116 research outputs found

    Studi Korelasi: Perilaku Penyimpanan dan Penyajian Makanan dengan Kejadian Diare pada Balita

    Get PDF
    According to the World Health Organization (WHO) diarrheal disease is the second cause of death in children under five years old and is a potential endemic disease of Extraordinary Events (KLB) which is often accompanied by death in Indonesia. Food can be one of the causes of food poisoning and can be an intermediary in the transmission of diseases including diarrheal diseases. The purpose of this study was to determine the relationship between food storage and presentation behavior with the incidence of diarrhea in toddlers. This study is a correlation study with a cross sectional approach. The variables i.e. storage and presentation of food and incidence of diarrhea were measured using questionnaires. Food storage and presentation includes washing cutlery, selecting foodstuffs, how to cook food and drinking water and how to store food. The population in this study was mothers of toddlers. The respondents of the study as many as 156 toddlers were taken by purposive sampling technique. Data analysis was carried out with chi square test. Research Results: Based on the results of the study, the characteristics of respondents were 77 respondents (49.4%) male and 79 respondents (50.6%) female, 56 (38.9%) aged 12-23 months, 52 (33.3%) aged 24-35 months, 48 (30.8) aged 36-53 months. There is a significant relationship between food storage and serving with the incidence of diarrhea with a meaning value of p = 0.005. It is expected that mothers can pay attention to the storage and presentation of food to prevent an increase in the incidence of diarrhea.   ABSTRAK                 Menurut World Health Organization (WHO) penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah lima tahun dan merupakan penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian di Indonesia. Makanan bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya keracunan makanan dan dapat menjadi perantara dalam penularan penyakit termasuk penyakit diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku penyimpanan dan penyajian makanan dengan kejadian diare pada balita. Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel yaitu penyimpanan dan penyajian makanan dan kejadian diare diukur dengan menggunakan kuesioner. Penyimpanan dan penyajian makanan meliputi pencucian alat makan, pemilihan bahan makanan, cara memasak makanan dan air minum serta cara penyimpanan makanan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu balita. Responden penelitian sebanyak 156 balita diambil dengan teknik sampling purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan  karakteristik responden sebanyak 77 responden (49,4 %) berjenis kelamin laki laki dan 79 responden (50,6 %) berjenis kelamin perempuan, usia responden 12-23 bulan sebanyak 56 (38,9%), usia 24-35 bulan sebanyak 52 (33,3%), usia 36-53 bulan sebanyak 48 (30,8). Ada hubungan yang bermakna antara penyimpanan dan penyajian makanan dengan kejadian diare dengan nilai kemaknaan p=0,005. Diharapkan ibu dapat memperhatikan penyimpanan dan penyajian makanan untuk mencegah terjadinya peningkatan kejadian diare

    Analisis Semiotika pada Desain Bangunan Microlibrary Warak Kayu Semarang terhadap Kenyamanan Pemustaka

    Get PDF
    Sebuah bangunan yang unik akan menarik perhatian publik, apalagi ketika bangunan tersebut didesain agar pengunjung merasa nyaman. Oleh karena hal tersebut, peneliti membahas tentang “Analisis Semiotika pada Desain Bangunan Microlibrary Warak Kayu Semarang terhadap Kenyamanan Pemustaka”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan representasi makna desain bangunan Microlibrary Warak Kayu Semarang dan kaitannya dengan kenyamanan pemustaka. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan semiotika teori Roland Barthes. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan dan wawancara untuk selanjutnya dianalisis sesuai peta tiga tanda Roland Barthes yaitu tanda denotatif, tanda konotatif, dan tanda mitos. Microlibrary dianalisis berdasarkan unsur pembangunnya dan tata ruangnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna desain Microlibrary Warak Kayu Semarang dilihat dari tanda denotatif yaitu bangunan didesain dengan menunjukkan keunikan dan ciri khas Microlibrary Warak Kayu dengan menggunakan kayu sebagai material utama pembangun bangunan dan nama Warak Kayu yang menjadi ikon Kota Semarang. Tanda konotatif menunjukkan penggunaan bahan kayu dipilih dan diposisikan di tempat yang sesuai agar menjaga keawetan bangunan supaya bertahan lama. Tanda mitos yang terkandung yaitu dengan memperhatikan keawetan dan ketahanan bangunan serta penempatan setiap bagian bangunan dapat memberikan kenyamanan bagi pemustaka baik yang datang untuk membaca buku, mengerjakan tugas, maupun bersantai

