Poltekkes Kemenkes Kupang Online Journal
Not a member yet
    664 research outputs found

    The Impact of Oxytocin Massage and Banana Flower Consumption (Musa balbisiana colla) on the Prolactin Level in Breastfeeding Mothers

    Get PDF
    Since a long time ago, banana flowers have been believed they increase the production of breast milk. Thus, many people consume them as vegetables for breastfeeding mothers. This research aims to examine the impact of oxytocin massage and banana flower consumption on prolactin levels in breastfeeding mothers. The method used a true experiment control group design in which samples were divided into 3 groups; group 1 was treated with oxytocin massage, group 2 was treated with banana flower consumption, and group 3 was given intervention with oxytocin massage and banana flower consumption. The massage was conducted every day with durations of 5-10 minutes. The banana flower vegetable was served as much as 150 grams daily. The first blood sampling was done pre-intervention on the third day of postpartum. The second blood sampling was done after intervention on the tenth day of postpartum. The checkup of prolactin level was through a method of Chemiluminescent Microparticle Immunoassay (CMIA). To analyze the data, this research utilized a T-test exam. The result is the average difference in prolactin levels in pre-and-post intervention in group 1 was -61,75 ng/mL. Although decreasing prolactin levels occurred, yet there was no significant interval between pretest and posttest.  The difference in prolactin levels in pre-and-post intervention in group 2 was 103,61 ng/mL. The prolactin level increased but not significantly. In group 3, the difference levels were about 110,22 ng/mL. In this group, a significant prolactin level increase had occurred. The conclusion is the combination treatment of banana flower and oxytocin massage evolved the level of prolactin level in nursing mothers. Research related to strengthening the recommendation of traditional galactagogues consumption to breastfeeding mothers

    Analisis Kepuasan Pasien Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan di Puskemas Paleleh Kabupaten Buol: Analysis of Patient Satisfaction Based on Education and Employment at Puskesmas Paleleh, Kabupaten Buol

    Get PDF
    Kepuasan pasien adalah suatu hal yang hasilnya sangat bervariasi, dikarenakan terkait dengan harapan/persepsi masing-masing dari personal. Tingkat kepuasan sendiri akan masuk kategori terpenuhi jika pelayanan yang diberikan sudah sesuai atau sudahmasuk kategori dengan yang diharapkan oleh pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis Kepuasan Pasien berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Paleleh Kabupaten Buol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan desain penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 99 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Penelitian ini menggunakan program SPSS dengan uji statistik kurskal walis dan uji chi- square yakni kedua uji ini merupakan uji komparatif non parametrik, dengan hasil penelitian hubungan kepuasan pasien terhadap pendidikandidapatkan hasil p = 0,000 alpha p <0,05 dan pada pekerjaan diperoleh p = 0,000 alpha <0,05. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan ada hubungan pendidikan dengan kepuasan pasien dan ada hubungan pekerjaan dengan kepuasan pasien di wilayah kerja Puskesmas Paleleh Kabupaten Buol.Kepuasan pasien adalah suatu hal yang hasilnya sangat bervariasi, dikarenakan terkait dengan harapan/persepsi masing-masing dari personal. Tingkat kepuasan sendiri akan masuk kategori terpenuhi jika pelayanan yang diberikan sudah sesuai atau sudah masukkategori dengan yang diharapkan oleh pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis Kepuasan Pasien BerdasarkanPendidikan dan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Paleleh Kabupaten Buol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan desain penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 99 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Penelitian ini menggunakan program SPSS dengan uji statistik kurskal walis dan uji chi- square yakni kedua uji ini merupakan uji komparatif non parametrik, dengan hasil     penelitian hubungan kepuasan pasien terhadap pendidikan didapatkan hasil p = 0,000 alpha p <0,05 dan pada pekerjaan diperoleh p = 0,000 alpha <0,05. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan ada hubungan pendidikan dengan kepuasan pasien danada hubungan pekerjaan dengan kepuasan pasien di wilayah kerja Puskesmas Paleleh Kabupaten Buol. Kata kunci: Kepuasan pasien, pendidikan, pekerjaa

