392 research outputs found

    The Development of Maqasid Al Shari’a on The Role of Women in Environmental Conservation

    Get PDF
    Artikel ini membahas tentang implementasi maqasid al syari’ah dalam isu ekofemenisme (sebuah gerakan sosial yang menghubungkan ekologi dengan persoalan perempuan). Berdasarkan data dari kementerian lingkungan hidup dan kehutanan (KLHK), peran perempuan menggerakkan sebuah komunitas sangat besar, oleh sebab itu antara lingkungan dan kesehatan perempuan memiliki hubungan yang erat, apalagi didukung oleh pengembangan proyek industri di Indonesia yang banyak mengorbankan petani dan perempuan akibat konversi lahan pertanian yang dirubah menjadi proyek industri. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah menyuarakan bahwa perempuan di Indonesia mendukung pelestarian lingkungan hidup, karena konversi lahan pertanian ke proyek industri berpeluang besar merampas kesuburan tanah dan kesehatan perempuan, ditengah problem distorsi ekologi tersebut, perempuan harus berjuang untuk melindungi fungsi alat reproduksinya. Terkait perampasan hak perempuan tersebut, Islam mengajarkan umat manusia untuk merawat lingkungan (hifdz al-bi’ah) karena tanpa penjagaan dan perawatan lingkungan, sebuah oknum akan terus melanggengkan diskriminasi terhadap perempuan dari sisi biologis, historis dan kultural. Dalam artikel ini penulis berargumen bahwa gerakan ekofeminisme adalah titik jihad perempuan dalam melawan krisis ekologi ditengah maraknya industri dan berkembangnya ilmu pengetahuan yang patriarkhi, ekofeminisme hadir untuk menangkal aksi-aksi yang tidak manusiawi, dan dalam khazanah Islam, ekofeminisme sejalan dengan hifdz al bi’ah karena memiliki spirit dalam penjagaan dan pelestarian lingkungan untuk kemaslahatan perempuan dan mahluk hidup lainnya. [This article discusses the implementation of maqasid al syari’ah in the issue of eco-femenism (a social movement that links ecology with women’s issues). Based on data from the ministry of environment and forestry (KLHK), the role of women in driving a community is very large; therefore, the environment and women’s health have a very close relationship, mainly supported by the development of industrial projects in Indonesia which sacrificed many farmers and women due to converting agricultural land into industrial projects. The Ministry of Women Empowerment and Child Protection has voiced that women in Indonesia support environmental preservation because the conversion of agricultural land to industrial projects has a great opportunity to deprive soil fertility and women’s health, amidst the problem of ecological distortion; women must fight to protect the function of their reproductive organs. Regarding the deprivation of women’s rights, Islam teaches humankind to take care of the environment (hifdz al-bi’ah), without protecting and caring for the environment, a person will continue to perpetuate discrimination against women based on biological, historical, and cultural reasons. In this article the author concludes that the ecofeminism movement is the point of women’s jihad against the ecological crisis amidst the rise of industry and the development of patriarchal science, this theory developed to counteract inhuman actions, and in Islamic literature, this theory is in line with hifdz al bi’ah because it has a spirit in protecting and preserving the environment for the benefit of women and other living things.

    THE RECONSTRUCTION OF KAIDAH AL-TAZKÎR AND AL-TA’NÎS IN PARADIGM OF GENDER EQUALITY INTERPRETATION

    Get PDF
    The rules of al-tazkîr and al-ta'nîs\ (masculinity and femininity) formulated by classical interpretation don’t adhere to the principle of equality. This is triggered by exclusivity of men as a necessity of applying these rules, which causes superiority of male (muzakkar) and inferiority of women (mu'annas). This paper aims to illustrate the rules of al-tazkîr and al-ta'nîs in the classical period, how the current reconstruction was, and what motives inspired the reconstruction. With Thomas Kuhn's theory of scientific revolution, this literature research finds that the rule of al-taz\kîr and al-ta'nîs\ was originally adopted from Arabic grammar, and it’s full of male superiority. Then, experiencing a shift, which was initially partial because it was only oriented towards language, into a theory of equality with its various forms that were more responsive to women. The theories chronologically include maqasid musawah (Ibn 'Ashur, w. 1973), the reciprocal theory of the Prophet's hadith (Abu Shuqqah, w. 1995), and Qira'ah Mubadalah (Faqihuddin Abdul Kodir). In addition, the motive for this shift is that the rule of al-tazkîr and al-ta'nîs is unable to answer the problem of gender inequality, so reconstruction efforts need to be carried out.

