31 research outputs found

    Pembangunan Web Proxy Dengan Mikrotik Untuk Mendukung Internet Sehat Di Smk Muhammadiyah 1 Patuk Gunungkidul

    Full text link
    Internet memiliki banyak informasi baik negatif maupun positif dan dapat diakses oleh siapapun. Sehingga menimbulkan kekhawatiran pelajar saati ini dapat dengan mudah mengakses alamat internet yang berisi kontent negatif. Penjaminan penggunaan internet yang sehat perlu dilengkapi dengan sistem yang bisa menyaring situs-situs negatif tanpa harus mengganggu kecepatan akses karena tidak semua pengguna internet bisa melakukan filter.Tujuan penelitian adalah terbentuknya sistem pengendalian akses internet yang dapat mendukung internet sehat di SMK Muhammadiyah 1 Patuk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan kasus percobaan web proxy yang ada pada sistem operasi mikrotik. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur dan wawancara, kemudian perancangan sistem, perancangan jaringan dan filter akses yang diterapkan. Tahap akhir adalah pengujian sistem dengan black box dan alpha test.Hasil penelitian ini adalah terbentuknya sistem web proxy untuk filter situs-situs negatif. Hasil percobaan bahwa web proxy mikrotik mampu memblokir situs baik URL, kata kunci, dan pengaturan waktu penggunaan akses jejaring sosial. Dalam penelitian ini mikrotik tidak dapat memblokir seluruh konten negatif yang terdapat di internet, diantaranya definisi keyword yang memiliki kesamaan makna, konten email, isi file gambar, video, iklan yang menggunakan javascript dan flash. Dalam hal kecepatan penggunaan web proxy mikrotik cenderung dapat mempercepat proses akses sebesar 55,26%

    Model Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kelayakan Pemberian Kredit

    Full text link
    Kredit adalah pemberian pinjaman oleh pihak lain yang akan dikembalikan pada suatu masa tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil atau yang diterima sekarang akan dikembalikan pada masa yang akan datang. Berdasarkan penelitian SUTANTO, Noengky Anastasia Onik Djohan (2005), yaitu Bank sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan pada nasabah, pihak Bank terlebih dahulu melakukan penilaian nasabah (analisis kredit) untuk mengetahui layak atau tidaknya nasabah tersebut menerima kredit. Dalam penentuan kelayakan pemberian kredit kepada calon debitur terdapat beberapa kriteria yang menjadi penilaian. Penilaian ini berdasarkan analisis kualitatif yakni analisis 5C (character, capital, capacity, collateral, condition of economy). Untuk memudahkan dalam penentuan kelayakan kredit maka dibuat sebuah model sistem pendukung keputusan penilaian kelayakan kredit.Langkah pengembangan aplikasi diawali dengan analisis kebutuhan sistem yaitu analisis input, proses, dan output, kemudian dilakukan perancangan sistem yang berupa desain pemodelan data dan pemodelan proses. Perancangan sistem diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dan menggunakan Ms Access sebagai database. Langkah terakhir adalah pengujian sistem dengan black box test dan alpha test.Dari penelitian yang telah dilakukan maka dihasilkan sebuah perangkat lunak model sistem pendukung keputusan penilaian kelayakan pemberian kredit untuk pemberi keputusan atau analisis kredit. Informasi yang dihasilkan dari sistem ini adalah jumlah kredit yang diperoleh dan layak tidaknya calon debitur mendapatkan kredit. Hasil uji coba menunjukan bahwa aplikasi ini layak dan dapat digunakan

