649 research outputs found
RELEVANSI RESTORATIVE JUSTICE DALAM PENANGANAN ANAK NAKAL
Perlindungan terhadap anak ini telah menjadi kesepakatan internasional sebagaimana diamanatkan dalam deklarasi Jenewa tentang Hak Anak-anak tahun 1924, yang selanjutnya telah mendapat pengakuan dalam Deklarasi Sedunia tentang Hak Asasi Manusia serta ketentuan hukum yang dibuat oleh badan-badan khusus dan organisasi-organisasi Internasional yang memberi perhatian bagi kesejahteraan anak-anak. Jauh hari Majelis Umum PBB memaklumkan Deklarasi Hak Anak-Anak dengan maksud agar anak-anak dapat menjalani masa kecil yang membahagiakan, berhak menikmati hak-hak dan kebebasan baik kepentingan mereka sendiri maupun untuk kepentingan masyarakat
INDUKSI HORMON PREGNANT MARE SERUM GONADOTROPIN (PMSG) DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PEMATANGAN GONAD IKAN PERES (OSTEOCHILUS KAPPENI)
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa dosis hormon PMSG+AD yang terbaik untuk pemijahan ikan peres (Osteochilus kappeni). Penelitian ini dilakukan di BBI Lukup Badak, Aceh Tengah dari Juli sampai September 2016. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu 0 ml/kg, 0,2 ml/kg, 0,4 ml/kg, dan 0,6 ml/kg berat badan. Hasil uji ANOVA menunjukan bahwa perlakuan dosis PMSG+AD yang berbeda pada ikan peres berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot induk, pertambahan bobot relatif, indeks kematangan gonad, diameter telur diameter telur relatif, fekunditas. Sedangkan hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa dosis terbaik dijumpai pada perlakuan 0,4 ml/kg berat badan. Namun, perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan dosis 0,6 ml/kg.Kata kunci : pematangan gonad, Osteochilus kappeni, hormon PMSG.ABSTRACTThe aimed of this research was to analyze the dosage of PMSG+AD hormone on spawning process of peres (Osteochilus kappeni). This research was conducted in BBI Lukup Badak, Aceh Tengah from July to September 2016. The method used was Completely Randomized Design (CRD) with 4 levels of treatment and three replications: 0 ml/kg, 0.2 ml/kg, 0,4ml/kg, and 0.6 ml/kg body weight. The result of ANOVA test showed that different dosage of PMSG+AD hormone gave significant effect on the weight of parents, relative weight, gonad maturation index, eggs diameter, relative eggs diameter, and fecundity. The result of Duncan test showed that the best dosage was found at 0,4 ml/kg, but this treatment was not significantly different with the dosage of 0,6 ml/kg.Keyword : gonad maturation, Osteochilus kappeni, PMSG hormone
PENGUATAN EKSISTENSI KELEMBAGAAN KOMNAS HAM DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai institusi nasional HAM di Indonesia adalah lembaga independen yang berfungsi untuk memberikan perlindungan dan penegakan HAM. Eksistensi kelembagaan Komnas HAM masih mengandung sejumlah kelemahan sehingga belum efektif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu dibutuhkannya penguatan kelembagaan Komnas HAM dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DI PT TELKOMSEL BRANCH BANDA ACEH)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional, kepuasan dan komitmen organisasional terhadap organizational citizenship behavior serta dampaknya pada kinerja karyawan di PT Telkomsel Branch Banda Aceh. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan karyawan yang bekerja pada PT Telkomsel Branch Banda Aceh yang berjumlah 158 karyawan. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Metode analisis yang digunakan adalah path analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap organizational citizenship behavior karyawan dan juga terhadap kinerja karyawan PT Telkomsel Branch Banda Aceh. Implikasi dari penelitian ini, diketemukan variabel kecerdasan emosi sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini menjadi poin penting dalam upaya peningkatan kinerja karyawan, baik dalam rekruitmen karyawan maupun dalam pengadaan pelatihan-pelatihan pengembangan diri karyawan yang berbasis pada kecerdasan emosional.Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional, Organizational Citizenship Behavior dan Kinerja Karyawan PT Telkomsel Branch Banda Aceh
SISTEM PEMBINAAN PARA NARAPIDANA UNTUK PENCEGAHAN RESIDIVISME
Lembaga pemasyarakatan merupakan tempat untuk melaksanakan pengayoman serta pemasyarakatan narapidana, akan tetapi di sisi lain Lembaga Pemasyarakatan memang tidak bisa memberikan suatu jaminan, bahwa warga binaan yang sudah dibina itu pasti mau mentaati peraturan dan tidak melakukan kejahatan lagi, serta juga tidak ada jaminan bahwa program yang dilaksanakan dalam rangka pengayoman serta pemasyarakatan warga binaan pasti membawa hasil yang memuaskan. Pembinaan yang diberikan kepada narapidana yang berorientasi pada masa depan yang cerah dapat diwujudkan, apabila narapidana itu secara sungguh-sungguh menyadari bahwa pidana penjara yang dijatuhkan kepada mereka bukanlah dimaksudkan untuk membalas perbuatan yang dilakukan oleh warga binaan itu, akan tetapi untuk mengayomi serta memasyarakatkan napi itu kejalan yang benar agar mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab sesuai dengan harkat dan martabatnya
