7 research outputs found

    Analisis Determinan Harga Rumah di Pasar Properti Indonesia

    Get PDF
    This study aims to analyze how the influence of the determinant variable housing prices from demand and supply in the Indonesian property market both in the short and long term. Several variables that are believed to theoretically as a determinant of housing prices from demand side among others economic growth (real GDP growth), interest rates and apartment prices as variable price of investment property assets other than housing while components of construction costs, consisting wage of construction workers and price of construction materials are determinant of housing prices from supply side. In addition, researchers are also use dummy variabel beause in this study consider the existence of LTV ratios policies that affect the housing price that began to be applied Bank of Indoenesua in 2013. This research was conducted using Autoregressive Distributed Lag analysis model. Before the model analysis conducted, it is necessary to do a cointegration test with Bound Test to see whether there is cointegration between variables in long term. Estimation results show that in the short run, real GDP growth, interest rate, apartment price growth as another asset variable, production cost, and dummy of LTV policy as determinant of housing price have a significant influence to change of housing prices in Indonesia property market on different lags. Meanwhile, in the long run the variables affecting change of housing prices in the property market significantly include growth of real GDP, interest rates, the growth of apartment prices as other property asset variables, production costs, as well as the dummy of LTV policy as the determinant of house / housing prices have a significant effect on changes in house prices in the Indonesian property market. However, in the long run the influence of the price of building materials on changes in property prices in this case the house / housing is not in accordance with the hypothesis, because it has a negative effect. When the price of building materials increased, property prices in this case decreased

    Pengaruh pendidikan keuangan keluarga, status sosial ekonomi, internal locus of control, dan jenis kelamin terhadap literasi keuangan

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk membuktikkan adanya dampak yang diberikan oleh “pendidikan pengelolaan keuangan yang ada di keluarga, status sosial ekonomi, internal locus of control, dan jenis kelamin pada literasi keuanganâ€. yang terdapat pada mahasiswa pendidikan akuntansi Universitas Negeri Surabaya. Sampel yang digunakan pada riset ini adalah mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2018 – 2020. Sample yang diambil menggunakan tehknik sampel acak. Pengumpulan data pada riset ini menggunakan kuisioner yang dibagikan pada responden. Analisis data yang dipakai menggunakan jenis metode multiple linier regression dengan menggunakan aplikasi software berbasis statistik yakni statistical product and service solutions versi 26.  Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti secara parsial menunjukkan bahwa pendidikan pengelolaan keuangan yang ada di keluarga memberikan pengaruh yang signifikan pada literasi keuangan, untuk status sosial ekonomi tidak memberikan pengaruh terhadap literasi keuangan, mengenai internal locus of control memberikan pengaruh yang signifikan terhadap literasi keuangan, dan untuk jenis kelamin berdasar penelitian ini tidak memberikan pengaruh terhadap literasi keuangan. Dan secara simultan menunjukkan hasil bahwa pendidikan pengelolaan keuangan di keluarga, status sosial ekonomi, internal locus of control, dan jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap literasi keuangan

    Hubungan Perilaku Bullying (korban) dengan Harga Diri pada Remaja

    Get PDF
    Latar Belakang : Bidang pendidikan Negara Indonesia sedang dihadapkan dengan permasalahan yang ramai menjadi bahan perbincangan dengan salah satunya adalah kasus kekerasan (bullying). Perilaku bullying adalah kekerasan yang dilakukan oleh seseorang yang menganggap dirinya lebih berkuasa oleh pihak yang dianggapnya lebih lemah. Faktor yang mempengaruhi perilaku bullying (korban) yaitu dianggap berbeda (seperti memiliki fisik berbeda, bentuk tubuh yang berbeda, status ekonomi, memiliki hobi yang tidak lazim), dianggap lemah atau tidak bisa membela dirinya sendiri mempunyai rasa percaya diri yang rendah, kurang terkenal atau penyendiri.Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang memakai kerangka penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan responden sebanyak 109 siswa. Data yang didapatkan dan diolah secara statistic dengan menggunakan uji Gamma.Hasil : Responden terbanyak berjenis kelamain laki-laki sebanyak 54.1% ; berusia 13 tahun sebanyak 64.2% ; perilaku bullying terbanyak kategori rendah 71.6% ; harga diri terbanyak kategori rendah sebesar 54.1%.Simpulan : Menggunakan uji Gamma didapatkan p value 0.020 (<0.05) dan korelasi (r) 0.925 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara perilaku bullying (korban) dengan harga diri pada remaja. Kata kunci : Perilaku bullying (korban), hargadiri

