3,844 research outputs found

    Cross-Cultural Health Communication

    Full text link
    Setiap kebudayaan memiliki pandangan yang beragam tentang kesehatan atau penyakit, kehidupan atau kematian. Ada masyarakat yang menganggap penyakit sebagai nasib yang harus diterima secara fatalistik. Ada pula masyarakat yang memandangnya sebagai cobaan dari Tuhan, dsb. Selain itu, terdapat juga perbedaan konsep untuk menamai jenis penyakit tertentu pada sejumlah pengguna bahasa yang berbeda. Nama suatu penyakit dalam suatu bahasa tidak bisa diterjemahkan langsung ke dalam bahasa lain. Dokter berkebangsaan Amerika, misalnya, akan kebingungan bila menangani pasien orang Indonesia yang berpenyakti ā€œraja singaā€, karena nama penyakit itu tak bisa diterjemahkan langsung menjadi ā€œking lionā€. Keragaman budaya ini berimplikasi pada para petugas kesehatan, perawat, dokter, untuk memahami budaya pasien, yang ditanganinya, yang berasal dari komunitas budaya berbeda. Kekeliruan memahami latar belakang budaya pasien dapat menimbulkan kesalahan dalam mendiagnosis penyakit, menangani pasien, atau menentukan resep obat

    Menampilkan Penaksir Parameter pada Model Linear

    Get PDF
    Pada model linear Īµ+Ī²=XY , jika āˆ§Ī² penaksir untuk Ī² , maka āˆ§Ī²X memiliki dua peran. Yaitu sebagai penaksir faktual, āˆ§āˆ§Ī²=XY, dan penaksir rata-rata hitung, āˆ§āˆ§Ī²=X)Y(E. Untuk menampilkan peran mana yang diutamakan, maka dapat digunakan fungsi target dengan persamaan )Y(E)1(YTĪ»āˆ’+Ī»=, 0 < Ī» < 1. Dengan formulasi ini, T memiliki ciri seperti Y. Kata kunci : model linear, penaksir, fungsi targe

    KEPUASAN TERHADAP KOMPENSASI DAN KOMITMEN DOKTER DI RUMAH SAKIT

    Get PDF
    AbstrakĀ Setiap orang akan meminta kompensasi yang layak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya maka semakin baik kinerja yang diberikan akan membuat mereka semakin layak mendapatkan kompensasi yang baik. Kompensasi gaji, kompensasi jasa medis dan kepuasan terhadap kompensasi menjadi salah satu hal yang dapat berdampak terhadap komitmen tenaga kesehatan terhadap rumah sakit. Komitmen dalam memberikan pelayanan merupakan hal yang perlu diperhatikan agar terciptanya mutu pelayanan yang baik di rumah sakit.Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan design crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua dokter umum di Rumah Sakit Umum yang berjumlah 59 dokter. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total Sampling. Penelitian dilakukan pada Januari 2018 hingga Maret 2019 menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dokter umum memiliki kepuasan dalam kategori kurang puas terhadap gaji yang diberikan sebanyak 31 orang (52,5%) dan dokter dalam kategori sangat puas terhadap gaji yang diberikan sebanyak 28 orang (47,5%). Dokter umum menyatakan tidak puas terhadap pemberian insentif yang diberikan Rumah Sakit Umum sebanyak 59 orang (100%) dan tidak puas terhadap fasilitas pribadi sebanyak 59 orang (100%). Komitmen dokter terhadap pekerjaan di rumah sakit dalam kategori sedang yaitu sebanyak 40 orang (67,8%) sedangkan komitmen dokter dalam kategori tinggi sebanyak 19 orang (22%).Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak manjemen Rumah Sakit Umum untuk memberikan kompensasi yang lebih baik sesuai dengan harapan. Pihak dokter diharapkan mau menyampaikan harapan terkait kompensasi yang diinginkan agar keinginan dokter dapat dipenuhi oleh Rumah Sakit Umum Daerah terutama terkait kompensasi pemberian insentif dan fasilitas pribadi yang diasumsikan akan berdampak terhadap komitmen dokter terhadap rumah sakit.Ā Kata Kunci : Dokter, Komitmen, Kompensasi, Rumah Saki

    Manifestation of linguistic aesthetics and characters in Javanese wedding ceremonial discourse

