VIABILITY DAN FEASIBILITY GAGASAN KERJASAMA EAST ASIAN COMMUNITY (EAC) DARI PERSPEKTIF INDONESIA

Abstract

Dalam delapan tahun terakhir ini, perkembangan kerja sama ASEAN (Association of South East Asian Nations) memperlihatkan adanya aktivitas yang semakin dinamis. Krisis ekonomi regional yang melanda negara-negara ASEAN sejak pertengahan 1997, mulai dari Thailand, Malaysia, Indonesia, dan juga merembet ke Korea Selatan, seolah tidak menyurutkan energi ASEAN untuk mengintensifkan kerjasamanya. ASEAN yang beranggotakan sepuluh negara kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Filipina, Singapura, Brunei Danussalam, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan Laos, sekarang telah memperluas kerjasama regionalnya ke Asia Timur dengan merangkul Republik Rakyat China, Korea Selatan, dan Jepang ke dalam institusi ASEAN+3. bila ditinjau dari perspektif regionalisme, ASIAN+3 merupakan suatu tahapan dalam rangka pemantapan integrasi ekonomi kawasan Asia Tenggara dan Asia timur. Gagasan East Asian Community yang merupakan kelanjutan ASEAN+3, dicita-citakan sebagai bentuk konkrit integrasi kawasan Asia Timur. Penelitian ini mengajukan permasalahan; apakah proposal kerjasama EAC viable dan feasible bagi pencapaian kepentingan nasional Indonesia di kawasan Asia Timur. Viable bermakna keefektifan suatu strategi kebijakan dalam mencapai tujuan-¬tujuan yang diharapkan. Feasible berarti kelayakan suatu strategi kebijakan untuk diimplementasikan sesuai dengan situasi dan kondisi riil di lapangan. Tujuan penelitian adalah menganalisis situasi dan kondisi perekonomian dan politik domestik Indonesia di tengah perkembangan ekonomi dan politik negara-negara kawasan Asia Timur. Evaluasi viability dan feasibility EAC didasarkan pada penilaian apakah kekuatan nasional Indonesia dan strategi kebijakan yang diambil pemerintah akan cukup efektif dan layak dalam mencapai tujuan-tujuan nasional Indonesia di Asia Timur. Demi mencapai tujuan penelitian tersebut, kami merancang kerangka pemikiran berdasarkan tinjauan pustaka, meliputi karya-karya penelitian mengenai viability dan feasibility EAC. Karya-karya dimaksud mengarahkan peneliti untuk merancang konsep dan teori sebagai kerangka analisis penelitian yang meliputi: 1) teori mengenai tahapan-tahapan integrasi ekonomi regional. 2) teori mengenai factor-¬faktor yang mempengaruhi keefektifan dan kelayakan integrasi regional. 3) konsep¬-konsep mengenai kepentingan nasional dan tujuan nasional. 4) konseptualisasi kawasan sebagai sistem interaksi antara negara pusat, negara pinggiran, dan sistem intrusi. Penelitian yang bertipe deskriptif dan evaluatif ini dilakukan dengan studi kepustakaan serta wawancara untuk memperoleh data-data yang relevan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif sehingga diperoleh kecenderungan-¬kecenderungan yang disimpulkan sebagai temuan-temuan penelitian. Setelah melakukan analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan: pertama, kerj asama EAC merupakan perkembangan yang positif dan progresif Di bidang ekonomi, EAC menjanjikan spillover ekonomi kuat mengimbasi ekonomi yang lebih lemah dalam skema interdependensi, sehingga bisa maju bersama-sama. Dalam bidang politik, EAC potensial sebagai mekanisme manajemen konflik dan kerjasama dalam menangani masalah-masalah transnasional. Secara sosial-budaya, EAC membentuk masyarakat Asia Timur yang bercirikan Asia Timur. Kedua, situasi domestik Indonesia berupa performa perekonomian nasional yang masih lemah ditambah persoalan-persoalan birokrasi dan krisis multidimensional membuat posisi Indonesia cukup sulit untuk bersaing dalam kancah perdagangan bebas Asia Timur. Indonesia tidak memiliki kekuatan nasional yang dapat membuat kerjasama EAC memiliki nilai viabilitas dan feabilitas dalam mencapai kepentingan kepentingan nasional Indonesia. Ketiga, perkembangan EAC menghadapi persoalan yang rumit terutama datang dari pergeseran kekuatan strategis negara-negara besar kawasan, seperti: AS, RRC, Jepang, dan India, yang senatiasa menimbulkan ketidakpastian dan anarki di kawasan Asia Timur. Untuk itulah, pemerintah Indonesia perlu menilai lagi dengan lebih seksama apakah EAC dan partisipasi Indonesia yang sudah diwujudkan dalam skema tersebut benar-benar sudah didukung oleh kekuatan nasional yang riil

    Similar works