9 research outputs found

    KAJIAN TENTANG PENUMBUHAN KARAKTER JUJUR PESERTA DIDIK SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN DIMENSI BUDAYA KEWARGANEGARAAN (CIVIC CULTURE) DI SMA ALFA CENTAURI BANDUNG

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi adanya pengaruh negative dari globalisasi yang menyebabkan adanya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi program, kegiatan, faktor pendukung, kendala, dan solusi dalam penumbuhan karakter jujur peserta didik. Menggunakan pendekatan kualitatif, metode studi kasus dan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, teknik partisipan, dan studi literatur. Lokasi penelitian di SMA Alfa Centauri Bandung, dengan subjek penelitian yaitu Kepala Sekolah, guru dan peserta didik. Kesimpulannya yaitu: 1) Program sekolah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan 5 karakter siswa; 2) Kegiatan sekolah sesuai tujuan, fungsi, dan strategi pendidikan karakter; 3) Faktor pendukung kegiatan sekolah berasal dari guru dan karyawan, fasilitas, program sekolah, organisasi siswa, orang tua/wali, dan teman; 4) Kendala yang dihadapi yaitu server, listrik mati, sebagian guru, peserta didik, orang tua/wali kurang mendukung program sekolah, ada fasilitas yang kurang memadai, dan jumlah guru yang banyak terbagi menjadi 3 lokasi belajar; 5) Solusinya berkoordinasi dan melakukan evaluasi dengan berbagai pihak, perbaikan sarana dan prasarana, memberikan pemahaman kepada sebagian guru, peserta didik, dan orang tua/wali.;--- The study is based on the negative effect of globalization causing corruption, collusion and nepotism cases. This study aims at finding out the information of programs, activities, supporting factors, problems and solutions to develop students’ honesty character. The study uses study case method, and collects data by observation, interview, documentation study, participant technique and literature study.The location of study is at SMA Alfa Centauri Bandung and the subjects were school headmaster, teachers and students. The conclusion is: 1) School programs are the implementation of vision, mission and 5 students’ characters; 2) School activities are in line with the objective, function and strategy of character education; 3) Supporting factors of school activities come from teachers and staff, facilities, school programs, student organization, parent and friends; 4) the problems are server, disconnected electricity, some of teachers, students and parents do not support school programs, insufficient facilities and the teachers are located in 3 different locations; and 5) the solutions are coordinating and doing evaluation with some responsible ones about facilities improvement, giving understanding to some teachers, students and parents

    Pemahaman Mahasiswa Terkait Materi Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dalam Menghadapi Era Society 5.0

    Get PDF
    This study aimed to analyze student understanding regarding the material for the Pancasila Education course. This study used a quantitative approach with a descriptive type to analyze students’ level of understanding. The study results showed that as many as 76.6 percent of students had understood the legal basis of the Pancasila Education course. As many as 86.3 percent of students had understood the civilizing of Pancasila values during the New Order era. As many as 91.8 percent of students understood the basic Indonesian state law as the rule of law. Students with a percentage of 86.9 percent understood the concept of staatsfundamentalnorm, 75.1 percent of students understood Pancasila as the source of all sources of law, 72.6 percent of students understood the concept of Pancasila as a juridical source, and 81.5 percent of students understood the juridical sources of Pancasila as a philosophical system. As many as 41 percent of students understood the concept of Pancasila as the basis of the state, 57.8 percent of students got the juridical sources of Pancasila as the basis of the state correctly, and 88.8 percent of students understood Pancasila as the imperative of the state

    PEMBERDAYAAN EKONOMI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN JEJARING BISNIS KULINER KUE ROTI PISANG KHAS BANJARMASIN

