PENGARUH SISTEM KERJA TIDAK ERGONOMIS TERHADAP POSTUR TUBUH NELAYAN

Sistem kerja yang tidak ergonomis membawa dampak produktivitas menurun, seperti postur kerja tidak ergonomis. Postur kerja yang tidak ergonomis juga terlihat pada pekerjaan manual yang dilakukan nelayan. Pekerjaan nelayan pada penelitian kali inidibatasi pada pekerjaan menarik jaring yang penuh terisi ikan. Tujuan penelitian yaitu menentukan postur kerja tidak ergonomis serta menentukan level resiko tindakannya. Metode yang dipergunakan adalah Rapid Entire Body Assissment (REBA). Hasil dan Pembahasan, penilaian REBA dibagi dua grup. Grup A, pada postur bagian batang tubuh terdapat skor tertinggi yakni skor empat di dapat dari enam operator yaitu operator 1, 4, 8, 9, 12, 13, pada postur bagian leher ada enam operator yang mempunyai skor tertinggi yaitu operator 2, 5, 9, 10, 12, 13. Postur bagian kaki terdapat tiga operator yang mempunyai skor tertinggi yaitu operator 6, 7, 12. Pada Beban, setiap operator mempunyai skor tinggi. Grup B, skor tertinggi postur lengan atas terdapat pada operator nomor 12. Pada postur bagian lengan bawah skor tertinggi ditemukan pada operator 13. Pada postur bagian pergelangan tangan, skor tertinggi ada tiga operator yaitu operator 2, 5 dan 9. Seluruh operator mempunyai pegangan dengan skor yang tertinggi. Kesimpulan,  Grup A, postur kerja yang tidak ergonomis ditentukan dari skor tertinggi setiap bagian yaitu pada postur bagian batang tubuh ada enam operator yang mempnuyai skor tertinggi nilai 4, postur bagian leher terdapat enam operator yang mempunyai skor tertinggi yang bernilai 2, postur bagian kaki terdapat tiga operator yang mempunyai skor tertinggi nilai 3, sementara untuk beban seluruh operator mempunyai skor tertinggi. Grup B, postur bagian lengan atas terdapat satu operator yang mempunyai skor tertinggi nilai 4, postur bagian lengan bawah juga hanya terdapat satu operator skor tertinggi nilai 2, postur bagian pergelangan tangan terdapat tiga operator mendapatkan skor tertinggi nilai 3, sementara untuk pegangan seluruh operator mendapatkan skot tertinggi. Level resiko tindakan seluruh operator dibagi atas dua level resiko tindakan yaitu level resiko tinggi dengan tindakan segera ditentukan untuk operator 5, 6, 8, 11. Sementara untuk level resiko sangat tinggi dengan Tindakan sekarang juga ditentukan untuk operator 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 12, 13.

Analisis Untuk Mendapatkan Nilai Faktor Daya Terhadap Dampak Perubahan Sistem Kelistrikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor daya terhadap dampak perubahan besaran sistem kelistrikan pada gedung Balai Diklat Industri Makassar. Instalasi menggunakan beban lampu tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen tenaga mekanis seimbang yaitu faktor daya dan kimia. Instalasi listrik digunakan lebih banyak, yang baik adalah instalasi yang akrab dengan lingkungan sekitarnya. Instalasi yang buruk dapat berdampak terhadap beban yang tidak seimbang di Balai Diklat Industri Makassar yang sudah ada sejak tahun 1987. Kebutuhan Akan Energi listrik terus berkembang, pelatihan yang terus ada di gedung Balai Diklat Industri Makassar.  Perbaikan penambahan kapasitor dan urutan fasa, pergantian beban lampu TL ke beban baru yang mempengaruhi ketidak seimbangan beban yang ada pada gedung Balai Diklat Industri Makassar, lampu hemat energy, dan mempengaruhi sesuai pada hasil pengukuran. Sebelumnya didapatkan hasil yang buruk misalnya urutan fasa yang dilakukan perbaikan ada bebarapa kelistrikan tidak berurut, nilai faktor daya yang rendah, yang terjadi akibat sistem yang buruk maka dilakukan perbaikan dampak buruk akibat ketidak seimbangan beban dapat dikurangi dan mempengaruhi ketidak seimbangan beban juga mempengaruhi pembayaran biaya listrik pada gedung pembayaran biaya listrik yang mahal. Kata Kunci: Faktor Daya, Sistem Kelistrikan, Biaya Listri

