, 40-60% and 1314, following 30 days composting period

    Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana Desa Di Desa Kalahunde Kecamatan Pakue Tengah Kabupaten Kolaka Utara

    Get PDF
    Artikel ini membahas tentang partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa di Desa Kalahunde dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Partisipasi masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan Dana Desa. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalahunde Kecamatan Pakue Tengah Kabupaten Kolaka Utara. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara interaktif, melalui proses reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan, dapat dilihat dalam bentuk kehadiran masyarakat dalam setiap rapat-rapat atau musyawarah yang dilaksanakan, baik musyawarah di tingkat dusun maupun musyawarah yang dilaksanakan di tingkat desa serta dengan memberikan usulan-usulannya dalam tahap perencanaan. Dalam tahap pelaksanaan, bentuk partisipasi masyarakat berupa tenaga maupun alat, makanan dan minuman. Hal ini dipengaruhi oleh karena gotong royong masyarakat desa Kalahunde yang masih kental. Sedangkan dalam tahap evaluasi, masyarakat yang berpartisipasi dalam tahap ini, memberikan saran dan kritik yang membangun kepada pengelola anggaran Dana Desa demi kepentingan bersama. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa di Desa Kalahunde Kecamatan Pakue Tengah Kabupaten Kolaka Utara yaitu faktor internal meliputi faktor usia, pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan faktor internal meliputi faktor kepemimpinan dan komunikasi

    Penerapan Teknologi Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kemampuan Warga Belajar Dalam Menangulangi Penularan Covid-19 Pada Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal

    Get PDF
    Penelitian ini mengkaji tentang penerapan teknologi pembelajaran yang terdiri dari pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran berbasis teknologi dalam meningkatkan kemampuan warga Belajar dalam menanggulangi penularan Covid-19 pada program pendidikan nonformal di Kabupaten Takalar, Gowa, dan Maros. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai jenis Sumber belajar dan media pembelajaran berbasis teknologi yang sering digunakan oleh tutor dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kemampuan warga belajar dalam menaggulangi penularan covid-19. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 Warga Belajar dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 30 Orang dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik analisis data penelitian yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif dan regresi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan penerapan teknologi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan warga belajar dalam menaggulangi penularan covid-19.Kata Kunci: Sumber belajar, Media Pembelajaran

    PENGEMBANGAN SOFT SKILLS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERENCANAKAN DAN MENGELOLA MASA DEPAN ANAK

    Get PDF
    Abstract Anak adalah aset bangsa yang harus diberdayakan, tetapi kenyataannya masih banyak anak yang tidak memiliki kemampuan untuk dapat menentukan masa depan mereka, hal tersebut karena mereka tidak memiliki kemampuan merencanakan mengelola masa depan. Anak-anak di daerah kepulauan khusunya lebih banyak berfokus pada kegiatan rutin mereka sebagai anak-anak tanpa ada bimbingan yang memadai dari orang tua. Rata-rata orang tua anak di wilayah kepulauan memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sedikit sekali yang sampai pada jenjang perguruan tinggi, itupun mereka yang sudah menempuh pendidikan tinggi pindah kedaerah perkotaan, sehingga yang tinggal di daerah kepulauan hanya berpendidikan peling tinggi pada jenjang SMA. Kondisi tersebut menjadi masalah bagi peran orang tua dalam membantu anak merencanakan masa depan, bahkan sebagian besar dari mereka tidak memikirkan bagaimana masa depan anak-anak mereka da beranggapan kalau anak-anak mereka kelak akan menggantikan pekerjaan mereka sebagai nelayan. Kenyataan seperti inilah yang harus dirubah, anaklah yang sebaiknya memiliki pengetahuan dan kesadaran yang tinggi untuk merencanakan dan mengelola masa depan mereka. Dengan adanya pelatihan soft skill merencanakan dan mengelola masa depan bagi anak di wilayah kepulauan, dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap mereka untuk menjadi pelaku utama yang harus merencanakan dan mengelola masa depan yang sesuai dengan yang dicita-citakan

