289 research outputs found

    Aplikasi Teknologi Tepat Guna Thereser Multiguna Untuk Petani Padi Daerah Perbatasan Dharmasraya

    Get PDF
    Kendala atau permasalahan yang ada pada petani saat ini adalah masalah pasca panen. Permasalahan terletak pada mesin perontok gabah. Mesin perontok gabah yang dimiliki bertipe Dragon dan mesin ini masih kurang efektif karena banyak gabah yang terbuang. Tenaga yang dibutuhkan juga cukup banyak dalam mengumpulkan gabah yang telah di rontokkan. Sehingga komplikasi permasalahan ini selain jumlah mesin belum mencukupi kebutuhan, mesin yang ada pun kurang efektif dan efisien dalam membantu proses panen para petani. Sehingga berdampak pada turunnya kualitas dan kuantitas padi yang akan di dapatkan petani. Dari fenomena ini TIM pengabdian menawarkan solusi membuat mesin theresher multiguna. Haparan mesin thereser ini mampu bekerja lebih efektif dari mesin yang sebelumnya. Metode penerapan ipteks yang dilakukan pada kegiatan ini adalah dengan memberikan teori pengantar, demonstrasi, dan praktek. Teori pengantar bersifat aplikatif yakni pengenalan alat, bagaimana cara penggunaannya, fungsinya serta aplikasi pemakaian di lapangan. Hasi dari pengabdian ini berupa mesin thereser multiguna menggunakan motor penggerak 9 HP untuk mencapai kinerja maksimal dan mesin thereser multiguna dilengkapi dengan lorong penghembus guna memisahkan padi berisi dan padi koson

    Pemindaian Jamur Kontaminan Ampas Tebu untuk Produksi Enzim Selulase

    Full text link
    Pada penelitian ini telah dilakukan proses pemindaian dari jamur kontaminan ampas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jamur penghasil enzim selulase dan mengetahui pengaruh pH terhadap produktivitas enzim selulase dari jamur hasil pemindaian kontaminan ampas tebu yang didapatkan. Hasil pemindaian diperoleh 2 jamur yang dapat menghasilkan enzim selulase. Aktivitas enzim selulase dapat diketahui dengan mengukur gula pereduksi dari hasil hidrolisis substrat selulosa (CMC) dengan menggunakan metode DNS. Produksi enzim selulase Jamur Galur 1 optimum pada hari ke-8 dan Jamur Galur 2 optimum pada hari ke-7 dengan nilai rasio perbandingan konsentrasi glukosa dan biomassa sebesar 8096,65 dan 9672,49 untuk masing-masing Jamur. Derajat keasaman (pH) berpengaruh terhadap produksi enzim selulase dimana untuk kedua jamur optimum pada pH 6.0 dengan nilai rasio perbandingan konsentrasi glukosa dengan biomassa sebesar 6147,73 dan 8725,10

    Strategi Pembelajaran Daring Pendidikan Kejuruan Ditinjau dari Philosophy TVET

    Get PDF
    Pandemi covid 19 telah mengganggu pembelajaran konvensional, dibutuhkan solusi yang dapat meminimalisir terjadinya pertemuan tatap muka. Aktivitas belajar mengajar yang dilakukan secara daring adalah salah satu pilihan untuk merespon permasalahan yang tengah dihadapi  pendidikan kejuruan pada saat sekarang. Berbagai macam media pembelajaran dimanfaatkan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran secara daring. Fenomena yang terjadi saat ini perlu untuk dikaji sesuai dengan kaidah pembelajaran, yang ditinjau dari berbagai media pembelajaran yang digunakan pada pendidikan kejuruan kemudian mengaitkannya dengan makna pembelajaran berdasarkan philosophy TVET. Metode yang digunakan memakai pendekatan kualitatif berupa studi literatur dengan cara mengumpulkan  jurnal/karya ilmiah tentang media pembelajaran daring yang diaplikasikan oleh pendidikan kejuruan dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi media pembelajaran daring yang dimanfaatkan oleh pendidikan kejuruan dimaknai dari sisi philosophy TVET dan hubungan peserta didik dengan sarana pembelajaran daring dalam aktivitas pembelajaran. Dari hasil kajian yang telah diidentifikasi bahwa media pembelajaran daring tersebut sudah memperantarai aktivitas belajar secara kualitatif

    Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Pada Mahasiswa Untuk Menghadapi Era Digital 4.0

    Get PDF
    Perkembangan teknologi membuat dekat sekaligus menjauhkan kita. Perkembangan digital membawa manfaat luar biasa dalam kehidupan, akan tetapi disisi lain kemerosotan moral terkhusus dikalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk penguatan pendidikan etika dan estetika dalam mengembangka karakter mahasiswa dalam mengahadapi era digitalisasi 4.0 yang semakin berkembang. Metode penelitan dalam penulisan ini menggunakan observasi langsung, komunikasi langsung, studi dokumentasi dan studi literature. Subyek yang diteliti adalah mahasiswa program studi PPK angkatan 2022. Perlu disadari bahwa perkembangan digital ini membuat kita semakin sadar bahwa masyarakat kaya dalam materi akan tetapi miskin dalam rohani. Melalui pendidikan etika dan estetika. Sebagai contoh kecil dalam pergeseran gaya hidup yang terjadi dalam masyarakat ialah permintaan maaf. Melalui tulisan ini pendidikan etika dan estetika memberikan solusi agar tetap menjadi manusia beretika dan berkarakter yang kuat. Sebab, untuk dapat terus mengikuti perkembangan era digitalisasi hendaknya manusia bisa menentukan karakter tanpa harus merubah sikap maupun tingkah laku pribadi manusia

