251,024 research outputs found
Vanishing Beta Function curves from the Functional Renormalisation Group
In this paper we will discuss the derivation of the so-called vanishing beta
function curves which can be used to explore the fixed point structure of the
theory under consideration. This can be applied to the O() symmetric
theories, essentially, for arbitrary dimensions () and field component
(). We will show the restoration of the Mermin-Wagner theorem for theories
defined in and the presence of the Wilson-Fisher fixed point in
. Interestingly, one needs to make an
excursion to the complex plane to see the triviality of the four-dimensional
O() theories. The large- analysis shows a new fixed point candidate in
dimensions which turns out to define an unbounded fixed point potential
supporting the recent results by R. Percacci and G. P. Vacca in: "Are there
scaling solutions in the O() models for large- in ?" [Phys. Rev. D
90, 107702 (2014)].Comment: 29 pages, 44 figures, uses revtex4-1, some minor improvements,
Appendix is adde
Infrared multiphoton resummation in quantum electrodynamics
Infrared singularities in massless gauge theories are known since the
foundation of quantum field theories. The root of this problem can be tracked
back to the very definition of these long-range interacting theories such as
QED. It can be shown that singularities are caused by the massless degrees of
freedom (i.e. the photons in the case of QED). In the Bloch-Nordsieck model the
absence of the infrared catastrophe can be shown exactly by the complete
summation of the radiative corrections. In this paper we will give the idea of
the derivation of the Bloch-Nordsieck propagator, that describes the infrared
structure of the electron propagation, at zero and finite temperatures. Some
ideas of the possible applications are also mentioned.Comment: 8 pages, 6 figures, uses revtex4-1, submitted to the proceedings of
the PIPAMON 2015 International Worksho
Mekanisme pengurusan hutang dalam pembahagian harta pusaka orang-orang Islam di Malaysia
Pengurusan hutang merupakan tanggungjawab setiap individu untuk melangsaikannya. Namun masyarakat Islam di Malaysia kini memandang ringan mengenai tanggungjawab pengurusan hutang dalam menguruskan harta pusaka sehingga mengakibatkan timbulnya isu harta beku yang semakin meningkat peratusannya setiap tahun. Pengabaian menguruskan penyelesaian hutang dalam harta pusaka boleh berlaku disebabkan beberapa faktor antaranya, kedudukan dan status hutang si mati yang tidak jelas dan faktor daripada sikap tidak prihatin di kalangan ahli waris atau pentadbir yang dilantik menguruskan harta si mati. Salah satu faktor fenomena ini berlaku disebabkan ketidakfahaman pentadbir atau ahli waris terhadap prosedur di agensi pengurusan harta pusaka termasuk hal mekanisme untuk menyelesaikan hutang peninggalan si mati. Justeru itu, kajian ini bertujuan mengenal pasti prosedur pengurusan hutang si mati dalam pembahagian harta pusaka. Oleh itu, pengumpulan data dengan penggunaan kaedah kualitatif melalui kaedah temu bual dan analisis dokumen daripada fail kes digunakan di dalam kajian ini. Hasil kajian mendapati agensi pengurusan harta mempunyai bidang kuasa tertentu dalam menguruskan hutang peninggalan si mati bergantung kepada jenis dan kedudukan status harta dan hutang. Selain itu, didapati pengurusan hutang peninggalan si mati didapati lebih kompeten dikendalikan oleh Unit Pembahagian Pusaka Kecil (UPPK) manakala Amanah Raya Berhad pula lebih memainkan peranan sebagai Pentadbir harta pusaka si mati manakala Mahkamah Syariah pula lebih kompeten dalam urusan pengesahan ahli waris melalui perintah serta penentuan kadar bahagian ahli waris masing-masing termasuk Baitulmal. Beberapa cadangan turut dikemukakan di dalam kajian ini bagi meningkatkan pengetahuan umat Islam terhadap permasalahan hutang dalam harta pusaka dan meningkatkan perkhidmatan agensi-agensi yang berkenaan di Malaysia
Spectral function of the Bloch-Nordsieck model at finite temperature
In this paper we determine the exact fermionic spectral function of the
Bloch-Nordsieck model at finite temperature. Analytic results are presented for
some special parameters, for other values we have numerical results. The
spectral function is finite and normalizable for any nonzero temperature
values. The real time dependence of the retarded Green's function is power-like
for small times and exhibits exponential damping for large times. Treating the
temperature as an infrared regulator, we can also give a safe interpretation of
the zero temperature result.Comment: 16 pages, 9 figures, revtex4-
Validating the 2PI resummation: the Bloch-Nordsieck example
In this work we provide a numerical method to obtain the Bloch-Nordsieck
spectral function at finite temperature in the framework of the 2PI
approximation. We find that the 2PI results nicely agree with the exact one,
provided we perform a coupling constant matching. In the paper we present the
resulting finite temperature running of the 2PI coupling constant. This result
may apply for the finite temperature behavior of the coupling constant in QED,
too.Comment: 14 pages, 14 figures, uses revtex4-
Water for small-scale biogas digesters in sub-Saharan Africa
Acknowledgements This work was part-funded by the UK Natural Environment Research Council funded ESPA project, NE/K010441/1 âALTER â Alternative Carbon Investments in Ecosystems for Poverty Alleviationâ. We are also grateful to the AUC for funding part of this work under the Afri-Flame project on âAdapta- tion of small-scale biogas digesters for use in rural households in sub-Saharan AfricaPeer reviewedPublisher PD
KETIDAKPASTIAN WAKTU EKSEKUSI PIDANA MATI DIHUBUNGKAN DENGAN HAK ASASI MANUSIA
Ketidakpastian waktu eksekusi pidana mati sangat berkaitan sekali dengan hak asasi manusia. Dimana proses menunggu untuk dieksekusi pidana mati sendiri sangat menyakitkan bagi terpidana dan menimbulkan fenomena masa tunggu eksekusi pidana mati. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui alasan diperlukannya kepastian waktu eksekusi pidana mati, ketidakpastian waktu eksekusi pidana mati dalam perspektif hak asasi manusia dan upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesifikasi penelitian secara deskritif analitis, metode pendekatan secara yuridis normatif. Tahap penelitian yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Teknik pengumpul data yaitu studi dokumen dengan menelaah data sekunder meliputi bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Penelitian lapangan dengan melakukan wawancara, alat pengumpul data yang digunakan yaitu data kepustakaan dan data lapangan serta analisis data secara yuridis normatif.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam ketidakpastian waktu eksekusi pidana mati terdapat permasalahan hukum yang serius yang erat kaitannya dengan hak asasi manusia. Bahwa pidana mati berkaitan dengan aspek keseimbangan antara pelaku, korban dan masyarakat, keuangan negara, fungsi lembaga permasyarakatan maupun kondisi terpidana mati itu sendiri. Dimana dalam ketidakpastian waktu eksekusi pidana mati menimbulkan pelanggaran HAM terhadap kepastian hukum, fenomena masa tunggu eksekusi pidana mati dan perbedaan masa tunggu eksekusi pidana mati. Beberapa solusi yang dapat dilakukan yakni mengupayakan eksekusi dengan cepat dan melakukan uji materi terhadap waktu tunggu eksekusi pidana mati serta moratorium pidana mati.
Kata Kunci : Ketidakpastian, Pidana Mati, Hak Asasi Manusia
Green water re-capitalization for optimizing agricultural productivity in Eastern and Southern Africa
Irrigated farmingWater policy
- âŠ