    Modifikasi Slab Pada Struktur Slab On Pile Jembatan Suroboyo Menggunakan Slab Prategang

    No full text
    Jembatan Suroboyo atau Jembatan Kenjeran yang terletak di Jalan Raya Pantai Lama, Kenjeran–Bulak, Surabaya. Lokasi jembatan ini mulai dari Jalan Raya Pantai Lama hingga Jalan Sukolilo Lor. Selain dibangun sebagai sarana transportasi, jembatan ini juga digunakan sebagai sarana wisata agar dapat mengembangkan pariwisata perkotaan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi penduduk di kawasan pesisir Kota Surabaya. Jembatan ini memiliki struktur eksisting berupa slab on pile pada kedua tepi, PCI girder pada bentang tengah, dan box girder pada tepi sebelah kiri. Sesuai fungsi pembangunan jembatan ini, yaitu sebagai salah satu sarana wisata di Kota Surabaya, maka Jembatan ini harus direncanakan sedemikian rupa agar meminimalisir terjadi resiko keruntuhan jembatan. Sehingga sebagai alternatif pembangunan, slab jembatan ini dimodifikasi menggunakan slab prategang. Desain dengan menggunakan struktur beton prategang dipilih, karena desain tersebut lebih kuat dari struktur beton bertulang biasa. Beton prategang juga memiliki lendutan yang lebih kecil serta dapat menerima gaya tarik yang tidak dapat diterima oleh beton bertulang biasa. Pada Proyek Akhir ini, hanya meninjau struktur slab on pile pada titik P1-B sampai dengan P1-P. Tahap modifikasi dimulai dari proses pengumpulan data dan studi literatur mengenai topik terkait, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan dimensi penampang, kebutuhan tendon, analisis struktur, dan pembebanannya. Selain itu, diperhitungkan juga gaya prategang yang dibutuhkan dan kehilangan yang mungkin terjadi. Dengan penampang yang dirasa telah mencukupi untuk menerima beban yang direncanakan, kemudian dilakukan permodelan struktur. Kemudian, tahap akhir merencanakan metode pelaksanaan dan rencana anggaran biayanya (RAB). Hasil modifikasi slab Jembatan Suroboyo adalah sebagai berikut: tebal slab menjadi 30 cm dengan tendon sejumlah 30 unit 6-22, dengan dimensi cross head 100/70, dan hasil perhitungan rencana anggaran biaya mengalami selisih Rp. 213,849,755.04 lebih murah dari rencana anggaran biaya eksisting. ================================================================================================ The Suroboyo Bridge or Kenjeran Bridge is located on Jalan Raya Pantai Lama, Kenjeran–Bulak, Surabaya. The location of this bridge starts from Jalan Raya Pantai Lama to Jalan Sukolilo Lor. Besides being built as a means of transportation, this bridge is also used as a tourist facility in order to develop urban tourism and increase the economic growth of residents in the coastal area of Surabaya City. This bridge has an existing structure in the form of slab on pile on both edges, PCI girder on the middle span, and box girder on the left edge. In accordance with the function of this bridge construction, namely as one of the tourist facilities in the city of Surabaya, this bridge must be planned in such a way as to minimize the risk of bridge collapse. So as an alternative construction, this bridge slab is modified using prestressed slab. The design using prestressed concrete structures was chosen, because the design is stronger than ordinary reinforced concrete structures. Prestressed concrete also has a smaller deflection and can accept tensile forces that cannot be accepted by ordinary reinforced concrete. In this final project, only review the slab on pile structure at points P1-B to P1-P. The modification phase starts from the process of collecting data and studying literature on related topics, then proceeding with the planning of cross-sectional dimensions, tendon requirements, structural analysis, and loading. In addition, the required prestressing force and losses that may occur are also taken into account. With a cross section that is deemed sufficient to accept the planned load, then structural modeling is carried out. Then, the final stage is planning the implementation method and the budget plan (RAB). The results of the modification of the slab of the Suroboyo Bridge are as follows: the thickness of the slab becomes 30 cm with a total of 30 units of tendon 6-22, with a cross head dimension of 100/70, and the results of the calculation of the budget plan have a difference of Rp. 213,849,755.04 cheaper than the existing budget plan