    Get PDF
    This research is an exploration into a wedding ceremonial discourse (WCD) in the contexts of Javanese traditional ceremonies. In doing so, the study focuses the observation in the practices in Yogyakarta and the surrounding regions, where Javanese traditional wedding is still a norm. The data were collected in two main sources, namely the spoken discourses from the speech makers in wedding ceremonies,and written references on wedding scripts used as supplementary data. Two main features are shown as a result of the study. First, Javanese language aesthetics are manifested in the expressions of delivered by the speech makers in the wedding ceremonies, despite the use of occasional mix with Indonesian. Secondly, the use of the language in WCD also reflect the expected characters of the speech makers in the ceremonies. WCD shows dynamics of language use. Within its development, the discourse of wedding speech in the Javanese language will continue to sustain and develop under several changes with regards to the ceremonial procedures, sentence structure, diction, and language selection

    Wacana Pidato Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Jawa: Wahana Pembentukan Sikap Mental Dan Karakter

    Full text link
    Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan bahasa yang digunakan dalam pidato perkawinan, estetika bahasa pidato yang muncul, dan bagaimana konteks pidato menjadi faktor utama terjadinya Perubahan wacana pidato. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik yang dilengkapi dengan analisis wacana (discourse analysis). Bahan penelitian berupa tuturan lisan pidato perkawinan (PP) yang dapat didokumentasikan selama penelitian yang bersumber dari tuturan langsung dalam upacara perkawinan yang diselenggarakan oleh masyarakat Jawa di wilayah Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, bahasa yang digunakan dalam upacara perkawinan masyarakat Jawa antara lain: bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa campuran Jawa-Indonesia (Jawindo). Dalam penyampaiannya, wacana pidato kadang-kadang mengalami gejala alih kode dan campur kode, dan Perubahan atau pergantian tingkat tutur; kedua, unsur-unsur estetika yang digunakan dalam wacana pidato perkawinan antara lain: tembung saroja, tembung garba, yogyaswara, keratabasa, tembung entar, paribasan, bebasan, saloka, pepindhan, pralambang, purwakanthi, panambang bunyi ha-, seselan ā€“in-, seselan ā€“ um-, tembung kawi, dan diksi religiusitas; dan ketiga, terjadinya Perubahan wacana pidato perkawinan disebabkan Perubahan konteks yang melatarbelakanginya terkait suasana yang berlangsung dalam upacara. Akhirnya, wacana pidato dalam upacara perkawinan dapat membentuk sikap mental dan karakter yang mantap

    Rencana Kerja Preventif untuk Mengurangi Gangguan pada Gardu Distribusi

    Get PDF
    &nbsp;Bila semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan maka dapat diperoleh hasil yang memuaskan, tahapan-tahapan kerja dari rencana kerja Triwulan I sampai dengan rencana kerja Triwulan IV yang dilakukan terus menerus sudah merupakan pelaksanaan kerja yang bersifat pencegahan atau disebut juga preventif yang mana sistem kerja seperti ini lebih baik dari pada pekerjaan yang dilakukan setelah terjadinya suatu gangguan atau break down. Dari hasil pekerjaan tersebut dapat mengurangi gangguan-gangguan yang yang akan terjadi, karena sudah dapat diprediksi dari awal kemungkinan gangguan yang akan terjadi. Dengan menurunnya tingkat gangguan maka keandalan dari sistem tenaga listrik dapat ditingkat kan dan hal ini akan sangat memuaskan konsumen atau pelanggan baik pelanggan kalangan industri atau pelanggan non industri. Dampak dari gangguan listrik bagi industri sangat bervariasi tetapi secara keseluruhan gangguan listrik sangat merugikan sekali, selain produksi yang gagal juga terjadi down time pada sistem operasinya, sementara karyawan harus tetap menerima upah. Tetapi bila gangguan listrik dapat ditekan sehingga keandalannya dapat ditingkatkan, kemungkinan produksinya juga dapat ditingkatkan, akan tetapi hal ini dapat terwujud adanya kerja sama dari semua pihak yang terlibat dan selalu mengikuti SOP secara konsisten serta ditunjang dengan peralatan-peralatan yang memadai

    Peningkatan Kapabilitas Inovasi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja melalui Pendekatan Quadruple Helix: Studi Pada Industri Kreatif Sektor Fashion