    Studi Deskriptif Kebersihan Diri Sebelum Tidur (Sleep Hygiene) pada Remaja di Ungaran

    Get PDF
    Sleep quality includes quantitative aspects of sleep, such as sleep duration, sleep latency and subjective aspects of sleep. Somebody who encounters it will influence sleep quality. Personal hygine before sleeping (sleep hygiene) is a tendency that can affect sleep quality including sleep habits such as sleep schedule in a day, physical activity. The use of alcohol, nicotine and caffeine can affect sleep quality. This study aims to described Personal hygine before sleeping (sleep hygiene) in adolescent. This study used a descriptive design with a cross sectional approach. The adolescent population used was all adolescents aged 12-19 years as many as 596 people. The sampling technique used a proportionate random sampling with total sample of 240 people. For data collection tool using a questionnaire. The data analysis used is univariate analized. The results showed that the majority of adolescent had poor personal hygine before sleeping (sleep hygiene), as many 88 (36,7%) and good as many 28 (11,7%). It is expected that adolescents can improve sleep hygiene such as avoiding things that can keep them awake and not using the bed for activities other than sleeping.   ABSTRAK                 Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif dari tidur. Seseorang yang mengalami masalah tidur akan mempengaruhi kualitas tidurnya. Kebersihan diri seseorang sebelum tidur atau sleep hygiene merupakan  kecenderungan  yang  dapat  mempengaruhi  kualitas tidur meliputi kebiasaan tidur seperti jadwal tidur dalam sehari, aktivitas fisik, penggunaan alkohol, nikotin dan kafein dapat memengaruhi kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Kebersihan diri seseorang sebelum tidur atau sleep hygiene pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan remaja berusia 12-19 tahun sebanyak 596 orang. Teknik sampling menggunakan proportionate random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 240. Alat pengumpulan data berupa kuesioner. Analisis  data univariat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas remaja memiliki  kebersihan diri sebelum tidur (sleep hygiene) buruk sebanyak 88 (36,7%) sedangkan yang baik hanya 28 (11,7%). Diharapkan remaja dapat meningkatkan kebersihan diri sebelum tidur (sleep hygiene ) seperti menghindari hal-hal yang dapat membuat terjaga serta tidak menggunakan tempat tidur untuk kegiatan selain tidur

    Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Di Puskesmas Kedu Kabupaten Temanggung

    Get PDF
    Introduction: Hypertension is still a contributor to the highest cause of death due to non communicable disease. Many factors cause hypertension to be recognized and controlled. The purpose of this research is to know the relationship between physical activity and incidence of hypertension. Method: This research is a correlational descriptive study with a cross sectional approach. The population in this study is an adult age patient who visits Puskesmas Kedu in Kabupaten Temanggung. Samples amounting to 80 respondents were taken with sampling techniques accidental sampling. To determine the incidence of hypertension used data medical record of medical diagnosis while to measure the physical activity used International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Data analysis is conducted using Chi Square test (α 0.05). Result: Results showed that there is a relationship between physical activity with the incidence of hypertension in the Puskesmas Kedu Kabupaten Temanggung (p value = 0.001). Conclusion: The conclusion on this study is at the age of adulthood with a small physical activity is more at risk of experiencing hypertension than those with heavy physical activity. Pendahuluan: Hipertensi masih merupakan penyumbang penyebab tertinggi kematian akibat penyakit tidak menular. Banyak sekali faktor penyebab hipertensi yang harus dikenali dan dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien usia dewasa yang berkunjung di Puskesmas Kedu Kabupaten Temanggung. Sampel berjumlah 80 responden diambil dengan teknik sampling accidental sampling. Untuk menentukan kejadian hipertensi digunakan data medical record dari diagnosa medis sedangkan untuk mengukur aktifitas fisik digunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square (α 0,05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kedu Kabupaten Temanggung (p value =0,001). Kesimpulan: Kesimpulan pada penelitian ini adalah pada usia dewasa dengan aktifitas fisik yang ringan lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan yang mempunyai aktifitas fisik yang berat

