10 research outputs found
LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL) Periode 10 Agustus – 12 September 2015 LOKASI : SMA NEGERI 1 KALASAN
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program bagi mahasiswa untuk terjun langsung sebagai seorang pendidik. Mahasiswa dapat menyalurkan segala ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah kepada para siswa di sekolah. Praktik Pengalaman Lapangan ini memberikan pengalaman kepada mahasiswa mengenai proses pembelajaran serta kegiatan-kegiatan lain yang berlangsung di sekolah. Hal tersebut digunakan sebagai bekal untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan. Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan dilakukan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan. SMA Negeri 1 Kalasan merupakan salah satu sekolah yang dipilih oleh Universitas Negeri Yogyakarta untuk lokasi PPL terpadu 2015. SMA N 1 Kalasan beralamat di Bogem, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Sekolah ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap dalam mendukung kegiatan belajar mengajar. Program PPL UNY tahun 2015 mulai dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2015 sampai tanggal 12 September 2015.
Kegiatan PPL difokuskan pada pengembangan kependidikan yang profesional. Kegiatan PPL yang dilakukan adalah observasi lingkungan pembelajaran dan lingkungan fisik sekolah, persiapan mengajar, pembuatan rencana pembelajaran, kegiatan praktik mengajar, pembuatan media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, analisis hasil evaluasi, dan pembuatan laporan sebagai kegiatan akhir dalam rangka Peaktik Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 1 Kalasan. Dalam Praktik Pengalaman Lapangan, penulis telah melakukan kegiatan mengajar sebanyak 20 kali tatap muka, baik pemberian materi pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran atau selama 40 jam mengajar di lima kelas yaitu X MIPA 1, XI MIPA 1, XI MIPA 2, XI MIPA 3, dan XI MIPA 4. Dalam melaksanakan kegiatan PPL terdapat beberapa hambatan yang dihadapi penulis, terutama dalam proses pembelajaran di kelas yaitu terdapat beberapa siswa yang tidak fokus mengikuti pembelajaran.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan PPL yaitu penulis mendapatkan pengalaman nyata berkaitan dengan perencanaan, penyusunan perangkat pembelajaran, proses pembelajaran dan pengelolaan kelas. Penulis telah dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu serta ketrampilan yang dimiliki sesuai dengan program studi. Selain itu juga memperoleh pengalaman faktual mengenai proses belajar mengajar dan kegiatan lainnya yang selanjutnya sangat berguna bagi penulis untuk mengembangkan dirinya sebagai tenaga pendidik yang professiona
PENGEMBANGAN E-MODUL PENGAYAAN MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII SMA
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan e-modul pengayaan materi
pertumbuhan dan perkembangan yang layak digunakan untuk siswa kelas XII SMA
berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, guru biologi, dan tanggapan siswa. (2)
mengetahui keefektifan penggunaan e-modul pengayaan materi pertumbuhan dan
perkembangan dalam meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa kelas XII
SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian R&D (Research and Development)
dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation)
yang dibatasi pada tahap ADD (Analysis, Design, Development). Subjek penelitian
terdiri atas 2 dosen ahli materi, 2 dosen ahli media, 2 guru Biologi dan 16 siswa
kelas XII SMA Negeri 2 Bantul. Objek penelitian ini adalah e-modul pengayaan
materi pertumbuhan dan perkembangan. Instrumen yang digunakan adalah
angket penilaian kelayakan e-modul pengayaan, angket kemandirian, lembar
observasi kemandirian, dan soal tes kognitif. Hasil penilaian kelayakan e-modul
dianalisis dengan statistik deskriptif. Peningkatan kemandirian dan hasil belajar
siswa dianalisis dengan normalized gain score.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) e-modul pengayaan materi
pertumbuhan dan perkembangan sangat layak digunakan sebagai bahan ajar
berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, guru biologi, dan tanggapan siswa. (2)
E-modul pengayaan materi pertumbuhan dan perkembangan efektif meningkatkan
kemandirian dan hasil belajar siswa kelas XII SMA. Peningkatan kemandirian belajar
siswa dikategorikan sedang dengan nilai gain score 0,38 berdasarkan angket dan 0,67
berdasarkan obeservasi. Peningkatan hasil belajar siswa juga dikategorikan sedang
dengan nilai gain score 0,64.
