Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences
Not a member yet
    123 research outputs found

    Keragaman Genetik Tanaman dan Produktivitas Tebu Klon Unggul Harapan SB 01, SB 03, SB 12 (Saccharum Officinarum L.) Di Lahan Kering Sambiroto Mojokerto

    No full text
    Pada hasil kegiatan pemuliaan yang sebelumnya telah dilaksanakan, diperoleh Klon unggul harapan tebu SB 01, SB 03, SB 12. Klon tebu tersebut memerlukan pengujian lanjut sehingga didapatkan calon varietas unggul baru. Hasil analisa regresi linier menunjukkan bahwa rendemen, hablur, dan bobot tebu pada Klon SB 01, SB 03 dan SB 12 memiliki nilai sig berturut-turut 0,54 ; 0,89 ; 0,69 yang menunjukkan bahwa tetua tidak berpengaruh terhadap hasil parameter rendemen, hablur ataupun bobot tebu Klon. Koefisien keragaman fenotip pada rendemen termasuk dalam kriteria agak rendah sedangkan hablur dan bobot tebu memiliki kriteria tinggi. Koefisien keragaman genetik rendemen termasuk kategori tinggi, hablur memilki kriteria rendah sedangkan bobot tebu memiliki kriteria agak rendah. Rendemen memiliki nilai duga heritabilitas arti luas yang tinggi sehingga faktor genetik memiliki pengaruh tinggi dari pada faktor lingkungan, sedangkan hablur dan bobot tebu memiliki nilai duga heritabilitas rendah sehingga faktor lingkungan memiliki pengaruh lebih tinggi dari pada faktor genetik. Klon SB 01 memiliki kecenderungan mewarisi karakter morfologi dengan varietas VMC71/238 dengan potensi produksi brix 22%, bobot Klon 1.069 ku/ha, rendemen 8,14% dan hablur 86,23 ku/ha. Klon SB 03 memiliki kecenderungan mewarisi karakter morfologi dengan varietas Cening dengan potensi produksi brix 23%, bobot Klon 1.069 ku/ha, rendemen 8,14% dan hablur 86,23 ku/ha. Klon SB 12 memiliki kecenderungan mewarisi persamaan karakter morfologi dengan varietas PSBM 90-1 dengan potensi produksi brix 23%, bobot Klon 1.196 ku/ha, rendemen 9,05 % dan hablur 108,27 ku/ha

    Pengaruh Kehadiran Gulma pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap sebelum dan setelah Pemberian Pupuk Limbah Udang

    No full text
    Keberadaan gulma dipengaruhi oleh jenis pupuk yang diberikan pada tanaman budidaya. Setiap jenis pupuk memiliki kandungan yang berbeda sehingga berpengaruh terhadap spesies gulma yang tumbuh. Agar dapat mengetahui spesies gulma yang tumbuh perlu dilakukan identifikasi pada lahan budidaya. Penelitian dilakukan bulan Juni – Agustus 2021 di Kebun pertanian Kelompok Tani Sinar Harapan, Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Metode penelitian yaitu metode sampling acak. Parameter digunakan yaitu nama gulma dan jumlah gulma. Hasil analisis vegetasi gulma di lahan sawi kemudian diolah untuk menghitung kerapatan, frekuensi, INP dan SDR. Dalam membandingkan keragaman gulma sebelum dan setelah diberikan pupuk limbah udang maka dihitung Indeks Kemerataan Evenness Indeks kekayaan Margalef, Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener, dan Indeks Kekayaan jenis Sorensen. Hasil penelitian menunjukan bahwa gulma yang terdapat sebelum diberikan pupuk limbah udang di tanaman sawi yang mendominasi yaitu spesies Cyperus iria nilai SDR sebesar 30,33%. Gulma ditemukan di tanaman sawi setelah diberikan pupuk limbah udang yang mendominasi yaitu gulma Cyperus iria nilai SDR sebesar 21,71%. Indeks Kekayaan Jenis Margalef sebelum dan sesudah diberikan pupuk limbah udang termasuk kategori sedang. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener sebelum dan sesudah diberikan pupuk limbah udang kategori sedang. Indeks Kesamaan Jenis Sorensen dengan nilai 81,82%. Indeks Kemerataan Evennes sebelum diberikan pupuk limbah udang yaitu 0.62 dan setelah diberikan pupuk limbah udang yaitu 0.64