    Implementasi Gerakan Respon Diare pada Balita di Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir

    Get PDF
    The cause of diarrhea in infants and children is different from adults. In children, it is usually caused by a virus, whereas in adults it is caused by bacteria. Diarrhea in adults can be triggered by several factors, for example due to wrong eating, impaired digestion of food, the influence of drugs and due to psychiatric conditions whereas in infants can be infected if, swallowing these germs when passing through the birth canal is affected by germs or when touched by a hand germic. Children are also easily infected by germs because they often put their dirty hands and toys into their mouths. This research is a quantitative study in which the dependent variable data collection is done once at a time. The population in this study were all mothers of children under five in Talang Cempedak Village, Jejawi District, Ogan Komering Ilir Regency in 2019. The sample in this study were all toddler mothers in Talang Cempedak Village, Jejawi District, Ogan Komering Ilir Regency in 2019 by 18 people using total sampling technique. The results of this study from 18 respondents showed that 10 respondents amounted to 55.6% poor mother of toddler knowledge, as well as the behavior of 9 mothers of toddlers 50.0% bad and 50.0% good, and environmental sanitation in Talang Cempedak Village as many as 55.6 bad%. The  action in order to increase the movement to prevent diarrhea response in infants, such as counseling about diarrhea by health workers is needed so that the incidence of diarrhea can be prevented. Keywords: Diarrhea, Ogan Komering Ilir, Jejari, Counselin

    ANALISIS PERBANDINGAN KETEBALAN PERKERASAN LENTUR ANTARA DESAIN RENCANA DENGAN PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE MDP 2017 DAN METODE BINA MARGA PT T-01-2002-B. (STUDI KASUS: RUAS JALAN GUBERNUR SYARKAWI (STA 24+500 SD. STA 27+000).

    Get PDF
    Penelitian dilakukan pada Jalan Gubernur Syarkawie (Sp. Handil Bakti (Sp. Serapat)-Km. (By Pass Banjarmasin)) tepatnya pada STA 24+500 sd. STA 27+000 yang terletak di dekat bundaran Liang Anggang KM. 17. Panjang jalan yang direncanakan adalah 2500 m. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbandingan ketebalan perkerasan lentur antara desain rencana dengan perencanaan menggunakan Metode MDP 2017 dan Metode Bina Marga Pt T-01-2002-B. Dari hasil analisis didapatkan bahwa Metode MDP 2017 menggunakan lapis perkerasan AC–WC, AC–BC, AC-Base dan Lapis Penopang (Base course, sedangkan metode Bina Marga Pt T 01-2002-B menggunakan lapis perkerasan AC–WC, AC–BC dan AC-Base tanpa Lapis Penopang (Base course). Kedua metode tersebut menggunakan Lapis Pondasi Atas berupa Lapis Pondasi Agregat Kelas A. Perbedaan signifikan terletak pada lapis pondasi dasar sebagai perbaikan tanah bawah. Metode MDP 2017 serta Gambar Rencana menggunakan lapis penopang dengan memakai lapisan geotextile, sebaliknya metode Pt T 01- 2002- B menggunakan Lapis Pondasi Agregat Kelas B

    Analysis of Factors Related to Compliance with the Use of Personal Protective Equipment (PPE) in Clinical Laborator Hospital Dr. Ibnu Sutowo Baturaja

