201 research outputs found

    PENERAPAN PRINSIP BUSINESS JUDGEMENT RULE TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DIREKSI DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

    Get PDF
    Korupsi berpotensi terjadi dalam hal bisnis yang dijalankan oleh korporasi, saat direksi membuat keputusan yang kemudian keputusan tersebut berdampak pada menimbulkan kerugian negara. Dalam hal demikian terkandung aspek Hukum Pidana dan Hukum Perusahaan. Di satu sisi apa yang dilakukan merupakan sebuah tindak pidana korupsi, di sisi lain apa yang dilakukan Direksi dijamin oleh Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas melalui pasalnya tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian yang ditimbulkan-nya sebagai penjelmaan dari prinsip Business Judgment Rule. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik mengkaji apakah penerapan prinsip Business Judgement Rule dapat membebaskan Direksi dari pertanggungjawaban pidana dalam tindak pidana korupsi atas keputusan bisnis yang diambilnya; apakah kendala yang dihadapi dalam menerapkan prinsip Business Judgement Rule pada tindak pidana korupsi; dan bagaimana upaya memaksimalkan peranan prinsip Business Judgement Rule melindungi Direksi dalam mengambil keputusan bisnis agar terhindar dari tindak pidana korupsi. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan spesifikasi penelitan bersifat deskriptif analitis, dengan tipe penelitian yuridis normatif, dengan pendekatan perundang-undangan, konsep dan kasus. Dalam peneltian ini data dikumpulkan, diverifikasi, diklasifikasi dan disistematisasi untuk selanjutnya dianalisis melalui prosedur penalaran deduksi dengan menggunakan metode analisis data secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pertama, penerapan prinsip Business Judgement Rule dapat membebaskan Direksi dari pertanggungjawaban pidana dalam tindak pidana korupsi atas keputusan bisnis yang diambilnya, dari sisi hukum pidana Business Judgement Rule merupakan prinsip pertanggungjawaban yang sejalan dengan prinsip pertanggungawaban dalam ranah hukum pidana yaitu prinsip tiada pidana tanpa kesalahan. Dasi sisi hukum perusahaan Business Judgement Rule dapat membebaskan Direksi dari pertanggungjawaban pidana dalam tindak pidana korupsi atas keputusan bisnis yang diambil direksi dengan syarat bisa dibuktikan bahwa kerugian yang dilahirkan dari keputusan bisnis yang diambil direksi tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaian direksi tersebut, direksi telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kejujuran dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, direksi tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian tersebut, direksi telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut, tidak merupakan trading influence, kewenangan pengambilan keputusan bisnis didasari oleh fiduciary duty, dilakukan atas dasar duty of care and skill, duty of loyality, duty to action good faith, dan keputusan tersebut diambil dalam kondisi overmacht. Kedua, kendala yang dihadapi dalam menerapkan prinsip Business Judgement Rule pada tindak pidana korupsi setidaknya disebabkan oleh faktor substansi, struktur dan kultur. Ketiga, memaksimalkan peranan prinsip Business Judgement Rule sebagai upaya melindungi Direksi dalam mengambil keputusan bisnis agar terhindar dari tindak pidana korupsi, harus berangkat dari tiga faktor besar tersebut di atas yaitu substansi, struktur dan kultur. Kata kunci: Business Judgement Rule, Direksi, Korupsi

    PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK SELEKSI PEMAIN BOLA VOLI TINGKAT KAB.SUKABUMI UNTUK KEJUARAAN PEKAN OLAHRAGA DAERAH (PORDA)

