1,061 research outputs found

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA VEA (Video Encryption Algorithm) UNTUK KEAMANAN DATA PADA VIDEO MPEG

    Get PDF
    Keamanan data multimedia sangat penting dalam akhir-akhir ini. Perkembangan awal kriptografi dipusatkan pada data berbentuk tulisan. Algoritma yang digunakan untuk itu mungkin tidak sesuai untuk file multimedia yang mempunyai ukuran yang besar. Untuk itu diperlukannya algoritma lain yang ringan dan aman. Proses enkripsi pada video akan menghasilkan video dengan gambar yang acak. Sebaliknya, proses dekripsi akan mengembalikan video terenkripsi kembali menjadi video asli. Keyword yang digunakan pada proses enkripsi dan dekripsi ini harus sama, jika tidak proses dekripsi tidak akan mengembalikan video yang aslinya. Algoritma VEA umum digunakan untuk keperluan enkripsi video karena kemudahannya dalam implementasi, terutama karena algoritma ini mengenkripsi video bit per bit. Model enkripsi dan dekripsi pada video MPEG ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan netbeans 6.8. Dengan adanya permasalahan diatas maka dalam Skripsi ini dibuat sebuah perancangan menggunakan algoritma VEA (Video Encryption Algorithm) untuk diimplementasikan pada video MPEG. Dengan memenuhi standart kriptografi dan keamanan data

    Model Perlindungan Hukum Pemilik Apartemen Dari Penyewa Yang Wanprestasi

    Get PDF
    Setiap warga Negara dapat menikmati perumahan/hunian yang layak perlu adanya ketentuan mengenai hubungan sewa-menyewa dengan harga sewa yang memberikan perlindungan kepada penyewa maupun yang menyewakan. Maraknya kasus wanprestasi yang dilakukan penyewa seperti tidak membayar tagihan listrik, tagihan telpon dan PAM, serta menyewakan kepada pihak ketiga tanpa ijin kepada pemilik apartemen, diperlukan adanya perlindungan hukum bagi pemilik apartemen dari penyewa yang wanprestasi. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh penyewa apartemen di Solo Paragon. (2) untuk mengetahui bentuk-bentuk perlindungan hukum pemilik apartemen dari penyewa yang wanprestasi di Solo Paragon. (3) untuk mengetahui model perlindungan hukum bagi pemilik apartemen dari penyewa yang wanprestasi. Penelitian ini bersifat Yuridis Sosiologis dengan metode pendekatan doktrinal dan pendekatan non doctrinal. Adapun lokasi penelitian ini adalah di Apartemen Solo Paragon Surakarta. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian adalah studi pustaka dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Bentuk wanprestasi yang dilakukan penyewa apartemen adalah mengganti isi perjanjian yang telah disepakati dan penyalahgunaan fungsi. Akibat hukum dari suatu perjanjian sewa menyewa rumah yang diubah sepihak serta penyalahgunaan fungsi oleh penyewa. Untuk mendapatkan pembatalan perjanjian harus terlebih dahulu diputus oleh Pengadilan Negeri setempat untuk mendapatkan keputusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht) bagi para pihak yang berkepentingan. (2) Bentuk perlindungan terhadap pemilik apartemen tertuang dalam PP No. 44/1994 dan diatur dalam KUHPerdata pasal 1313, 1320 tentang Syarat Sewa, 1338 tentang Akibat Hukum, 1328 tentang Penipuan, 1446-1456 tentang Pembatalan Perjanjian. (3) Model perlindungan hukum pemilik apartemen dari penyewa yang wanprestasi perlu membuat suatu peraturan perundang-undangan yang mengharuskan perjanjian dilakukan melalui Notaris dan memperinci peraturan dengan pasal untuk penggunaan apartemen

