151 research outputs found

    Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.R Di Puskesmas Kopeta Kabupaten Sikka Periode 08 April S/D 22 Mei 2019

    Get PDF
    Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu masih menghadapi berbagai masalah, yakni masih ada Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sejak tahun 2007 hingga 2012 mengalami peningkatan dari 228 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, pada tahun 2015hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) kembali mencatat AKI mengalami penurunan yakni dari 359 menjadi 305per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi tahun 2015 sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan sumber data profil dinas kesehatan Kabupaten Sikka AKI tahun 2017 93/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2018mengalami peningkatan menjadi 192/100.000 kelahiran hidup.(Profil Dinkes kabupaten Sikka,2018).Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan,pre-eklampsia,eklampsia,infeksi persalinan macet dan abortus. Dengan dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada ibu hamil trimester III sampai perawatan masa nifas diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan (AKI) dan (AKB) di Indonesia serta tercapainya kesehatan ibu dan anak yang optimal. Tujuan : Mampu memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. R. di Puskesmas Kopeta. Metode: Jenis penelitian menggunakan studi penelahan kasus dengan unit tunggal, pengumpulan data primer dan sekunder serta pendekatan 7 langkah varney dan metode SOAP. Hasil: Berdasarkan asuhan yang telah diberikan kepada Ny.R selama masa kehamilan dalam keadaan sehat,proses persalinan berjalan dengan normal, pada masa nifas involusi berjalan dengan normal,bayi normal tidak mengalami ikterus atau kelainan serta motifasi ber KB ibu dan suami bersepakat untuk mengikuti KB suntikan 3 bulanan. Kesimpulan: Setelah melakukan semua asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. R. berjalan dengan lancar yang ditandai dengan keluhan selama hamil teratasi dengan baik, persalinan terjadi di fasilitas kesehatan, perawatan bayi berjalan dengan baik, masa nifas normal dan motifasi KB behasil,keadaan ibu dan bayi sehat dan normal

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB Dalam Memilih Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Ayu Semarang

    Get PDF
    Family planning is an action that helps individuals or married couples to get certain objectives to avoid unwanted births, regulate the interval between pregnancies, control the time and birth in a husband and wife relationship and determine the number of children in the family (Manuaba, 2015). Data obtained at the Karang Ayu Public Health Center in 2018 showed that as many as 98% or 490 users of hormonal contraception, while only 2% or 10 mothers used non-hormonal contraception. The increase in family planning acceptors is not known what is the basis for mothers choosing contraception. The purpose of this study is to know the factors that influence family planning acceptors in choosing contraception at Karang Ayu Health Center Semarang.This study uses a quantitative design. Quantitative design is used to determine the factors of knowledge, education, age and husband's support. The research used is descriptive analysis with a cross sectional approach, meaning that the measurement of variables is only done once at a time (Hidayat, 2009). The population in this study is the entire research subject to be studied, the population in this study are all mothers who use family planning and are registered as residents of the area at the research location at Karang Ayu Health Center.From the results of this study, it was found that there were 4 factors that influenced family planning acceptors in choosing contraception, namely the age factor, education factor, knowledge factor, and husband's support factor. There was no significant effect on knowledge, education, age and husband's support with the choice of contraception with a value (P > 0.1) at Karangayu Public Health Center Semarang.Based on the results of the study, the suggestion put forward is that health workers are more active in conducting counseling, information, and education activities for mothers so that they can provide more comprehensive services in increasing maternal awareness of family planning.Abstrak Keluarga berencana merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu menghindari kelahiran yang tidak di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu dan kelahiran dalam hubungan suami istri dan menetukan jumlah anak dalam keluarga (Manuaba,2015). Data yang didapatkan pada puskesmas Karang Ayu tahun 2018 yang menunjukan bahwa sebanyak 98% atau 490 pengguna kontrasepsi hormonal, sedangkan pengguna kontrasepsi non hormonal hanya 2% atau 10 ibu yang menggunakan. Meningkatnya akseptor KB tidak di ketahui apa yang menjadi dasar ibu memilih kontrasepsi dari fenomena yang terjadi ibu mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB dalam memilih Kontrasepsi di Puskesmas Karang Ayu Semarang.Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif. Desain kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor pengetahuan, pendidikan, umur dan dukungan suami. Penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional artinya pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada satu saat (Hidayat, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan KB dan tercatat sebagai penduduk wilayah di lokasi penelitian di Puskesmas Karang Ayu.Dari hasil penelitian ini didapatkan ada 4 faktor yang mempengaruhi akseptor KB dalam mrmilih kontrasepsi yaitu faktor Umur, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, dan faktor dukungan suami. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadp pengetahuan, pendidikan, umur dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi dengan nilai (P > 0,1) di Puskesmas Karangayu Semarang.Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diajukan adalah petugas kesehatan lebih aktif melakukan kegiatan konseling, informasi, dan edukasi kepada ibu sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih komprehensif dalam meningkatkan kesadaran ibu dalam ber KB

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB Dalam Memilih Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Ayu Semarang

