13 research outputs found

    Tingkat serangan ulat grayak tentara Spodoptera frugiperda J. E. Smith (Lepidoptera: Noctuidae) pada pertanaman jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia

    Get PDF
    Spodoptera frugiperda atau ulat grayak tantara (fall army worm/FAW) adalah hama baru pada tanaman jagung di Indonesia. Laporan tentang serangan FAW masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah S. frugiperda telah menyerang pertanaman jagung di Kabupaten Tuban dan menentukan tingkat serangannya. Sampling dilakukan dengan metode  Scouting  seperti yang direkomendasikan Balitsereal, Maros.  Penelitian dilaksanakan di 7 kecamatan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh lokasi pengamatan pada lahan jagung ditemukan serangan S. frugiperda. Presentase serangan hama baru S. frugiperda di Kabupaten Tuban berkisar antara 58% hingga 100%. Presentase serangan tertinggi (yakni 100%) terdapat pada lahan di Kecamatan Bancar, Kabupaten. Intensitas serangan S. frugiperda di bawah 60%. Intensitas serangan tertinggi yaitu di Kecamatan Bancar dengan nilai intensitas serangan 55%

    Perbandingan Jenis Atraktan dalam Memerangkap Lalat Buah Bactrocera spp. (Diptera: Tephritidae) pada Kebun Buah di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang

    Get PDF
    Lalat buah merupakan salah satu hama utama pada beberapa komoditas hortikultura. Sekitar 75% tanaman buah-buahan di Indonesia terserang lalat buah dengan persentase kerusakan mencapai 100%. Beberapa teknik pengendalian telah dikembangkan salah satunya adalah penggunaan atraktan, metil eugenol. Selasih telah dilaporkan memiliki kandungan atraktan, namun perbandingan preferensi antara ekstrak selasih dengan metil eugenol komersial belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas metil eugenol nabati dan sintetis dalam memerangkap lalat buah Bactrocera spp., mengetahui spesies lalat buah, dan kelimpahan relatifnya. Metode yang dilakukan dengan cara menggantungkan perangkap yang telah diisi dengan atraktan dengan ketinggian 1 m di atas permukaan tanah. Pengamatan dilakukan dua kali seminggu selama delapan kali pengamatan. Perangkap diganti setiap pengamatan. Peubah yang diamati adalah populasi lalat buah, nisbah kelamin, dan spesies lalat buah yang tertangkap. Hasil penelitian menunjukkan metil eugenol 1 paling efektif menarik lalat buah. Hasil identifikasi spesies lalat buah yang terperangkap menggunakan tiga jenis atraktan adalah B. umbrosa dan B. dorsalis. Hampir seluruhnya adalah lalat buah dengan jenis kelamin jantan. Dominasi spesies lalat buah di Lawang, Kabupaten Malang adalah B. dorsalis dengan kelimpahan relatif mencapai 99.4%

    HUBUNGAN PENGETAHUAN SANITASI DAN HYGIENE DENGAN PERILAKU KESEHATAN KERJA BEAUTICIAN SALON KECANTIKAN DI KOTA SURABAYA

    Get PDF
    Sanitasi dan hygiene adalah salah satu persyaratan yang harus dipenuhi di tempat umum, tak terkecuali salonkecantikan. Penelitian ini bertujuan (1)untuk mengetahui pengetahuan sanitasi dan hygiene beautician salonkecantikan yang ada di kota Surabaya, (2)untuk mengetahui perilaku kesehatan kerja beautician salon kecantikan dikota Surabaya, dan (3)apakah terdapat hubungan antara pengetahuan sanitasi dan hygiene dengan perilakukesehatan kerja beautician salon kecantikan di kota Surabaya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptifkuantitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dari 4 salon kecantikan yaitu salon DNS Pusat di royal square Lt1, salon DNS cabang di jalan babatan (wiyung), viona salon di jalan bubutan, dan salon charisma di jalan bratang.Diambil 5 beautician untuk mengisi lembar soal tentang pengetahuan sanitasi dan hygiene di tempat kerja sertaobservasi perilaku kerja. Didapatkan hasil mengenai hubungan pengetahuan sanitasi dan hygiene dengan perilakukesehatan yaitu sebesar 0,000 < 0,5 (taraf signifikansi) yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan sanitasidan hygiene dengan perilaku kesehatan beautician di kota Surabaya. Hasil penelitian pada pengetahuan sanitasihygiene dari beautician di kota Surabaya mendapatkan persentase keseluruhan 92% dengan kategori sangat baik,dan berdasarkan uji korelasi terdapat hubungan antara pengetahuan sanitasi dan hygiene dengan perilaku kesehatandengan nilai pearson correlation sebesar 0,862. Hal ini menunujukkan bahwa pengetahuan sanitasi dan hygiene daribeautician di kota Surabaya memiliki hubungan dengan perilaku kesehatan.Kata Kunci : Pengetahuan Sanitasi dan Hygiene, Perilaku Kesehatan Kerj