    The Reciprocal Paradigm of Tafsīr al-Miṣbah and Tafsīr al-Taḥrīr wa al-Tanwīr on Surah al-Baqarah verse 222 about Menstruation Blood

    Get PDF
    Misogynistic interpretation of women on their menstruation period as "a dirt" that emerged from pre-Islamic Arab society and some classical commentators opened vast space for critics. One of the critics is the interpretation of al-Baqarah verse 222 as an effort to maintain reproduction health. This paper compares the inter­pretation of al-Baqarah verse 222 in Tafsīr al-Miṣbaḥ by Quraish Shihab, and Tafsīr al-Taḥrīr wa al-Tanwīr, by Ibn 'Āshūr. These two interpretations are taken because they have relatively similar interpretations when interpreting al-Baqarah verse 222, even though the author's historical setting is different. With the comparative method and theory of qirā’ah mubādalah, this paper answers how the interpretation of Quraish Shihab and Ibn 'Āshūr on al-Baqarah verse 222 and how the linearity of that inter­pretation is. This paper finds, firstly, that Quraish Shihab and Ibn 'Āshūr agree in interpreting al-Baqarah verse 222 with the prohibition of intercourse, while the wife is on her period to maintain re­production health and interpret adhā as an uncomfortable condition. It's just that Quraish Shihab defines adhā as distur­bance, while Ibn 'Āshūr means al-ḍarr (injury or danger). Secondly, the two interpretations use a reciprocal paradigm with the evidence of the meaning of adhā as a disturbance or risk that can be occurred both women and men

    ANALISIS PENERIMAAN EBELAJAR MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA DAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

    Get PDF
    Millati Ahya, 2017, Analisis Penerimaan ebelajar Menggunakan Technology Acceptance Model Prodi Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala dan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Pembimbing 1. Dr. Ismul Huda, M.Si, Pembimbing 2. Dr. Supriatno, M.Si.ABSTRAKTAM (technology acceptance model) adalah salah satu model perilaku pemanfaatan teknologi informasi dan menyediakan dasar teori untuk menelusuri faktor yang menjelaskan penggunaan software dan menghubungkannya dengan kinerja pemakai. Penelitian ini menggunakan model TAM dengan enam konstruk yang digunakan yaitu kemampuan menggunakan komputer (Computer self-efficacy/CSE), kemudahan pengguna persepsian (perceived ease of use/PEOU), kegunaan persepsian (perceived usefulness/PU), sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude towards using technology/AT), niat untuk menggunakan (Intention to use/IU), dan frekuensi penggunaan (Frequency of Use/FU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan ebelajar.web.id yang merupakan teknologi e-learning yang digunakan di Prodi Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala dan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Sampel penelitian berjumlah 99 sampel. Teknik analisis data menggunakan pendekatan Part Least Square (PLS). Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Konstruk CSE berpengaruh signifikan terhadap konstruk PU dengan t-value 2,341 (2) konstruk CSE berpengaruh signifikan terhadap konstruk PEU dengan t-value 11,138 (3) konstruk PEU berpengaruh signifikan terhadap konstruk PU dengan t-value 5,956 (4) konstruk PEU berpengaruh signifikan terhadap konstruk A dengan t-value 2,278 (5) konstruk PEU berpengaruh signifikan terhadap konstruk IU dengan t-value 2,477 (6) Konstruk PU berpengaruh signifikan terhadap konstruk A dengan t-value 2,867 (7) konstruk A berpengaruh signifikan terhadap konstruk IU dengan t-value 2,007. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadapa tingkat penerimaan teknologi ebelajar menggunakan model TAM.Kata Kunci: Persepsi, Technology Acceptance Model (TAM), ebelajar

    PENENTUAN SARANA PADA LAHAN KOSONG KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) (STUDI KASUS : KECAMATAN BAITURRAHMAN KOTA BANDA ACEH)

    Get PDF
    Pertumbuhan populasi di Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh yang kian meningkat setiap tahunnya akan berpengaruh pada penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang tidak terencana akan menyebabkan terjadinya daerah permukiman yang tidak layak atau tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tujuan RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029 sebagai kawasan pengembangan perumahan. Salah satu aspek yang mendukung suatu lingkungan permukiman yang layak adalah adanya fasilitas sosial yang terdiri dari sarana pendidikan, kesehatan, ruang terbuka, taman, lapangan olahraga serta perdagangan dan niaga. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan kosong yang ada di desa perlu diarahkan untuk pembangunan sarana yang sesuai dengan kebutuhan desa dan karakteristik lahan. Dalam hal ini Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat membantu menentukan pemanfaatan lahan kosong yang ada di desa tersebut untuk dibangun sarana sesuai kebutuhan di desa tersebut sesuai dengan karakteristik lahan yang ada dengan melakukan analisis buffer. Dalam penelitian ini digunakan empat paramater untuk menentukan sarana yang dapat dibangun pada lahan kosong, yaitu jumlah penduduk pendukung, luas lahan minimal, radius pencapaian dan lokasi penyelesaian. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan sarana di setiap desa Kecamatan baiturrahman bahwa, sarana yang paling dibutuhkan adalah sarana ruang terbuka dengan jenis taman / tempat main di tengah kelompok tetangga. Namun, dari hasil analisis penelitian didapatkan hasil bahwa penentuan sarana pada lahan kosong pada urutan pertama adalah sarana pendidikan yaitu, TK dengan persentase 34%. Urutan kedua dan ketiga terdiri dari sarana perdagangan dan jasa yaitu, toko / warung sebesar 21% dan sarana ruang terbuka (taman dan lapangan olahraga) yaitu taman / tempat main (di tengah kelompok tetangga) sebesar 12% serta urutan terendah yaitu sarana pendidikan dengan jenis SD dengan persentase sebesar 2%.Kata kunci : lahan kosong, sarana sosial, buffer, SIG, SN

