13 research outputs found

    Pengaruh pemberian konseling terhadap perubahan indeks massa tubuh anak usia 10-12 tahun

    Get PDF
    Obesity in childhood can increase the incidence of type 2 diabetes mellitus (DM). It is also at risk of becoming obese in adulthood. May cause glucose metabolism disorders and degenerative diseases. Besides, obesity in children aged 6-7 years can also reduce intelligence level due to decreased activity and creativity of children, and tend to be lazy due to being overweight. This type of research is a quasi-experimental one-group pre-post test design. The population in this study were all elementary school students in the work area of Puskesmas Andalas. Body Mass Index (BMI) was collected by measuring height and weight using a digital scale and microtoice. Nutrition counselling using leaflet media. Energy intake data collection before and after counselling used the Food Frequency Questionnaire and the 24-hour recall. The researcher collected characteristics data, physical activity data, body weight data, Body Mass Index data using a questionnaire and analysis of differences in BMI before and after the intervention using the dependent sample t-test. The results have a distinction between BMI before and after the intervention. Treatment of obesity in childhood with nutritional balance includes eating a variety of foods, doing physical activity, and regularly monitoring body weight

    KECUKUPAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA PADA MASA PANDEMI COVID-19 BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI

    Get PDF
    Remaja merupakan masa terjadinya pertumbuhan yang cepat serta adanya perubahan komposisi tubuh, pematangan reproduksi dan perkembangan psikosial. Remaja memerlukan konsumsi buah dan sayur yang cukup untuk mempertahankan berat badan normal dan menghindari risiko penyakit kronis. Secara global, sebelum pandemic Covid-19 diketahui bahwa konsumsi buah dan sayur pada remaja sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan konsumsi buah dan sayur remaja pada masa pandemi Covid-19. Data dikumpulkan pada bulan Juli 2020 menggunakan form online dan diperoleh jumlah responden sebanyak 309 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 59,5% responden memiliki konsumsi buah dan sayur yang kurang. Sebagian besar hanya mengonsumsi buah atau sayur 2-3 kali per hari dan tidak dilakukan setiap hari dalam seminggu. Jenis buah yang paling sering dikonsumsi yaitu jeruk, dan jenis sayur yaitu kangkung. Namun, frekuensi tersebut belum sesuai dengan anjuran Kemenkes. Oleh karena itu, perlu dilakukan edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan remaja akan fungsi dan peran buah dan sayur sehingga dapat meningkatkan konsumsi buah dan sayur remaja. Kata kunci : konsumsi buah; konsumsi sayur; remaj

    Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Pengetahuan Gizi dan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of providing education on knowledge and hemoglobin levels of young women. The research design was an experimental pre-post test in one group with an intervention in the form of education through pocketbook media. The population were all students or adolescents of SMK N 3 Padang City, 62 people were selected purposively as a sample. The data were collected by measuring hemoglobin levels and a questionnaire to analyze the nutritional knowledge. The data were then analyzed by dependent sample t-test. The average score of student’s knowledge before the intervention was 3.72±1.39 points, and the average score after the intervention was 4.59±1.66 points. There was a significant difference in knowledge before and after education (p0.05). The hemoglobin levels before the educational intervention showed that 16% of female students were anemia. The average hemoglobin level before the intervention was 13.24±1.67 mg/dl and 13.92±1.49 mg/dl after the intervention. It was found that the treatment given had an effect on hemoglobin levels (p0.05). Nutrition affects increasing student’s knowledge and hemoglobin levels. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan dan kadar hemoglobin remaja putri. Desain penelitian adalah eksperimental pre-post test satu kelompok dengan pemberian intervensi berupa edukasi melalui media buku saku. Populasi pada penelitian adalah seluruh siswi atau remaja SMK N 3 Kota Padang dan sampel pada penelitian ini sebanyak 62 orang yang dipilih secara purposif sampling. Variabel penelitian adalah pengetahuan yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan kadar Hb melalui pengukuran. Data dianalisis dengan dependen sample t-test. Rata-rata skor pengetahuan siswi sebelum intervensi adalah 3,72±1,39 poin, sedangkan setelah intervensi didapatkan rata-rata 4,59±1,66 poin. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi (p 0,05). Pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum intervensi edukasi menunjukkan bahwa 16% siswi mengalami anemia. Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi adalah 13,24±1,67 mg/dl dan sesudah intervensi adalah 13,92±1,49 mg/dl. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah intervensi (p 0,05). Edukasi gizi memberikan pengaruh pada peningkatan pengetahuan dan kadar hemoglobin siswi

    Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Pengetahuan Gizi dan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of providing education on knowledge and hemoglobin levels of young women. The research design was an experimental pre-post test in one group with an intervention in the form of education through pocketbook media. The population were all students or adolescents of SMK N 3 Padang City, 62 people were selected purposively as a sample. The data were collected by measuring hemoglobin levels and a questionnaire to analyze the nutritional knowledge. The data were then analyzed by dependent sample t-test. The average score of student’s knowledge before the intervention was 3.72±1.39 points, and the average score after the intervention was 4.59±1.66 points. There was a significant difference in knowledge before and after education (p0.05). The hemoglobin levels before the educational intervention showed that 16% of female students were anemia. The average hemoglobin level before the intervention was 13.24±1.67 mg/dl and 13.92±1.49 mg/dl after the intervention. It was found that the treatment given had an effect on hemoglobin levels (p0.05). Nutrition affects increasing student’s knowledge and hemoglobin levels. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan dan kadar hemoglobin remaja putri. Desain penelitian adalah eksperimental pre-post test satu kelompok dengan pemberian intervensi berupa edukasi melalui media buku saku. Populasi pada penelitian adalah seluruh siswi atau remaja SMK N 3 Kota Padang dan sampel pada penelitian ini sebanyak 62 orang yang dipilih secara purposif sampling. Variabel penelitian adalah pengetahuan yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan kadar Hb melalui pengukuran. Data dianalisis dengan dependen sample t-test. Rata-rata skor pengetahuan siswi sebelum intervensi adalah 3,72±1,39 poin, sedangkan setelah intervensi didapatkan rata-rata 4,59±1,66 poin. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi (p 0,05). Pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum intervensi edukasi menunjukkan bahwa 16% siswi mengalami anemia. Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi adalah 13,24±1,67 mg/dl dan sesudah intervensi adalah 13,92±1,49 mg/dl. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah intervensi (p 0,05). Edukasi gizi memberikan pengaruh pada peningkatan pengetahuan dan kadar hemoglobin siswi

    PELATIHAN DARING EMO DEMO PADA KADER KESEHATAN PUSKESMAS PANGKALAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

    Get PDF
    Puskesmas Pangkalan merupakan salah Puskesmas di Kabupaten Lima Puluh Kota yang memiliki nagari lokus stunting pada wilayah kerjanya. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa stunting merupakan outcome utama dari adanya anemia pada ibu hamil. Oleh karena itulah masalah ini perlu segera di atasi. Salah satu penyebab adanya suatu masalah gizi dan kesehatan ialah rendahnya pengetahuan mengenai gizi maupun kesehatan. Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut dapat diberikan intervensi berupa edukasi atau pelatihan terkait. Salah satunya melalui pelatihan Emo-Demo yang memiliki tujuan menggugah emosi responden untuk mencapai perubahan perilaku. Emo-Demo juga telah memiliki modul mengenai pencegahan anemia pada ibu hamil. Pelatihan Emo-Demo yang dilakukan penulis merupakan pelatihan yang pertama kali dilakukan secara daring yang tetap melibatkan fasilitator GAIN secara jarak jauh. Pelatihan sendiri dilaksanakan dalam 5 tahapan mulai dari pengumpulan data dasar, koordinasi dengan stakeholder, dilanjutkan dengan training of trainer TPG, kemudian dilaksanakan pelatihan kader, dan terakhir dilakukan evaluasi. Hasil pelatihan menunjukan adanya peningkatan signifikan pengetahuan kader dengan adanya peningkatan skor post test. Kaderpun cukup antusias dengan materi pelatihan yang terlihat pada rencana tindak lanjut untuk menerapkan Emo-Demo pada kegiatan posyandu mendatang. Diharapkan Emo-Demo dapat dilaksanakan secara rutin sehingga tujuan jangka panjang pencegahan anemia pada ibu hamil dapat tercapai. Kata kunci: Anemia, Emo-Demo, Ibu hamil, Kader, Pelatihan daring ABSTRACT Pangkalan Public Health Centre is one of Public Health Centres located in Lima Puluh Kota District that has locus stunting village in its administrative area. Many researches had showed that stunting was the main outcome of maternal anemia. That’s why it is important to solve this problem immediately. Low nutrition knowledge has been known to be one of determinants of nutrition and health problems. To improve nutrition knowledge nutrition education intervention or related can be conducted. One example is by conducting Emo-Demo training that has emotional triggering to obtain behavior changes as its objective. Emo-Demo also has modul regarding prevention of maternal anemia. The Emo-Demo training conducted by writers was the first Emo-Demo online training and still involving GAIN fasilitator remotely. The training was conducted in 5 stages, started by basis data collection, coordination with stakeholders, proceeded by training of trainers to health workers, then followed by training to community health workers, and ended by evaluation. The training result showed that there was a significant improvement on the community health workers’ nutrition knowledge, proven by the improvement of post test score. The community health workers were enthusiast regarding the training materials proven on the follow up action plan to apply the Emo-Demo at the coming Posyandu. We hope that Emo-Demo can be applied on regular basis so that the long term outcome of maternal anemia prevention is achieved. Keywords: Anemia, Community health worker, Emo-Demo, Online training, Pregnant wome