    PENDAMPINGAN PENERAPAN BIOAKTIVATOR DALAM PENGOLAHAN KOTORAN SAPI MENJADI PUPUK ORGANIK DI BUMDES SUMBER BAROKAH

    Get PDF
    ABSTRAKBUMDes Sumber Barokah, Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur dengan sektor bisnis utama peternakan sapi dengan kandang komunal. Kotoran sapi yang hasilkan rata-rata 12% dari bobot tubuh sehingga kotoran sapi dapat menjadi permasalahan yang serius apabila tidak diolah. Diperlukan teknologi pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk, seperti penggunaan bahan tambahan berupa bioaktivator yang dapat mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kandungan hara pada pupuk yang dihasilkan. Peternak dari BUMDes Sumber Barokah belum mengetahui cara aplikasi bioaktivator dalam pengolahan pupuk. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk dengan menggunakan bioaktivator. Pelaksanaan pengabdian ini meliputi diskusi, workshop, dan pendampingan. Hasil pengabdian ini menunjukkan peningkatan pengetahuan peternak tentang cara membuat dan kriteria pupuk yang baik yang terbuat dari limbah kotoran sapi sebesar 59,6%. Selain itu, keterampilan peternak dalam membuat pupuk menggunakan bioaktivator meningkat dari yang tidak terampil menjadi sedikit terampil dan terampil mencapai 73,3%. Evaluasi kegiatan pendampingan ini secara umum memperoleh respon baik dari para peternak. Hal yang dapat disarankan dari hasil pengabdian masyarakat ini yaitu diperlukan renovasi kandang komunal dengan desain yang lebih tepat, serta diperlukan sarana dan prasaran yang lebih besar dan lengkap untuk pengolahan limbah peternakan dengan tujuan komersial.   Kata kunci: BUMDes; limbah ternak; mikroba lokal; peternakan; pupuk bokashi. ABSTRACTBUMDes Sumber Barokah, Kebun, Kamal, Bangkalan Regency, East Java with the main business sector is cattle farming with communal pens. Cow dung produces an average of 12% of body weight so cow dung can be a serious problem if unutilized, such as an environmental pollutant. Biotechnology is needed to process cow dung waste into fertilizer, i. e. bioactivators as the additional bio materials that can speed up the fermentation process and increase the nutrient content of the fertilizer produced. However, farmers do not yet know how to apply bioactivators in fertilizer processing. This community service aims to increase the knowledge and skills of farmers in processing cow dung waste into fertilizer using bioactivators. Implementation of this community service includes discussions, workshops, and mentoring. The results of this service show an increase in farmers' knowledge about how to make and the criteria for good fertilizer made from cow dung waste by 59.6%. In addition, farmers' skills in making fertilizer using bioactivators increased from unskilled to slightly skilled and skilled reaching 73.3%. Evaluation of this mentoring activity generally received a good response from farmers. Based on the results of this program, it is recommended that there be a need to renovate communal pens with a more appropriate design, and more complete facilities and infrastructure are needed for processing livestock waste for commercial purposes. Keywords: BUMDes; cattle; cow dung; local microbe; organic fertilizer

    Pengendalian Aphis craccivora Koch. dengan kitosan dan pengaruhnya terhadap penularan Bean common mosaic virus strain Black eye cowpea (BCMV-BlC) pada kacang panjang

    Get PDF
    Aphis craccivora is one of the important pests on yard long bean. It causes direct damage and also has an indirect effect as insect vector of the Bean common mosaic virus (BCMV). The research was done to test the effectiveness of chitosan in suppressing aphid population growth, feeding preference and its ability in transmiting BCMV. Chitosan with concentration ranging of 0.1–1.0% were applied on leaves using spraying method at 1 day before BCMV transmission. BCMV was transmitted by using 3 individuals of viruliferous aphids on each plant. Results show that chitosan treatments on leaves or plants significantly suppressed the population and feeding preferences of A. craccivora. Further, treated plants showed lower disease incidence, severity and BCMV titre significantly compared with untreated control plants. The positive effects of chitosan in suppressing population growth as feeding preferences and BCMV transmission might be due to the anti-feedant effect of chitosan on A. craccivora. Based on the result, chitosan at concentration 0.9% is the most effective concentration in suppressing BCMV and its vector A. craccivora

    Field trial of new Bt-base bioinsecticide formula, Bashield®, for controlling Spodoptera frugiperda J.E. Smith on maize

