68 research outputs found
Recommended from our members
EPIGENETIC REGULATION OF GENOMIC IMPRINTING DURING EARLY MAMMALIAN EMBRYONIC DEVELOPMENT
Mammalian development involves remarkable changes, starting from a single-cell, totipotent zygote and ending with a developed organism comprised of diverse cells types with distinct morphologies, structures, and functions. Within three days of murine development, the two parental genomes merge into a single nucleus, begin zygotic gene expression, undergo epigenetic remodeling, and make the first lineage decisions. Diversity in cell-types is possible even though cells share the same genome. This diversity is achieved by the tight regulation of differential transcriptional programs. There are many ways these transcriptional programs can be initiated. Epigenetic alterations to the genome can drive transcriptional changes.
Epigenetic changes can influence expression for any gene across the whole genome; however, one epigenetic phenomenon that only affects a small subset of loci is genomic imprinting. Defined as mono-allelic gene expression in a parent-of-origin manner, imprinting is interesting because 1) epigenetic marks at imprinted sites differ between the two parental haploid genomes, 2) the epigenetic marks persist past fertilization, following the merger of the two parental genomes, 3) imprinted epigenetic marks escape epigenetic reprogramming during development, and 4) when misregulated, can lead to disease states.
At the most basic level, imprinting makes an excellent system for studying epigenetic phenomenon in general; having both an active and repressed allele in the same nuclear environment allows for examination of the epigenetic requirement to maintain those states. Studying imprinting has highlighted the role DNA methylation can play in regulating genes in cis, how long non-coding RNAs function in the genome, and how long-range, chromatin looping can regulate expression. Imprinting is also medically relevant; there are multiple human disorders linked to aberrant imprinted expression. Additionally, imprinting can be used as an epigenetic readout to improve reprogramming techniques including induced pluripotent stem cell (iPCs) and somatic cell nuclear transfer (SCNT), as well as assessing the quality of embryos created by artificial reproductive technology (ART).
The goal of this thesis is to characterize imprinted expression during early embryonic development. Here, I will define a novel spectrum of imprinted expression and epigenetic dynamics, which should inform both basic biology and applied technologies
Folklore Saka Mese Nusa sebagai Basis Teologi Lokal dalam Relasi Komunitas Kristen dan Non-Kristen di Seram Bagian Barat
Abstract. This article aimed to read local theological folklore for a society. Folklore is arranged to reconcile differences, especially religion, in a pluralistic society. The method used in this study is a qualitative method by conducting empirical research on the appreciation of folklore saka mene nusa of the West Seram community. The result was that when folklore is appreciated and used as material for local theology, it will result in a moral transformation that reaches non-Christian communities. That means theology does not only build relationships with God, but also solidarity with others.Abstrak. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengusulkan folklore sebagai teologi lokal bagi suatu masyarakat. Folklore diyakini dapat mendamaikan perbedaan, khususnya agama, dalam masyarakat yang majemuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan penelitian empiris terhadap penghayatan folklore saka mene nusa masyarakat Seram Bagian Barat. Hasilnya adalah ketika folklore tersebut dihargai dan dijadikan bahan baku teologi lokal, maka hal itu akan menghasilkan transformasi moral yang menjangkau juga komunitas di non-Kristen. Itu artinya teologi tidak hanya membangun relasi kepada Tuhan, namun juga solider dengan sesama
Pendekatan Model Pembelajaran Flipped Classroom Dengan Media Video Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Stoikiometri Di SMA Negeri 3 Manado