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN CV.STAR BOXINDO
Perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya, harus mempunyai komitmen dalam
hal meningkatkan komitmen organisasi karyawan, sebab komitmen organisasi dan
kinerja erat hubungannya, oleh sebab itu Budaya Organisasi yang berlaku dalam
Perusahaan dan juga kondisi kepemimpinan sangat besar kontribusinya terhadap
komitmen organisasi karyawan CV.STAR BOXINDO yang bergerak dalam bidang
percetakan dan pemotongan kertas. Fenomena yang terjadi belakangan ini adalah
semakin meningkatnya tingkat turnover karyawan dan juga fluktuasi tingkat presensi
karyawan CV.STAR BOXINDO, ini mungkin sangat dipengaruhi oleh kondisi budaya
organisasi yang berlaku dan dianut karyawan dan juga kondisi kepemimpinan yang
berlangsung disana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Apakah Budaya
Organisasi berpengaruh pada Komitmen Organisasi karyawan CV.STAR BOXINDO, 2.
Apakah Kepemimpinan berpengaruh pada Komitmen Organisasi karyawan CV.STAR
BOXINDO.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Karyawan CV.STAR BOXINDO
kecuali Manajer dan Wakilnya. Dalam penelitian ini seluruh populasi CV.STAR
BOXINDO dijasikan sampel. Teknik penentuan sampel yang digunakan yaitu sampling
jenuh dan untuk pengujian data menggunakan analisis SEM ( Structural Equation
Modelling ).
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Hipotesis pertama Faktor
Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasi, dapat diterima
(Signifikan ( negative ) ) dengan probabilitas kausalnya 0,057. Hipotesis kedua Faktor
Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasi, dapat diterima
(Signifikan (Positif)) dengan Probabilitas Kausalnya 0,014.
Keyword :Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Komitmen Organisas
Penguatan Eksistensi Kelembagaan Komnas HAM dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia
: National Commission on Human Rights (Komnas HAM) as a national human rights institutions in Indonesia is an independent agency whose function is to provide protection and enforcement of human rights. Institutional existence of Komnas HAM still has some weaknesses that have not been effective in carrying out its duties and functions. Hence the need for institutional strengthening of Komnas HAM in the state system of Indonesia
Pengaruh Stres Akademik dan Kecanduan Smartphone Terhadap Prokrastinasi Akademik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres akademik dan kecanduan smartphone terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa FISIP Universitas Mulawarman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini sebanyak 104 mahasiswa dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala prokrastinasi akademik, stres akademik dan kecanduan smartphone. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara stres akademik dan kecanduan smartphone terhadap prokrastinasi akademik. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan stres akademik terhadap prokrastinasi akademik. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kecanduan smartphone terhadap prokrastinasi akademik. Kontribusi pengaruh stres akademik dan kecanduan smartphone terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiwa Fisip Universitas Mulawarman sebesar 33,4 persen. This study aims to determine the influence of academic stress and smartphone addiction on the academic procrastination of FISIP students of Mulawarman University. This research uses a quantitative approach. The subjects of this study were 104 students selected using purposive sampling techniques. The data collection method uses a scale of academic procrastination, academic stress and smartphone addiction. The collected data is analyzed with multiple linear regression analysis tests. The results showed (1) There was a significant influence between academic stress and smartphone addiction on academic procrastination. (2) There is a significant influence of academic stress on academic procrastination. (3) There is a significant influence between smartphone addiction and academic procrastination. The contribution of the influence of academic stress and smartphone addiction to academic procrastination in Students of Fisip Mulawarman University was 33.4 percent
The Relationship between Language Learning Strategies and English Enlish Proficiency of EFL Students in Papua