    Get PDF
    EMPOWERMENT OF THE CREATIVE ECONOMY THROUGH THE DEVELOPMENT OF A CULINARY BUSINESS NETWORK BANJARMASIN TYPICAL BANANA BREAD CAKECommunity empowerment through the development of the creative economy in the era of globalization is very crucial. This economic development is based on creativity, culture and local excellence, and is a new hope in looking at the nation's economic changes in the future. Creative economy development can be carried out in rural communities, for example in Kayuambon Village, which is located around Lembang, West Bandung Regency, where one of its main commodities is bananas. It's just that the processing of these commodities has not been maximized, so it has not provided significant additional income for the community. Based on this, this research aims to educate the public regarding the innovation of various processed foods made from bananas as the main raw material, in particular the development of a culinary business typical of Kalimantan banana bread and a strategy for developing a network of processed businesses so that they can provide additional income for the Kayuambon Community in Lembang District. The method used is action research. The results of this research, namely the development of a culinary business network for Banjarmasin typical banana bread, can improve the welfare of the people of Kayuambon Village, Lembang District.Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kreatif di era globalisasi menjadi sesuatu yang sangat krusial. Pengembangan ekonomi ini bertumpu pada kreatifitas, kebudayaan serta keunggulan lokal yang dimiliki, dan menjadi harapan baru dalam menatap perubahan ekonomi bangsa di masa mendatang. Pengembangan ekonomi kreatif dapat dilakukan pada masyarakat di pedesaan, contohnya Desa Kayuambon yang berada disekitaran Lembang, Kabupaten Bandung Barat dengan salah satu komoditas utamanya adalah pisang. Hanya saja, pengolahan komoditas tersebut belum maksimal, sehingga belum memberi penambahan pendapatan yang signifikan bagi masyarakatnya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait inovasi berbagai olahan makanan yang berbahan baku utama pisang, khususnya pengembangan bisnis kuliner roti pisang khas Kalimantan serta strategi pengembangan jejaring bisnis olahan tersebut sehingga dapat memberi tambahan pendapatan bagi Masyarakat Kayuambon Kecamatan Lembang. Metode yang digunakan yaitu action research. Hasil yang didapatkan setelah melaksanakan penelitian, yaitu pengembangan jejaring bisnis kuliner roti pisang khas Banjarmasin, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Kayuambon Kecamatan Lembang

    Fenomena Mahasiswa Penerima Beasiswa LPDP yang Tidak Mau Kembali ke Indonesia

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini mengkaji fenomena mahasiswa penerima beasiswa LPDP yang memilih untuk tidak kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di luar negeri. Metode penelitian yang digunakan adalah survei tanggapan dan kajian literatur. Survei tanggapan dilakukan terhadap 30 orang termasuk mahasiswa dan masyarakat umum, sedangkan studi literatur dilakukan dengan menganalisis artikel terkait yang diterbitkan di berbagai jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk tidak kembali ke Indonesia antara lain kesempatan kerja yang lebih baik di negara tempat mereka menyelesaikan studinya, ketidakpuasan terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia dan keinginan untuk melanjutkan studi. di negara Lain. Namun, sebagian besar mahasiswa masih merasa memiliki kewajiban untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia. Kajian ini diharapkan dapat membantu pengambil kebijakan untuk mengevaluasi efektivitas program beasiswa LPDP dan menyusun strategi untuk meningkatkan persentase penerima beasiswa yang kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya.Abstract: This study examines the phenomenon of LPDP scholarship recipients who choose not to return to Indonesia after completing their studies abroad. The research methods used are response surveys and literature reviews. The response survey was conducted on 30 people including students and the general public, while the literature study was conducted by analyzing related articles published in various journals. The results showed that factors influencing students' decision not to return to Indonesia include better job opportunities in the country where they completed their studies, dissatisfaction with social and political conditions in Indonesia and desire to continue their studies. in other countries. However, most students still feel an obligation to contribute to Indonesia's development. This study is expected to help policy makers to evaluate the effectiveness of the LPDP scholarship program and develop strategies to increase the percentage of scholarship recipients who return to Indonesia after completing their studies

    LUNTURNYA PANCASILA PADA KEWARGANEGARAAN INDONESIA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam kewarganegaraan Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memilih beberapa Siswa mulai dari Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas hingga Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang kompeten pada bidang Pendidikan kewarganegaraan. Melalui tinjauan literatur, studi kasus, dan observasi, penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap fenomena ini. Hasil penelitian ini yaitu nilai yang terdapat dalam Pancasila sudah luntur atau bahkan dilupakan oleh masyarakat Indonesia, apabila masyarakat Indonesia tidak segera berbenah diri dan mulai untuk mengimplementasikan nilai nilai yang ada didalam Pancasila kedalam kehidupan pribadi dan bernegara, maka bukan tidak mungkin bangsa kita akan menjadi bangsa yang tidak memiliki identitas, baik identitas ideologi ataupun identitas lainnya

    Implementasi Pendidikan Pancasila Dalam Pencegahan Perundungan Secara Verbal di Lingkungan Sekolah