The purpose of this study was to improve student learning outcomes on stoichiometric material by using the flipped classroom learning model with interactive video media at SMA Negeri 3 Manado. This research is a quantitative research using a quasi-experimental design, a study that uses two groups, there is an experimental group and a control group to determine the significant difference between the two groups after treatment. Prior to the treatment, the students were given a pretest (pretest) and after the treatment, the students were given a final test (posttest). The population in this study were all class X IPA SMA Negeri 3 Manado and the sample consisted of 2 classes, namely class X IPA 1 as the experimental class and class X IPA 5 as the control class, each totaling 27 people. The data collection technique used in this research is using tests, tests in this case pretest and posttest. Based on the research data, the results of the t-test analysis at the real level (α) = 0.05 were obtained: tcount = 4.87 and ttable = 2.0066, with the experimental class N-Gain test of 0.65 and the control class 0.36. So it can be concluded that there are differences in student learning outcomes using the flipped classroom learning model with interactive video media on stoichiometric material at SMA Negeri 3 Manado.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi stoikiometri dengan menggunakan model pembelajaran flipped classroom dengan media video interaktif di SMA Negeri 3 Manado. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain eksperimen semu, penelitian yang menggunakan dua kelompok, ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut setelah perlakuan. Sebelum dilakukan perlakuan siswa diberikan tes awal (pretest) dan setelah dilakukan perlakuan siswa diberikan tes akhir (posttest). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas X IPA SMA Negeri 3 Manado dan sampel terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 5 sebagai kelas kontrol, masing-masing berjumlah 27 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes, Tes dalam hal ini pretest dan posttest. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh hasil analisis uji-t pada taraf nyata (α) = 0.05 didapat: thitung = 4.87 dan ttabel = 2.0066, dengan uji N-Gain kelas eksperimen sebesar 0.65 dan kelas kontrol 0.36. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran flliped classroom dengan media video interaktif pada materi stoikiometri di SMA Negeri 3 Manado
KEKUATAN HUKUM SERTIFIKAT TANAH SEBAGAI BUKTI KEPEMILIKAN BERDASARKAN PP NOMOR 18 TAHUN 2021
Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui bagaimana pengaturan sertifikat tanah sebagai bukti kepemilikan berdasarkan PP No 18 Tahun 2021 dan bagaimana kekuatan hukum sertifikat tanah sebagai bukti kepemilikan berdasarkan PP No 18 Tahun 2021. Dengan metode penelitian hukum normatif, dengan kesimpulan: 1. Penyelenggaraan dan pelaksanaan pendaftaran tanah dapat dilakukan secara elektronik, seperti yang tercantum dalam PP 18 Tahun 2021 yang merupakan pembaruan dari PP No. 24 Tahun 1997. Pengaturan Penerapan pendaftaran tanah elektronik dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan system elektronik yang dibangun oleh kementerian BPN (Badan Pertanahan Nasional). Hasil pendaftaran tanah elektronik itu berupa data, informasi elektronik, dan dokumen elektronik yang mana hasil cetaknya dapat dijadikan alat bukti hukum yang sah. 2. Sertiifikat tanah elektronik memiliki kedudukan sebagai bukti yang kuat dalam hukum pendaftaran tanah di Indonesia, prosedur pendaftaran tanah untuk mendapatkan sertifikat elektronik haruslah mengacu pada Peraturan Menteri ATR/BPN
PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUGAMPING DENGAN METODE CROSS SECTION DI DUSUN BASTAWAL DISTRIK SKANTO KABUPATEN KEEROM
Kabupaten Keerom merupakan salah daerah yang memiliki potensi sumberdaya mineral Batugamping yang cukup potensial, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa pelaku usaha penambangan yang sedang melakukan kegiatan penambangan didaerah tersebut. Berdasarkan peta geologi lembar Jayapura (Lembar Taritatu) sebaran potensi batugamping cukup merata disebagaian wilayah Kabupaten Keerom. Sebaran Potensi Batugamping di Kabupaten Keerom tersebar diwilayah Arso 1, Arso 4, Arso 10, Arso 13 sampai ke arah Senggi. Berdasarkan hasil survey awal, kegiatan penambangan di Kabupaten Keerom belum dikelolah dengan baik, karena beberapa lokasi penambangan sudah melakukan aktifitas kegiatan penambangan namun belum memiliki legalitas yaitu surat izin penambangan (SIP). Potensi