    Perancangan Sistem Monitoring Bandwidth Internet Berbasis SMS

    Get PDF
    Bandwidth merupakan sebuah takaran lalu lintas data yang masuk dan yang keluar dalam jaringan internet server. Banyaknya ukuran suatu data atau informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ketempat yang lain dalam sebuah network. Pengatur jaringan dapat mengamati atau memonitor kondisi bandwidth pada jaringan internet server, maka pengatur jaringan harus siap setiap saat memonitor atau mengamati kondisi bandwidth. Jika sewaktu-waktu terjadi masalah pada bandwidth dan para pengatur jaringan tidak berada ditempat, maka para pengatur jaringan tidak dapat mengetahui jika bandwidth dalam kondisi tidak baik. Sebab belum adanya sistem yang dapat memantau jika terjadi penurunan quota atau melemahnya bandwidth secara realtime. SMS (Short Message Service) merupakan solusi yang tepat untuk digunakan oleh pengatur jaringan dalam menyelsaikan permasalahan tersebut

    Perilaku Seksual Remaja Di Pedesaan(studi Tentang Perilaku Seks Dan Reproduksi Sehat Remaja Di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas)the Sexual Behaviour of the Adolescence in Rural Society(study About Sex Behaviour and the Reproduction Health of the Adolescence in Kedungbanteng District, Banyumas Regency)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku seksual para remaja di daerah pedesaan serta bagaimana pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas dengan sasaran para remaja yang berusia 10-24 tahun. Mengingat persoalan seks masih dianggap persoalan yang sensitif, informan dijaring dengan teknik snowball sampling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi. Informan berjumlah 13 orang, terdiri dari 5 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan para remaja tentang kesehatan reproduksi sangat tidak memadai dan lebih banyak dipenuhi oleh mitos yang mereka yakini. Perilaku seks para informan, juga tidak bisa lepas dari bagaimana masyarakat mengkonstruksikan seksualitas laki-laki dan perempuan. Namun semua informan beranggapan bahwa hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah, apalagi sampai menimbulkan kehamilan merupakan aib yang harus dihindari, mengingat kontrol sosial masyarakat desa yang masih cukup tinggi. Mengingat minimnya pengetahuan para remaja pada umumnya dan para orang tua di pedesaan pada khususnya terhadap kesehatan reproduksi, sudah selayaknya pendidikan seks menjadi agenda untuk ditransformasikan di pedesaan. Pendidikan seks tidak berarti mengajarkan cara untuk melakukan hubungan seks namun mengenalkan kepada para remaja fase-fase reproduksinya dan orang tua dituntut kepekaan untuk lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi anak-anaknya

    Perubahan Karakteristik Fisikokimia Tepung Onggok Selama Proses Fermentasi Semi Padat Menggunakan Saccharomyces cerevisiae

    Get PDF
    Cassava bagasse is a by-product of tapioca industry whose use as food is relatively limited.The improvement of the cassava bagasse flour characteristics as a food ingredient can bedone through a semi-solid fermentation process. The aim of this study was to examine thechanges in physicochemical characteristics of cassava bagasse flour during the semi-solidfermentation process using Saccharomyces cerevisiae. The semi-solid fermentation processwas carried out for 0 days (control), 1 day, 2 days, 3 days, 4 days, and 5 days. Observationsof physicochemical characteristics include pasting characteristics, microstructure, waterabsorption index, and water solubility index. The results showed that the fermentationprocess had no effect on the gelatinization temperature but affected the viscosity of thecassava bagasse flour; during fermentation, liberation and erosion of the starch granule willbe more intense occur, as well as an increase in water absorption index and water solubilityindex

    Assessment of Corn-Based Rice Analogues Made from Modified Corn Flour and Cassava Starch Which Processed by Granulation Method as Functional Food

    Get PDF
    Compared to extrusion method, granulation method will produce rice analogues more characterised as a functional food.  Corn-based rice analogues granulation method (CRAGM) made from modified corn flour and cassava starch have a good cooking quality and have a potency to be developed as a functional food. The objective of this research was to assess the potential of CRAGM made from modified corn flour (MCF) and cassava starch (CS) as a functional food.  CRAGM made from MCF and CS (with formulation of CS as 20%, 30%, dan 40%) have characteristics as functional food reflected from the lower of glycemic index value (34.79 to 40.77), the higher content of dietary fiber (14.53% to 15.48%), the higher content of resistant starch (6.17% to 10.44%), and the lower content of digestible starch (57.64% to 62.71%). Keywords: rice analogues, granulation method, functional foo