    Get PDF
    PORDA merupakan gelaran daerah yang mempertandingkan berbagai macam  pertandingan berbagai macam olahraga antar kota dan kabupaten dengan jangkouwan area provinsi. Dalam gelaran pertandingan olahraga nasional tersebut bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang di pertandingkan . bola voli merupakan permainan bola besar yang bertemakan tim sehingga nilai tim harus dimiliki untuk memenangkan permainan konpetitif ini. Permasalah yang terjadi dalam tahap seleksi  ialah keputusan pelatih kadangkala  tidak mempunyai nilai tolak ukur untuk memutuskan pemain yang akan lulus dalam tahap seleksi. Sehingga dalam tahap seleksi hanya dilihat dari grafik latihan sehingga kurang maksimal dalam hal penilaian pemain untuk memutuskan atlet yang akan lulus dalam tahap seleksi. Penelitian ini dilakukan untuk membantu penentuan calon atlet yang akan lulus dalam tahap seleksi pemain bola voli untuk kejuaraan Pekan olahraga daerah  agar lebih mendapatkan hasil yang sesuai. Pengklasifikasian yang dilakukan menggunkan metode profile matching, metode Profile matching juga disebut metode gap atou jarak mekanisme perhitunganya dengan mengasumsikan bahwa tingkat variable prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukan tingat minimal yang harus dipenuhi dan dilewati. Hasil akhir dari penilitian ini adalah  menghasilakn  system yang dapat membantu  nilai potensi pemain dari suatu pemain sehingga pelatih memiliti niali tolak ukur dalam mengkalasifikasikan pemain.PORDA merupakan gelaran daerah yang mempertandingkan berbagai macam  pertandingan berbagai macam olahraga antar kota dan kabupaten dengan jangkouwan area provinsi. Dalam gelaran pertandingan olahraga nasional tersebut bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang di pertandingkan . bola voli merupakan permainan bola besar yang bertemakan tim sehingga nilai tim harus dimiliki untuk memenangkan permainan konpetitif ini. Permasalah yang terjadi dalam tahap seleksi  ialah keputusan pelatih kadangkala  tidak mempunyai nilai tolak ukur untuk memutuskan pemain yang akan lulus dalam tahap seleksi. Sehingga dalam tahap seleksi hanya dilihat dari grafik latihan sehingga kurang maksimal dalam hal penilaian pemain untuk memutuskan atlet yang akan lulus dalam tahap seleksi. Penelitian ini dilakukan untuk membantu penentuan calon atlet yang akan lulus dalam tahap seleksi pemain bola voli untuk kejuaraan Pekan olahraga daerah  agar lebih mendapatkan hasil yang sesuai. Pengklasifikasian yang dilakukan menggunkan metode profile matching, metode Profile matching juga disebut metode gap atou jarak mekanisme perhitunganya dengan mengasumsikan bahwa tingkat variable prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukan tingat minimal yang harus dipenuhi dan dilewati. Hasil akhir dari penilitian ini adalah  menghasilakn  system yang dapat membantu  nilai potensi pemain dari suatu pemain sehingga pelatih memiliti niali tolak ukur dalam mengkalasifikasikan pemain

    BUDAYA ORGANISASI, EFEKTIVITAS ORGANISASI, DAN EKSISTENSI ORGANISASI DESA ADAT DALAM PEMBANGUNAN (KASUS DESA ADAT SESEH DAN DESA ADAT GERANA, KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI)

    Get PDF
    Indigenous village as a community organization in Bali has its own character which isdifferent than other organizations. Organization customary village has a goal: jagadhitasarwa sami Hita (Prosperous Spiritual Material), and sukerta Prahyangan governance,governance sukerta Palemahan Pawongan and sukreta governance. Organizationcustomary village has a position that is very important and strategic in dealing withvarious problems of development. The research problems, a. How can organizationalculture indigenous villages were able to maintain the existence of indigenous villagesunder construction in the traditional village and Gerana Badung Seseh? b. How can theeffectiveness of customary village organizations in development in indigenous villagesand indigenous villages Gerana Seseh Badung? c. How the existence of the traditionalvillage and village customs Seseh Gerana under construction in Badung? Penelianqualitative research method used. Results pelitian, organizational culture, organizationaleffectiveness, and the existence of customary village organizations and indigenousvillages Gerana Seseh almost no difference. But because of geographical differencesthat indigenous villages Seseh is located in the southern area (beach) which is the areaof tourism, while the indigenous villages Gerana located in the northern area(mountains) is still an agricultural area so that the indigenous villages Seseh andindigenous villages Gerana there is little difference namely: (1) the traditional villageSeseh: organizational culture is strong, the effectiveness of optimal organization, theleadership, the village board custom, fully held by the younger generation, the processof democratization, rationalization goes well, the activities of traditional village entirelyhandled together with impeccable manners (residents) indigenous villages. (2) Thetraditional village Gerana: strong organizational culture, optimal organizationaleffectiveness, leadership, traditional village board, has not yet held by the youngergeneration. The process of democratization, rationalization enough to run well, and therole of parents, traditional leaders still dominant with the traditional village activities.Keywords: Organizational Culture, Organizational Effectiveness, and the existence ofthe Organization of Indigenous Village, Seseh, GeranaÂ

