126 research outputs found

    Design and Modeling of an Integrated Micro-Transformer in a Flyback Converter

    Get PDF
    This paper presents the design and modeling of a square micro-transformer for its integration in a flyback converter. From the specifications of the switching power supply, we determined the geometric parameters of this micro-transformer. The π-electrical model of this micro-transformer highlights all parasitic effects generated by stacking of different material layers and permits to calculate the technological parameters by using the S-parameters. A good dimensioning of the geometrical parameters reduces efficiently the energy losses in the micro-transformer and permits to reach the desirable value of the converter output voltage. We have also simulated the electromagnetic effects with the help of the software FEMLAB3.1 in two cases. The first case, without ferromagnetic core, the second case with ferromagnetic core, in order to choose the micro-transformer that has better electromagnetic compatibility with the vicinity components. To validate dimensioning of the geometrical and technological parameters, we have simulated with the help of the software PSIM6.0, the equivalent electrical circuit of the converter containing the electrical circuit of the dimensioned planar micro-transformer

    Prediksi Modulus Elastisitas Batuan Utuh dan Modulus Deformasi Massa Batuan dari Kurva Perilaku Konstitutif

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi nilai modulus elastisitas batuan utuh dan modulus deformasi massa batuan. Pemboran inti pada batulempung di kedalaman 35, 42, dan 60 meter serta batubara di kedalaman 164 dan 181 meter telah dilakukan untuk mendapatkan contoh batu berbentuk silinder. Kemudian gaya diukur dan perpindahan titik diamati selama contoh diuji kuat tekan uniaksial. Selanjutnya regangan dan tegangan dihitung untuk membangun kurva perilaku konstitutif. Modulus elastisitas batuan utuh diprediksi dari Modulus Young Rata-rata karena tipe kurva tegangan-regangan contoh batubara dan batulempung yang diuji termasuk fase elastik pendek. Modulus deformasi massa batuan diprediksi dari Modulus Young Sekan yang diukur dari tegangan nol sampai lima puluh persen dari tegangan puncak. Hasil penelitian menunjukan bahwa Modulus Young contoh batubara 0.30 dan 0.44 GigaPascal (GPa), sedangkan contoh batulempung 3.92, 4.14, dan 4.28 GPa. Modulus deformasi massa batuan batubara  diprediksi 0.11 dan 0.35 GPa, sedangkan modulus deformasi massa batuan batulempung diprediksi 2.40, 3.86, dan 4.46 GPa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa batuan sedimen di Formasi Tanjung Kalimantan Selatan memiliki karakteristik modulus deformasi massa batuan yang 20-63% kurang dari modulus elastisitas batuan utuh. Mengingat studi mengenai topik tersebut masih terbatas jumlahnya, data empiris yang didapatkan dari penelitian ini sangat berharga untuk berbagai kepentingan di bidang mekanika batuan. Contoh terapannya yaitu modulus deformasi massa batuan sebagai parameter masukan pada analisis tegangan-regangan di sekitar bukaan tambang bawah tanah menggunakan permodelan numerik, penilaian kondisi tegangan insitu dan distribusi tegangan terinduksi melalui pemantauan pergerakan massa batuan, atau perhitungan energi regangan dari ledakan batuan (rock bursts)

    Revitalizing the Values of Local Wisdom in the Oral Tradition of 'Nyangahatn' Dayak Kanayatn in Anthropolinguistic Perspective

    Get PDF
    Maintaining the value of local wisdom in a society is important to strengthen the knowledge of a community. This study aims to formulate a strategy for revitalizing the local wisdom values of the Dayak Kanayatn 'Nyangahatn' oral tradition. This study uses the perspective of the anthropolinguistic approach by Duranti. The type of research used is descriptive qualitative, with the Ethnographic Spradley research method which is simplified into six stages. The step taken in collecting data is to determine the informant. Data was collected by observing and interviewing informants. Next, the researcher made ethnographic notes, and again asked descriptive questions to the informants. Then, the researcher conducted a structured interview analysis, and wrote an ethnography. The research data is in the form of elaboration and description of the form of local wisdom values and the formulation of strategies for revitalizing the values of local wisdom of the Dayak Kanayatn 'Nyangahatn' oral tradition. The results of the study show that there are five forms of the value of local wisdom in the oral tradition of 'Nyangahatn'; 1) The value of human relationship with God; 2) The value of human relations with others; 3) The value of human relations with ancestors/ancestors; 4) The value of a happy life for the deceased; 5) The value of human relations with the natural environment. Furthermore, the revitalization strategy can be carried out by the local community by documenting the traditions and values of local wisdom into writing in the form of books; through local arts education (studio); take action by carrying out traditional ceremonial celebrations every year; implement the values of local wisdom in life