    TEACHERS’ QUESTIONING DURING BUILDING KNOWLEDGE OF THE FIELD IN GENRE-BASED LEARNING

    Get PDF
    Pertanyaan guru telah lama dianggap sebagai alat mengajar, termasuk dipengajaran terkini, pengajaran berbasis teks. Building knowledge of the field yang bertujuan membangun pengetahuan siswa merupakan salah satu tahapan dalam pendekatan berbasis teks. Pertanyaan guru dianjurkan digunakan dalam membangun pengetahuan siswa selama BKOF. Sayangnya salam beberapa hal guru kesulitan memberikan pertanyaan yang efektif. Oleh karena itu, studi kasus ini membahas pertanyaan guru selama BKOF. Studi ini bertujuan menelaah jenis-jenis pertanyaan berdasarkan taksonomi yang diperbaharui dari Anderson (2001), modifikasi pertanyaan dari teori Wu (1993) dan pengetahuan guru mengenai pertanyaan selama BKOF yang dikaitkan dengan pandangan-pandangan yang relevan. Studi ini menggunakan kualitatif deskriftif sebagai rancangan penelitiannya, khususnya studi kasus sebagai metode penelitiannya. Studi ini dilakukan di sebuah sekolah menengah atas negeri di Bandung melibatkan tiga guru sebagai partisipan. Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data. Data yang terkumpul dianalisa dan dipaparkan secara kualitatif berdasarkan teori yang berkaitan. Hasil studi menunjukan bahwa guru menggunakan beragam pertanyaan, yang meliputi pertanyaan remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating dan creating. Pertanyaan tingkat rendah, remembering dan understanding, merupakan pertanyaan yang paling sering digunakan. Berdasarkan hasil investigasi, pertanyaan dapat memfasilitasi pembelajaran siswa selama BKOF,. pertanyaan memdorong siswa berfikir lebih baik, memahami teks, berpartisipasi dalam interaksi kelas, dan meningkatkan waktu berbicara. Beberapa masalah juga terjadi selama kegiatan bertanya. Pertanyaan tidak selalu relevan dan efisien dalam mendorong partisipasi siswa. Guru dianjurakan sejalan dengan prinsip ketika melakukan kegiatan bertanya. Guru sebaiknya menggunakan pertanyaan yang beragam dan tingkat pertanyaan level tinggi. Hal ini dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikirnya. Guru juga dianjurkan menggunakan strategi bertanya untuk menarik lebih banyak respon dari siswa. Teachers’ questions have long been considered as a teaching tool, including in today’s popular teaching, text-based one. Building knowledge of the field that aims to construct students’ knowledge is one of the stages in the approach. Teachers’ questions are suggested to be used in constructing students’ knowledge during BKOF. However, in some cases teachers find it difficult to pose questions effectively. Therefore, this case study dealt with the teachers’ questioning during BKOF. It aimed to find out types of questions based on Anderson’s (2001) modified taxonomy, question modifications adapted from Wu’s (1993) theories and teachers’ belief and knowledge in questioning during BKOF connected to some relevant points of view. This study applied a descriptive qualitative research design, especially a case study as the research method. This study took place in a state senior high school in Bandung involving three teachers as the participants. Observation and interviews were conducted to obtain expected data. The collected data were analyzed and presented qualitatively based on the related theories. The result indicated that mostly the teachers posed various questions, including remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating and creating questions. Low level questions, remembering and understanding questions, were the most frequently asked questions by them. Based on the result of the investigation, the questions could facilitate students’ learning during BKOF. The questions helped the students have better thinking process, have comprehension of texts, participate in classroom interactions, and increase their talk time. Some problems also occurred during questioning. The questions were not always relevant and efficient in engaging students’ participation. It is suggested for teachers that the use of questioning should be in line with suggested principles. They need to apply varieties of questions and higher cognitive levels of questions. This might facilitate students to develop their thinking ability. They also need to use strategies of questioning. The strategies are believed to invite more responses from students

    Pengaruh Dosis Dan Interval Pemberian Pupuk Biokomplex Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada Keriting (Lactuca Sativa L.)

    Get PDF
    Curly lettuce (Lactuca sativa L) is a horticultural plant that is in great demand by the public today and contains many nutrients and vitamins, including: Calcium, Phosphorus, Iron, Vitamins A, B and C. The negative effect of the green revolution lasting more than 30 years, one of the factors is the field of fertilization resulting in reduced ecosystems in the soil. Biocomplex biofertilizer is one alternative because it can help improve the ecosystem in the soil. This study aimed to study the effect of dosage and interval of application of biocomplex fertilizer on the growth and yield of curly lettuce. The design used was a factorial randomized block design  consisting of 2 factors. The first factor consists of a dose of biocomplex fertilizer (100 ml/polybag and 200 ml/polybag). The second factor consisted of the interval of application of biocomplex fertilizers (3 days before planting, 3 days before and 1 time after planting, 3 days before and 2 times after planting, 3 days before and 3 times after planting) and control. The results showed that there was a significant interaction on the total fresh weight parameter of plants (D2T4 = 88.25 grams) which showed better results than other treatments and controls. Treatment D2 (dose of 200 ml/polybag) gave optimal results at the economic weight of curly lettuce plants reaching 53.79 grams. The T4 treatment (4 times interval) of biocomplex fertilizer gave optimal results on the dry weight of curly lettuce plants reaching 6.40 gram

    PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA LAPIS BERBASIS PICTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes pilihan ganda dua lapis berbasis pictorial pada materi larutan penyangga yang memenuhi kriteria validitas isi dan reliabilitas. Subjek penelitian ini terdiri dari 144 siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas yang telah mempelajari materi larutan penyangga. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan dan validasi yang terdiri dari pengembangan tes, uji validitas dan reliabilitas tes, pembuatan kunci determinasi serta penggunaan tes dan analisis hasil penggunaan tes. Pengembangan tes dilakukan dengan tahapan pertama menganalisis materi berdasarkan peta konsep. Langkah kedua adalah mencari prediksi miskonsepsi dengan bantuan soal essay. Langkah ketiga pembuatan soal larutan penyangga dua lapis. Lapisan pertama dari kajian literatur sedangkan lapis kedua berasal dari prediksi miskonsepsi hasil uji coba dengan soal essay. Pictorial digunakan hanya pada tahap pertama. Jumlah butir soal yang dikembangkan sebanyak 25 soal. Berdasarkan uji validitas isi menggunakan metode CVR, diperoleh 24 butir soal yang memenuhi kriteria validitas isi. Berdasarkan uji reliabilitas, diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,827, artinya termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan pertimbangan dipilih 14 soal untuk digunakan pada uji coba aplikasi dengan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,755, artinya termasuk dalam kategori dapat diterima. Berdasarkan analisis jawaban siswa yang didasarkan pada kunci determinasi diperoleh miskonsepsi yang mempunyai persentase terbesar pada setiap konsepnya, yaitu komponen penyusun larutan penyangga itu salah satunya adalah asam lemah, asam lemah adalah asam yang memiliki banyak ion H+. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tes berbasis pictorial dapat mengidentifikasi miskonsepsi lebih banyak dibandingkan tes non-pictorial. Kata kunci : Miskonsepsi, Tes Pictorial, Tes Diagnostik Dua Lapis, Larutan Penyangga This research aims to develop a multiple-choice test on a two-layer-based pictorial material buffer solution that meets the criteria of content validity and reliability. Subjects of this study consisted of 144 students of class XI High School who has studied the material buffer solution. This study uses the method development and validation consisting of test development, test the validity and reliability of the test, manufacture and use of key determination tests and analysis of the results of the use of the test. Development of tests conducted in stages, first to analyze the material based on concept maps. The second step is to look for the prediction of misconceptions with the help of essay questions. The third step of making about two layers of buffer solution. The first layer of the literature review, while the second tier comes from misconceptions prediction test results with essay questions. Pictorial used only in the first stage. Number of items developed as many as 25 questions. Based on the content validity of the test method CVR, obtained 24 items that meet the criteria of content validity. Based on test reliability, the Cronbach Alpha value of 0.827, meaning included in both categories. Based on consideration of selected 14 questions to be used in testing the application with Cronbach Alpha value of 0.755, meaning included in the category of unacceptable. Based on the analysis of students' answers were based on a determination key misconceptions that have obtained the greatest percentage on each concept, namely the composition of the buffer solution that one of them is a weak acid, a weak acid is an acid that has a lot of H+ ions. The result showed that the pictorial-based test can identify misconceptions more than non-pictorial tests. Keywords: Misconceptions, Pictorial Test, Two-Tier Diagnostic Tests, Buffer Solutio

    Changes In Education, Religion, Social, Economic, Culture, And Politics In Egypt Post-Napoleon Invasion

    Get PDF
    The important role of Egypt in the Resurrection of the Islamic world is did not happen suddenly, but he had to go through a dark history, that was colonialized by Napoleon Bonaparte. Even though Napoleon ruled Egypt for three years, but his presence woke the Egyptian consciousness to progress and change. This paper aims to uncover the changes that occurred in Egypt in the fields of education, issues, economy, culture, and politics post-Napoleon invasion. From this, a main problem can be formulated as follows; How was the change in education, religion, social, economy, culture, and politics post-Napoleon invasion? This paper uses the liberary research method, which is combined with the model of writing history to reveal the relationship between historical facts with changes that occured. The important information obtained from this post-Napoleon study include; (1) in the field of education raises awareness of the underdevelopment of science, the development of various educational infrastructure, recognizing the importance of freedom and independence in the development of science; (2) Encouraging changes in perspectives and models of religion towards a more rational and solutions to the changing times; (3) in the social and cultural sphere the idea of equality (legalite) and equality between rulers and people was born and the development of war technology, weapons and military training adopted from France; (4) in the political field gave rise to the idea of nationalism and republican government; and (5) in the economic field to encourage the development of industrialization and agrarian reform