    Analisis Pengaruh Anggaran dan Atribut Terhadap Preferensi Paket Internet Indosat (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis)

    Get PDF
    Fokus penelitian ini, yaitu untuk meneliti tentang tingginya preferensi mahasiswa FPEB terhadap paket internet Indosat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat gambaran preferensi dan besarnya pengaruh anggaran dan atribut terhadap preferensi penggunaan paket internet Indosat pada mahasiswa FPEB. Subjek dalam penelitian ini, yaitu pengguna paket internet Indosat di FPEB dengan sampel sebanyak 83 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda, dalam analisis data menggunakan bantuan program Eviews 6. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa preferensi paket internet Indosat di FPEB sangat tinggi dan mahasiswa puas menggunakan paket internet Indosat. Hasil lainnya yaitu variabel anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi. Artinya pengaruh tersebut disebabkan jika mahasiswa FPEB meningkatkan anggaran untuk mengkonsumsi paket internet Indosat maka akan lebih leluasa dalam menentukan pilihan paket yang terbaik dan mendapatkan kepuasan maksimum. Kenaikan anggaran pada penggunaan paket internet Indosat maka akan meningkatkan preferensi. Sedangkan untuk variabel atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi, jadi semakin baik kualitas dari atribut yang dimiliki oleh paket internet Indosat maka preferensi konsumen terhadap paket internet Indosat tersebut akan meningkat. The focus of this research is about there are so high preferenceof FPEB students towards Indosat internet packages. Purpose of research result is to see preference image and how influence budget and attributes to preference users of Indosat internet packages. Subjects of this study are Indosat internet packages users in FPEB with 83 Indosat internet packages users as the samples. The method used in this research is an explanatory survey using questionnaire as data collection tool. Simple linear regression is used for the data analysis technique by applying Eviews 6 program. The research result shows high preference of Indosat internet packages and students FPEB satisfaction of Indosat internet packages is high. Other result that is a budget variable has positive correlation and nsignificant on preferences. It means if with higher affect higher preference. However, a product attributes variable have positive correlation and significant on preferences. This means that the good quality of Indosat internet packages attributes affect the higher consumers’ preferences on goods and services

    Bali dalam Perspektif Budaya dan Pariwisata

    Get PDF
    Bali merupakan salah satu pulau kecil dari ribuan pulau besar dan kecil di nusantara. Berbagai sebutan diberikan oleh orang asing yang mengunjungi Bali. Menurut catatan orang Belanda yang pertama kali datang ke Bali tahun 1597, mengatakan bahwa mereka jatuh cinta dengan pulau ini. Ketika beberapa di antara mereka kembali ke negerinya untuk melaporkan penemuan “sorga” baru, sedangkan yang lain menolak meninggalkan Bali (Covarrubias, 2013: 30). Dari catatan awal tersebut dapat disimak bahwa pujian kepada Bali dengan sebutan “pulau surga” (Bali is paradise island) diungkapkan pertama kali oleh orang Belanda yang menginjakkan kakinya di pulau kecil ini. Selanjutnya memasuki era pariwisata, bahwa yang datang ke Bali tidak terbatas kepada orang Belanda, tetapi juga bangsa-bangsa lain yang berasal dari mancanegara. Sebutan lain pun banyak muncul sebagai pujian kepada Bali, seperti: Bali pulau dewata, Bali pulau seribu pura, Bali pulau yadnya, Bali pulau kecil tetapi indah, Bali yang ramah, Bali yang damai, Bali yang aman, dan sebutan lainnya

    IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) (Study Penelitian pada LPD Desa Pekraman Sesetan)

    Get PDF
    Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah salah satu lembaga keuangan desa yang ada di Bali. Sejak berdirinya, LPD telah berhasil mencapai kinerja dengan baik. Seiring berjalannya waktu, peraturan terkait LPD juga mengalami perkembangan. Perda No. 3 Tahun 2017 adalah perda terbaru tentang LPD. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu deskriptif dengan metode kualitatif yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki yang pada akhirnya metode ini digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2017 terdapat beberapa hal belum diimplementasikan diantaranya pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh prajuru maupun karyawan LPD Desa Pakraman Sesetan belum berbasis kompetensi. Dalam hal struktur organisasi LPD Desa Pakraman Sesetan belum mengacu pada struktur organisasi yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Bali  Nomor 44 Tahun 2017

    PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KLUNGKUNG

    Get PDF
    Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Klungkung yang terbentuk berdasarkan Peraturan Bupati Klungkung Nomor 35 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah memiliki Tugas pokok menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah di bidang Teknologi dan Informasi (TI). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan  terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil  pada Dinas Kominfo Kabupaten Klungkung, (2) untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil  pada Dinas Kominfo Kabupaten Klungkung, (3). untuk mengetahui pengaruh Etos Kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kominfo Kabupaten Klungkung, (4) Untuk mengetahui Variabel manakah yang lebih dominan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil  pada Dinas Kominfo Kabupaten Klungkung, (5) Untuk mengetahui variabel Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Etos Kerja secara bersama – sama berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil  pada Dinas Kominfo Kabupaten Klungkung. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan populasi 32 orang pegawai negeri sipil. Dari 32 orang pegawai negeri sipil di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Klungkung yang dijadikan responden yaitu 30 orang, peneliti  dan pimpinan (Kepala Dinas) tidak  termasuk responden karena sebagai peneliti dan beyek penelitian. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Etos Kerja terhadap Kinerja pegawai digunakan metode statistik uji regresi linier berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 25.0 For Windows.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai negeri sipil sebesar 35,4%. Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terdahap kinerja pegawai negeri sipil sebesar 24.4%. Etos Kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai negeri sipil sebesar 16,7 %. Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Etos Kerja secara bersama-sama menjelaskan variabel kinerja pegawai negeri sipil  sebesar 76,5%, sedangkan sisanya 23,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau model penelitian.  Model regresi dari penelitian ini adalah sebegai berikut : Ŷ =  2.366  +  0,354 X1 + 0,244 X2 + 0,167 X3. Persamaan tersebut memberikan gambaran bahwa peningkatan gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan etos kerja akan meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil

    Pura Kahyangan Jagat Masceti Gianyar

    Get PDF
    ulau Bali terkenal dengan sebutan pulau seribu pura (the thousand of temples), baik di nusantara maupun di dunia (mancanagara). Wacana klasik tentang hal tersebut tidaklah berlebihan, oleh karena fakta realitas di lapangan memberi persaksian bahwa banyak pura dan ribuan jumlahnya menghiasi pulau dewata. Bilamana dikelompokkan berdasarkan atas karakternya, dapat dikategorikan menjadi empat kelompok besar, yaitu: Pura Umum, Pura Teritorial, Pura Fungsional (swagina), dan Pura Genealogis (Ardana, 1971). Agar keberadaan pura yang jumlahnya begitu banyak dapat menjadi jelas statusnya, termasuk kedalam kelompok mana pura yang dimaksud, sehingga lebih mudah untuk diketahui. Untuk itu, pura-pura yang tergolong Pura Umum, adalah: Pura Sad Kahyangan, Kahyangan Jagat dan Dang Kahyangan; Pura Teritorial (Kahyangan Tiga), yaitu: Pura Desa, Pura Puseh, dan Pura Dalem: Pura Fungsional (swagina), yaitu: Pura Ulun Suwi (Siwi), Pura Ulun Carik, Pura Bedugul, Pura Melanting dan yang sejenisnya; dan Pura Genealogis yaitu pura yang terkait dengan hubungan (keturunan) darah, yaitu: Pedarmaan, Paibon, Panti, Merajan, Sanggah Kemulan, dan yang sejenisnya. Selama ini yang menjadi pertanyaan buat siapa pun yang datang ke Bali, termasuk warga masyarakat Bali, adalah: Mengapa di Bali banyak pura? Mungkin alasan yang paling tepat untuk dijadikan argumentasi adalah dengan merenung kembali 2 sejenak ke masa silam. Patut disadari bahwa sejak kehadiran tokoh-tokoh agama dan spiritual di Bali, seperti: Resi Markandia, Mpu Kuturan, Dang Hyang Astapaka, Dang Hyang Sidimantra, Dang Hyang Nirartha dan tokoh-tokoh agama dan spiritual Hindu lainnya, berdasarkan sumber-sumber yang ada bak sumber tradisi, purana, artepak, prasasti maupun yang lainnya, disebutkan bahwa semua tokoh tersebut memiliki tradisi membangun pura. Sebagai umat Hindu, mewarisi tradisi yang ditinggalkannya, sudah sepatutnya memiliki tanggung jawab moral untuk memelihara dan melestarikannya. Karena sifat flesibelitas Agama Hindu dalam menyikapi jaman, sehingga apa yang diwariskan dan selanjutnya ditradisikan dari generasi ke generasi berikutnya tentu disesuaikan dengan tuntutan jaman. Ketika berbicara pewarisan suatu tradisi yang sampai kepada kita saat ini, bahwa suatu hal positif yang perlu ditauladani berkenaan dengan tradisi masa lalu adalah kebiasaan mengabadikan atau menulis peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di jamannya. Sebagai contoh yang dilakukan oleh para raja dari dinasti Warmadewa di zaman Bali Kuna,di antaranya yaitu Sri Kesari Warmadewa, Candrabhayasingha Warmadewa, Dharma Udayana Warmadewa, Marakata, Anakwungsu, dan seterusnya sampai dengan pemerintahan Sri Asta Asura Ratna Bhumi Banten, raja Bali Kuna yang terakhir (Goris, 1951/52); kemudian pemerintahan raja-raja dari dinasti Kepakisan, seperti: Sri Kresna Kepakisan di Samprangan, Dalem Ketut Ngulesir, di Gelgel, dan Dewa Agung Jambe di Klungkung, Dewa Agung Pemayun dalam pengembaraannya (Tim Peneliti Penulisan Sejarah Bali, 1980), dan lain-lainnya. Hampir semua tokoh yang disebutkan di atas, cukup banyak meninggalkan catatan-catatan tertulis, dan patut disyukuri bahwa beberapa di antaranya telah sampai kepada kita saat ini. Dengan demikian, kita yang hidup sekarang sebagai generasi penerusnya, dapat 3 mengetahui bagaimana tentang kehidupannya di masa silam. Walaupun pengetahuan yang didapatkan terbatas adanya, namun setidaknya ada bayangan sekilas, tentang apa yang telah diperbuat ketika masa pengabdiannya. Berbeda halnya dengan keberadaan tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, namun ketika berbicara tentang tinggalan (warisan) budaya masa lalu, khususnya warisan budaya yang berupa bangunan suci (pura), kebanyakan terjadi yang sebaliknya. Sudah menjadi masalah klasik, bilamana ingin meneliti dan menulis tentang purana pura, kebanyakan para peneliti mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan sumbersumber tertulis tentang pura yang ditelitinya, khususnya dalam upaya penentuan periode tahun pendiriannya. Ketahuilah bahwa tidak semua pura di Bali yang ribuan jumlahnya terutama yang tergolong berusia tua diketahui dengan jelas, kapan dan siapa yang mendirikannya. Sehubungan dengan pembicaraan di atas, hal yang serupa juga kami alami dalam penelitian di Pura Masceti, bahwa sumber-sumber tertulis berupa prasasti yang merujuk kepada tahun pendirian pura, sama sekali tidak ada. Maka untuk mendapatkan gambaran tentang periode pendiriannya, dicoba melalui kajian yang saksama terhadap artepak-artepak yang ada dan dipandu dengan eksistensi alam lingkungan di sekitarnya, mitos yang berkembang di masyarakat, purana, dan sebagainya. Melalui langkah tersebut diupayakan dengan maksimal untuk memperoleh gambaran tentang periodisasi pendirian Pura Masceti. Untuk lebih jelasnya, pada bagian berikut akan dibahas aspek-aspek yang dipandang prinsip untuk diketahui berkenaan dengan Pura Masceti, yang akan disajikan dalam beberapa Bab, yaitu pada Bab II dibahas tentang Sejarah Pura Masceti; Bab III dibahas tentang Struktur Pura, Fungsi Pura dan Status Pura Masceti; dan pada Bab IV sebagai bagian akhir dari tulisan ini, dibahas tentang Pangemong, Panyungsung, Upacara Piodalan, Pemangku dan prajuru Pura Masceti