    Get PDF
    Maize is one of the important staple crops. The process of cultivating corn cannot be separated from pests and plant diseases, one of the attacking pests is Spodoptera frugiperda, which can attack the growing points of plants causing a decrease in corn production. Based on previous research conducted in vitro, bioinsecticide of Bacillus thuringiensis-base (Bt-base) liquid formula (namely Bashield®) was able to reduce pupal weight, the proportion of larvae-pupae, and pupal becomes abnormal. Action that can be taken to control this attack is by utilizing biological agent, B. thuringiensis strain BT2, as an alternative control. This research aims to evaluate or to determine the effectiveness of a new bioinsecticide of Bt-base liquid formula (Bashield®), as a control agent for S. frugiperda on maize in the field. This research was prepared at the Laboratory of Plant Protection and Environment, Universitas Trunojoyo Madura, and was conducted at the Horticultural Seed Garden, Socah District, Bangkalan Regency, East Java, Indonesia (7°05'17.2"S 112°42'32.0"E). The design used was a complete randomized block design (CRBD) with 4 treatments and 6 replications. The data were analyzed using 5% ANOVA and if there was a significant effect, then a DMRT follow-up test was carried out with a 5% level. The results showed that the 15% treatment was able to kill test larvae up to 78% with a high virulence level, and reduced damage up to 100%. In conclusion, the new Bt-base liquid formula, Bashield®, has good potential for effective biocontrol and contributed as a new biopesticide for S. frugiperda

    Biologi Spodoptera frugiperda JE Smith pada beberapa jenis pakan di laboratorium

    Get PDF
    Spodoptera frugiperda merupakan hama baru pada tanaman jagung di Indonesia dan dilaporkan menyerang tanaman jagung di berbagai wilayah di Indonesia. Informasi tentang biologi hama S. frugiperda pada berbagai pakan perlu diketahui untuk menentukan stadia pengendalian paling efektif dan kesesuaian pakan bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama siklus hidup dan periode perkembangan S. frugiperda yang diberi pakan berbeda. Penelitian ini menggunakan tujuh pakan daun yang berbeda, yaitu: kontrol (jagung), selada, pakcoy, kangkung, bawang daun, bayam cabut hijau, dan bayam duri hijau. Penelitian dilakukan dengan memelihara 10 ekor tiap unit percobaan. Perkembangan stadia perkembangan hama dicatat, dan pupa diukur panjang serta bobotnya. Hasil penelitian menunjukkan, inang yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan S. frugiperda. Perlakuan yang menunjukkan siklus hidup paling pendek adalah pakcoy.

    PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K TERHADAP SERANGAN HAMA TANAMAN

    No full text
    Tanaman agar tumbuh baik, sehat, menghasilkan produksi yang optimal dan tahan hama perlu unsur hara N,P,K dalam jumlah yang cukup. Pemupukan merupakan salah satu cara guna memenuhi kebutuhan unsur hara N, P dan K pada tanaman, dimana sebagian besar lahan pertanian Indonesia kekurangan tiga unsur tersebut. Pemupukan N yang berlebihan dapat meningkatkan serangan hama penggerek batang padi putih dan kuning serta hama tungau pada tanaman kacang tanah sedangkan semakin tinggi dosis pemupukan kalium (K) dapat menurunkan serangan hama tungau jingga pada tanaman teh, serangan hama ulat bawang pada tanaman bawang merah, dan menurunkan populasi dan serangan hama wereng daun pada tanaman padi. Pemupukan majemuk (N, P, K) dengan dosis yang tepat dapat menekan serangan hama perusak daun, kutu daun, dan wereng daun pada tanaman kacang tanah serta hama penggerek buah (PBK) pada tanaman kakao

    Pengaruh Biopestisida Fobio dan Agens Hayati Trichoderma sp., terhadap Penyakit Layu Fusarium pada Bawang Merah

    No full text
    Pengendalian penyakit tanaman bawang merah hingga saat ini masih mengandalkan fungisida kimia yang dapat mencemari lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengendalian secara hayati dan ramah lingkungan. Alternatif yang dapat diterapkan adalah menggunakan Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon aplikasi Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. terhadap penyakit layu fusarium pada bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2022 di Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor, yaitu konsentrasi Biopestisida Fobio terdiri dari 3 taraf yaitu petak utama adalah F0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), F1 (Fobio 5 ml/liter), F2 (Fobio 7,5 ml/liter) dan anak petak yaitu konsentrasi Trichoderma sp. terdiri dari 3 taraf yaitu T0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), T1 (Trichoderma sp. 10 ml/liter), T2 (Trichoderma sp. 20 ml/liter) sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Parameter pengamatan meliputi periode inkubasi, kejadian penyakit, berat basah umbi, dan berat kering umbi. Hasil penelitian dari semua kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata. Hasil perlakuan aplikasi Biopestisida Fobio menunjukkan bahwa tanaman bawang merah berbeda nyata terhadap periode inkubasi pada perlakuan F2 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 20 hst. Kejadian penyakit terendah terdapat pada perlakuan F2 pada umur 28 dan 42 hst. Perolehan berat basah paling tinggi diperoleh pada perlakuan F2T0 yaitu 2,128 kg. Perolehan berat kering tertinggi yaitu pada perlakuan F0T2
    corecore