    Get PDF
    Family planning is an action that helps individuals or married couples to get certain objectives to avoid unwanted births, regulate the interval between pregnancies, control the time and birth in a husband and wife relationship and determine the number of children in the family (Manuaba, 2015). Data obtained at the Karang Ayu Public Health Center in 2018 showed that as many as 98% or 490 users of hormonal contraception, while only 2% or 10 mothers used non-hormonal contraception. The increase in family planning acceptors is not known what is the basis for mothers choosing contraception. The purpose of this study is to know the factors that influence family planning acceptors in choosing contraception at Karang Ayu Health Center Semarang.This study uses a quantitative design. Quantitative design is used to determine the factors of knowledge, education, age and husband's support. The research used is descriptive analysis with a cross sectional approach, meaning that the measurement of variables is only done once at a time (Hidayat, 2009). The population in this study is the entire research subject to be studied, the population in this study are all mothers who use family planning and are registered as residents of the area at the research location at Karang Ayu Health Center.From the results of this study, it was found that there were 4 factors that influenced family planning acceptors in choosing contraception, namely the age factor, education factor, knowledge factor, and husband's support factor. There was no significant effect on knowledge, education, age and husband's support with the choice of contraception with a value (P > 0.1) at Karangayu Public Health Center Semarang.Based on the results of the study, the suggestion put forward is that health workers are more active in conducting counseling, information, and education activities for mothers so that they can provide more comprehensive services in increasing maternal awareness of family planning.Abstrak Keluarga berencana merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu menghindari kelahiran yang tidak di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu dan kelahiran dalam hubungan suami istri dan menetukan jumlah anak dalam keluarga (Manuaba,2015). Data yang didapatkan pada puskesmas Karang Ayu tahun 2018 yang menunjukan bahwa sebanyak 98% atau 490 pengguna kontrasepsi hormonal, sedangkan pengguna kontrasepsi non hormonal hanya 2% atau 10 ibu yang menggunakan. Meningkatnya akseptor KB tidak di ketahui apa yang menjadi dasar ibu memilih kontrasepsi dari fenomena yang terjadi ibu mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB dalam memilih Kontrasepsi di Puskesmas Karang Ayu Semarang.Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif. Desain kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor pengetahuan, pendidikan, umur dan dukungan suami. Penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional artinya pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada satu saat (Hidayat, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan KB dan tercatat sebagai penduduk wilayah di lokasi penelitian di Puskesmas Karang Ayu.Dari hasil penelitian ini didapatkan ada 4 faktor yang mempengaruhi akseptor KB dalam mrmilih kontrasepsi yaitu faktor Umur, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, dan faktor dukungan suami. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadp pengetahuan, pendidikan, umur dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi dengan nilai (P > 0,1) di Puskesmas Karangayu Semarang.Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diajukan adalah petugas kesehatan lebih aktif melakukan kegiatan konseling, informasi, dan edukasi kepada ibu sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih komprehensif dalam meningkatkan kesadaran ibu dalam ber KB

    PEMBERDAYAAN KADER SEBAGAI KELOMPOK PENDUKUNG KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS KARANG AYU SEMARANG

    Get PDF
    Keluarga berencana merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu dan kelahiran dalam hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Manuaba, 2016). Data yang didapatkan pada puskesmas Karang Ayu tahun 2018 yang menunjukan bahwa sebanyak 98% atau 490 pengguna kontrasepsi hormonal, sedangkan pengguna kontrasepsi non hormonal hanya 2% atau 10 ibu yang menggunakan. Berdasarkan data dari puskesmas, didapatkan pengguna kontrasepsi hormonal lebih banyak dibandingkan dengan pengguna kontrasepsi non hormonal. Berdasarkan pengamatan wanita usia subur mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Pengetahuan merupakan salah satu faktor dalam pemilihan kontrasepsi. Selain itu juga terbatasnya metode yang tersedia faktor lain juga diantaranya pendidikan, umur dan dukungan suami. Oleh sebab itu sehubungan dengan kondisi diatas, penulis merasa perlu diadakan pengabdian masyarakat tentang “Pemberdayaan Kader Sebagai Kelompok Pendukung Keluarga Berencana Di Puskesmas Karang Ayu Semarang”

    PERUBAHAN KONDISI KESEJAHTERAAN KELUARGA MIGRAN ETNIS BATAK DARI SUMATERA UTARA KE DESA RIAK SIABUN (STUDI KASUS PETANI SAWIT DI DUSUN ARAU BINTANG, DESA RIAK SIABUN, KECAMATAN SUKARAJA, KABUPATEN SELUMA)