    Canon, sebuah Teori Musik sebagai Tema Objek Rancang Sekolah Tinggi Seni Pertunjukan

    Full text link
    Me”musik”kan arsitektur, menjadi pemikiran pertama kali sebelum memulai perancangan. Mengutip perkataan Goethe, filosofi terkenal yang berbicara tentang arsitektur sebagai musik yang dibekukan. Sama halnya dengan musik, arsitektur juga dapat memiliki irama. Karena itu, dipilihlah Canon sebagai tema Sekolah Tinggi Seni pertunjukan. Mengingat Canon dalam musik ternyata dapat menciptakan melodi yang atraktif, sehingga sesuai sebagai tema sekolah yang bertajuk pertunjukan. Perancangan ini memakai teori Tangible Metaphore. Proses yang dibutuhkan adalah bagaimana menuangkan karakter dari Canon, agar dapat terlihat pada rancangan nantinya, melalui proses transformasi. Adapun karakter Canon adalah pengulangan melodi; terdapat melodi Leader dan Follower dengan durasi tertentu dan imitasi oleh melodi Follower berupa ritme/ interval yang sama atau transformasi dari ritme/ intervalnya. Sehingga kesan akhir yang didapatkan adalah tercipta melodi yang saling bersahutan membentuk keharmonisan. Berdasarkan karakter tersebut, akhirnya dihasilkan desain rancangan yang meliputi siteplan dengan sistem sirkulasi outer ring road dengan pola pengulangan garis, massa bangunan dengan pola layering dan pengulangan pola bentuk, dan interior dengan pola Canonicnya

    ANALISIS MOTOR INDUKSI MENGGUNAKAN MOTOR CURRENT SIGNATURE ANALYSIS (MCSA) DI PT PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN KERAMASAN HALAMAN JUDUL

    Get PDF
    Motor Induksi adalah peralatan elektromekanik yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri untuk mengubah tenaga listrik menjadi energi mekanik. Motor induksi digunakan di berbagai bidang seperti pada pembangkit tenaga listrik. Dengan banyaknya penggunaan motor listrik pada dunia industri, dan proses penuaan alami dan berbagai faktor lain yang terkait dengan pola operasi motor induksi tentunya tidak sedikit masalah yang timbul ataupun yang terjadi pada motor listrik. Dampak dari kerusakan motor tentunya sangat berdampak pada kegiatan operasional perusahaan. Untuk menjaga keandalan sistem yang bekerja pada PLTGU di PT PLN (Persero) UPDK Keramasan maka dilakukan pemantauan dan analisa kondisi operasi mesin pembangkit untuk mengetahui gejala kelainan secara dini, terutama motor induksi main lube oil pump yang berfungsi sebagai pompa minyak pelumas utama dan diputar langsung oleh poros turbin gas. Salah satu metode Predictive Maintenance untuk menjaga keandalan motor induksi adalah metode Motor Current Signature Analysis (MCSA). MCSA adalah kumpulan teknik diagnosa untuk menganalisa bentuk gelombang arus yang mampu mendeteksi kegagalan pada motor induksi. Hasil analisis ini menunjukkan penggunaan teknologi Motor Current signature Analisys (MCSA) mampu menunjukkan kerusakan motor induksi yang ada pada motor listrik 3 phasa mencari nilai deviasi Current Unbalance, dimana sebelum perbaikan nilai deviasi arus sebesar 8,65% dan setelah perbaikan nilai deviasi arus turun sebesar 3,04%. sesuai standar IEEE 519-1992

    STUDY OF THE DURATION AND IMMERSION DEPTH OF PURSLANE WEEDS AT GERMINATION TEMPERATURES OF 30C AND 40C AGAINST THE VIABILITY OF PURSLANE (PORTULACA OLERACEA L.) SEEDS

    Get PDF
    Purslane weeds growth control can be conducted preventively since germination stage. This study aims to determine the duration and immersion depth of purslane weeds to find information about the seeds’ viability at different germination temperatures. The research observed two factors, namely the durations of immersion at 2, 4, 6, And 8 weeks, and the depths of immersion at 0, 5, 10, and 15 cm. The experiment method and germination test used randomized factorial design with three repetitions and were continued with least significance difference (LSD) test. The results of the research showed that the interaction between the duration and the immersion depth of purslane weeds significantly affected the germination percentage, germination rates, and germination synchronization at the temperatures of 30C and 40C. The longer and the deeper the seeds immersed, the lower the viability of the purslane weeds seeds was. The growth control of purslane weeds can be conducted by reducing the seeds germination