keterdapatan Batugamping ini merupakan peluang investasi yang baik apabila dikembangkan menjadi sebuah tambang rakyat yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan pemetaan geologi dan juga perhitungan nilai sumberdayanya, dalam hal ini menyangkut kuantitas atau jumlah volume sumberdaya batugamping untuk dapat memberikan informasi sebagai database mineral bagi masyarakat sebagai pemilik lahan dan juga sangat bermanfaat untuk pemerintah Kabupaten Keerom dan pemanfaatan batugamping bisa digunakan sebagai bahan dasar timbunan jalan raya, bahan bangunan serta salah satu bahan campuran dalam pembuatan semen Portland dan juga sebagai bahan penetraan air asam tambang.Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah volume batugamping yang nantinya dapat digunakan sebagai informasi data base pada saat kegiatan penambangan. Penelitian itu juga memanfaatkan aplikasi Surfer 11 untuk pembuatan peta topografi dan untuk menghitung jumlah volume Batugamping. Adapun metode penelitian yang akan dilakukan adalah Metode Cross Section yang merupakan metode khusus untuk jenis mineral batuan. Berdasarkan hasil perhitungan nilai sumberdaya batugamping pada Dusun Bastawal Distrik Skanto Kabupaten Keerom adalah sebesar 753.719, 70 m³. Dengan adanya informasi nilai sumberdaya batugamping di Dusun Bastawal maka pihak investior dalam hal pihak perusahaan dapat melakukan kegiatan penambangan dengan bekerja sama dengan pemilik hak ulayat daerah Arso 4 dan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi untuk pemilik hak ulayat jika dikelolah dengan baik. Kata Kunci : Sumberdaya, Batugamping, Cross Section, Surfer 11, Perhitungan
Uji organoleptik produk obat kumur minyak atsiri buah kapulaga
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis uji organoleptik produk obat kumur minyak atsiri buah kapulaga pada pasien di Halitosis Care Center RS Siti Hajar Medan. Jenis penelitian adalah survei dengan desain cross sectional denganxpopulasi pasien halitosis yang berobat di Halitosis Care Center RS Siti Hajar Medan. Besar sampel dihitung menggunakan rumus estimasi proporsi dan diperoleh sampel sebanyak 35 orang. Pengujian organoleptik dengan cara menyebarkan kuesioner kepada sampel melalui Google form dengan memberikan penilaian terhadap produk obat kumur minyak atsiri buah kapulaga ditinjau dari rasa, aroma, warna, dan bentuk. Data dianalsiis secara deksriptif. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden menyebutkan bahwa rasa dari obat kumur adalah enak (40%), dan segar (51,4%), sangat beraroma (51,4%) dengan aroma yang wangi dan segar (45,7%), warna yang sangat menarik (45,7%), dan bentuk dari produk membuat responden sangat tertarik untuk dibeli (54,3%). Produk obat kumur minyak atsiri buah kapulaga telah memiliki kualitas yang sangat baik
Akselerasi Reforma Agraria melalui Koordinasi Fungsi antara Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Diterbitkannya Permenko No. 73 Tahun 2017 Tentang Tim Reforma Agraria merupakan implikasi dari banyaknya kementerian yang terlibat dalam program reforma agraria. Kondisi ini linier dengan permasalahan kelembagaan yang terjadi, yaitu egosektoral diantara masing-masing kementerian yang terlibat. Indikasinya adalah stagnasi pencapaian serta tumpang-tindih regulasi yang mengatur perihal agraria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana koordinasi yang dijalankan setelah adanya Permenko No. 73 Tahun 2017, serta faktor lain yang menjadi penghambat dalam proses koordinasi dilaksanakan. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini mendapati hasil bahwa, berdasarkan teori, koordinasi yang dilakukan masih belum efektif, seperti komunikasi yang dilakukan tidak intensif, previlage lembaga yang membuat adanya sekat pembatas dengan lembaga lainnya, serta konsep dan operasionalisasi program yang dijalankan jauh dari urgensi utama reforma agraria. Faktor lain yang mendukung permasalahan kelembagaan adalah soal transparansi data dan paradigma otonomi daerah yang mensyaratkan partisipasi aktif dari pemerintah daerah. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa masih banyak permasalahan kelembagaan, khususnya koordinasi yang harus dilakukan mengingat keterlibatan multi-lembaga dalam urusan agraria, karena bagaimanapun perihal koordinasi menjadi produsen salah satu penyebab stagnasi dalam pencapaian program reforma agraria.
