15 research outputs found

    ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN YANG TERDAPAT DALAM DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL & SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

    Get PDF
    Protein merupakan salah satu makronutrisi yang memilki peranan penting dalam pembentukan biomolekul. Protein dapat ditemukan dalam berbagai tumbuhan, salah satunya adalah daun jambu biji. Daun jambu biji mempunyai manfaat bagi kesehatan yaitu sebagai antiinflamasi, antidiare, analgesik, antibakteri, antidiabetes, antihipertensi, mengurangi demam dan penambah trombosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat kandungan protein pada daun jambu biji (Psidium guajava L.) dan berapa besar kandungan protein daun jambu biji tersebut. Parameter yang digunakan yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif, pada uji kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode biuret untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan protein pada daun jambu biji, sedangkan uji kuantitatif dilakukan dengan metode kjeldahl dan Spektrofotometri Uv-Vis untuk mengetahui kadar protein yang terdapat pada daun jambu biji tersebut. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat kandungan daun jambu biji dengan uji biuret, dan pada metode kjeldahl diperoleh kadar protein rata-rata 0,131% pada daun jambu biji tua dan diperoleh rata-rata 0,113% pada daun jambu biji muda, sedangkan pada metode Spektrofotometri Uv-Vis diperoleh rata-rata pada daun jambu biji tua sebesar 0,142% dan daun jambu biji muda sebesar 0,053%

    Formulasi Ekstrak Etanol 96% Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.) Dalam Bedak Tabur Anti Jerawat Dan Uji Aktivitas Antiacne Terhadap Staphylococcus Aureus

    Get PDF
    Radiasi ultraviolet (UV) masih merupakan penyebab utama terjadinya kanker kulit, sehingga dipasaran banyak beredar sediaan krim atau gel yang berisi UV-filter. Oktil-metoksisinamat dan avobenzon adalah contoh zat aktif UV-filter. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Kosmetik konsentrasi maksimum oktil metoksisinamat yang diizinkan sebagai sediaan kosmetik tabir surya adalah 10% dan untuk avobenzon sebesar 3%. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar oktil metoksisinamat dan avobenzon dalam sedian gel tabir surya yang beredar di Kota Bandung dan menilai apakah sediaan tersebut memenuhi persyaratan tersebut diatas atau tidak. Penetapan kadar ini dilakukan dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil penelitian menunjukan persamaan regresi linier oktil metoksisinamat y = 1634,7x + 8500,8 dengan R² = 0,9962; dengan nilai BD dan BK, 0,694 bpj dan 2,314 bpj. Persamaan linier untuk avobenzon yaitu y = 4329,9x +9268,5 dengan R2 = 0,9912, dengan nilai BD dan BK, 1,058 bpj dan 3,527 bpj. Validasi metode analisis dengan sampel simulasi meliputi akurasi menunjukkan persen perolehan kembali untuk konsentrasi sampel simulasi 80%; 100% dan 120% masing-masing adalah 102,011%; 112,368%; 108,490% untuk oktil metoksisinamat dan 81,722%; 98,01%; 117,8% untuk avobenzon. Presisi menunjukan keterulangan hasil pengukuran, untuk oktil metoksisinamat dan avobenson diperoleh nilai %RSD sebesar 1,641% dan 1,946%. Berdasarkan data penetapan kadar, maka ketiga sampel gel yang diteliti mengandung oktil metoksisinamat dan avobenzon dalam batas aman

    Extraction and characterization of pectin from the fruit peel of Benincasa hispida (Thunb.) cogn