Kata kunci : E-modul pengayaan, pertumbuhan dan perkembangan, kemandirian
belajar, hasil belaja
KOMPETISI PLATFORM E-COMMERCE DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA
Noviana Tri Hapsari. Kompetisi Plat Form E-commerce Ditinjau Dari Hukum
Perseaingan Usaha.Skripsi. Tegal : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum, Universitas
Pancaksi Tegal. 2023
E-commerce atau biasa disebut juga dengan belanja online yang secara meluasnya
adalah proses pembayaran,pembelian,penjualan,pemasaran barang dan jasa menggunakan
internet. Berbagai jenis e-commerce menyebabkan persaingan usaha menjadi ketat, masing
masing e-commerce harus mampu memiliki website berkualitas dan produk serta jasa yang
berkualitas, website yang berkualitas akan bertampak pada peningkatan transaksi penjualan
e-commerce.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kompetisi platform e-commerce dan
dampak kompetisi platform e-commerce Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (
Library Research) pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, sumber bahan
hukum yang digunakan pada penelitian ini sumber hukum sekunder , dianalisis secara
kualitatif
Hasil penelitian ini menunjukan Bentuk Kompetisi Platform E-commerce membuat
masyarakat antusias dalam adanya perkembangan teknologi yang maju diatur dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 dan dampak kompetisi platform e-commerce sangat
berpengaruh terhadap perkembangan e-commerce di era sekarang ini.
Kata Kunci : Persaingan Usaha, E-commerce,kompetisi platfor
Profil Kemampuan TPACK Guru Biologi SMA Di Kabupaten Bantul Berdasarkan Status Sertifikasi Guru dan Lokasi Sekolah
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat penguasaan dan
kemampuan penerapan Technological Pedagogical and Content Knowledge
(TPACK) guru biologi SMA di kabupaten Bantul, (2) mengetahui perbedaan
tingkat penguasaan dan kemampuan penerapan TPACK guru biologi berdasarkan
status sertifikasi guru, (3) mengetahui perbedaan tingkat penguasaan dan
kemampuan penerapan TPACK guru biologi berdasarkan lokasi sekolah, (4)
mengetahui perbedaan tingkat penguasaan dan kemampuan penerapan TPACK
guru biologi yang sudah sertifikasi dengan guru biologi yang belum sertifikasi di
sekolah kota maupun di sekolah desa.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
metode survei. Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi hipotetik,
diwakili oleh sampel yang sekarang ada atau sampel convenience, meliputi 38 guru
biologi dari 23 SMA di kabupaten Bantul yang mengajar kelas X dan XI.
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes, observasi, dan dokumenasi.
Instrumen penelitian menggunakan soal tes tertulis dan lembar observasi
kemampuan TPACK. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
inferensial. Analisis secara inferensial dengan Independent Sample T Test
digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan dan kemampuan penerapan
TPACK guru biologi berdasarkan perbedaan status sertifikasi dan lokasi sekolah.
Dilanjutkan uji Two Way Anova untuk mengetahui perbedaan tingkat penguasaan
dan kemampuan penerapan TPACK guru biologi bersertifikasi dengan guru biologi
belum sertifikasi yang mengajar di sekolah kota maupun di sekolah desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) guru biologi SMA di kabupaten
Bantul menguasai TPACK dengan cukup baik, namun kemampuan penerapan
TPACK dalam menyusun RPP dan proses pembelajaran masuk kriteria kurang
baik, (2) Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan TPACK dan kemampuan
penerapan TPACK dalam penyusunan RPP antara guru bersertifikasi dengan guru
belum sertifikasi, namun terdapat perbedaan pada kemampuan penerapan TPACK
dalam proses pembelajaran, (3) Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan TPACK
dan kemampuan penerapan TPACK dalam penyusunan RPP maupun proses
pembelajaran antara guru biologi di sekolah kota dengan guru biologi di sekolah
desa, (4) Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan TPACK dan kemampuan
penerapan TPACK dalam penyusunan RPP maupun proses pembelajaran antara
guru biologi bersertifikasi dengan guru biologi belum sertifikasi yang mengajar di
sekolah kota maupun sekolah desa.