    Inovasi Media Edukasi Flashcard “Care For Teen†Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan HIV/AIDS Pada Siswa SMAN 1 Ungaran

    Get PDF
    Indonesia ranks third as the region with the highest number of HIV / AIDS sufferers in the world with 5.2 million people. The prevalence of HIV / AIDS sufferers mostly starts with the youth group. Quitting drugs begins with smoking, then stripping drugs. Behavior related to adolescents, this age is a period of self-discovery. The curious nature of adolescents must be facilitated with correct and correct information media, including information on HIV / AIDS. Providing appropriate information and making a conducive environment can help teenagers as potential future generations of the nation to make good decisions. The influence of the development of information and communication technology also affects the learning process to create millennials. On average, Indonesian teenagers already know and use the internet in their daily lives. However, most of them have not been able to distinguish between positive and negative sources from the internet, and tend to be easily used by their social environment. It needs attractive and practical methods to increase knowledge about HIV / AIDS in youth group. The target of this community service program is students of Senior High School 01Ungaran, Semarang Regency. The educational method is the Make a Match cooperative method. It used flashcards that contain information on HIV / AIDS and the risk of transmission. Another goal of service that was achieved was the attitude of the participants towards people living with HIV / AIDS (PLWHA). The community service stage consists of making flashcards for HIV / AIDS education and evaluation. The 30 students were very enthusiastic. Students are actively involved in discussion sessions. After being given the material presented, the students' knowledge about HIV / AIDS was increased before and after presenting the educational material.AbstrakIndonesia menduduki peringkat ketiga sebagai wilayah dengan pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh dunia sebanyak 5,2 juta jiwa. Prevalensi penderita HIV/AIDS paling banyak diawali dari kelompok remaja. Umumnya penyalahgunaan narkoba diawali dengan merokok, kemudian berlanjut penyalahgunaan narkoba. Perilaku beresiko tersebut berhubungan dengan remaja, dimasa usia tersebut adalah masa pencarian jati diri. Sifat remaja yang ingin tahu tersebut harus difasilitasi dengan media informasi yang baik dan benar, termasuk informasi penyakit HIV/AIDS. Pemberian informasi yang sesuai dan pembentukan lingkungan yang kondusif dapat membantu remaja sebagai calon generasi penerus bangsa dapat mengambil keputusan yang baik. Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga mempengaruhi proses pembelajaran generasi milenial. Rata – rata di antara kalangan remaja Indonesia telah mengenal dan menggunakan internet dalam keseharian mereka. Namun kebanyakan dari mereka belum mampu untuk memilah antara aktivitas internet yang bersifat positif dan negatif, serta cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka dalam penggunaannya. Perlunya metode menarik dan praktis untuk meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja. Sasaran program pengabdian masyarakat ini adalah pelajar SMA N 1 Ungaran, Kabupaten Semarang. Metode edukasi dilakukan metode kooperatif Make a Match menggunakan flash card berisikan informasi HIV/AIDS dan resiko penularannya. Tujuan pengabdian lainnya yang hendak dicapai yaitu sikap peserta terhadap Orang Dengan HIV/AIDS(ODHA). Tahapan pengabdian terdiri dari pembuatan media flash card, edukasi HIV/AIDS, dan evaluasi. Peserta yang mengikuti sebanyak 30 siswa sangat antusias. Siswa terlibat aktif dalam sesi diskusi. Setelah diberikan pemaparan materi, terdapat peningkatan pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS antara sebelum dan sesudah pemberian materi edukasi

    Inovasi Media Edukasi Flashcard “Care For Teen” Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan HIV/AIDS Pada Siswa SMAN 1 Ungaran