Analysis of Attack Speed in Fencing Athletes

Fencing is one of the leading sports in Indonesia, which is expected to become a top sport to win medals at every sporting event. In fact, up to now, there are still crucial problems faced by Indonesian fencing athletes to achieve this target. The condition of the training program being ineffective means that the athlete's ability level is challenging to develop and is stagnant, especially in attacking movement techniques. Attacks are the technique most often used by athletes and are crucial in getting points in every fencing match. The reality on the field is that fencing athletes often carry out attacks that do not produce points due to their low attack speed. This condition will make it easier for the opponent to predict attacks so that attacks can be easily avoided or evaded. So, practical training in fencing attacks is needed so that the attack speed becomes better. This research aims to determine the condition of the Fencing attack speed level through attack movement techniques using static movements in Fencing athletes. This research uses a quantitative approach and a descriptive method. The population in this study were fencing athletes assisted by the Indonesian National Sports Committee, Aceh Province. The sample in this study consisted of 8 people. The instrument technique used to collect data in this research was an attack test instrument called the Kuhadja Fencing Test. Based on the results of the study that has been carried out, it can be concluded that the average attack speed through static movement is 4.37 m/s

The simulation of drop-weight impact test on ramie-eglass hybrid fiber composite for kayoh jaloe wall material

The purpose of this study is to simulate drop-weight impact tests on hybrid fibre composites made of ramie and Eglass, which are used to make the traditional Acehnese boat wall material for jaloe kayoh. Using composites of ramie-Eglass fiber hybrid in the construction of jaloe kayoh wall material will significantly enhance the strength, durability, and sustainability of traditional Acehnese boats. The simulation was carried out using the finite element method approach using the Abaqus software. Three distinct laminate layer configurations—three layers (GRG), five layers (GRGRG), and six layers (GRGGRG)—with alternating Eglass and ramie fibres make up the test specimens. The ends of the specimen are set with fixed support to ensure boundary conditions, which limit all active structural degrees of freedom on all sides of the specimen. According to simulation results, the specimen with six laminate layers, measuring 12.498 mm, had the largest displacement. The specimen with six laminate layers has the highest stress concentration, measured at 560.6 MPa, while the specimen with three layers has the highest strain concentration, measured at 0.023. Its indicating that the lamina variation can influence the structural performance of the jaloe kayoh material. This research contributes to understanding the potential of ramie-Eglass hybrid fiber composites to enhance the safety and durability of traditional vessels such as jaloe kayoh. The implications of the results can serve as a foundation for the development of superior structural materials in the future

Pengembangan Sistem Pengukuran Gaya Tumbukan pada Jurus Pukulan Datar Pencak Silat Menggunakan Sistem Strain Gauge

Force plate is a tool that is very useful for knowing the amount of force produced by an athlete. This tool can help trainers or sports researchers in the physical development of an athlete. This research is a development of a tool for measuring the force that calculates collision forces while assessing the characteristics of a strain gauge-based transducer for flat punch moves from Pencak Silat. The analysis was done theoretically to determine the characteristics of this measuring instrument and experimentally to figure out the validation of the measuring instrument. This impact force measurement instrument has been made and can absorb about 2000N. It has sensitivity about 0.0981 mV/N, has linearity deviation about 1.169 mV (9,431), and has hysterisis percentation about 5,3%. The result of validation test that has it biggest deviation about 2.99 N. Thus, this tool can be used to measure the impact force which was produced from the Pencak Silat flat punch moves