    PENYULUHAN OLEH KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI KELURAHAN JEMBATAN MAS KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan karakter pada anak usia dini. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya masalah karakter pada anak, faktor tersebut yang paling utama mempengaruhi karakter anak adalah cara bimbingan, pengasuhan dan pendidikan dari orang tua. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang Penyuluhan oleh Kader BKB dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini di Kelurahan Jembatan Mas Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan oleh kader dalam membentuk karakter anak usia dini dan mengetahui faktor-faktor pendukung dan faktor penghambat pada pelaksanaan penyuluhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu kader BKB yang merupakan informan kunci dan pembina BKB, ketua BKB dan sekretaris BKB yang merupakan informan pendukung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan penyuluhan dilakukan melalui program layanan BKB yang memiliki berbagai jenis kegiatan. Penyuluhan dilakukan setiap satu bulan sekali pada minggu kedua, waktu kegiatan tersebut disesuaikan dengan kesepakatan kader dan para peserta BKB, biasanya waktu kegiatan tersebut dimulai dari jam 08.00 wib s/d selesai. Adapun materi yang disampaikan dalam penyuluhan disesuaikan berdasarkan tingkat usia anak karena metode yang digunakan adalah face to face (secara langsung) jadi penyuluhan diberikan secara personal/ individu pada saat kegiatan posyandu berlangsung. Kemudian terdapat faktor pendukung kegiatan yaitu fasilitas yang memadai, lokasi yang strategis, kesediaan kader dan dukungan pihak luar. Faktor yang menghambat kegiatan adalah waktu pelaksanaan BKB dan anak yang rewel, adapun cara mengatasi hambatan tersebut adalah dengan dilakukan home visit

    HUBUNGAN IMT, RLPP DAN RIWAYAT DIABETES PADA KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PNS

    Get PDF
    Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. DM dan komplikasinya menyebabkan sekitar 4% kematian dari seluruh total kematian di dunia dan 3% di Di Indonesia. Skrining melalui pemeriksaan kadar gula darah sangat diperlukan untuk mencegah DM. Penelitian ini bertujuan  mengetahui kadar gula darah dan hubungan indeks massa tubuh, rasio lingkar pinggang pinggul dan riwayat diabetes pada keluarga dengan kadar gula darah. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional pada PNS di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan bulan Februari - April 2014. Jumlah sampel berdasarkan hasil perhitungan sampel sebanyak 147 responden yang dipilih secara random. Analisis yang digunakan meliputi analisis univariat dan bivariat (regresi linear sederhana dan ­t test independen). Rata-rata kadar gula darah yang didapatkan adalah 177,52±27,67 mg/dl, rata-rata IMT adalah 23,93±4,20 m/kg2 pada perempuan dan 26,23±4,07 m/kg2 pada laki-laki dan rasio lingkar pinggang pinggul adalah 0,87±0,06 pada perempuan dan 0,90±0,04 pada laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh, rasio lingkar pinggang pinggul dan riwayat diabetes pada keluarga dengan kadar gula darah (p value < 0,05). Pencegahan DM dapat dilakukan dengan skrining khususnya pada kelompok berisiko dengan pemantauan status gizi