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatifdengan Tipe Time Tokendalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas 3SD Negeri Karangtengah 01 Pada Semester II Tahun 2012/2013

    Get PDF
    Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Time Tokendapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas 3 SD Negeri Karangtengah 01 pada semester II tahun 2012/2013 dan Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time tokendapat meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bagi siswa kelas 3 SD Negeri Karangtengah 01 pada semester II tahun 2012/2013. Berdasarkan tujuan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Time Tokendiduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa Pendidikan Kewarganegaraan kelas 3 SDNegeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013 dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan di kelas pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada siswa kelas 3 SD Negeri Karangtengah 01 pada semester II tahun 2012/2013. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart dengan langkah perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus ke I terdiri dari 3 pertemuan dan siklus ke II terdiri dari 2 pertemuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar dari kondisi Pra Siklus ke Siklus I dan dari Siklus I ke Siklus II setelah dilakukannya tindakan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token. Ketuntasan Hasil Belajar sebelum dilaksanakannya perbaikan pembelajaran adalah 27,27%, sedangkan pada Siklus I Ketuntasan Hasil Belajar mengalami peningkatan menjadi 86,36% dan pada Siklus II Ketuntasan Hasil Belajar meningkat menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token,dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SDNegeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2012/201

    THE IMPLEMENTATION OF OUTDOOR ACTIVITY TO TEACH WRITING DESCRIPTIVE TEXT TO THE SEVENTH GRADERS OF SMPN 2 TRAWAS

    No full text
    THE IMPLEMENTATION OF OUTDOOR ACTIVITY TO TEACH WRITING DESCRIPTIVE TEXT TO THE SEVENTH GRADERS OF SMPN 2 TRAWAS&nbsp; &nbsp; Wahyu Sakinah Rochmawati S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya [email protected] &nbsp; Fauris Zuhri, S.Pd., M.Hum Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya [email protected] &nbsp; Abstrak Pada saat ini kegiatan belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Menurut Broda (2011), kegiatan di luar kelas mencakup segala bentuk kegiatan yang bersifat mendidik yang dilakukan di luar kelas. Patmonodewo (2003) menambahkan bahwa kegiatan di luar kelas dapat membuat seseorang termotivasi untuk belajar sesuatu, meskipun hal ini membuat kegaduhan dan memerlukan energi dan tenaga yang lebih. Dalam pengajaran menulis teks deskriptif, guru biasanya menerapkan kegiatan di luar kelas. Dengan cara ini, siswa dapat melihat banyak objek yang dapat memberikan banyak ide. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan kegiatan di luar kelas untuk mengajar menulis teks deskriptif. Ini juga bertujuan untuk mengetahui hasil menulis deskriptif siswa setelah menerapkan kegiatan di luar kelas. Peneliti hanya memilih enam hasil menulis teks deskriptif siswa untuk mengetahui kemampuan menulis siswa setelah menerapkan kegiatan di luar kelas. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan kegiatan di luar kelas dalam menulis teks deskriptif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas tujuh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisa data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan penerapan kegiatan di luar kelas untuk mengajar menulis teks deskriptif, hasil menulis teks deskriptif siswa, serta respon siswa terhadap penerapan kegiatan di luar kelas dalam menulis teks deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru memanfaatkan lingkungan di luar kelas untuk menerapkan kegiatan di luar kelas untuk mengajar menulis teks deskriptif. Penggunaan lingkungan di luar kelas bertujuan untuk membantu siswa memperoleh ide untuk mengembangkan tugas menulis teks deskriptif mereka. Di samping itu, hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana proses belajar mengajara Bahasa Inggris yang berbeda dari yang biasanya dihadapi siswa. Dari keenam hasil menulis teks deskriptif siswa, ada empat siswa yang tergolong kategori &lsquo;sangat tinggi dan dua siswa kategori &lsquo;tinggi&rsquo;. Mereka mendapat nilai berbeda pada isi, organisasi, kosa kata, penggunaan bahasa, dan mekanik. &nbsp; Kata Kunci: pengajaran, menulis teks deskriptif, kegiatan di luar kelas &nbsp; Abstract Nowadays, teaching and learning activity is not only done inside classroom, but also outside classroom. According to Broda (2011), outdoor activity includes any educational activities that take place outside the classroom. Patmonodewo (2003) added that outdoor activity can make someone to be motivated to learn something, though it makes noise and needs more energy and power. In teaching writing descriptive text, a teacher usually implement outdoor class activity. In this way, the students can see many real objects that will give them more ideas. This research is conducted to know the implementation of outdoor activity to teach writing descriptive text. It also aims to know students&rsquo; descriptive writing results after implementing outdoor class activity. The researcher only chooses six students&rsquo; descriptive writing results to know the students&rsquo; writing ability after implementing outdoor activity.&nbsp; Besides, this research also aims to describe the students&rsquo; responses toward the implementation of outdoor activity in writing descriptive text. The subject is the seventh graders. This research uses qualitative method. Qualitative data analysis is used to describe the implementation of outdoor activity to teach writing descriptive text, the students&rsquo; descriptive writing results, and the students&rsquo; responses toward the implementation of outdoor activity in writing descriptive text. The result of this research shows that the teacher utilizes the use of outdoor class environment to implement outdoor activity for teaching descriptive text writing. The use of outdoor environment helps the students get more ideas to build their descriptive writing task. Besides, it is done to create different atmosphere of English teaching and learning process that students usually face. From six students&rsquo; descriptive writing results, there are four students belonging to very high category and two students belong to high category. They have different scores in the content, organization, vocabulary, language usage, and mechanics. &nbsp; Keywords: teaching, descriptive text writing, outdoor activity&nbsp;&nbsp; &nbsp