The Effect of Work Conflict, Compensation and Stressors on Employee Morale at PT Indojaya Prima Semesta: Pengaruh Konflik Kerja, Kompensasi Dan Stressor Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT Indojaya Prima Semesta

Conflicts between employees affect the morale of the employees concerned. This is based on the existence of envy at work because the superiors pay more attention to it. In addition, it arises due to a lack of communication between employees and there is one employee who likes to slander, which sometimes complicates the relationship between fellow employees. The research objective was to identify and analyze the effect of work conflict, compensation, stressors on the morale of PT Indojaya Prima Semesta employees. The research population is the employees of PT Indojaya Prima Semesta located in Pasuruan, East Java. Sampling determination using purposive sampling, namely the determination of the sample with certain considerations

Synthesis Zeolite X/Silver and Copper Oxide Composite via Tollens Reactions and Its Application as Adsorbent: Sintesis Komposit Zeolit X/Oksida Perak dan Tembaga Melalui Reaksi Tollens Serta Aplikasinya Sebagai Adsorben

Zeolite is a micro porous aluminosilic mineral that has a wide surface. Its wide surface causes zeolite to be commonly used as an adsorbent. Zeolite X is included in the Faujasite structure and usually binds sodium cations. Cations bound to zeolites can be exchanged for other cations, such as transition metal cations. Transition metal cations such as [Ag(NH3)2]+ are commonly used to detect aldehyde groups or commonly known as Tollens reagents. This study aims to synthesize composite adsorbent zeolite X / silver oxide and zeolite X / copper oxide through Tollens reaction. Composites characterized using scanning electron microscope showed that the composite surface was coarser than the surface of zeolite X. The material used as a model for adsorption was ammonia gas. The resulting composites are of three types based on the stages of zeolite addition in the synthesis process, namely after the addition of a precursor (composite 1), after addition of NH4OH (composite 2), and after heating (composite 3). The resulting composite can increase the adsorption of ammonia by up to 2 times than zeolite X.Zeolit adalah mineral aluminosilika berpori mikro sehingga memiliki permukaan yang luas. Permukaannya yang luas menyebabkan zeolit umum digunakan sebagai adsorben. Zeolit X termasuk dalam struktur Faujasit dan biasa mengikat kation natrium. Kation yang terikat pada zeolit dapat ditukar dengan kation lainnya, seperti kation logam transisi. Kation logam transisi seperti [Ag(NH3)2]+ biasa digunakan sebagai pendeteksi gugus aldehida atau biasa dikenal sebagai pereaksi Tollens. Penelitian ini bertujuan menyintesis komposit adsorben zeolit X/oksida perak dan zeolit X/oksida tembaga melalui reaksi Tollens. Komposit dikarakterisasi menggunakan scanning electron microscope menunjukkan permukaan milik komposit lebih kasar dari pada permukaan zeolit X. Bahan yang digunakan sebagai model untuk adsorpsi ialah, gas amonia. Komposit yang dihasilkan ada tiga jenis berdasarkan tahapan penambahan zeolit pada proses sintesis, yaitu setelah penambahan prekursor (komposit 1), setelah penambahan NH4OH (komposit 2), dan setelah pemanasan (komposit 3). Komposit yang dihasilkan mampu meningkatkan adsorpsi amonia hingga 2 kali lipat daripada zeolit X

Synthesis Zeolite X/Silver and Copper Oxide Composite via Tollens Reactions and Its Application as Adsorbent: Sintesis Komposit Zeolit X/Oksida Perak dan Tembaga Melalui Reaksi Tollens Serta Aplikasinya Sebagai Adsorben