    Pembangunan Database Mangrove untuk Biodiversity Informatics Biofarmaka IPB

    Get PDF
    Mangroves are a source of traditional medicine that can be used as a source of bioactive compounds. With the conversion of mangrove ecosystem into another designation led to the extinction of mangrove ecosystems. Therefore we need a good management of natural resources. In natural resource management, biodiversity information is needed to sustain the species utilization, exploration potential of the species and their biological and ecological monitoring, policy making, and for the development of biotechnology innovation. Research center of IPB Biopharmaca (Institute for Research and Community Services of Bogor Agricultural University) has the mandate to conduct research from upstream to downstream in the medicinal field. This study develops Indonesian mangrove biodiversity database for Biodiversity Informatics. Biodiversity informatics (BI) is the development of computer-based technologies for the management of biodiversity information. BI can be used to improve the knowledge management (knowledge management), exploration, analysis, synthesis, and interpretation of data ranging from the level of genomic biodiversity, species level to the ecosystem level. From the results of this study are expected data, information and knowledge of natural wealth mangroves can be managed properly so that the preservation of natural resources can be properly maintained and can be used in particular to the field of medicinal studies

    Exploration of a Chemo-Mechanical Technique for the Isolation of Nanofibrillated Cellulosic Fiber from Oil Palm Empty Fruit Bunch as a Reinforcing Agent in Composites Materials

    Get PDF
    The aim of the present study was to determine the influence of sulphuric acid hydrolysis and high-pressure homogenization as an effective chemo-mechanical process for the isolation of quality nanofibrillated cellulose (NFC). The cellulosic fiber was isolated from oil palm empty fruit bunch (OPEFB) using acid hydrolysis methods and, subsequently, homogenized using a high-pressure homogenizer to produce NFC. The structural analysis and the crystallinity of the raw fiber and extracted cellulose were carried out by Fourier transform infrared spectroscopy (FT-IR) and X-ray diffraction (XRD). The morphology and thermal stability were investigated by scanning electron microscopy (SEM), transmission electron microscopy (TEM) and thermogravimetric (TGA) analyses, respectively. The FTIR results showed that lignin and hemicellulose were removed effectively from the extracted cellulose nanofibrils. XRD analysis revealed that the percentage of crystallinity was increased from raw EFB to microfibrillated cellulose (MFC), but the decrease for NFC might due to a break down the hydrogen bond. The size of the NFC was determined within the 5 to 10 nm. The TGA analysis showed that the isolated NFC had high thermal stability. The finding of present study reveals that combination of sulphuric acid hydrolysis and high-pressure homogenization could be an effective chemo-mechanical process to isolate cellulose nanofibers from cellulosic plant fiber for reinforced composite materials

    Mitochondrial-Associated Cell Death Mechanisms Are Reset to an Embryonic-Like State in Aged Donor-Derived iPS Cells Harboring Chromosomal Aberrations

    Get PDF
    Somatic cells reprogrammed into induced pluripotent stem cells (iPSCs) acquire features of human embryonic stem cells (hESCs) and thus represent a promising source for cellular therapy of debilitating diseases, such as age-related disorders. However, reprogrammed cell lines have been found to harbor various genomic alterations. In addition, we recently discovered that the mitochondrial DNA of human fibroblasts also undergoes random mutational events upon reprogramming. Aged somatic cells might possess high susceptibility to nuclear and mitochondrial genome instability. Hence, concerns over the oncogenic potential of reprogrammed cells due to the lack of genomic integrity may hinder the applicability of iPSC-based therapies for age-associated conditions. Here, we investigated whether aged reprogrammed cells harboring chromosomal abnormalities show resistance to apoptotic cell death or mitochondrial-associated oxidative stress, both hallmarks of cancer transformation. Four iPSC lines were generated from dermal fibroblasts derived from an 84-year-old woman, representing the oldest human donor so far reprogrammed to pluripotency. Despite the presence of karyotype aberrations, all aged-iPSCs were able to differentiate into neurons, re-establish telomerase activity, and reconfigure mitochondrial ultra-structure and functionality to a hESC-like state. Importantly, aged-iPSCs exhibited high sensitivity to drug-induced apoptosis and low levels of oxidative stress and DNA damage, in a similar fashion as iPSCs derived from young donors and hESCs. Thus, the occurrence of chromosomal abnormalities within aged reprogrammed cells might not be sufficient to over-ride the cellular surveillance machinery and induce malignant transformation through the alteration of mitochondrial-associated cell death. Taken together, we unveiled that cellular reprogramming is capable of reversing aging-related features in somatic cells from a very old subject, despite the presence of genomic alterations. Nevertheless, we believe it will be essential to develop reprogramming protocols capable of safeguarding the integrity of the genome of aged somatic cells, before employing iPSC-based therapy for age-associated disorders