    Pengaruh Edukasi Konseling Berbasis Teori Health Belief Model Terhadap Pengetahuan Pencegahan Komplikasi Hipertensi di Semarang: The Influence of Counseling Education Based on the Health Belief Model Theory on Knowledge of Preventing Hypertension Complications in Karanganyar

    Get PDF
    Latar Belakang: Hipertensi merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg. Hipertensi tergolong penyakit kronis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner dan gagal ginjal, sehingga perlu dilakukan pengkajian kemampuan pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi. Tujuan: Untuk menganalisis Pengaruh edukasi konseling berbasis teori Health Belief Model terhadap pengetahuanpencegahan komplikasi hipertensi di Karanganyar. Metode: Penelitian ini menggunakan pre test dan post test design pada kelompok intervensi dan kontrol. Tehnik sampling purposive sampling dengan kriteria pasien hipertensi berusia > 46 tahun yang berobat di Puskesmas Tasikmadu Karanganyar. Jumlah sampel masing-masing kelompok sebanyak 48 responden. Responden diberikan sebanyak 20 pertanyaan untuk mengukur pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi. Analisis data menggunakan Mann Whitney.  Hasil: Paling banyak berusia 56-65 tahun 43 responden (44,8%), berjenis kelamin laki-laki 53 responden (55,2%), berpendidikan SMA sederajat 39 repsonden (40,6%), bekerja sebagai swasta 55 responden (57,3%), dan menderita hipertensi antara 1 tahun sampai 5 tahun 63 repsonden (65,6%). Tingkat pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi pada kelompok intervensi lebih tinggi sebesar 37,40 (Baik) dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 31,77 (Baik). Terdapat perbedaan signifikan pada kelompok intervensi pre test dan post test dengan nilai P-Value sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol pre test dan post test dengan nilai P-Valuesebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian terbukti bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai P-Value sebesar 0,000 < 0,05. Kesimpulan: Edukasi konseling berbasis teori Health Belief Model  dinilai efektif dalam meningkatkan pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi.Latar Belakang: Hipertensi merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg. Hipertensi tergolong penyakit kronis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner dan gagal ginjal, sehingga perlu dilakukan pengkajian kemampuan pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi. Tujuan: Untuk menganalisis Pengaruh edukasi konseling dan pembinaan kesehatan berbasis teori Health Belief Model terhadap pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi di Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan pre test dan post test design pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria pasien menderita hipertensi berusia > 46 tahun yang berobat di Puskesmas Kedung Mundu Semarang. Jumlah sampel masing-masing kelompok sebanyak 48 responden. Responden diberikan sebanyak 20 pertanyaan untuk mengukur pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi. Analisis data menggunakan Mann Whitney.  Hasil: Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik responden paling banyak berusia usia lansia akhir 43 responden (44,8%), berjenis kelamin laki-laki 53 responden (55,2%), berpendidikan SMA sederajat 39 repsonden (40,6%), bekerja sebagai swasta 55 responden (57,3%), dan menderita hipertensi antara 1 tahun sampai 5 tahun 63 repsonden (65,6%). Tingkat pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi pada kelompok perlakuan lebih tinggi sebesar 37,40 (Baik) dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 31,77 (Baik). Terdapat perbedaan signifikan pada kelompok perlakuan pre test dan post test dengan nilai P-Value sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol pre test dan post test dengan nilai P-Value sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian terbukti bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan nilai P-Value sebesar 0,000 < 0,05. Kesimpulan: Edukasi konseling berbasis teori Health Belief Model  dinilai efektif dalam meningkatkan pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi

    Implementasi Fisioterapi Dada terhadap Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif pada Pasien Pneumonia: Implementation of Chest Physiotherapy for Ineffective Airway Clearance Issues in Pneumonia Patients