    Pengaruh Sabut Kelapa sebagai Media Pertumbuhan Alternatif Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) terhadap Aktivitas Antimikroba

    Full text link
    Pengaruh variasi komposisi sabut kelapa sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotusostreatus) terhadap aktivitas antimikroba telah diteliti. Varias ikomposisi serbuk kayu sengon dan sabut kelapa yang digunakan adalah 0:100 (SK-1), 25:75 (SK-2), 50:50 (SK-3), 75:25 (SK-4) dan 100:0 (SK-5). Jamur tiram putih diliofilisasi dan diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metano lP. Ostreatus diujiaktivitas antimikroba menggunakan metode dilusi cair. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi antara variasi komposisi sabut kelapa sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih mempengaruhi aktivitas antimikroba. Hasil uji antimikroba menggunakan metode dilusi cair menunjukkan % penghambatan tertinggi pada SK-3 sebesar 72,380 % terhadap B. subtilis, sedangkan P. aeruginosas ebesar 133,696%. Komposisi variasi SK-3 menunjukkan aktivitas antimikroba terbaik terhadap bakteri B. subtilis dan P. aeruginos

    CLIMATE CHANGES AND RISK ANALYSIS OF RED ONION (Allium Ascolanicum) FARMING: A CASE FROM NAGARI SANING BAKA, SOLOK, WEST SUMATERA PROVINCE, INDONESIA

    Get PDF
    Red Onion (Allium Ascolanicum) is a non-substituted commodity for Indonesian consumer. It is a well-known situation in Indonesia, where the fluctuation supply of some agriculture products like rice and also red onion may causes the economic inflation in one region. It is even often happening in the long Moslem Holiday since Ramadhan fasting month up to Idul Fitri Holiday where the demand of food products significantly higher than its supplies. Nagari Saning Baka is a well-known village in Solok Regency as a center of red onion production in West Sumatera Province. However, since around 1980s, secondary data from local government showed significant decreased of production area of this crop. Local farmers mentioned factor of climate, especially the uncertainty of rainfall season in this region has caused the uncertainty to produce better harvest of this red onion. Since 2000, averagely, maximum yields of red onion from this area only around 8 Ton/Ha, much lower compare to average maximum yields in Solok Regency for about 10 Ton/Ha. This study have tried to identified factors that influence the production risk of red onion in this region by using regression analysis to test some hypothetical input factors, like numbers of seed, fertilizer, volume of pesticides, frequency of pesticides applied, labor, and variety of red onion itself. The production risk as dependent variable is identified by calculating the variance of production for each farmer. This study uses cross section data by collecting information from 70 farmers as sample. As a result, the risk analysis showed that red onion farmers are facing high risk in their farm, and higher risk in hot season compare to rainy season. The expected production of red onion is only 3.2 Ton/Ha per planting season. The result for regression analysis showed that only three input factors have showed high significance in influencing the production risk of red onion, are; the use of single fertilizer, leaf fertilizer and the uses of pesticides

    Analisis Kandungan Energi Syngas dari Gasifikasi Biomassa Sampah Pasar Menggunakan Metode Uji Boilling Test

    Get PDF
    Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk dan perkembangan industri, sedangkan suplai energi mulai menipis. Akibatnya ketersediaan energi menjadi langka. Biomassa sebagai enegi terbarukan memberikan solusi yang efektif untuk menghasilkan energi. Penelitian ini melakukan pengujian untuk mengetahui peforma dan kinerja gasifikasi dengan empat jenis variasi bahan bakar berbasis biomassa antara lain pellet kayu 100%, campuran pellet sampah pasar dan pellet kayu dengan perbandingan volume 1:1, campuran pellet sampah pasar dan pellet kayu 2:1, serta pellet sampah pasar 100% menggunakan alat downdraf gasifier. Metode penelitian ini merupakan uji eksperimental karena melibatkan pengujian langsung untuk mengukur temperatur gasifikasi, waktu gasifikasi, nyala api efektif,serta suhu air yang dipanaskan menggunakan uji titik didih/ boilling test. Hasilnya menunjukkan bahwa pellet kayu memberikan kinerja terbaik dalam hal stabilitas pembakaran, rendeman syngas, dan menghasilkan nilai kalor yang tinggi dengan waktu nyala api efektif selama 85 menit. Campuran pellet kayu dan pellet sampah pasar 1:1 menghasilkan syngas dengan nyala api efektif selama 15 menit. Sedangkan campuran pellet sampah pasar dan pellet kayu dengan perbandingan volume 2:1 menghasilkan syngas dengan waktu nyala api efektif selama 25 menit. Sementara itu, pellet sampah pasar memberikan peluang untuk memanfaatkan limbah pasar menjadi energi walaupun menghasil syngas dan nilai kalor yang rendah, tercatat waktu gasifikasi selama 25 menit namun, tidak efektif dalam menyalakan api. Selain itu campuran bahan bakar yang lain perlu dikaji untuk menawarkan potensi untuk menghasilkan energi yang relevan demi keberlanjutan lingkungan hidup
    corecore