283 research outputs found
Implementasi Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Modul dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Perkuliahan Metrologi
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan kemandirian mahasiswa dalam Perkuliahan Metrologi dengan menerapkan PBL berbantuan modul; dan untuk mengetahui seberapa jauh perkuliahan Metrologi dengan penerapan PBL berbantuan modul dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan strategi Problem Based Learning (PBL). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi metode tes untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa, dokumentasi untuk mendapatkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah pembelajaran, observasi untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku secara langsung kelompok ataupun individu, wawancara digunakan untuk mengungkap data tentang pelaksanaan perkuliahan melalui pendekatan pembelajaran PBL berbantuan modul. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif dan analisis kualitatif. Analisis deskriptif meliputi perhitungan nilai rerata, standar deviasi, dan persentase. Selanjutnya hasil pengamatan masing-masing siklus dipaparkan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkuliahan Metrologi dengan pendekatan PBL berbantuan modul dapat meningkatkan aktivitas dan kemandirian mahasiswa, serta dapat meningkatkan kualitas perkuliahan metrologi dan prestasi belajar mahasiswa. Dari nilai rerata yang didapatkan kelas A-1 yang diterapkan metode PBL menunjukkan nilai yang lebih tinggi. Selain itu nilai pos-test menunjukkan peningkatan. Dari nilai pre-test A-1 yang dilakukan reratanya 29,5 menjadi 74,5. dan kelas A-2 dengan rerata pre-test 28,25 menjadi 73,5, memang belumlah merupakan nilai yang tinggi, namun capaian nilai tersebut merupakan peningkatan yang baik dari mahasiswa, dibanding prestasi sebelumnya maupun dari kelas lain yang hasilnya lebih rendah. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa penerapan pendekatan PBL menunjukkan arah perbaikan peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Dan berarti pula terdapat peningkatan kualitas perkuliahan metrolog
PENGARUH QUALITY CONTROL TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK PADA PT FILMA UTAMA SOAP SURABAYA
This research aim to know and analyse influence between control quality to level damage of
product Especial PT.FILMA Soap Surabaya.
In this research there are 4 free variable that is Routing, Loading, Dispatching and of Follow up
and also variable tied that is Level Damage of Product
Data collecting obtained to through documentation data and observation and also spreading of
passed to quisioner is responder
Method analyse data the utilized is quantitative analysis of empirical analysis with statistic. For
solution in this research is utilized analysis of regression the following variable multi :
Result of analysis of regression analyse and furthermore examination, by partial (test
significance partial) with analysis of r
2
test and of t, and by simultaneous (test significance
simultaneous) using analysis of R2
and test of F.
Result of research can be concluded that Routing, Loading, Dispatching and of Follow up as
free variable have influence which is significance to level damage of product as variable tied
Keyword : Routing, Loading, Dispatching dan Follow up and level damage of produc
PEMBELAJARAN METROLOGI DENGAN MODUL BERWAWASAN KONTEKSTUAL BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME DALAM PENERAPAN KBK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN METROLOGI
Hasil pengamatan proses belajar mengajar dan ujian mahasiswa semester sebelumnya dapat disimpulkan permasalahan utama dalam pembelajaran mata kuliah Metrologi adalah: (1) dalam PBM sebagian besar mahasiswa bersifat pasif, (2) mahasiswa kurang termotivasi, kurang berani mengemukakan pendapatnya, (3) mahasiswa jarang mencari dan merujuk buku-buku yang berkaitan dengan materi perkuliahan, (4) kemandirian mahasiswa dalam usaha menguasai materi masih rendah, (5) hasil ujian semester menunjukkan nilai yang rendah, (6) Tingginya miskonsepsi. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk mereduksi miskonsepsi pada pembelajaran Metrologi melalui penerapan modul dengan model pembelajaran berorientasi kontruktivistik (2) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Metrologi yang disertai oleh peningkatan prestasi belajar mahasiswa melalui pendekatan penerapan modul dengan model pembelajaran berorientasi kontruktivistik. Langkah-langkah yang dilalui dalam penelitian ini adalah (1) tahap persiapan, yaitu berupa: (a) dialog awal untuk mengidentifikasi masalah, (b) merumuskan permasalahan dan penyatuan ide untuk perbaikan pembelajaran Metrologi, dan (c) membuat modul sekaligus mengidentifikasi konsep-konsep yang sering keliru. (2) tahap perencanaan yang meliputi: (a) menetapkan alternatif upaya peningkatan kualitas pembelajaran Metrologi, (b) penentuan metode pembelajaran, (c) penyusunan rancangan tindakan. (3) pelaksanaan tindakan. Peneliti sebagai kolaborator menerapkan desain pembelajaran melalui pendekatan model pembelajaran berorientasi konstruktivistik. (4) observasi dan monitoring. Tahap ini dilakukan dalam upaya perbaikan proses pembelajaran dan perencanaan tindakan yang lebih kritis. Peneliti sebagai kolaborator melaksanakan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan mahasiswa. (5) refleksi berguna sebagai upaya memantapkan kegiatan atau tindakan untuk mengatasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai dengan apa yang timbul di lapangan. (6) evaluasi dan revisi. Evaluasi dan revisi dilakukan untuk mengetahui berhasil tidaknya tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini evaluasi meliputi evaluasi jangka pendek dan evaluasi prestasi belajar mahasiswa. Kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari (a) meningkatnya tingkat aktivitas mahasiswa dalam PBM, (b) meningkatnya tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses pembelajaran, (c) meningkatnya prestasi belajar mahasiswa, (d) tereduksinya miskonsepsi pada matakuliah Metrologi. (7) kesimpulan hasil. Dari pembahasan di atas bisa diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) dengan bantuan modul ini bisa meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah Metrologi. (2) Kuliah dengan metode diskusi bisa meningkatkan aktivitas mahasiswa, meningkatkan tingkat kemandirian, serta meningkatkan tingkat belajar mahasiswa. tereduksinya miskonsepsi pada pembelajaran Metrologi (3) Dengan Bantuan modul akan mereduksi miskonsepsi pada pembelajaran. Kata kunci: modul,tindakan, putaran, dan konstruktivistik FT, 2006 (PEND. TEK. MESIN
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPETENSI MELAKUKAN PERHITUNGAN LANJUT DENGAN MODEL GENERATIF LEARNING SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Hasil pengamatan proses belajar mengajar dan ujian siswa semester sebelumnya dapat disimpulkan permasalahan utama dalam pembelajaran Melakukan Perhitungan Lanjut (MPL) adalah: (1) dalam PBM sebagian besar siswa bersifat pasif, (2) siswa kurang termotivasi, kurang berani mengemukakan pendapatnya, (3) siswa jarang mencari dan merujuk buku-buku yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (4) kemandirian siswa dalam usaha menguasai materi masih rendah, (5) hasil ujian menunjukkan nilai yang rendah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk mereduksi miskonsepsi pada pembelajaran MPL melalui penerapan modul dengan model pembelajaran berorientasi kontruktivistik (2) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran MPL yang disertai oleh peningkatan prestasi belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran generatif learning. Langkah-langkah yang dilalui dalam penelitian ini adalah (1) tahap persiapan, yaitu berupa: (a) dialog awal untuk meng¬identifikasi masalah, (b) merumuskan permasalahan dan penyatuan ide untuk perbaikan pembelajaran MPL, dan (c) membuat modul sekaligus mengidentifikasi konsep-konsep yang sering keliru. (2) tahap perencanaan yang meliputi: (a) menetapkan alternatif upaya peningkatan kualitas pembelajaran MPL, (b) penentuan metode pembelajaran, (c) penyusunan rancangan tindakan. (3) pelaksanaan tindakan. Peneliti sebagai kolaborator menerapkan desain pem¬be¬la¬jaran melalui pendekatan model pembelajaran generatif learning. (4) observasi dan monitoring. Tahap ini dilakukan dalam upaya perbaikan proses pembelajaran dan perencanaan tindakan yang lebih kritis. Peneliti sebagai kolaborator melaksanakan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan siswa. (5) refleksi berguna sebagai upaya memantapkan kegiatan atau tindakan untuk menga¬tasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan sebelumnya sesuai dengan apa yang timbul di lapangan. (6) evaluasi dan revisi. Evaluasi dan revisi dilakukan untuk mengetahui berhasil tidaknya tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini evaluasi meliputi evaluasi jangka pendek dan evaluasi prestasi belajar siswa. Kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari (a) meningkatnya tingkat aktivitas siswa dalam PBM, (b) meningkatnya tingkat kemandirian siswa dalam proses pembelajaran, (c) meningkatnya prestasi belajar siswa, (d) tereduksinya miskonsepsi pada pembelajaran MPL. (7) kesimpulan hasil. Dari pembahasan di atas bisa diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran kompetensi melakukan perhitungan lanjut (MPL) model generatif learning mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. (2) Pembelajaran MPL dengan model generatif learning mampu meningkatkan aktivitas, kemandirian siswa, serta prestasi belajar siswa. FT, 2007 (PEND. TEK. MESIN
Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar melalui Praktikum Listrik Dinamis dengan Model Pembelajaran Group Investigasi Kelas X MAN Kebumen 1 Tahun 2012/2013
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di MAN Kebumen 1. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-5 tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 40 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juni tahun 2013. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu: metode observasi, dan metode tes. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis menggunakan tehnik Deskripsi Persentase. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, keterampilan proses sains siswa meningkat dari 40,63% pada pra siklus menjadi 64% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 83,25% pada siklus II. Peningkatan keterampilan proses sains ini berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa. Rata-rata nilai siswa meningkat dari 65 dengan ketuntasan 32,5% pada pra siklus menjadi 67 dengan ketuntasan 67,5% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 77 dengan ketuntasan 72,5% pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan praktikum listrik dinamis dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar di MAN Kebumen 1
EVALUASI HASIL BELAJAR DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
The effort of preparation manpower quality can be done not only by vocational education but also by other institutions. The output quality of vocational education has been valued that it is not enough optimum in the some qualification of business and industrial sectors. So that, the kind of this school has been improving continuously its performance to increase output quality. Many kinds of the programs have been applicated likes link and match education system, life skill programe and nowadays the Competency Based Curriculum is being actively socialized. By implementing this curriculum will be expected that students’ learning outcome or the output of educational process can support the competencies criterion which had been formulated. Being able to evaluate the competencies as students’ learning outcome is needed the acccurate and proper of evaluation system. In this case, the Basic Classroom Evaluation which is one of the components of Competency Based Curriculum must be payed attention. By having knowledge the concept of criterion reference evaluation it is expected that the teachers can measure and evaluate students’ competencies according to a real condition of them. Key words: competencies, measurement, evaluation and standar
Evaluasi Hasil Belajar dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di Sekolah Menengah Kejuruan
The effort of preparation manpower quality can be done not only by vocational education but also by other institutions. The output quality of vocational education has been valued that it is not enough optimum in the some qualification of business and industrial sectors. So that, the kind of this school has been improving continuously its performance to increase output quality.Many kinds of the programs have been applicated likes link and match education system, life skill programe and nowadays the Competency Based Curriculum is being actively socialized. By implementing this curriculum will be expected that students\u27 learning outcome or the output of educational processcan support the competencies criterion which had been formulated.Being able to evaluate the competencies as students\u27 learning outcome is needed the acccurate and proper of evaluation system. In this case, the Basic Classroom Evaluation which is one of the components of Competency Based Curriculum must be payed attention. By having knowledge the concept of criterion reference evaluation it is expected that the teachers can measure and evaluate students\u27 competencies according to a real condition of them
ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA DAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN PADA KPRI NUSANTARA BERKAH BERSAMA UIN WALISONGO SEMARANG