    Profile Analysis of COVID-19 Patients in Jambi Province

    Get PDF
    Background: The potential for COVID-19 transmission has increased sharply, so the government must implement various strategies to control the spread, especially in Jambi Province. The number of positive confirmed cases of COVID-19 in Jambi Province until August 26, 2021, was 27,422 people, with a case fatality rate is 2.37%. This condition illustrates that the spread of COVID-19 is increasing every day, so the government has set a lockdown at Level 4. Method: This research aims to analyze the profile of COVID-19 patients in Jambi Province (secondary data analysis) with a cross-sectional study design. Data analysis includes univariate analysis with the mean difference test and Chi-Square test. Result: The results show that the age of COVID-19 patients is significantly different between men and women. Furthermore, based on the Chi-Square test, it shows a significant relationship between age and gender and between region and age with a p-value &lt;0.05. Conclusion: Indeed, the risk of COVID-19 cases increases with age and differs for each gender with a high level of mobility

    GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

    Get PDF
    Buku ini membahas tentang Pengantar gizi kesehatan masyarakat, Masalah gizi di Indonesia, Penilaian status gizi, Kecukupan zat gizi, Gizi daur hidup, Transisi epidemiologi gizi di Indonesia, Penanggulangan 4 masalah gizi, Gizi dan penyakit degenerative, Gizi dan pembangunan, Penanggulangan masalah gizi di masa pandemic, Pangan fungsional dan Perkembangan nutrigenomi

    Gambaran konsumsi natrium pada siswa/ima pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarya Tahun 2011

    No full text
    Natrium merupakan salah satu zat gizi yang dikelompokkan ke dalam mineral makro karena dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari. Faktor risiko hipertensi terutama pada remaja diantaranya adalah obesitas dan tingginya asupan natrium yang disebabkan oleh pola makan yang salah. Selain itu komsumsi natrium yang berlebihan dalam jangka waktu lama sangat berpotensi sebagai resiko untuk meningkatkan terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi. Anjuran konsumsi natrium untuk remaja adalah 1500-2300 mg/hari agar dampak kelebihan konsumsi natrium dapat dihindari. Pola konsumsi natrium yang berlebihan pada saat anak-anak dan remaja dapat menyebabkan terjadinya hipertensi pada saat dewasa dan lanjut usia. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 12 siswa/i pada 4 Mei 2011 di MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat konsumsi natrium yang berlebih dengan rata-rata konsumsi per hari 2600 mg. Pengukuran konsumsi natrium dilakukan dengan Food Recall. Untuk melihat kebiasaan konsumsi makan sumber natrium dilakukan pengukuran dengan Food Frequency Quesioner (FFQ). Untuk itu peneliti lebih lanjut ingin mengetahui gambaran konsumsi natrium pada MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan pada Siswa/i MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel pada penelitian ini adalah 77 orang dari total populasi 252 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara acak xii sederhana (simple random sampling). Analisis data dilakukan dengan menggunakan program lunak komputer. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden terhadap kuantitas konsumsi natrium, kelompok makanan sumber natrium yaitu sumber hidrat arang, sumber protein nabati, mie instan, kudapan/cemilan, lemak, fast food, lain-lain (kecap, saus, MSG), sumber protein hewani, susu dan olahannya dan minuman. Siswa/i MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011 memiliki nilai rata-rata kuantitas konsumsi natrium adalah 2628,5 mg per hari. Proporsi kelompok makanan sumber natrium yang berperan besar terhadap kuantitas konsumsi natrium per hari pada siswa/I MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah garam 475,81 mg (20,2%), mie instan 464 mg (20%), minuman 220 mg (10%), lain-lain (saus, kecap dan MSG) 216 mg (9%) dan protein hewani 216 mg (9%) dari kuantitas konsumsi natrium total responden per hari. Makanan sumber natrium yang biasa didapatkan responden di rumah adalah makanan sumber natrium kelompok garam, karbohidrat, mie instan, lemak, susu, protein nabati dan protein hewani. Rata-rata kuantitas konsumsi natrium yang didapatkan dari rumah adalah 72% dari total kuantitas kunumsi natrium per hari. Untuk makanan sumber natrium seperti kelompok fast food, cemilan/ kudapan, lain-lain (kecap, saus, MSG) dan minuman banyak didapatkan oleh responden dari jajanan. Jadi, rata-rata kuantitas konsumsi natrium yang didapatkan dari jajanan adalah 28% dari total kuantitas konsumsi natrium per hari. Cara untuk mengurangi asupan natrium yang berlebih perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan responden terkait natrium dan dampaknya terhadap kesehatan dan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium terutama garam, mie instan, roti dan makanan olahan lainnya serta banyak mengkonsumsi buah dan sayur
    corecore