    Pemetaan Kesehatan Kebun Kelapa Sawit Berdasarkan Nilai Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) Menggunakan Citra Landsat-8 Di Kebun PT. Wanapotensi Guna

    No full text
    Komoditas kelapa sawit memberikan sumbangan devisa terhadap negara sangat besar, rata-rata pertahun US2223miliar.Bahkanditahun2021,devisayangdihasilkandarieksporkomoditaskelapasawitmencapaiUS 22-23 miliar. Bahkan ditahun 2021, devisa yang dihasilkan dari ekspor komoditas kelapa sawit mencapai US 30 miliar, rekor tertinggi selama ini.  Faktor kesehatan tanaman menjadi sangat penting untuk diperhatikan agar tanaman menghasilkan sesuai potensi genetisnya.  Berbagai metode yang cepat dan akurat dikembangkan untuk melakukan analisis kesehatan tanaman, mengingat lahan pengusahaannya bersifat hamparan dan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. NDVI atau Normalized Difference Vegetation Index merupakan metode yang digunakan dalam membandingkan tingkat kehijauan vegetasi yang berasal dari citra satelit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kondisi kesehatan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan metode NDVI dengan teknologi penginderaan jauh menggunakan Citra Landsat 8 L2 C2 yang direkam pada 07 Oktober 2021. Nilai NDVI yang diperoleh dijadikan acuan untuk menilai tingkat kesehatan tanaman, dan untuk komparasi nilai NDVI yang diperoleh dikorelasikan dengan hasil LSU (Leaf Sampling Unit) unsur Nitrogen.  Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di PT. Wanapotensi Guna yang terletak di Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya dari total wilayah tengah II PT. Wanapotensi Guna menunjukkan, 0.1% tergolong non vegetasi, 0.2% tergolong tanaman tidak sehat, 50.12% tergolong tanaman normal dan 49.58% tergolong tanaman sehat dengan korelasi nilai NDVI dengan data LSU N memiliki korelasi yang kuat dengan nilai  0.7214

    Keterkaitan Umur Panen dan Lama Waktu Curing dengan Produksi dan Mutu Benih Mentimun (Cucumis sativus L.) Galur MTH 15

    No full text
    Upaya peningkatan produksi dan mutu benih dapat dilakukan dengan menentukan umur panen yang tepat dan penanganan pasca panen berupa curing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur panen dan waktu curing terhadap produksi serta kualitas benih mentimun galur MTH 15. Penelitian ini dilaksanakan di lahan penelitian Research and Development (RD) PT. Aditya Sentana Agro Malang dari bulan September – Desember 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data berasal dari hasil penelitian dengan mengaplikasikan factor independent yaitu perlakuan pengaruh umur panen dan perlakuan waktu curing terhadap factor dependen yaitu produksi dan mutu benih mentimun. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda disertai dengan uji parsial (t-test) dan uji serempak (F-test). Proses perhitungan menggunakan SPSS 23.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa umur panen dan waktu curing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi dan mutu benih mentimun

    Identification of Pests and Diseases on Coconut (Cocos nucifera L.) in Sangihe Island Regency, North Sulawesi Province, Indonesia