    HUBUNGAN ANTARA KANDUNGAN PATI RESISTEN DAN KUALITAS TANAK BERAS SIGER (TIWUL MODIFIKASI)

    Get PDF
    Resistant starch is a starch fraction that can not be hydrolyzed by digestive enzymes in the small intestine and classified as a prebiotic compound. Increasing the content of resistant starch to a certain amount in Siger Rice (modified tiwul) will decrease the cooking quality. The objective of this research was to study the relationship between resistant starch content and cooking quality of Siger Rice (eating quality, texture, and taste). The increase of resistant starch content in siger rice was done by the application of autoclaving-cooling cycling treatment, through steam stages, cooling to room temperature, followed by cooling at 4°C for 0 hours/control, 12 hours, 24 hours, 36 hours and 48 hours. The results showed that the increase of resistant starch content ≤ 10% (9.85%) will improve the quality characteristics of Siger Rice for all organoleptic scores, i.e., eating quality (7,15 to 8,2), texture (7.05 to 8.35), and flavor (6.95 to 8.15); on the contrary, the increase of resistant starch content more than 10% (14.25%) will decrease the cooking quality characteristics of Siger Rice for all organoleptic scores, i.e., eating quality (7.15 to 6.8), texture (7.05 to 6.6), and taste (6.95 to 6.4).Pati resisten merupakan fraksi pati yang tidak dapat terhidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan pada usus halus dan diklasifikasikan sebagai senyawa prebiotik.  Peningkatan kandungan pati resisten hingga jumlah tertentu pada Beras Siger (tiwul modifikasi) akan menurunkan karakteristik kualitas tanaknya.  Penelitian bertujuan mengkaji hubungan antara kandungan pati resisten dan kualitas tanak Beras Siger (kepulenan, tekstur, dan rasa).  Peningkatan kandungan pati resisten pada Beras Siger dilakukan melalui penerapan siklus pemanasan-pendinginan, melalui tahapan pengukusan, pendinginan hingga suhu kamar, dilanjutkan dengan pendinginan pada suhu 4oC selama 0 jam/kontrol, 12 jam, 24 jam, 36 jam, dan 48 jam.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kandungan pati resisten hingga konsentrasi ≤ 10% (9.85%) akan meningkatkan karakteristik kualitas tanak Beras Siger untuk seluruh skor organoleptik yaitu kepulenan (7,15 menjadi 8.2), tekstur (7.05 menjadi 8.35), dan rasa (6.95 menjadi 8.15); sebaliknya peningkatan kandungan pati resisten pada konsentrasi lebih dari 10% akan menurunkan karakteristik kualitas tanak Beras Siger untuk seluruh skor organoleptik yaitu kepulenan (7.15 menjadi 6.8), tekstur (7.05 menjadi 6.6), dan rasa (6.95 menjadi 6.4)

    Pengelolaan Banggai Cardinalfish (Pterapogon Kauderni) Melalui Konsep Ecosystem-based Approach (Banggai Cardinalfish (Pterapogon Kauderni) Management an Ecosystem-based Approach)

    Full text link
    The Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) or capungan Banggai (often abbreviated as BCF) is a marine fish endemic to the waters around the Banggai Archipelago, caught in large numbers for the marine aquarium trade. The conservation of this endemic species became an International issue, in 2007 the BCF was proposed for CITES listing by the USA and listed as Endangered in the IUCN Red List. The CITES proposal was withdrawn, with Indonesia committed to conserve the Banggai Cardinalfish through a sustainable ornamental fishery approach. The multi-stakeholder Banggai Cardinalfish Action Plan (2007-2012) and other initiatives have aimed towards this goal; however the initiative to secure limited protected status in 2011 failed. Studies during 2011-2012 found many positive developments in the BCF fishery, and if the carrying capacity (stocks and ecosystems) was similar to the early 2000\u27s, current official exploitation levels should be sustainable. However a stock assessment analysis using FISAT II revealed a high exploitation level (0.5), indicating catches may have reached or possibly exceeded sustainable limits. Survey/monitoring results indicate the endemic population is not in a steady state, with sharp declines in the past decade. There are strong indications that habitat degradation is the main cause of this decline, including over-exploitation of key BCF micro-habitat (sea urchins and sea anemones). Without an effective solution to protect the supporting ecosystem, P. Kauderni will be increasingly threatened with extinction, with or without fishing pressure. The case of the BCF highlights the importance of an ecosystem-based approach to fisheries policy and management