    Deteksi Malaria Berbasis Segmentasi Warna Citra dan Pembelajaran Mesin

    Get PDF
    Di beberapa daerah di Indonesia, malaria masih merupakan salah satu penyakit endemik dan termasuk ke dalam kategori penyakit menular dengan vektor nyamuk Anopheles. Penurunan jumlah mortalitas penderita malaria ini telah menjadi program Pemerintah Indonesia dan World Health Organization. Salah satu hal penting yang dapat dilakukan adalah menyediakan alat diagnosis malaria yang cepat dan akurat berbantukan komputer. Oleh karena itu, pada studi ini dikembangkan sebuah metode deteksi malaria berbasis segmentasi warna citra yang dikombinasikan dengan metode pencacahan objek citra dan pembelajaran mesin berbasis Convolutional Neural Network. Pada studi ini, segmentasi citra dilakukan dengan menetapkan suatu nilai ambas batas tertentu (thresholding) pada model warna HSV. Nilai ambang batas untuk masing-masing kanal warna ditetapkan sebagai berikut: H = 100-175, S = 100-250, dan V = 60-190. Terdapat tiga skema pembelajaran mesin yang digunakan, yaitu citra asli menggunakan RMSProp optimizer, citra tersegmentasi menggunakan RMSProp dan Adam optimizer. Akurasi pelatihan dan validasi CNN tertinggi diperoleh dengan skema citra tersegmentasi menggunakan RMSProp optimizer, yaitu sebesar 92,77% dan 94,38%. Sementara, deteksi malaria berbasis pencacahan objek memiliki akurasi sebesar 93,78%. Meskipun deteksi malaria berbasis pencacahan objek memiliki akurasi 93,78%, tetapi sumber daya komputasi dan waktu yang diperlukan jauh lebih rendah.AbstractMalaria is still one of the endemic diseases in several regions of Indonesia. Reducing the malaria mortality rate has become a notable programme, not only does the Government of the Republic of Indonesia project it, but also the World Health Organization has a similar plan to tackle this disease. One of the prominent concerns to properly promote this programme is providing a rapid and accurate malaria diagnosis tool by applying the computer-aided diagnostics to minimize human errors. The aim of this study is to develop a colour microscopic image-based malaria detection using object counting and CNN-based machine learning. In this research, the HSV colour model with threshold values of H: 100-175, S: 100-250, and V: 60-190 was used to remove the image background. There are three machine learning schemes implemented in this study, i.e. original image using RMSProp optimizer, segmented image using RMSProp and Adam optimizer. The highest training and validation accuracy of CNN were obtained using a segmented image scheme by the RMSProp optimizer, 0.9277 and 0.9438. On the contrary, object-based malaria detection has an accuracy of 93.78%. Furthermore, there are several considerations to determine the malaria detection method, i.e. accuracy, computational resources, and time. Even though malaria detection using object counting has an accuracy of 93.78%, lower than the accuracy of CNN validation, the computational resources and time required are much lower and faster. Therefore, this detection method is suitable for smartphone-based devices with low-middle end specifications
    corecore