    No full text
    As an archipelago regency, the Sangihe Islands has been known for its expanses of coconut plantations, which are one of the local community's primary commodities and sources of income. An inventory of pests and diseases specific to coconut in this area has never been carried out, and this information is needed, especially regarding sustainable coconut management. This study aimed to determine the presence of coconut pests and diseases in Sangihe and to obtain the latest conditions related to pests and disease incidence. The research was carried out through several stages, i.e., interviewing farmers, sampling, and identifying and documenting pests and diseases. The climate condition of Sangihe Island is classified as type A (very wet), with an average rainfall of 248 mm, temperature of 27 C, and humidity of 83% from 2017-2021. This condition is one of the determining factors for the existence of pest attacks and disease-causing pathogen infection on coconut. Pests dominated as disturbing organisms compared to diseases caused by plant pathogens. These pests included grasshoppers, coconut rhinoceros beetles, coconut hispine beetles, coconut mites, and white-tailed mice. Observations of the damage intensity by Sexava coriaceae were conducted in the Tahuna Barat district by selecting three land categories. The most severe damage occurred in field B (mostly planted with Hybrid Coconuts) with a percentage of 39%, while the lowest damage was in field C (mostly planted with Tall Coconuts), at 17%. The major disease detected was a gray leaf spot caused by the fungus Pestalotiopsis palmarum. The highest disease incidence and severity were found in Tabukan Utara district with percentages of 43% and 22% respectively, while the lowest incidence and severity were found in Tahuna Barat district with percentages of 3% and 1%, respectively

    Evaluasi Daya Hasil dan Heritabilitas pada Beberapa Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.)

    No full text
    Produksi tomat dapat ditingkatkan melalui teknik pemuliaan tanaman dengan merancang vaeritas tomat adaptif pada dataran rendah dan melakukan seleksi pada genotipe-genotipe unggul menggunakan parameter genetik heritabilitas. Penelitian bertujuan mengevaluasi produksi dan heritabilitas karakter komponen hasil pada beberapa genotipe tomat. Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau menjadi lokasi percobaan ini mulai September 2022 hingga Februari 2023. Rancangan acak kelompok (RAK) adalah metodologi penelitian yang digunakan. Sebanyak 30 unit percobaan diperoleh dengan mengulang setiap genotipe hingga tiga ulangan. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil bahwa genotipe F7 003008-1-12-10-10-6(1) (SG3), F7 078097D-9-7-2-21-13(1) (SG5), dan F7 097D078-2-2-2-10(19R)-4(3) (SG6) merupakan genotipe-genotipe yang memiliki berat buah per tanaman dan jumlah buah lebih baik dari varietas Ratna dan Intan. Karakter waktu panen pertama, diameter buah, panjang buah, berat buah, jumlah buah, dan berat buah per tanaman adalah karakter dengan heritabilitas tinggi, sedangkan karakter umur muncul bunga adalah karakter dengan heritabilitas sedang

    Pectin Extraction from Kepok Banana Peel (Musa acuminata × balbisiana); Case Study on Procedure of Pre-Treatment Process

    No full text
    The extraction of pectin from banana peels is one way to increase the use value of banana peel waste. The extraction method applied is solid-liquid extraction using an acid solvent. The purpose of this study was to determine the effect of pre-treatment, the type and concentration of solvent as well as the optimum time and substrate concentration, on the resulting yield. This research was conducted experimentally with the OFAT (One Factor at a Time) method. The results showed that the best solvent was 0.5N sulfuric acid with a substrate concentration of 10% for 80 minutes, resulting yield of 10.02%

    Pengaruh Asap Cair Sekam Padi terhadap Jumlah Populasi Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus) sebagai Pemangsa Hama Ulat Grayak pada Tanaman Jagung

    No full text
    Ulat grayak merupakan hama yang menyerang tanaman jagung. Selain itu, dalam tanaman jagung juga terdapat predator yaitu semut hitam. Dalam mengatasi populasi ulat yang banyak dapat menggunakan pengaplikasian asap cair. Kemudian untuk menjaga keseimbangan ekosistem yg ada disana perlu diadakan penelitian tentang predator semut hitam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asap cair sekam padi terhadap populasi semut hitam dan hasil panen. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 6 taraf perlakuan konsentrasi asap cair sekam padi dan diulang sebanyak 3 kali sehingga menghasilkan 18 unit percobaan. Kegiatan di lapang meliputi proses budidaya dan teknik aplikasi asap cair sekam padi dan pestisida sintetik yang berbahan aktif emamektin benzoate. Percobaan disusun dengan 3 variabel yang terdiri dari uji mortalitas dan efikasi insektisida, populasi hama dan predator, dan variabel berat tongkol dan berat pipilan. Hasil pada variabel mortalitas dan efikasi hama menunjukkan bahwa perlakuan P5 (25ml/lt) adalah perlakuan yang efektif karena hasil efikasi insektisida sebesar 73%. Variabel jumlah populasi hama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata untuk populasi hama dimana untuk perlakuan asap cair yaitu 0,48 ekor sedangkan pestisida sintetik yaitu 0,26 ekor. Untuk jumlah populasi predator semut hitam menunjukkan hasil berbeda nyata yaitu 0,62 ekor pada asap cair dan 0,30 ekor untuk pestisida sintetik. kemudian variabel berat tongkol menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan asap cair dan pestisida sintetik yaitu sebesar 182,50 gr dan 203,68 gr, begitu juga dengan variabel berat pipilan yang menunjukkan berbeda nyata antara perlakuan asap cair dan pestisida sintetik yaitu sebesar 109,44 gr dan 143,58 gr