    Sintesis Nanoselulosa dari Limbah Hasil Pertanian dengan Menggunakan Variasi Konsentrasi Asam

    Get PDF
    Limbah hasil pertanian merupakan sumber serat yang sangat besar. Limbah hasil pertanian banyak terdapat di Provinsi Lampung antara lain adalah jerami padi dan jagung. Pemanfaatan limbah pertanian merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan material penghasil selulosa. Nanoselulosa merupakan salah satu pemanfaatan dari selulosa yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Nanoselulosa dapat dibagi menjadi 3 tipe utama yaitu selulosa nanokristal, selulosa nanofibril, dan nanoselulosa bakterial. Nanoselulosa memiliki diameter 1-100 nm dan panjang 500-2000 nm. Beberapa teknik dikembangkan untuk mengekstrak nanoselulosa dari selulosa diantaranya hidrolisis asam, hidrolisis enzimatis, dan proses mekanis. Adapun penggunaan masing-masing metode ekstraksi dimungkinkan menghasilkan tipe dan properti nanoselulosa yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis nanoselulosa dari limbah hasil pertanian dengan berbagai konsentrasi asam untuk menghasilkan selulosa dengan ukuran nano terbaik berkisar antara 1 – 100 nm. Variasi konsentrasi H2SO4 yang digunakan yaitu 45%, 55%, dan 65%. Dari penelitian ini menghasilkan serbuk selulosa dengan ukuran nano yang bervariasi. Ukuran nanoselulosa yang dihasilkan berkisar antara 356,5 nm – 764,2 nm untuk limbah jerami padi, dan 422,6 nm – 634,0 nm untuk limbah kulit jagun

    Modernisasi Pengolahan Eyek-Eyek (Cassava Cracker) untuk Meningkatkan Produktivitas Usaha Pengolahan Beras Siger (Tiwul Modifikasi)

    Get PDF
    Cassava cracker (eyek-eyek) is a traditional snack made from cassava which can be developed as an effort to diversify products from the Siger Rice (modified tiwul) business because of the similarity of raw materials and equipment. The study aims to modernize the processing of the cassava cracker (eyek-eyek) and examine the increase in the productivity of the siger rice business by the modernization of the cassava cracker (eyek-eyek) processing. The study was carried out in three stages, namely 1) modernization of cassava cracker (eyek-eyek) processing using mechanical/semi-mechanical equipment in the form of grated machines, press equipment, and forming equipment, 2) productivity improvement analysis of cassava cracker (eyek-eyek) 3) analysis of business productivity improvement of siger rice. The analysis results showed that modernization of the cassava cracker (eyek-eyek) processing would increase production capacity (100 kg to 200 kg), decrease production time (8 hours to 4 hours), increase product uniformity (80% to 100%) and increase the income of a group of women farmers per month (IDR 1,500,000 to IDR 3,000,000), and increase business profits per month (IDR 800,000 to IDR 1,600,000). The analysis results also show that modernization of the processing of eyek-eyek (cassava cracker) has increased the productivity of siger rice business as reflected in the increase in business income per month (IDR 4,000,000 to IDR 7,000,000), business profits per month (IDR 1,400,000 to IDR 3,000,000), and the number of workers involved (2 to 3 person). Keywords: cassava cracker, cassava, siger rice, modified tiwu
    corecore