    EFEKTIVITAS PENYAMPAIAN INFORMASI PROGRAM CHARACTER BUILDING PADA PENERIMA BEASISWA PLUS PT. DJARUM REGIONAL BANDUNG

    Get PDF
    Pada dasarnya setiap kegiatan upgrading memiliki tujuan pengembangan individu pesertanya ke arah yang lebih baik melalui penyampaian informasi didalamnya. Termasuk pada program Character building sebagai kegiatan upgrading berbentuk Outbond. Kegiatan yang memiliki tujuan membentuk karakter unggul para pesertanya ini menjadi sebuah wadah dimana peserta diberi pesan-pesan yang bermanfaat bagi peserta. Namun proses penyampaian sebuah informasi pada sebuah kegiatan outbond tentu berbeda dengan kegiatan bersifat formal. Keberhasilan program tersebut akan tergantung pada sejauh apa penyampaian informasi dapat efektif dalam menciptakan pemahaman dan keyakinan pada peserta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan gambaran efektivitas penyampaian informasi program Character building pada penerima Beasiswa plus PT. Djarum (Beswan Djarum) sebagai peserta. Gambaran efektivitas tersebut terdiri dari sejauhmana efektivitas pesan yang disampaikan dan efektivitas komunikator dalam memberikan informasi. Penelitian ini menggunakan metode desktiptif dengan pendekatan kualitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah anggota Beswan Djarum angkatan 30 Regional Bandung sebanyak 6 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa proses penyampaian informasi pada program Character Building sudah berjalan efektif. Hasil penelitian ini didasari pada efektivitas pesan yang terdiri dari kebutuhan pesan, ketertarikan pesan, simbol pesan, dan kemudahan pesan sudah berjalan efektif. Serta, efektivitas komunikator yang terdiri dari dimensi internalisasi terkait penilaian dan kepercayaan, dimensi identifikasi terkait daya tarik, dan dimensi ketundukan terkait aturan sudah berjalan dengan efektif pada program ini. --- Basically, upgrading program aims to develop individual character through every information delivered in, including character building program as an upgrading acvitivy formed in outbound activity. This program becomes a place where the participants are addressed beneficial messages in shaping their character into a skillful individu. Yet, delivering process of information in outbound activity is absolutely different from formal activity. The successfulness of the program depends on how effective the message delivered in gaining participants’ understanding. This study aims to describe the effectiveness of message delivery of character building program on Beasiswa Plus PT. Djarum participants. The description consists of the effectiveness of message delivery and the way of the communicator deliver the message.¬¬¬ Descriptive method by qualitative approach is used in this study. The six participants in this study are Beswan Djarum 30, Bandung region, participants. The data is collected through interview, observation, documentation, and journal study. The result of this study describes that the message delivery process in Character Building program has effectively run. The result is based on the message effectiveness consists of message needs, attraction, symbol, and ease of message that effectively run. In addition, communicator effectiveness consists of internalization dimension related determining and belief; identification dimension related attraction; and compliance dimension related rule that effectively applied in this program

    ALAT PEMBUAT KUE PUKIS OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

    Get PDF
    Tujuan proyek akhir ini adalah merancang perangkat keras dan perangkat lunak, serta mengetahui unjuk kerja alat pembuat kue pukis otomatis berbasis mikrokontroler ATMega16 sebagai alat yang lebih efisen dan praktis. Alat ini dibuat dalam beberapa tahapan yaitu, (1) Identifikasi kebutuhan, (2) Analisis kebutuhan, (3) Perancangan, (4) Pembuatan dan (5) Pengujian.Pada proyek akhir kali ini, Pembuatan kue pukis dibuat menjadi lebih mudah dengan sebuah alat yang berbasis mikrokontroler ATMega16, didalamnya terdapat program untuk driver motor stepper, program untuk menggerakan motor servo, serta terdapat program untuk mengaktifkan relay pada heater. Hasil unjuk kerja alat ini yaitu, dapat bekerja pada tegangan supply 5 volt, tuas cetakan bergerak 90o searah jarum jam, mengaktifkan heater1 selama 60 detik, menggerakan motor servo1 (katup adonan), mengaktifkan heater2 selama 100 detik, menggerakan motor servo2 (pengambil kue) , dan total waktu yang diperlukan alat ini mulai dari awal hingga akhir ± 4 menit
    • …
    corecore