    Full text link
    Background: Laboratory of dr. Ibnu Sutowo Baturaja local Hospital was a hospital that has a risk of considerable danger injured at work in his laboratory personnel. Compliance Use of Personal Protective Equipment (PPE) in the laboratory is important to always be applied by the laboratory staff. This study was conducted to analyze the factors associated with compliance with the use of Personal Protective Equipment (PPE) in the laboratory personnel. Method: The study design was observational and the type of research is a qualitative research. The informants as many as six people, and the data retrieved by conducting in-depth interviews, examine documents and compare with the results of observation. Analysis of the data using the data triagulasi, including triangulation of sources, methods, and data. Results: The use of Personal Protective Equipment (PPE) is already used by officials, but the use of PPE is less than the maximum. Laboratory workers have the motivation, knowledge, perception is quite good, but in practice they only laboratory workers do not use PPE properly complete. Regulation, supervision and Standard Operational Procedures (SOP) had been applied but not maximized. Conclusion: It can be concluded that the compliance of the use of Personal Protective Equipment (PPE) in the laboratory staff has been good, but less than the maximum we recommend the use of other types of PPE such as headgear and laboratory shoes use as well

    ANALISIS PELAKSANAAN GOOD COOPERATIVE GOVERNANCE MELALUI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM XYZ KUDUS

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Good Cooperative Governance melalui sistem pengendalian internal pada Koperasi XZY yang ada di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan penentuan sample menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi XZY telah melaksanakan Good Cooperative Governance melalui sistem pengendalian internal dengan baik. Sistem pengendalian internal yang ada di Koperasi XYZ telah dijalankan sesuai dengan tujuan koperas

    PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETERNAK AYAM

    Get PDF
    Peternak ayam memiliki risiko terkena penyakit zoonosis yang ditularkan oleh hewan ternak. Salah satu upaya pencegahannya yaitu dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan, sepatu safety, dan baju pelindung saat kontak langsung dengan unggas. Namun, saat ini perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masih terbilang cukup rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada peternak ayam dengan melihat pengaruh ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD). Desain penelitian adalah cross sectional, dengan sampel penelitian sebanyak 90 peternak ayam di peternakan kawasan X, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51,1% peternak ayam yang memiliki perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang baik. Hasil uji bivariate menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh pemilik usaha/peternakan terhadap perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada peternak (P-value= 0,667), dengan 52,9% peternak ayam yang memiliki perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) namun Alat Pelindung Diri (APD) tidak disediakan oleh pemiliki usaha/peternakan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran peternak ayam terhadap pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sudah baik meskipun tempat mereka bekerja belum menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mereka. Untuk itu, perlu adanya bantuan dari pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut, seperti memberikan sanksi tegas bagi peternakan yang tidak memberikan perlindungan pada pekerja, memberikan bantuan dalam menyediakan Alat Pelindung Diri (APD), dan semakin giat mensosialisasikan terkait penyakit zoonosis, baik media cetak maupun media massa

    Analisis Kinerja Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang (Studi Kasus pada Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan)

    Full text link
    The success a government can be seen from quality of public service received by society. The level of public service depend on performance of birocracy as public service administrator. Integrated Licensing Service Agency is a public organization providing one stop service. The purpose this study is to perceive performance Semarang of Integrated Licensing Service Agency performance and to know supporting and restricting factor focused on Licensing Public Welfare and Environment department. Evaluation this study based five dimension including productivity, service quality orientation, responsiveness, responsibility and accountability, while supporting and inhibiting factors seen from human resources, infrastructure, management information system and work culture. This research approach is qualitative descriptive labels using informant from Semarang of Integrated Licensing Service Agency and public service users. The study result of Licensing Public Welfare and Environment showed its performance is not optimal, because researcher found problems in productivity, service quality orientation, responsiveness and responsibility. Researcher also found that limited human resources, infrastructure and work culture are the restricting factor of public service implementation. According this study, researcher reccomend some suggestions can be done by Semarang of Integrated Licensing Service Agency to incease their performance, creating coordination and good cooperation with technical team, setting public service survey as standard performance assesment, increasing socialization and sensitivity in socienty need and making sistematic procedure of licensing requirement. As for the review of the restricting factors need to improve the quality and quantity of human resources, improve infrastructure and determine target the completion of licensing per day
    corecore