    Get PDF
    Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian, seringkali muncul di negara-negara berkembang. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan bagian bawah dan menunjukkan gejala berupa batuk dan kesulitan bernafas. Permasalahan keperawatan yang sering timbul pada pasien pneumonia adalah kurang efektifnya pembersihan saluran napas akibat akumulasi sekret berlebihan. Beberapa solusi telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah ini, termasuk melakukan fisioterapi dada dan mengajarkan teknik batuk yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien pneumonia yang mengalami kesulitan membersihkan saluran nafas. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi studi literatur dan studi kasus. Data dikumpulkan melalui Google Scholar dan Semantic Scholar dengan kata kunci bersihan saluran nafas, sekret, sputum, dan pneumonia. Studi melibatkan satu responden dalam kasus studi, yang memenuhi kriteria sebagai pasien pneumonia dengan kesadaran kompos mentis, mengalami sesak napas ringan, dan tanpa komplikasi berat. Selama tiga hari, dilakukan asuhan keperawatan dan intervensi fisioterapi dada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah tiga hari, frekuensi pernafasan menurun dari 28x/menit menjadi 20x/menit, SPO2 mencapai 99%, pasien merasa nyaman, dan tidak ada keluhan batuk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fisioterapi dada dan teknik batuk efektif dapat membantu mengatasi akumulasi sekret pada pasien pneumonia. Selain itu, kolaborasi antara perawat dan dokter penting untuk menentukan penggunaan mukolitik atau terapi medis lainnya.Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian, seringkali muncul di negara-negara berkembang. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan bagian bawah dan menunjukkan gejala berupa batuk dan kesulitan bernafas. Permasalahan keperawatan yang sering timbul pada pasien pneumonia adalah kurang efektifnya pembersihan saluran nafas akibat akumulasi sekret berlebihan. Beberapa solusi telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah ini, termasuk melakukan fisioterapi dada dan mengajarkan teknik batuk yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien pneumonia yang mengalami kesulitan membersihkan saluran nafas. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi studi literatur dan studi kasus. Data dikumpulkan melalui Google Scholar dan Semantic Scholar dengan kata kunci bersihan saluran nafas, sekret, sputum, dan pneumonia. Studi melibatkan satu responden dalam kasus studi, yang memenuhi kriteria sebagai pasien pneumonia dengan kesadaran kompos mentis, mengalami sesak napas ringan, dan tanpa komplikasi berat. Selama tiga hari, dilakukan asuhan keperawatan dan intervensi fisioterapi dada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah tiga hari, frekuensi pernafasan menurun dari 28x/menit menjadi 20x/menit, SPO2 mencapai 99%, pasien merasa nyaman, dan tidak ada keluhan batuk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fisioterapi dada dan teknik batuk efektif dapat membantu mengatasi akumulasi sekret pada pasien pneumonia. Selain itu, kolaborasi antara perawat dan dokter penting untuk menentukan penggunaan mukolitik atau terapi medis lainnya

    Reducing Anxiety with Acceptance and Commitment Therapy (ACT) in Hypertensive Clients: Penurunan Ansietas dengan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) pada Klien Hipertensi

    No full text
    Hipertensi masih menjadi masalah besar dunia sebagai kontributor pertama penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan kematian premature penyebab kematian dan kecacatan. Pasien dengan diagnosa hipertensi mengalami kecemasan karena perubahan kondisi dan ketakutan perkembangan penyakitnya. Acceptance Commitment Therapy (ACT) menjadi salah satu terapi keperawatan yang dapat membantu mengurangi kecemasan yang terkait dengan hipertensi. Tujuan penelitian yaitu untuk menggambarkan manfaat penerapan Acceptance Commitment Therapy terhadap penurunan tanda dan gejala kecemasan pada klien hipertensi. Metodepenelitian yang digunakan yaitu laporan kasus dengan metode studi tunggal instrumental. Hasil: setelah diterapkan pemberian Acceptance Commitment Therapy sebanyak 2 sesi terjadi penurunan tanda dan gejala kecemasan. Kesimpulan: Pemberian terapi Acceptance Commitment Therapy dapat mengurangi tingkat kecemasan pasien hipertensi.Hipertensi masih menjadi perhatian dunia yang menjadi kontributor pertama penyebab penyakit jantung, stoke, gagal ginjal dan kematian premature yang bersama-sama menjadi penyebab kematian dan kecacatan. Pasien dengan didiagnosa hipertensi yang mengalami kecemasan karena perubahan kondisi dan ketakutan perkembangan penyakitnya. Acceptance Commitment Therapy (ACT) menjadi salah satu terapi  keperawatan yang dapat digunakan untuk membantu menurunkan kecemasan pada hipertensi. Tujuan penelitian yaitu untuk menggambarkan manfaat penerapan Acceptance Commitment Therapy terhadap penurunan kecemasan pada klien hipertensi. Metode studi kasus digunakan melihat manfaat dari penerapan Acceptance Commitment Therapy. Hasil: setelah diterapkan pemberian Acceptance Commitment Therapy sebanyak 2 sesi terjadi penurunan tanda dan gejala kecemasan. Kesimpulan: Pemberian terapi Acceptance Commitment Therapy dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi

    Improving Students' Knowledge of Breakfast Energy and Protein Consumption through E-Booklet Media

    Get PDF
    Malnutrition remains an important health issue in Indonesia, especially among undernourished children. The current nutrition intervention program, Family Nutrition Awareness, emphasizes the importance of breakfast in combating malnutrition. The purpose of this study was to determine the differences in maternal knowledge, energy, and protein consumption of students before and after counseling on breakfast using e-booklet media. This study used a pre-experimental type with a one-group pretest-posttest design. Maternal knowledge was assessed through a questionnaire, and energy and protein consumption was measured using a food recall form. The statistical analysis used was the paired T-test for normally distributed data and the Wilcoxon test for non-normally distributed data. The results showed significant differences in maternal knowledge and children's energy and protein intake before and after the e-booklet-based educational intervention (p=0.002 and p=0.000). This shows the effectiveness of e-booklets as a nutrition education media, which has the potential to positively influence maternal knowledge and improve children's breakfast habits. In conclusion, there is a difference in nutritional knowledge, energy, and protein consumption before and after counseling on breakfast using e-booklets. This study emphasizes the importance of innovative and accessible educational tools in combating malnutrition in Indonesia

    Comparison of Macronutrient and Micronutrient Adequacy Among Pregnant Women in Urban and Rural Areas

    Get PDF
    Adequate macronutrients and micronutrients during pregnancy can support optimal fetal growth and development in addition to meeting the needs of the mother to ensure a healthy pregnancy.  The region of residence is one of the factors that contribute to determining how nutrition is fulfilled in groups of pregnant women. This study aims to compare the adequacy of macronutrients and micronutrients between pregnant women in urban and rural areas. This study involved 50 pregnant women, 25 in urban areas and 25 in rural areas. Nutritional information was obtained using a food recall questionnaire that was assessed for 3 days, namely on 2 working days (not consecutive) and 1 day off and also using a food frequency questioner (FFQ). Data was analyzed using Chi Square and Results showed a difference in carbohydrate (p=0.049) and protein (p=0.045) consumption between urban and rural pregnant women, while energy (p=0.053) and fat (p=0.056) showed no difference in adequacy. For micronutrients, Vitamin A (p=0.043) and B12 (p=0.042) consumption showed differences between urban and rural pregnant women, while for vitamin C (p=0.065), vitamin B1 (p=0.078), vitamin B2 (p=0.084), B3 (p=0.056), B6 (p=0.075), E (p=0.088), Iron (p=0.052), Folic acid (p=0.067), Calcium (p=0.054), Phosphorus (p=0.055), fiber (p=0.079), showed no difference in consumption between urban and rural pregnant women. The consumption of micronutrients and macronutrients of pregnant women in rural and urban areas showed less intake than recommended. Nutrition education needs to be improved not only focusing on pregnant women but also on adolescent groups, pre-conception period so that early on good consumption patterns have been formed which will always be applied throughout life.

    Factors Affecting the Meaning of Life in Breast Cancer Patients at Malang City, Indonesia

    Get PDF
    The meaning of life is considered to affect breast cancer patients positively. Finding meaning in life is key to improving well-being during and after experiencing a traumatic event such as cancer. Previous research was still rare to explore the factors affecting the meaning of life in breast cancer patients. The study aimed to analyze the factors influencing the meaning of life of breast cancer patients.  This study was an analytical observational method with a cross-sectional design. The inclusion criteria of the respondents were breast cancer patients who had obtained at least one cycle of chemotherapy. We used purposive sampling, and the total sample in this study was 135 respondents. Questionnaires were used to collect the data. Data were analysed by multivariate test, namely a linear regression test with a significance level of p ≤ 0,05. The result showed only two variables affect the meaning of life, communication of health workers and spirituality, respectively. The strongest variable was the communication of health workers.  The equation from the analysis showed that 11 % explained the phenomenon. The spirituality and communication of health workers positively affected the meaning of life. Application of therapeutic communication as well as spiritual support are needed in nurses to patients while undergoing therapy. Therefore, nurses must pay attention to spirituality and good therapeutic communication when providing patient services.