    Get PDF
    Abstrak. Industri kreatif memiliki kontribusi terhadap pembangunan ekonomi, akan tetapi pengembangan industri kreatif masih banyak permasalahan, terutama sumber daya manusia, sehingga berdampak pada lemahnya keunggulan bersaing dan kinerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dampak quadruple helix dalam meningkatkan kreativitas dan kapabilitas inovasi serta dampaknya pada keunggulan bersaing dan kinerja pada sektor fashion di Jawa Tengah. Metode pengambilan sampel menggunakan purpusive sampling dan analisa data menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan quadruple helix (intellectuals, government, business, civil soceity) berpengaruh signifikan terhadap kreativitas. Intellectuals dan business berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi, tetapi government dan sivil soceity tidak berpengauh signifikan terhadap kapabilitas inovasi. Kreativitas berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas inovasi. Kreativitas dan kapabilitas inovasi berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing dan kinerja.Kata kunci : Quadruple helix, Kreativitas, Kapabilitas inovasi, Keunggulan bersaing, KinerjaAbstract. Creative industries significantly contribute to economic development; however the development of creative industries stills many problems, especially human resources, so it has an impact on the weaknesses of competitive advantage and performance. This study aims to examine the effect of quadruple helix to enhance the creativity and innovation capability, and impact to competitive advantage and performance on sectors of fashion in Central Java. Sampling methods used was purposive sampling and data analysis used the Partial Least Square (PLS). The research results that quadruple helix (intellectual, government, business, civil society) are significantly effect on the creativity. Intellectuals and business significantly effect on innovation capability, but the government and civil society do not significantly effect on innovation capability. Creativity has a significant effect on the innovation capability. Creativity and innovation capability are significantly effect on the competitive advantage and performance.Keywords: Quadruple helix, Creativity, Innovation capability, Competitive advantage, Performance

    IMPLEMENTASI PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA PEKANBARU

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi pembinaan dan pemberdayaan masyarakat penyandang disabilitas di Kota Pekanbaru. Hal yang melatarbelakangi penelitian adalah jumlah penyandang disabilitas cenderung meningkat sejak tahun 2017 hingga 2021 dan Dinas Sosial telah melakukan pembinaan serta pemberdayaan bagi penyandang disabilitas melalui kebijakan peraturan daerah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh pimpinan sebagai pelaksana kebijakan sudah baik, hal ini ditandai dengan adanya komitmen dan dorongan dari pimpinan agar kebijakan pembinaan dan pemberdayaan penyandang disabilitas terselenggara tepat sasaran. Hal ini yang menjadi penguat dari implementasi tersebut adalah adanya ruang kerjasama yang dibuka oleh pemerintah terhadap pihak eksternal yang memiliki perhatian kepada penyandang disabilitas sehingga berkontribusi positif dalam proses pembinaan dan pemberdayaan penyandang disabilitas. Kesimpulannya, implementasi pembinaan dan pemberdayaan masyarakat penyandang disabilitas sudah terselenggara dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari keenam dimensi, hanya satu dimensi yang belum memadai yaitu pada dimensi sumber daya menunjukkan bahwa adanya sumber daya manusia yang kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas, dan adanya keterbatasan sarana praarana khususnya terkait dengan kepemilikan gedung pemerintah untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap masyarakat penyandang disabilitas. Sementara itu Dinas Sosial masih menghadapi permasalahan atau kendala berupa masih adanya masyarakat penyandang disabilitas yang belum terdata dan enggan membuka diri untuk dibina dan diberdayakan. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Penyandang Disabilitas, Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat &nbsp;Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi pembinaan dan pemberdayaan masyarakat penyandang disabilitas di Kota Pekanbaru. Hal yang melatarbelakangi penelitian adalah jumlah penyandang disabilitas cenderung meningkat sejak tahun 2017 hingga 2021 dan Dinas Sosial telah melakukan pembinaan serta pemberdayaan bagi penyandang disabilitas melalui kebijakan peraturan daerah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh pimpinan sebagai pelaksana kebijakan sudah baik, hal ini ditandai dengan adanya komitmen dan dorongan dari pimpinan agar kebijakan pembinaan dan pemberdayaan penyandang disabilitas terselenggara tepat sasaran. Hal ini yang menjadi penguat dari implementasi tersebut adalah adanya ruang kerjasama yang dibuka oleh pemerintah terhadap pihak eksternal yang memiliki perhatian kepada penyandang disabilitas sehingga berkontribusi positif dalam proses pembinaan dan pemberdayaan penyandang disabilitas. Kesimpulannya, implementasi pembinaan dan pemberdayaan masyarakat penyandang disabilitas sudah terselenggara dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari keenam dimensi, hanya satu dimensi yang belum memadai yaitu pada dimensi sumber daya menunjukkan bahwa adanya sumber daya manusia yang kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas, dan adanya keterbatasan sarana praarana khususnya terkait dengan kepemilikan gedung pemerintah untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap masyarakat penyandang disabilitas. Sementara itu Dinas Sosial masih menghadapi permasalahan atau kendala berupa masih adanya masyarakat penyandang disabilitas yang belum terdata dan enggan membuka diri untuk dibina dan diberdayakan. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Penyandang Disabilitas, Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat &nbsp
    • ā€¦
    corecore