    Get PDF
    Pectin is a polysaccharide and a major component of most plant cell walls and the functions as an adsorbent, emulsifying agent, gelling agent, stabilizer, and gelling agent. one of which is by utilizing the skin of Bligo fruit (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn). This study aims to determine the presence of pectin contained in the skin of Bligo fruit using a completely randomized design (CRD) using 4 variations. concentration of citric acid solvent (5%,7%,9% and 11%) with extraction time consisting of 4 levels (30, 60, 90 and 120 minutes). The characteristics of the pectin produced were determined including water content, ash content, equivalent weight, methoxyl content, galacturonic acid content, and degree of esterification. This type of research is experimental research in the laboratory. The results showed that the highest yield was obtained from 7% citric acid concentration with an extraction time of 60 minutes, the yield value was 9.8%. The characteristics of the pectin obtained included water content of 11.6% and 9.2%; ash content of 8.8% and 8.7%; equivalent weight of 797,448 mg and 761,035 mg; methoxyl content 2.561% and 2.466%; galacturonic acid content 117.088% and 112.281%; esterification degree of 12,417 and 12,469%. FTIR spectroscopy which was used to compare the results of the spectra of extracted pectin and standard pectin showed the similarity of each absorption functional group

    FORMULASI SEDIAAN SPRAY DAUN DAN BATANG SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L.) SEBAGAI ANTINYAMUK Culex s.p

    Get PDF
    Daun dan Batang serai wangi (Cymbopogon nardus L.) merupakan tanaman yang memiliki kandungan geraniol dan sitronelal yang berfungsi sebagai antinyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan spray antinyamuk dari tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L.) dengan menggunakan metode destilasi yang akan diujikan terhadap aktivitas nyamuk Culex s.p. Bahan yang digunakan dalam pembuatan spray adalah minyak atsiri daun dan batang serai wangi (Cymbopogon nardus L.) dengan variasi konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Semua formula sediaan spray diuji stabilitas meliputi (pH dan viskositas) serta efektivitas terhahap nyamuk Culex s.p. Dari hasil pengujian pH dan viskositas menunjukan bahwa pH sesuai dengan standar pH pada kulit dan memiliki viskositas yang cukup baik. Hasil dari efektifitas sediaan spray menyatakan bahwa pada sediaan spray dengan konsentrasi ekstrak 15% memiliki daya tolak nyamuk yang cukup efektif. Kata Kunci: Spray Antinyamuk, Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.), Nyamuk Cule

    FORMULASI NUTRASEUTIKAL GUMMY CANDIES SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

    Get PDF
    Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan salah satu tanaman buah dari keluarga (Oxalidaceae) dengan marga (Averrhoa). Buah belimbing wuluh memiliki daya simpan yang relative singkat sekaligus memiliki rasa asam sehingga kurang disukai jika dikonsumsi secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat dibuat menjadi sediaan nutraseutikal gummy candies serta dapat mengetahui formula manakah yang paling disukai responden dan hasil evaluasi fisik yang terbaik dalam sediaan gummy candies . sampel berupa buah belimbing wuluh dilakukan dengan metode spray drying yang diformulasikan menjadi sediaan gummy candies dengan variasi konsentrasi sukrosa 115 mg, 230 mg, 345 mg, 490 mg, 575 mg. semua sediaan di uji dengan pengujian organoleptis, keseragaman bobot dan hedonik. Hasil dari evaluasi sediaan gummy candies menyatakan bahwa sediaan gummy candies memenuhi mutu fisik. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan gummy candies sari buah belimbing wuluh menunjukkan hasil uji yang paling disukai dari sediaan gummy candies yaiitu pada formula 3 dengan kadar sukrosa 345 mg berdasarkan parameter rasa, warna, aroma dan bentuk.hasil dari uji keseragaman bobot yaitu pada formula 3 yang paling disukai panelis