Kata Kunci: Koordinasi, Reforma Agraria, Permenko No. 73 Tahun 201
INVENTARISASI POTENSI MINERAL BATUAN SEBAGAI BAHAN GALIAN UNGGULAN DI KOTA JAYAPURA PROVINSI PAPUA
ABSTRAK Kota Jayapura salah satu wilayah di Provinsi Papua yang memiliki sebaran mineral batuan cukup potensial. Sebaran potensi sumberdaya mineral batuan antara lain batugamping, batuan beku ultra basa, batu lempung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat peta potensi sebaran mineral batuan dengan menggunakan software ArcGIS 10.3. Kebutuhan akan mineral batuan khususnya batugamping sangat meningkat, hal ini dikarenakan proses pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan pembangunan rumah toko (ruko). Menurut data salah satu perusahaan tambang peningkatan produksi batugamping secara nominal pemakaian batugamping adalah 43.200 m3dengan harga jual adalah sebesar Rp. 400.000/ret yang dimanfaatkan oleh beberapa kontraktor pembangunan jalan. Dari seluruh potensi mineral batuan yang ada di Kota Jayapura, batugamping dan batuan beku ultrabasa berpeluang untuk diusahakan sebagai mineral unggulan. Kata Kunci : Inventarisasi, Potensi, Galian Unggulan, Batuan, ArcGIS 10.3. ABSTRACT Jayapura City is one of the regions in Papua Province which has quite a potential distribution of rock minerals. These mineral resources include limestone, ultra base igneous rock, and clay stone. The purpose of this study was to map out the distribution of these mineral rocks using the ArcGIS 10.3 software. The need for limestone greatly increases. This is due to the process of infrastructure development such as roads, bridges and the construction of stores. According to data from a mining company, limestone production reaches 43,200 m3 with a selling price of Rp. 400,000 / truck purchased by several construction contractors. Of all the potential rock minerals in Jayapura, limestone and ultramafic igneous rocks have the opportunity to be cultivated as superior minerals. Keywords: Inventory, Potential, superior mined minerals, Rock, ArcGIS 10.3
PENGARUH HARGA GABAH KERING GILING, PRODUKSI GABAH KERING GILING DAN INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2018-2021
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Harga Gabah Kering Giling,
Produksi Gabah Kering Giling dan IHK terhadap tingkat Nilai Tukar Petani di Provinsi DIY
pada tahun 2018-2021. Penelitian ini menggunakan data time series yang terdiri dari data
bulanan, selama 48 bulan di Provinsi DIY, dari tahun 2018-2021. Penelitian ini menggunakan
variabel Harga Gabah Kering Giling, Produksi Gabah Kering Giling, Indeks Harga Konsumen
dan Nilai Tukar Petani. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Harga Gabah
Kering Giling memiliki pengaruh signifikan jangka pendek dan jangka panjang terhadap NTP
di Provinsi DIY. Variabel Produksi Gabah Kering Giling tidak berpengaruh pada NTP.
Sedangkan variabel IHK mempunyai pengaruh signifikan terhadap NTP pada jangka panjang.
Berdasarkan pada nilai koefisien determinasi, dalam jangka pendek, penelitian ini
menunjukkan bahwa semua variabel independen menjelaskan variabel dependen sebesar
10,03%, dan sisanya, sebesar 89,97% dipengaruhi oleh variabel diluar model. Sedangkan
dalam jangka panjang, semua variabel independen menjelaskan variabel dependen sebesar
49,74%, dan sisanya, sebesar 50,26% dipengaruhi oleh variabel diluar model
- …