    Menguak Nilai Kearifan Lokal Bunga Pucuk Bang dan Buah Manggis

    Get PDF
    Bali kaya dengan nilai-nilai kearifan lokal, dan tidak hanya berwujud hasil karya budaya, namun juga dari unsur-unsur alam dan lingkungan. Bunga Pucuk Bang dan Buah manggis merupakan dua jenis tumbuhan yang sarat dengan nilai-nilai filosofis dan telah menjadi bagian dari kearifan lokal Bali. Dikatakan demikian, sebab masing-masing dari pohon tersebut memiliki nilai filosofis yang sangat dalam dalam kontek dunia pengobatan. Pucuk Bang, daunnya dapat dijadikan sirup (loloh) untuk membantu memperlancar proses kelahiran anak dari seorang ibu, dan bunganya dapat dijadikan obat antiseptic untuk luka berdarah karena jatuh dan/ atau kena senjata tajam. Namun Buah Manggis, memiliki nilai filosofis tentang kejujuran. Artinya, berapa isi di dalamnya akan dapat diketahui dari bilahan kembang pada ujung buahnya, dan buah yang tebal dapat melindungi isinya agar tidak mudah busuk. Sifat seperti itu tepat untuk dijadikan cermin dalam mengarungi samudra kehidupan. Kemudian kulitnya dengan dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direbus dijadikan sirup untuk obat kanker payudara. Di samping itu juga baik untuk kesehatan dan kecantikan. Karena keberadaan seperti itu, Gianyar sebagai salah satu daerah gudangnya seni budaya menjadikan Bunga Pucuk Bang sebagai Mascot Kabupaten Gianyar dan Kulit Manggis dengan warna merah hati dijadikan identitas warna Kabupaten Gianyar

    “BIOGRAFI” Menapak Jejak Perjalanan Hidup “IDA SRI BAGAWAN SOMA PUTRA PEMAYUN” Puri Agung Somanegara Pejeng (1928--2107)

    Get PDF
    Puja dan puji syukur dipersembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa), berkat pelimpahan anugrah yang diberikan, buku “Biografi” Menapak Jejak Perjalanan Hidup “Ida Sri Bagawan Soma Putra Pemayun”, Puri Agung Somanegara Pejeng, dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat. Buku biografi ini diterbitkan dalam rangka pelaksanaan“Upacara Palebon” beliau “Sri Bagawan”, yang akan diselenggarakan pada, Jumat, 14 April 2017. Kesediaan ruang terbatas dan waktu yang amat singkat, tentu merupakan tantangan cukup berat bagi penulis dalam mengerjakan buku ini. Tetapi dengan didukung semangat dan ketekunan dalam memanfaatkan ruang dan waktu di tengah-tengah kusuknya melaksanakan upacara “Yadnya Panyepian”, buku kecil ini berhasil diwujudkan. Penulis yakin, bahwa hasilnya jauh dari ukuran sempurna. Hal itu patut dimaklumi, mengingat keterbatasan pikiran dan usaha penulis, sehingga hasilnyapun juga tidak sempurna. Sekecil apapun manfaat yang dapat di ambil dari isi buku ini, bila direnungkan secara mendalam, tentu ada makna tersendiri yang dapat diambil atas penerbitan buku biografi ini. Karena di dalam buku vii telah tersurat secara sistematis dan representatif untuk menggambarkan perjalan hidup beliau “Sri Bagawan” dari masa kecil; masa sekolah; masa pengabdian; masa pensiun; dan masa melakoni dunia “biksuka”, yakni mengemban tugas dan kewajiban kependetaan (bagawan). Artinya, buku ini sangat penting sebagai sebuah catatan sejarah “Ida Sri Bagawan”, terutama bagi keluarga besar yang ditinggal; selanjutnya bagi para kerabat kerja semasa perjuangan, baik dalam pengabdian Beliau di masyarakat Desa Pejeng; di Pemerintah Kabupaten Gianyar; di Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Tk. II Kabupaten Gianyar; maupun yang lainnya. “Tiada gading yang tak retak”, ini adalah sebuah ungkapan pepatah yang sangat tepat dialamatkan kepada buku ini. Tentu banyak kesalahan dan kekeliriuan yang diperbuat, baik sengaja maupun tidak disengaja, dan mohon untuk dimaafkan. Suatu hal yang tidak terlupakan, bahwa melalui kesempatan ini dimohon kritik dan sarannya demi kesempurnaan dalam penulisan lainnya. Sebagai ungkapan terakhir, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhomat Bp. Cokorda Rai Widiarsa P, atas kepercayaan yang diberikan menyusun buku ini; salam hormat disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dari awal penelitian sampai dengan penerbitan buku ini; utamanya Percetakan Pustaka viii Larasan Denpasar, yang dalam waktu sangat singkat (tiga hari), telah berhasil menerbitkan buku ini
    • …
    corecore