    VIABILITY DAN FEASIBILITY GAGASAN KERJASAMA EAST ASIAN COMMUNITY (EAC) DARI PERSPEKTIF INDONESIA

    Get PDF
    Dalam delapan tahun terakhir ini, perkembangan kerja sama ASEAN (Association of South East Asian Nations) memperlihatkan adanya aktivitas yang semakin dinamis. Krisis ekonomi regional yang melanda negara-negara ASEAN sejak pertengahan 1997, mulai dari Thailand, Malaysia, Indonesia, dan juga merembet ke Korea Selatan, seolah tidak menyurutkan energi ASEAN untuk mengintensifkan kerjasamanya. ASEAN yang beranggotakan sepuluh negara kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Filipina, Singapura, Brunei Danussalam, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan Laos, sekarang telah memperluas kerjasama regionalnya ke Asia Timur dengan merangkul Republik Rakyat China, Korea Selatan, dan Jepang ke dalam institusi ASEAN+3. bila ditinjau dari perspektif regionalisme, ASIAN+3 merupakan suatu tahapan dalam rangka pemantapan integrasi ekonomi kawasan Asia Tenggara dan Asia timur. Gagasan East Asian Community yang merupakan kelanjutan ASEAN+3, dicita-citakan sebagai bentuk konkrit integrasi kawasan Asia Timur. Penelitian ini mengajukan permasalahan; apakah proposal kerjasama EAC viable dan feasible bagi pencapaian kepentingan nasional Indonesia di kawasan Asia Timur. Viable bermakna keefektifan suatu strategi kebijakan dalam mencapai tujuan-¬tujuan yang diharapkan. Feasible berarti kelayakan suatu strategi kebijakan untuk diimplementasikan sesuai dengan situasi dan kondisi riil di lapangan. Tujuan penelitian adalah menganalisis situasi dan kondisi perekonomian dan politik domestik Indonesia di tengah perkembangan ekonomi dan politik negara-negara kawasan Asia Timur. Evaluasi viability dan feasibility EAC didasarkan pada penilaian apakah kekuatan nasional Indonesia dan strategi kebijakan yang diambil pemerintah akan cukup efektif dan layak dalam mencapai tujuan-tujuan nasional Indonesia di Asia Timur. Demi mencapai tujuan penelitian tersebut, kami merancang kerangka pemikiran berdasarkan tinjauan pustaka, meliputi karya-karya penelitian mengenai viability dan feasibility EAC. Karya-karya dimaksud mengarahkan peneliti untuk merancang konsep dan teori sebagai kerangka analisis penelitian yang meliputi: 1) teori mengenai tahapan-tahapan integrasi ekonomi regional. 2) teori mengenai factor-¬faktor yang mempengaruhi keefektifan dan kelayakan integrasi regional. 3) konsep¬-konsep mengenai kepentingan nasional dan tujuan nasional. 4) konseptualisasi kawasan sebagai sistem interaksi antara negara pusat, negara pinggiran, dan sistem intrusi. Penelitian yang bertipe deskriptif dan evaluatif ini dilakukan dengan studi kepustakaan serta wawancara untuk memperoleh data-data yang relevan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif sehingga diperoleh kecenderungan-¬kecenderungan yang disimpulkan sebagai temuan-temuan penelitian. Setelah melakukan analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan: pertama, kerj asama EAC merupakan perkembangan yang positif dan progresif Di bidang ekonomi, EAC menjanjikan spillover ekonomi kuat mengimbasi ekonomi yang lebih lemah dalam skema interdependensi, sehingga bisa maju bersama-sama. Dalam bidang politik, EAC potensial sebagai mekanisme manajemen konflik dan kerjasama dalam menangani masalah-masalah transnasional. Secara sosial-budaya, EAC membentuk masyarakat Asia Timur yang bercirikan Asia Timur. Kedua, situasi domestik Indonesia berupa performa perekonomian nasional yang masih lemah ditambah persoalan-persoalan birokrasi dan krisis multidimensional membuat posisi Indonesia cukup sulit untuk bersaing dalam kancah perdagangan bebas Asia Timur. Indonesia tidak memiliki kekuatan nasional yang dapat membuat kerjasama EAC memiliki nilai viabilitas dan feabilitas dalam mencapai kepentingan kepentingan nasional Indonesia. Ketiga, perkembangan EAC menghadapi persoalan yang rumit terutama datang dari pergeseran kekuatan strategis negara-negara besar kawasan, seperti: AS, RRC, Jepang, dan India, yang senatiasa menimbulkan ketidakpastian dan anarki di kawasan Asia Timur. Untuk itulah, pemerintah Indonesia perlu menilai lagi dengan lebih seksama apakah EAC dan partisipasi Indonesia yang sudah diwujudkan dalam skema tersebut benar-benar sudah didukung oleh kekuatan nasional yang riil
    corecore