    QUALITY MEASUREMENT OF TRANSPORTATION SERVICE APPLICATION GO-JEK USING ISO 25010 QUALITY MODEL

    Get PDF
    GO-JEK is the most widely used transportation service application by Indonesian society that its users reached 21.6% of the total users of transportation service application. GO-JEK application has 12 services include many functions that must running well. The services can be ordered by multiple users in the same time. Based on that condition, quality of GO-JEK application need to be measured that all functions running well or not. So, the result will be better application performance using mobile application quality measurement standards ISO 25010 Quality Model. Testing result of all subcharacteristics in ISO 25010 Quality Model, quality of GO-JEK application in Product Quality dimension is 79.30% on Android device and 80.88% on iOS device from maximum product quality value of mobile application is 91.37%. While in Quality in Use dimension is 76.22% from maximum quality in use value of mobile application is 94.75%. These things show GO-JEK application have a good quality in product quality dimension and in quality in use dimension or the user’s perspective

    Gender Construction in The Perspective of Living Fiqh in Indonesia

    Get PDF
    This article aims to comprehensively explain the uniqueness of the emergence of gender issues in Indonesia and contribute to the development of Islamic law in terms of the discovery of Islamic legal products, and introduce local culture underlying the forming of laws depending on place and era, including gender issues, where western and eastern cultures certainly differ in various sides. Living fiqh on gender is a term for responding to women’s issues through interpretation, considering Indonesia’s local culture. Living fiqh is a term for strengthening Islamic legal products, prioritizing the principle of locality. This study used a qualitative method to respond to the concept of living fiqh in Indonesia. The first step in this research was to explore the genealogy of gender issues in Indonesia compared to the history of gender issues in the West. After that, the differences in the causes of gender issues in Indonesia and the West were classified. Finally, the products of fiqh on gender in Indonesian madzhab were found. In this article, the author argues that the products of fiqh on gender in Indonesia have relations with Indonesian culture. Besides, fiqh on gender in Indonesia emerged from the women activists’ anxiety against discrimination in marriage and rules. Fiqh on Indonesian madhab contributes to minimizing gender inequality that emerged massively after strengthening colonialism and the influence of transnational Islam, changing the interpretation of the scripture and madhab fanaticism.

    Studi komparasi keberagamaan mahasiswa PAI UIN Walisongo Semarang angkatan 2013 yang bertempat tinggal di kos dan yang bertempat tinggal di rumah

    Get PDF
    Skripsi ini membahas mengenai perbandingan Keberagamaan Mahasiswa PAI UIN Walisongo Semarang Angkatan 2013 yang bertempat tinggal di kos dan yang bertempat tinggal di rumah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana keberagamaan mahasiswa PAI UIN walisongo semarang angkatan 2013 yang bertempat tinggal di kos? 2) Bagaimana keberagamaan mahasiswa PAI UIN walisongo semarang angkatan 2013 yang bertempat tinggal di rumah? 3) Adakah perbedaan keberagamaan mahasiswa PAI UIN walisongo semarang angkatan 2013 antara yang bertempat tinggal di kos dan di rumah? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi keberagamaan mahasiswa PAI UIN Walisongo Semarang Angkatan 2013 antara mahasiswa PAI yang bertempat tinggal di kos dan mahasiswa PAI yang bertempat tinggal di rumah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif komparatif yang digunakan untuk meneliti apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket sebagai instrumen inti dalam penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah 40 mahasiswa PAI yang bertempat tinggal di kos dan 40 mahasiswa PAI yang bertempat tinggal di rumah yang di ambil melalui teknik probability sampling jenis proportionate random sampling karena populasinya mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen secara proporsional. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa: 1) Rata-rata keberagamaan mahasiswa PAI yang bertempat tinggal di kos 117,85 yang berjumlah 27 mahasiswa terletak pada interval antara 108 - 126 sehingga masuk dalam kategori “cukup”, 2) Rata-rata Keberagamaan Mahasiswa PAI yang bertempat tinggal di Rumah memiliki rata-rata sebesar 120,025 terletak pada interval antara 111-127 berjumlah sebanyak 30 mahasiswa sehingga termasuk dalam kategori “cukup juga”. 3) Berdasarkan pada data empirik yang ada nilai thitung sebesar -1,097 yang kemudian dikonsultasikan pada ttabel dengan df = 80. Dengan df 80 diperoleh ttabel sebagai berikut: pada taraf signifikansi 5%, ttabel = 1,99; pada taraf signifikansi 1%, ttabel = 2,64, maka menghasilkan hasil temuan sebagai berikut: a. t_hitung = -1,097 < ttabel 5% (1,99) → tidak signifikan. b. t_hitung = -1,097 > ttabel 1% (2,64) → tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara keberagamaan mahasiswa PAI UIN Walisongo semarang Angkatan 2013 yang bertempat tinggal di kos dan yang bertempat tinggal di rumah
    corecore