    Get PDF
    Recently, bullying among students is increasingly common, especially in primary and secondary schools. This result shows that an understanding of Pancasila education provided in schools has not fully minimized the rate of bullying. Therefore, there is a need for further research and analysis to identify actions that need to take in the future. Our analysis was carried out by collecting data using mixed methods. We get both qualitative and quantitative data through the distributed Google form. The results show that bullying is still common among students who are still in primary and secondary schools. About 56% of respondents said they had seen or experienced verbal bullying. Respondents admitted that the existence of Pancasila education in schools was helpful. In another words, there was a need for guidance from teachers or those closest to them and optimized implementation in everyday life. Key Words: bullying, students, Pancasila education, verbal  Perundungan di kalangan pelajar kini semakin banyak terjadi, khususnya di sekolah dasar dan menengah. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pemahaman mengenai pendidikan Pancasila yang diberikan di sekolah-sekolah belum sepenuhnya dapat meminimalisir angka perundungan. Karena itu, perlu adanya penelitian dan analisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi tindakan yang harus diambil untuk kedepannya. Analisis kami lakukan dengan mengambil data menggunakan metode campuran. Data kualitatif dan kuantitatif kami dapatkan sekaligus melalui googleform yang disebar.  Didapat hasil bahwa perundungan masih sangat umum terjadi di kalangan pelajar yang masih duduk di sekolah dasar dan menengah. Lebih dari lima puluh persen responden mengaku pernah melihat atau mengalami perundungan secara verbal. Para responden dengan adanya pendidikan Pancasila pada sekolah-sekolah sudah cukup baik, namun perlu adanya bimbingan dari guru-guru atau orang terdekat beserta implementasi yang dioptimalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: perundungan, pelajar, pendidikan Pancasila, verba

    IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKULIKULER PRAMUKA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER BANGSA DI SMAN 1 SUMEDANG

    Get PDF
    Pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembangunan bangsa yang lebih baik dan sebagai indikator keberhasilan suatu Negara. Pendidikan yang ada di Indonesia bertujuan untuk membentuk warga Negara yang lebih baik dan memiliki watak dan karakter bangsa. Karakter bangsa sangat penting dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional. Untuk itu, pendidikan harus dimaksimalkan lagi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam konstitusi Negara Indonesia. Keberhasilan dari proses pembelajaran harus diimplementasikan dalam kegiatan di luar kelas, salah satunya dalam kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Penelitian ini didasarkan pada tiga permasalahan, yaitu : (1) Bagaimana program kegiatan ekstrakulikuler Pramuka yang dilaksanakan di SMAN 1 Sumedang, (2) Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakulikuler Pramuka di SMAN 1 Sumedang berkaitan dengan pengembangan karakter bangsa, (3) Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ekstrakulikuler Pramuka berkaitan dengan pengembangan karakter bangsa di SMAN 1 Sumedang, (4) Bagaimana kendala dan bentuk kegiatan apa untuk memecahkan kendala-kendala yang dihadapi siswa di SMAN 1 Sumedang dalam kegiatan ekstrakulikuler Pramuka kaitannya dengan pengembangan karakter bangsa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, studi literatur, studi dokumentasi, dan angket. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Pembina, pengurus dan anggota ekstrakulikuler Pramuka SMAN 1 Sumedang. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa ekstrakulikuler Pramuka memiliki program kegiatan yang mendidik dan membimbing siswa-siswi di SMAN 1 Sumedang untuk memiliki kepemimpinan yang bertanggung jawab serta mengedepankan nilai-nilai yang terdapat dalam Dasa Dharma dan Trysatya,dan secara tidak langsung hal tersebut sudah mengembangkan karakter bangsa. Kegiatan yang dimiliki oleh ekstrakulikuler Pramuka yang dijadikan sebagai sarana pengembangan karakter bangsa, yaitu kegiatan latihan rutin, Lomba Lintas Alam, Latihan Dasar Kepemimpinan, Buka Puasa Bareng, Bakti Sosial, dan kegiatan yang bersifat incidental. Namun, dalam upaya pengembangan karakter bangsa ada faktor pendukung dan faktor penghambat. Selanjutnya kendala yang dihadapi dalam pengembangan karakter bangsa dalam kegiatan ekstrakulikuler Pramuka yang berkaitan dengan pengembangan karakter bangsa yaitu anggota sering dilanda kejenuhan dalam latihan rutin, dan untuk memecahkan kendala-kendala tersebut yaitu dengan melaksanakan rapat koordinasi dan memberikan stimulus berupa kegiatan camping dan hiking. Jadi, hal tersebut membuktikan bahwa kegiatan ektrakulikuler Pramuka di SMAN 1 Sumedang sudah berjalan dengan baik dalam pengembangan karakter bangsa. Keadaan tersebut harus tetap dijaga dan dikembangkang lagi dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional dan Pendidikan Kewarganegaraan. Education is a very influential factor in the development of a better nation and as an indicator of the success of a country. Education in Indonesia aims to establish a better citizen and have the temperament and character of the nation. National character is very important in order to succeed the national development. Therefore, education should be maximized again in achieving the goals that have been defined in the constitution of the State of Indonesia. The success of the learning process should be implemented in activities outside the classroom, one of them in extracurricular activities Scouts. The study was based on three issues, namely : (1) How does Scout program of extracurricular activities conducted at SMAN 1 Sumedang, (2) What forms of activities carried out in the extracurricular activities of Scouting in SMAN 1 Sumedang related to the development of national character, (3) What are the factors supporting and inhibiting Scout in extracurricular activities related to the development of the character of the nation in SMAN 1 Sumedang, (4) What constraints and what sort of activities to solve the constraints faced by students in SMAN 1 Sumedang in extracurricular activities Scout relation to the development of the nation's character. The approach used in this study is a qualitative approach using descriptive analytical method. The data was collected through interview, observation, literature studies, documentary studies, and questionnaires. Subjects in this study were school principals, coaches, administrators and members of the Scout extracurricular SMAN 1 Sumedang. Based on the results of the study revealed that the Boy Scouts have a program of extracurricular activities that educate and guide students in SMAN 1 Sumedang to have responsible leadership and promoting the values contained in the Dasa Dharma and Trysatya, and indirectly it has been developed character of the nation. Extracurricular activities held by Scouts who serve the nation as a means of character development, which is routine training activities, Hiking Competition, Basic Leadership Training, Fasting Together, Social Activity, and activities that are incidental. However, in the development of the nation's character and no supporting factors inhibiting factors. Further obstacles encountered in the development of national character in extracurricular activities related to the development Scouts national character which members are often hit saturation in routine practice, and to solve these constraints is to conduct coordination meetings and provide stimulus in the form of camping activities and hiking. Thus, it is proved that the sport activity Scouting activities in SMAN 1 Sumedang already well underway in the development of the nation's character. The situation should be kept and breed again in order to achieve the objectives of National Education and Citizenship Education

    PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL TIK TOK SEBAGAI SARANA PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL DI ERA PANDEMI

    Get PDF
    Social media is one of many solutions in order to communicate with others and get informations in the era of a pandemic. One type of social media that people often used is Tik Tok. This research’s aim is to see the use of social media especially Tik Tok as a medium to strengthen the national identity in the pandemic era. This research uses qualitative descriptive method with the Tik Tok video population as the data. Data was collected using observation, documentation, and recording techniques. From the results of that, an analysis is carried out on each video that can provide reinforcement to Tik Tok application users regarding national identity. The results of this study indicate the strengthening of national identity in Tik Tok social media, such as identity of Indonesian as the national language, the Red and White Flag as the national flag, the Indonesian song Raya as the national anthem, Garuda Pancasila as the national symbol, Bhineka Tunggal Ika as the country's motto, Pancasila as the basis of the state, and regional culture that have been accepted as national culture.Social media is one of many solutions in order to communicate with others and get informations in the era of a pandemic. One type of social media that people often used is Tik Tok. This research’s aim is to see the use of social media especially Tik Tok as a medium to strengthen the national identity in the pandemic era. This research uses qualitative descriptive method with the Tik Tok video population as the data. Data was collected using observation, documentation, and recording techniques. From the results of that, an analysis is carried out on each video that can provide reinforcement to Tik Tok application users regarding national identity. The results of this study indicate the strengthening of national identity in Tik Tok social media, such as identity of Indonesian as the national language, the Red and White Flag as the national flag, the Indonesian song Raya as the national anthem, Garuda Pancasila as the national symbol, Bhineka Tunggal Ika as the country's motto, Pancasila as the basis of the state, and regional culture that have been accepted as national culture

    EFEKTIVITAS MITIGASI PASCABENCANA ALAM BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAl

    No full text
    Mitigasi pascabencana merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan setelah bencana terjadi yang bertujuan untuk meminimalkan trauma psikologis pada anak-anak. Pelaksanaan yang baik dan terorganisasi dari setiap fase bencana akan meminimalkan dampak fisik, psikologis, dan sosial, dari setiap fase bencana akan mempercepat pemulihan pascabencana. Tujuan penelitian ini adalah memberikan dukungan dan saran kegiatan pendampingan anak-anak mengenai trauma healing sebagai wujud tanggap bencana untuk mengurangi gagguan psikologis yang dirasakan korban bencana alam pasca gempa bumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan.Hasil penelitian ini yaitu mengobati trauma pada anak-anak korban bencana pasca gempa, pendekatan yang digunakan yaitu bermain, bercerita, serta berolahraga bersama anak-anak di balai pengungsian.  
    corecore