    Pengaruh Biopestisida Fobio dan Agens Hayati Trichoderma sp., terhadap Penyakit Layu Fusarium pada Bawang Merah

    No full text
    Pengendalian penyakit tanaman bawang merah hingga saat ini masih mengandalkan fungisida kimia yang dapat mencemari lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengendalian secara hayati dan ramah lingkungan. Alternatif yang dapat diterapkan adalah menggunakan Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon aplikasi Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. terhadap penyakit layu fusarium pada bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2022 di Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor, yaitu konsentrasi Biopestisida Fobio terdiri dari 3 taraf yaitu petak utama adalah F0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), F1 (Fobio 5 ml/liter), F2 (Fobio 7,5 ml/liter) dan anak petak yaitu konsentrasi Trichoderma sp. terdiri dari 3 taraf yaitu T0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), T1 (Trichoderma sp. 10 ml/liter), T2 (Trichoderma sp. 20 ml/liter) sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Parameter pengamatan meliputi periode inkubasi, kejadian penyakit, berat basah umbi, dan berat kering umbi. Hasil penelitian dari semua kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata. Hasil perlakuan aplikasi Biopestisida Fobio menunjukkan bahwa tanaman bawang merah berbeda nyata terhadap periode inkubasi pada perlakuan F2 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 20 hst. Kejadian penyakit terendah terdapat pada perlakuan F2 pada umur 28 dan 42 hst. Perolehan berat basah paling tinggi diperoleh pada perlakuan F2T0 yaitu 2,128 kg. Perolehan berat kering tertinggi yaitu pada perlakuan F0T2

    Investigation of In Vitro Apocarotenoid Expression in Perianth of Saffron (Crocus sativus L.) Under Different Soil EC

    No full text
    Crocus sativus is a triploid sterile plant with red stigmas belonging to family of Iridaceae, and sub family Crocoideae. Crocin, picrocrocin, and safranal are three major carotenoid derivatives that are responsible for color, taste and specific aroma of Crocus. Saffron flowers are harvested manually and used as spice, dye or medicinal applications. The natural propagation rate of most geophytes including saffron is relatively low. An in vitro multiplication technique like micropropagation has been used for the propagation of saffron. To understand the efficiency of this alternative and study the molecular basis of apocarotenoid biosynthesis/accumulation, the RT-PCR method was performed on perianth explants that were cultured on MS medium to observe the level of expression of zeaxanthin cleavage dioxygenase (CsZCD) gene during stigma development, and also the impact of soil EC on its expression. The present study was conducted at Plant molecular and physiology Lab, Alzahra University, Tehran, Iran during 2011-2013. Stigma-like structures (SLSs) on calli were collected from immature perianth explants from floral buds of corms that were collected from Ghaen city, and compared to (Torbat-e Haidariye, Mardabad and Shahroud cities) for investigating the impact of different soil EC on CsZCD expression. The results indicated that CsZCD gene was highly expressed in fully developed red SLSs in perianth of cultured samples of Shahroud with the highest salinity. In this research, a close relationship between soil EC and second metabolites regulation is studied. Overall, these results will pave the way for understanding the molecular basis of apocarotenoid biosynthesis and other aspects of stigma development in C. sativus

    50

    full texts

    123

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