    ANALISIS LOGAM BERAT PADA BERAS (Oriza sativa L.) YANG DITANAM DI DAERAH INDUSTRI KARET MEKAR JAYA

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara dengan konsumsi beras terbesar setelah Banglades yang merupakan sebagai makanan pokok. Mutu beras dapat dilihat dari aktivitas budidaya padi tergantung pada proses penanaman dan lingkungan sekitar, seperti penggunaan pupuk anorganik, kualitas tanah, cuaca serta air yang tercemar oleh limbah industri juga dapat berpotensi dalam pencemaran bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan kandungan logam Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Besi (Fe) pada 3 sampel beras yang ditanam di daerah Industri Karet Mekar Jaya. Sampel beras yang diambil dari hulu, tengah dan hilir persawaan disekitar industri dianalisis menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dan pengujian dilakukan dengan 2 pengulangan. Dari hasil penelitian analisis logam Cd, Cu, Hg, Pb dan Fe yang diperoleh, sampel beras hanya mengandung logam Cu dan Fe, sedangkan logam Cd, Hg dan Pb tidak dapat terdeteksi. Logam Cu yang terkandung pada beras dipersawahan tersebut pada daerah hulu, tengah dan hilir berturut-turut 4,765; 4,73 dan 4,13 mg/kg sedangkan logam Fe berturut-turut 6,8; 5,76 dan 5,025 mg/kg. Kesimpulan yang diperoleh bahwa pada sampel beras 1, 2 dan 3 tidak terdeteksi logam Cd, Hg dan Pb, kadar logam Cu masih dalam batas aman menurut BPOM no 03725/B/SK/VII/89 sedangkan kadar logam Fe yang diperoleh melebihi batas aman menurut Permenkes no 492/MENKES/Per/IV/2010

    Analisis Kadar Karboksihemoglobin (COHb) pada Montir Motor di Area Kota Samarinda

    Get PDF
    The quality of air is very important for the environment and human life, however, along with developments in today's increasingly developed and modern era, the quality of the air itself is getting worse and the substances that become air pollutants, one of which is carbon monoxide. Exposure to high amounts of carbon monoxide gas over a continuous exposure period can of course increase carboxyhemoglobin levels in the blood, which will cause health problems. To determine the relationship between carboxyhemoglobin levels in the blood of motor vehicle mechanic workers in the Samarinda city area based on factors such as age, length of work, length of service, and smoking habits. This research used a cross sectional analytical survey design, and sample measurements used the Hindsberg-Lang method which was carried out in May 2023 with a sample size of 17 people and a Spearman rank statistical test was carried out to see whether there was a relationship between variables. 17 motor vehicle mechanics had COHb concentrations that exceeded the normal limit of 3.5%, where the lowest carboxyhemoglobin level was 6.10% and the highest was 9.64%. Correlation data obtained from the p value of age (p=0.000), length of service (p=0.000), time worked (p=0.000), and smoking habits (p=0.004) on COHb levels in the blood of motor vehicle mechanics. The Conclusion: COHb levels in motor vehicle mechanics are above 3.5% and there is a significant relationship between age, length of service, working time and smoking habits on COHb levels in the blood of motor vehicle mechanics.Kualitas dari udara merupakan hal yang sangat penting bagi lingkungan dan kehidupan manusia, namun seiring dengan perkembangan zaman masa kini yang semakin berkembang dan modern membuat kualitas udara itu sendiri semakin buruk serta zat yang menjadi pencemar udara salah satunya ialah karbon monoksida. Paparan gas karbon monoksida dalam jumlah yang tinggi dengan waktu paparan terus-menerus tentunya dapat meningkatnya kadar karboksihemoglobin dalam darah dimana hal ini akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. Mengetahui hubungan kadar karboksihemoglobin dalam darah pekerja montir kendaraan bermotor di area kota Samarinda berdasarkan faktor usia, lama bekerja, masa bekerja, serta kebiasaan merokok. Penelitian ini menggunakan rancangan survey analitik cross sectional, dan pengukuran sampel menggunakan metode Hindsberg-Lang yang dilakukan pada bulan mei 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 17 orang dan dilakukan uji statistik rank spearman untuk melihat adanya hubungan antara variable. 17 montir kendaraan bermotor memiliki konsentrasi kadar COHb yang melebihi batas normal 3,5 % dimana kadar karboksihemoglobin terendah 6,10 % dan tertinggi 9,64 %. data korelasi diperoleh nilai p value usia (p=0,000), masa kerja (p = 0,000), waktu bekerja (p= 0,000), dan kebiasaan merokok (p=0,004) terhadap kadar COHb dalam darah montir kendaraan bermotor. Kesimpulan kadar COHb montir montor diatas nilai 3.5% dan terdapat hubungan yang signifikan antara usia, masa kerja, waktu kerja,dan kebiasaan merokok terhadap kadar COHb dalam darah montir kendaraan bermotor