    Characteristics and Lifestyle Related to Blood Sugar Levels in Type 2 Diabetes Mellitus Patients

    Get PDF
    Type 2 diabetes mellitus has been a prominent public health issue today. Globally, an estimated 462 million people are affected by type 2 diabetes, equivalent to 6.28% of the world's population. Globally, an estimated 462 million people are affected by type 2 diabetes, equivalent to 6.28% of the world's population. In Asia, especially Indonesia, the number of cases is expected to increase to 21.3 by 2030 in Indonesia. Type 2 diabetes is determined by blood sugar level, which affected by many factors including patients’ characteristics and lifestyle habits such as physical activity and diet. The Purpose of this research is to find the association between age, sex, education level, employment status, duration of disease, obesity, hypertension, diet, and physical activity with the blood glucose level of type 2 diabetic patients.  This research used cross-sectional study design. The population is type 2 diabetes mellitus patients The population is type 2 diabetes mellitus patients who are spread over three areas of the city of Makassar, at the city center, suburban health center and coastal health center, total sample size of 273 patients The research was conducted sampling for 2 months via interview. The research instruments used were IPAQ and FFQ. The data analysis technique used is univariate and bivariate analysis,  using chi-square. The results of this study indicate that found correlation between the variables. Lifestyle were found associated most with blood sugar level. Findings of the research found association between duration (p=0.003), obesity (p=0.000), hypertension (p=0.048), diet (p=0.000), and physical activity (p=0.000) with blood sugar levels. Meanwhile, age (p=0.461), gender (p=0.431), education level (p=0.357), working status (p=0.522), found not associated with blood sugar levels in patients with type 2 diabetes. The conclusion is duration Obesity, hypertension, diet, and physical activity were found associated with blood glucose level in type 2 diabetic patients. Patients with type 2 diabetes are expected to maintain blood sugar level by implementing healthy lifestyle. This includes regular physical activity and balanced diet

    Pemenuhan Kebutuhan Psikososial (Ketidakberdayaan) pada Pasien Stroke di Ruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah Waikabubak Kabupaten Sumba Barat: Fulfillment Of Psychosocial Needs (Empowerment) In Stroke Patients In The Internal Room Of The Waikabubak General Hospital, West Sumba District

    Get PDF
    Pendahuluan Stroke merupakan gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen. Ketidakberdayaan disebabkan oleh pengalaman distres dan perubahan emosional seperti frustasi, marah, takut dan cemas. Stroke mempunyai dampak yang mendalam pada kehidupan psikososial seseorang karena terdapatnya perubahan fisik di dalam dirinya sehingga membuat seseorang mengalami ketidakberdayaan. Tujuan Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan jiwa pada pasien stroke dalam pemenuhan kebutuhan psikososial (ketidakberdayaan). Metode kombinasi studi literatur dan studi kasus. Data based yang digunakan adalah google scholar dengan kata kunci mekanisme koping, edukasi positif, ketidakberdayaan, dan stroke. Jumlah pasien 1 responden dalam studi kasus dengan kriteria pasien stroke yang mengalami ketidakmampuan berjalan, tampak gelisah dan merasa tertekan sehingga asuhan keperawatan dan intervensi pertahankan mekanisme koping dan edukasi positif selama 3 hari. Hasil pengkajian didapatkan keluhan pasien tidak mampu berjalan, badan terasa kaku, tampak gelisah, menyatakan rasa malu dan tertekan dan setelah dilakukan asuhan keperawatan hasil evaluasi menunjukan semua masalah teratasi pada hari ke tiga. Kesimpulan  Dari penelitian ini kedua intervensi tersebut dapat dijadikan referensi dan mengatasi ketidakberdayaan pada pasien stroke. Saran Diharapkan agar fasilitas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang kompefensif khususnya pada psikososial pasie

    595

    full texts

    665

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Poltekkes Kemenkes Kupang Online Journal is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