Kata Kunci: TPACK, Guru Biologi, Sertifikasi Guru, Lokasi Sekola
iSTIRATIJIATU AL MU'ALIMU FI TAGHALUBI 'ALAA SU'UBATI TA'ALLUMI LUGHATIL 'ARABIATI LITALAMIDH ASSHAFI AL'ASHIR BILMADRASATI AL'ALIYATI AL MANSHUR FUFUNGAN SANAH 2022/2023
IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran matematika materi bangun ruang setelah melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VI SD Negeri Gunung tahun pelajaran 2021 / 2022. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sedangkan pendekatan pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kriteria keberhasilan penelitian tindakan ini penulis tentukan sebagai berikut: Siswa dinyatakan berhasil dalam pembelajaran yang peneliti lakukan jika: (1) banyak siswa yang tuntas KKM ≥ 75% (KKM=70), (2) banyak siswa dengan nilai aktivitas hasil observasi terhadap proses pembelajaran mencapai ≥ 75% dari keseluruhan siswa. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran, siswa memperoleh nilai hasil tes tulis ≥ 70 pada siklus I sebanyak 11 siswa (68,75 %), siklus II sebanyak 15 siswa (93,75%) . Dari hasil observasi diperoleh gambaran adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu pada siklus 1 siswa yang aktif dan sangat aktif sebanyak 11 siswa (68,75 %), siklus II sebanyak 15 siswa (93,75%). Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VI SD Negeri Gunung pada materi bangun ruang
KELAS CERDAS (COLLABORATIVE LEARNING ENGLISH AND NATIONALISM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS DAN JIWA NASIONALISME PADA ANAK-ANAK BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO
Kelas CERDAS (Collaborative Learning English and Nationalism) adalah
suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris
dan jiwa nasionalisme pada anak-anak bantaran Sungai Bengawan Solo. Program
Kelas CERDAS adalah memberikan les Bahasa Inggris secara gratis kepada anak
anak di Rumah Hebat Indonesia yang terletak di Rejosari yang disisipi dengan
penanaman jiwa nasionalisme saat pelajaran berlangsung.
Penanaman jiwa nasionalisme sangat penting agar mereka memiliki rasa
cinta tanah air yang tinggi dan bangga akan kebudayaan mereka. Penanaman jiwa
nasionalisme tersebut dapat ditempuh dengan cara menghafalkan Pancasila
bersama-sama di awal pertemuan kemudian memberikan wawasan nasional yang
meliputi sejarah kepahlawanan, budaya, adat, suku, dll. Di akhir pembelajaran
akan ditutup dengan menyanyikan lagu nasional yang selalu berganti disetiap
pertemuan.
Dengan program Kelas CERDAS diharapkan generasi penerus bangsa
khususnya anak-anak di Rejosari yang notabene bertempat tinggal di bantaran
Sungai Bengawan Solo ini dapat mengikuti perkembangan zaman dan menguasai
teknologi maupun komunikasi dengan baik yang kelak dapat menjadi bekal
mereka di masa mendatang sehingga terbentuk pribadi anak dengan karakter yang
kuat, berwawasan global, namun tetap berbudaya
CURATION AND MANAGEMENT OF CULTURAL HERITAGE THROUGH LIBRARIES
Libraries, museums and archives hold valuable collections in a variety of media, presenting a vast
body of knowledge rooted in the history of human civilisation. These form the repository of the
wisdom of great works by thinkers of past and the present. The holdings of these institutions are
priceless heritage of the mankind as they preserve documents, ideas, and the oral and written
records. To value the cultural heritage and to care for it as a treasure bequeathed to us by our
ancestors is the major responsibility of libraries. The past records constitute a natural resource
and are indispensable to the present generation as well as to the generations to come. Libraries
preserve the documentary heritage resources for which they are primarily responsible. Any loss of
such materials is simply irreplaceable. Therefore, preserving this intellectual, cultural heritage
becomes not only the academic commitment but also the moral responsibility of the
librarians/information scientists, who are in charge of these repositories.