    Antihypertension Activity of Averrhoa bilimbi Fruit Juice on Sodium Chloride and Prednisone-Induced Rats

    Get PDF
    Hypertension is a condition where systolic and diastolic blood pressure continuously increases, causing heart disease, kidney disease, hardening of the arteries, eye damage, and stroke (brain damage). Bilimbi (Averrhoa bilimbi L.) is traditionally used to lowering high blood pressure. The research objective was evaluating the activity of A. bilimbi as an antihypertensive. The research was conducted in vivo using rats and the CODA blood pressure analysis instrument. The doses used for A. bilimbi juice were 150, 300, and 600 mg/kg BW, respectively. A. bilimbi juice at a dose of 600 mg/kg BW/day for 14 days can reduce systolic and diastolic blood pressure in male Wistar rats induced by 2.5% NaCl and 1.5 mg/kg BW prednisone. The results of the study showed that A. bilimbi juice at a dose of 600 mg/kg BW. had antihypertensive activity

    Extraction and characterization of pectin from the fruit peel of Benincasa hispida (Thunb.) cogn

    Get PDF
    Pectin is a polysaccharide and a major component of most plant cell walls and serves as an adsorbent, emulsifying agent, gelling agent, stabilizer, and gelling agent. Pectic can be obtained from the fruit peel of Bligo (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn). This study aims to determine the presence of pectin in the peel of Bligo fruit, which can be used as a gelling agent, and to obtain the best solvent concentration and time for the extraction and characterization of pectin from the peel of Bligo fruit by using a completely randomized design (CRD) using 4 variations. Concentration of citric acid solvent (5%,7%,9% and 11%) with extraction time consisting of 4 levels (30, 60, 90 and 120 minutes). The characteristics of the pectin produced were determined based on its water and ash content, equivalent weight, methoxyl content, galacturonic acid content, and degree of esterification. The results showed that the highest yield was obtained from 7% citric acid concentration with an extraction time of 60 minutes, with the value of 9.8%. The resulted pectin had a water content of 10.4%; ash content of 8.75%; an equivalent weight of 779.243 mg; methoxyl content of 2.515%; galacturonic acid content of 114.685%; and esterification degree of 12.445%. The characterization of functional groups using FTIR showed groups -OH, -CH3, -C=O, -C-H, and -R-OR with wavelength respectively of 2958.93 cm-1; 1396.52 cm-1; 1724.36 cm-1; 1416.78 cm-1; and 1220.99 cm-1

    Extraction and characterization of pectin from the fruit peel of Benincasa hispida (Thunb.) cogn

    Get PDF
    Pectin is a polysaccharide and a major component of most plant cell walls and serves as an adsorbent, emulsifying agent, gelling agent, stabilizer, and gelling agent. Pectic can be obtained from the fruit peel of Bligo (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn). This study aims to determine the presence of pectin in the peel of Bligo fruit, which can be used as a gelling agent, and to obtain the best solvent concentration and time for the extraction and characterization of pectin from the peel of Bligo fruit by using a completely randomized design (CRD) using 4 variations. Concentration of citric acid solvent (5%,7%,9% and 11%) with extraction time consisting of 4 levels (30, 60, 90 and 120 minutes). The characteristics of the pectin produced were determined based on its water and ash content, equivalent weight, methoxyl content, galacturonic acid content, and degree of esterification. The results showed that the highest yield was obtained from 7% citric acid concentration with an extraction time of 60 minutes, with the value of 9.8%. The resulted pectin had a water content of 10.4%; ash content of 8.75%; an equivalent weight of 779.243 mg; methoxyl content of 2.515%; galacturonic acid content of 114.685%; and esterification degree of 12.445%. The characterization of functional groups using FTIR showed groups -OH, -CH3, -C=O, -C-H, and -R-OR with wavelength respectively of 2958.93 cm-1; 1396.52 cm-1; 1724.36 cm-1; 1416.78 cm-1; and 1220.99 cm-1
    corecore