    Get PDF
    Indonesia ranks third as the region with the highest number of HIV / AIDS sufferers in the world with 5.2 million people. The prevalence of HIV / AIDS sufferers mostly starts with the youth group. Quitting drugs begins with smoking, then stripping drugs. Behavior related to adolescents, this age is a period of self-discovery. The curious nature of adolescents must be facilitated with correct and correct information media, including information on HIV / AIDS. Providing appropriate information and making a conducive environment can help teenagers as potential future generations of the nation to make good decisions. The influence of the development of information and communication technology also affects the learning process to create millennials. On average, Indonesian teenagers already know and use the internet in their daily lives. However, most of them have not been able to distinguish between positive and negative sources from the internet, and tend to be easily used by their social environment. It needs attractive and practical methods to increase knowledge about HIV / AIDS in youth group. The target of this community service program is students of Senior High School 01Ungaran, Semarang Regency. The educational method is the Make a Match cooperative method. It used flashcards that contain information on HIV / AIDS and the risk of transmission. Another goal of service that was achieved was the attitude of the participants towards people living with HIV / AIDS (PLWHA). The community service stage consists of making flashcards for HIV / AIDS education and evaluation. The 30 students were very enthusiastic. Students are actively involved in discussion sessions. After being given the material presented, the students' knowledge about HIV / AIDS was increased before and after presenting the educational material.AbstrakIndonesia menduduki peringkat ketiga sebagai wilayah dengan pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh dunia sebanyak 5,2 juta jiwa. Prevalensi penderita HIV/AIDS paling banyak diawali dari kelompok remaja. Umumnya penyalahgunaan narkoba diawali dengan merokok, kemudian berlanjut penyalahgunaan narkoba. Perilaku beresiko tersebut berhubungan dengan remaja, dimasa usia tersebut adalah masa pencarian jati diri. Sifat remaja yang ingin tahu tersebut harus difasilitasi dengan media informasi yang baik dan benar, termasuk informasi penyakit HIV/AIDS. Pemberian informasi yang sesuai dan pembentukan lingkungan yang kondusif dapat membantu remaja sebagai calon generasi penerus bangsa dapat mengambil keputusan yang baik. Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga mempengaruhi proses pembelajaran generasi milenial. Rata – rata di antara kalangan remaja Indonesia telah mengenal dan menggunakan internet dalam keseharian mereka. Namun kebanyakan dari mereka belum mampu untuk memilah antara aktivitas internet yang bersifat positif dan negatif, serta cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka dalam penggunaannya. Perlunya metode menarik dan praktis untuk meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja. Sasaran program pengabdian masyarakat ini adalah pelajar SMA N 1 Ungaran, Kabupaten Semarang. Metode edukasi dilakukan metode kooperatif Make a Match menggunakan flash card berisikan informasi HIV/AIDS dan resiko penularannya. Tujuan pengabdian lainnya yang hendak dicapai yaitu sikap peserta terhadap Orang Dengan HIV/AIDS(ODHA). Tahapan pengabdian terdiri dari pembuatan media flash card, edukasi HIV/AIDS, dan evaluasi. Peserta yang mengikuti sebanyak 30 siswa sangat antusias. Siswa terlibat aktif dalam sesi diskusi. Setelah diberikan pemaparan materi, terdapat peningkatan pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS antara sebelum dan sesudah pemberian materi edukasi

    Perancangan Instruksi Kerja Dokumen dan Visual pada Mesin Electrical Discharge Machine

    Get PDF
    Dalam mengoprasikan sebuah mesin dibutuhkan instruksi kerja, agar tidak terjadi kesalahan dan kerusakan pada proses produksi. Penelitian ini memahas instruksi kerja dalam bentuk dokumen dan visual. Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembuatan urutan kerja, pembuatan instruksi kerja dokumen dan terakhir membuat instruksi kerja visual dalam bentuk animasi 3D

    Analisis Butir Soal Ujian Semester Genap Mata Pelajaran Geografi

    Get PDF
    The objective of the research was to analyze the questions of the second semester final test of Geography for the students of grade X at SMA Negeri 1 Natar in 2012/2013 including validity, reliability, difficulty level, distinguishing factor efficiency, and answer\u27s pattern. This research used descriptive method. The result showed that the questions\u27 qualities were as follow: 1) As seen from the validity of each questions it was found that there were 8 or 16% questions were valid and 42 or 84% questions were not valid. 2) The reliability was classified as good enough with coefficient was 0,425 or 42,5%. 3) The questions\u27 difficulty level showed that there were 1 or 2% questions which were categorized as easy. 4) The distinguishing factors efficiency that was observed showed that there were 10 or 20% questions had good distinguishing factors. 5) As seen from the answers\u27 pattern it was known that generally all the distractors of each questions were good.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis butir soal Ujian Semester Genap Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013 meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan pola jawaban. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kualitas soal yang digunakan, 1) Dilihat dari validitas tiap butir soal terdapat 8 atau 16% butir soal dikatakan valid dan 42 atau 84% yang tidak valid. 2) Reliabilitas termasuk dalam klasifikasi cukup dengan koefisien 0,425 atau 42,5%. 3)Tingkat kesukaran butir soal terdapat 1 atau 2% kategori mudah. 4) Ditinjau daya pembeda terdapat 10 atau 20% butir soal memiliki daya pembeda baik. 5) Dilihat dari pola jawaban diketahui bahwa secara umum semua pengecoh (distractor) pada butir soal tersebut sudah berfungsi dengan baik
    • …
    corecore