The high quality of the papers and the discussion represent the thinking and experience of experts
in their particular fields. The contributed papers also relate to the methodology used in libraries
in Asia to provide access to manuscripts and cultural heritage. The volume discusses best practices
in Knowledge preservation and how to collaborate and preserve the culture. The book also deals with
manuscript and archives issues in the digital era.
The approach of this book is concise, comprehensively, covering all major aspects of preservation
and conservation through libraries. The readership of the book is not just limited to library and
information science professionals, but also for those involved in conservation, preservation,
restoration or other related disciplines. The book will be useful for librarians, archivists and
conservators.
We thank the Sunan Kalijaga University, Special Libraries Association- Asian Chapter for their
trust and their constant support, all the contributors for their submissions, the members of the Local
and International Committee for their reviewing effort for making this publication possible
TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN No. 10/G/TUN/2002/PTUN.SMG (Studi Kasus Sertifikat Ganda/ “Overlapping” di Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang).
Sertifikat adalah surat tanda bukti hak yang terdiri dari salinan buku tanah
dan surat ukur, diberi sampul, dijilid menjadi satu, yang bentuknya ditetapkan
oleh Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional. Sebagai tanda
bukti hak, sertifikat berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Penerbitan
sertifikat seringkali membawa akibat hukum bagi pihak yang dituju maupun
pihak-pihak yang merasa kepentingannya dirugikan, sehingga tidak jarang terjadi
perselisihan yang dibawa kehadapan sidang pengadilan. Salah satu contoh
perselisihan yang dibawa kehadapan sidang pengadilan yaitu Putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara No. 10/G/TUN/2002/PTUN.SMG, suatu kasus sengketa
sertifikat ganda/overlapping yang terjadi di Kelurahan Tandang, Kecamatan
Tembalang, Kota Semarang, diatas tanah seluas + 12.885 m2 telah dilakukan 2
(dua) kali penerbitan sertifikat oleh Kantor Pertanahan Kota Semarang, yaitu pada
tanggal 3 September 1977 diterbitkan sertifikat Hak Milik No. 65 atas nama Titin
Miniastuti yang tidak pernah dilakukan penghapusan hak dan pada tanggal 29
Maret 1997 diterbitkan sertifikat Hak Milik No. 2131 s/d 2172 dan 2191 di atas
tanah yang sama.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang mengakibatkan terbitnya sertifikat ganda/overlapping oleh Kantor
Pertanahan Kota Semarang dalam perkara No. 10/G/TUN/2002/PTUN.SMG dan
untuk mengetahui dan mengkaji dasar pertimbangan hukum Hakim Peradilan Tata
Usaha Negara dalam putusan perkara No. 10/G/TUN/2002/PTUN.SMG tentang
penyelesaian sengketa sertifikat ganda/overlapping apakah sudah sesuai dengan
peraturan hukum yang berlaku.
Penelitian ini menggunakan pendekatan secara yuridis normatif, dengan
jalan menelaah dan mengkaji suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan berkompeten untuk digunakan sebagai dasar dalam melakukan pemecahan
masalah.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor penyebab
diterbitkannya sertifikat ganda/overlapping oleh Kantor Pertanahan Kota
Semarang yaitu karena ketidakcermatan dan ketidaktelitian Panitia Ajudikasi
dalam memeriksa dan meneliti data-data fisik dan data-data yuridis dalam proses
pendaftaran sistematik. Pertimbangan hukum hakim dalam putusan tersebut sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang didasarkan pada ketentuan Hukum
Agraria yaitu UUPA dan PP 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah dan ketentuan
UU No. 5/1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa sertifikat tanah memiliki sisi ganda,
yaitu satu sisi sebagai Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dan disisi lain
sebagai tanda bukti hak keperdataan (kepemilikan) seseorang atau badan hukum
atas tanah, maka apabila terjadi sengketa sertifikat ganda/overlapping,
penyelesaiannya dapat ditempuh melalui 2 (dua) jalur peradilan, yaitu Pengadilan
Tata Usaha Negara dan Pengadilan Negeri