Having plenty evidence about the effect of various factors on Language learning strategies (LLSs) use in hand, the present study aimed at describing strategies students prefer to use in English as a foreign language (EFL) learning and find out whether the strategies have correlation to their English proficiency. 32 EFL sophomores participated in this study. The main instrument was the Oxford’s SILL test version 7.0. The data were analyzed using the SPSS statistical software. Significant correlations at the level of 0.05 were found between (0.006 < 0.05), Compensation Strategies (0.021 < 0.05), and Social Strategies (0.021 < 0.05). In contrast, Memory Strategies, Cognitive Strategies, and Affective Strategies were not significantly correlated to English proficiency. This result provides area for future research to seek the effect of LLSs to students’ academic performance
Perlindungan Hak Konstitusional untuk Bebas dari Penyiksaan di Indonesia
Upaya mencegah dan menghapus praktik penyiksaan di Indonesia bukanlah persoalan yang mudah. Meski sudah meratifikasi Konvensi Menentang Penyiksaan dan mengakui hak untuk bebas dari penyiksaan sebagai HAM dan hak konstitusional, namun praktik penyiksaan di Indonesia masih juga berlangsung secara massif. Permasalahan dalam penelitian ini, pertama, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan praktik penyiksaan masih terjadi di Indonesia? Kedua, upaya apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan menghapus praktik penyiksaan dalam memperkuat perlindungan HAM dan hak konstitusional untuk bebas dari penyiksaan di Indonesia? Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan Perundang-undangan, pendekatan kasus dan pendekatan konseptual. Hasil kajian memperlihatkan bahwa, pertama, sejumlah faktor yang menyebabkan masih terjadinya praktik penyiksaan di Indonesia: (1) tidak adanya aturan hukum yang tegas dan memberikan sanksi yang berat kepada pelaku penyiksaan; (2) terinstitusionalisasinya praktik kekerasan dan penyiksaan di jajaran penegak hukum serta permisifnya masyarakat terhadap praktik tersebut; (3) mekanisme perlindungan dan pemberian kompensasi terhadap korban penyiksaan masih belum memadai. Kedua, perbaikan yang harus dilakukan mencakup: (1) adanya komitmen yang kuat dari pemerintah dengan membuat kebijakan penghapusan tindakan penyiksaan, seperti membuat Undang-Undang khusus menentang penyiksaan; (2) penataan institusi Kepolisian, Kejaksaan, TNI, Lembaga Pemasyarakatan serta lembaga-lembaga lainnya dengan meningkatkan pengawasan, memberikan sanksi yang tegas dan dilakukannya proses hukum jika masih terdapat praktik penyiksaan yang dilakukan. Selain itu perlu diberikan pendidikan HAM bagi personil institusi-institusi tersebut; (3) meningkatkan partisipasi masyarakat agar memiliki kesadaran untuk melawan setiap praktik kekerasan dan penyiksaan; (4) mengoptimalkan peranan lembaga seperti Komnas HAM dan LPSK untuk memberikan perlindungan dan pendampingan terhadap korban. (5) harus adanya pemenuhan terhadap hak-hak korban yang menjadi korban dari praktik penyiksaan.Efforts to prevent and eliminate the practice of torture in Indonesia are not easy. Although it has ratified the Convention Against Torture and recognizes the right for freedom from torture as human rights and constitutional rights, the practice of torture in Indonesia is still massive. The problem is, what factors cause the practice of torture to still occur in Indonesia? Then what efforts should be made to prevent and eliminate the practice of torture in strengthening human rights protection and constitutional rights for freedom from torture in Indonesia? The approach used in this study is the statute approach, case approach and conceptual approach. The results of the study show a number of factors that leads to the practice of torture in Indonesia: (1) the absence of strict legal rules and severe sanctions for perpetrators of torture; (2) institutionalization of the practice of violence and torture in the ranks of law enforcement as well as the permissiveness of the community towards the practice; (3) the mechanism for protecting and providing compensation to victims of torture is still inadequate. The improvements that must be made include: (1) a strong commitment from the government by making a policy of abolishing acts of torture, such as making a special law against torture; (2) structuring of the Police, Prosecutor\u27s Office, TNI, Correctional Institutions and other institutions by increasing supervision, providing strict sanctions and carrying out legal proceedings if there are still practices of torture carried out. In addition, it needs education of human rights for personnel of these institutions; (3) increasing community participation in order to have awareness to fight every practice of violence and torture; (4) optimizing the role of institutions such as Komnas HAM and LPSK to provide protection and assistance to victims. (5) there must be rights fulfillment to the victims who become the victims of the practice of torture
- …