Zeolite is a micro porous aluminosilic mineral that has a wide surface. Its wide surface causes zeolite to be commonly used as an adsorbent. Zeolite X is included in the Faujasite structure and usually binds sodium cations. Cations bound to zeolites can be exchanged for other cations, such as transition metal cations. Transition metal cations such as [Ag(NH3)2]+ are commonly used to detect aldehyde groups or commonly known as Tollens reagents. This study aims to synthesize composite adsorbent zeolite X / silver oxide and zeolite X / copper oxide through Tollens reaction. Composites characterized using scanning electron microscope showed that the composite surface was coarser than the surface of zeolite X. The material used as a model for adsorption was ammonia gas. The resulting composites are of three types based on the stages of zeolite addition in the synthesis process, namely after the addition of a precursor (composite 1), after addition of NH4OH (composite 2), and after heating (composite 3). The resulting composite can increase the adsorption of ammonia by up to 2 times than zeolite X.Zeolit adalah mineral aluminosilika berpori mikro sehingga memiliki permukaan yang luas. Permukaannya yang luas menyebabkan zeolit umum digunakan sebagai adsorben. Zeolit X termasuk dalam struktur Faujasit dan biasa mengikat kation natrium. Kation yang terikat pada zeolit dapat ditukar dengan kation lainnya, seperti kation logam transisi. Kation logam transisi seperti [Ag(NH3)2]+ biasa digunakan sebagai pendeteksi gugus aldehida atau biasa dikenal sebagai pereaksi Tollens. Penelitian ini bertujuan menyintesis komposit adsorben zeolit X/oksida perak dan zeolit X/oksida tembaga melalui reaksi Tollens. Komposit dikarakterisasi menggunakan scanning electron microscope menunjukkan permukaan milik komposit lebih kasar dari pada permukaan zeolit X. Bahan yang digunakan sebagai model untuk adsorpsi ialah, gas amonia. Komposit yang dihasilkan ada tiga jenis berdasarkan tahapan penambahan zeolit pada proses sintesis, yaitu setelah penambahan prekursor (komposit 1), setelah penambahan NH4OH (komposit 2), dan setelah pemanasan (komposit 3). Komposit yang dihasilkan mampu meningkatkan adsorpsi amonia hingga 2 kali lipat daripada zeolit X

Analisis Model Perbandingan Prakiraan Metode Linear dengan Metode Eksponensial Menggunakan Data Jumlah Pelanggan Untuk Mendapatkan Prakiraan Pemakaian Daya Listrik

Analisis Model Perbandingan Prakiraan Metode Linear Dengan Metode Eksponensial Menggunakan Data Jumlah Pelanggan Untuk Mendapatkan Prakiraan Pemakaian Daya Listrik. Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah Untuk mengetahui cara memprakirakan kebutuhan daya listrik yang dibutuhkan di Malino dalam jangka beberapa tahun kedepan. Untuk mengetahui berapa besar daya yang dibutuhkan tiap tahun selama sepuluh tahun ke depan di Malino. Untuk mengetahui sektor yang paling menonjol dengan meningkatnya kebutuhan daya listrik di Malino. Metode yang dipergunakan pada penelitiann ini adalah mengadakan penelitian dan pengambilan data di dilaksanakan di Malino. Pengumpulan data pada PT. PLN (Persero) Rayon Malino. Hasill yang didapatkan pada penelitian ini adalah. Besar daya yang dibutuhkan pada tahun 2024 sebanyak 21,97 MVA, tahun 2025 sebanyak 34,2 MVA, tahun 2026 sebanyak 53,66 MVA, tahun 2027 sebanyak 84,72 MVA, tahun 2028 sebanyak 134,42 MVA, tahun 2029 sebanyak 214,06 MVA, tahun 2030 sebanyak 341,87 MVA, tahun 2031 sebanyak 547,37 MVA, tahun 2032 sebanyak 878,16 MVA, hingga tahun 2033 sebanyak 1411,42 MVA. Pada tahun 2033 sektor pelanggan di Malino yang paling banyak dan paling besar daya terpasangnya adalah sektor rumah tangga dengan total pelanggan 648634 unit dengan daya terpasang 1138,60 MVA