Persaingan bisnis yang tinggi menuntut beberapa badan usaha agar mampu berkembang dan bersaing dalam menghadapi perdagangan bebas saat ini. Kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas dan tersedianya sarana teknologi informasi yang merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan perusahaan dalam hal ini KPRI Nusantara Berkah Bersama UIN Walisongo Semarang memperoleh keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran sumber daya manusia dan teknologi informasi sebagai keunggulan bersaing pada KPRI Nusantara Berkah Bersama UIN Walisongo Semarang. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan studi dokumentasi data internal koperasi. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan VRIO (Valuable, Rare, Inimitable, Organization). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dari 6 (enam) indikator sumber daya manusia KPRI Nusantara Berkah Bersama ada 5 (lima) yang memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjutan dan 1 (satu) masuk dalam competitive parity. Kemudian untuk variabel teknologi informasi, dari 5 (lima) indikator yang ada terdapat 4 (empat) kategori competitive disadvantage dan 1 (satu) indikator yang memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjuta
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DAN MODEL EKSPOSITORI DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas VI SDN Bendungan Hilir, Kec.Tanah Abang, Jakarta Pusat)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif
TAI (Teams Assisted Individualization) dan model ekspositori dengan pendekatan
open-ended terhadap kemampuan koneksi matematika. Penelitian ini dilakukan di
SDN Bendungan Hilir 09 Pagi dan SDN Bendungan Hilir 01 Pagi, Tanah Abang,
Jakarta Pusat pada kelas VI semester satu tahun pelajaran 2018/2019 menggunakan
cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 52 siswa. Pengambilan
data dilakukan melalui tes dan dianalisis menggunakan Analisis Varians (ANAVA)
dua jalan dengan desain treatment by level 2 x 2. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) kemampuan koneksi matematika siswa yang diperlakukan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) lebih
tinggi daripada siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran ekspositori,
(2) terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal
matematis terhadap kemampuan koneksi matematika, (3) kemampuan koneksi
matematika siswa yang diperlakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI (Team Assisted Individualization) lebih tinggi dari pada siswa yang yang
diperlakukan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori bagi siswa yang
memiliki kemampuan awal matematis tinggi, (4) kemampuan koneksi matematis
siswa yang diperlakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization) lebih rendah daripada siswa yang diperlakukan
menggunakan model pembelajaran ekspositori bagi siswa yang memiliki kemampuan
awal matematis rendah. Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe (Team
Assisted Individualization) dengan pendekatan open-ended berimplikasi terhadap
tugas guru yaitu: memberikan kesempatan siswa belajar secara individu dan
kelompok, membiasakan belajar secara aktif dan berkolaborasi dengan teman sebaya,
memberikan wawasan terhadap pengelolaan pembelajaran pada kelompok yang
heterogen, memberikan contoh pembuatan soal-soal open-ended.
**********
This study aims to determine the effect of models cooperative learning type TAI
(team assisted individualization) and expositories model with open-ended approached
to mathematical connection skills. This research was conducted at SDN Bendungan
Hilir 09 Pagi and Bendungan Hilir Elementary School 01 Pagi, Tanah Abang, Central
Jakarta in class VI of the first semester of the school year 2018/2019 using cluster
random sampling with a total sample of 52 students. Data retrieval was done through
tests and analyzed using two-way Variance (ANOVA) analysis with treatment design
by level 2 x 2. The results showed that: (1) mathematical connection ability of
students treated using a cooperative model (Team Assisted Individualization) was
higher than students who are taught to use the expository model, (2) there is an
interaction effect between the learning model and the initial mathematical ability to
the mathematical connection ability, (3) for students who have high initial
mathematical abilities, the mathematical connection ability of students treated using a
cooperative model (Team Assisted Individualization) same as students who are
treated using the expository model, (4) for students who have low initial
mathematical abilities, students who are applied use a cooperative model (Team
Assisted Individualization) higher than students who are treated using the expository
model. The results of this study indicate that the learning model and initial
mathematical abilities can influence mathematical connection skills. Implementation
of type Cooperative learning model (Team Assisted Individualization) by using open
implications for the teacher's tasks, namely: providing opportunities for individual
and group student learning, familiarizing learning actively and collaborating with
peers, providing assistance to learning in heterogeneous groups, giving examples
making open question
- …