    Get PDF
    Penelitian ini menggambarkan tetang perubahan kondisi kesejahteraan migrant etnis batak dari sumatera utara ke dusun arau bintang. Tujuan penelitian ini adalah, untuk mendapatkan gamabaran secara deskriptif mengenai kondisi kesejahteraan migrant ketika di daerah asal dan setelah menetap di daerah tujuan dengan menjadi petani sawit dan kemudian melihat perubahan yang terjadi. Serta meneliti bagaimaan penyesuaian diri migrant di daerah tujuan dan bagaimana hubungannya dengan kesejahteraan bathin/ psikisnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti melakukan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan ketika telah di daerah tujuan, dan hanya menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai kesejahteraan materi dan psikis atau bathin ketika di daerah asal. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah para migrant yang telah tinggal di daerah tujuan lebih dari lima tahun sebanyak delapan keluarga migrant dan yang menajdi informan pangkal adalah kepala desa dan tetua adat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah bermigrasi ke Dusun Arau Bintang, para migran menjadi petani sawit dan mengalami perubahan kondisi kesejahteraan hidupnya. Perubahan kondisi kesejahteraan yang terjadi pada migrant, adalah terjadinya peningkatan kesejahteraan dari segi materi yang mencakup kebutuhan sandang, pangan, papan dan segi psikologis atau kesejahteraan bathin keluarga migrant yang bersangkutan

    PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.HOTMA ARTA JAYA MANDIRI

    Get PDF
    This study aims to determine and explain the influence of motivation, discipline and compensation on employee performance at PT.Hotma Arta Jaya Mandiri. Data collection was carried out quantitatively, with 56 respondents who were taken using saturated or census sampling. Data analysis in this study used SPSS version 23. From the results of partial testing the t test showed that motivation, discipline and compensation had a positive and significant effect on employee performance. From the F test shows that simultaneously motivation, discipline and compensation have a significant effect on employee performance. cloud. The coefficient of determination (R Sqare) is 0.627, meaning that employee performance can be explained by the motivation, discipline and compensation variables of 62.7% while the other 37.3% is not explained in this study.&nbsp

    Hippocampal Pathway Plasticity Is Associated with the Ability to Form Novel Memories in Older Adults

    Get PDF
    White matter deterioration in the aging human brain contributes to cognitive decline. The fornix as main efferent hippocampal pathway is one of the tracts most strongly associated with age-related memory impairment. Its deterioration may predict conversion to Alzheimer’s dementia and its precursors. However, the associations between the ability to form novel memories, fornix microstructure and plasticity in response to training have never been tested. In the present study, 25 healthy older adults (15 women; mean age (SD): 69 (6) years) underwent an object-location training on three consecutive days. Behavioral outcome measures comprised recall performance on the training days, and on 1-day and 1-month follow up assessments. MRI at 3 Tesla was assessed before and after training. Fornix microstructure was determined by fractional anisotropy and mean diffusivity (MD) values from diffusion tensor imaging (DTI). In addition, hippocampal volumes were extracted from high-resolution images; individual hippocampal masks were further aligned to DTI images to determine hippocampal microstructure. Using linear mixed model analysis, we found that the change in fornix FA from pre- to post-training assessment was significantly associated with training success. Neither baseline fornix microstructure nor hippocampal microstructure or volume changes were significantly associated with performance. Further, models including control task performance (auditory verbal learning) and control white matter tract microstructure (uncinate fasciculus and parahippocampal cingulum) did not yield significant associations. Our results confirm that hippocampal pathways respond to short-term cognitive training, and extend previous findings by demonstrating that the magnitude of training-induced structural changes is associated with behavioral success in older adults. This suggests that the amount of fornix plasticity may not only be behaviorally relevant, but also a potential sensitive biomarker for the success of training interventions aimed at improving memory formation in older adults, a hypothesis to be evaluated in future studies

    Comparison of Photocatalytic Membrane Reactor Types for the Degradation of an Organic Molecule by TiO₂-Coated PES Membrane

    Get PDF
    Photocatalytic membrane reactors with different configurations (design, flow modes and light sources) have been widely applied for pollutant removal. A thorough understanding of the contribution of reactor design to performance is required to be able to compare photocatalytic materials. Reactors with different flow designs are implemented for process efficiency comparisons. Several figures-of-merit, namely adapted space-time yield (STY) and photocatalytic space-time yield (PSTY), specific energy consumption (SEC) and degradation rate constants, were used to assess the performance of batch, flow-along and flow-through reactors. A fair comparison of reactor performance, considering throughput together with energy efficiency and photocatalytic activity, was only possible with the modified PSTY. When comparing the three reactors at the example of methylene blue (MB) degradation under LED irradiation, flow-through proved to be the most efficient design. PSTY1/PSTY2 values were approximately 10 times higher than both the batch and flow-along processes. The highest activity of such a reactor is attributed to its unique flow design which allowed the reaction to take place not only on the outer surface of the membrane but also within its pores. The enhancement of the mass transfer when flowing in a narrow space (220 nm in flow-through) contributes to an additional MB removal. © 2020 by the authors. Licensee MDPI, Basel, Switzerland

    Synthesis of High Crystalline TiO2 Nanoparticles on a Polymer Membrane to Degrade Pollutants from Water

    Get PDF
    Titanium dioxide (TiO2) is described as an established material to remove pollutants from water. However, TiO2 is still not applied on a large scale due to issues concerning, for example, the form of use or low photocatalytic activity. We present an easily upscalable method to synthesize high active TiO2 nanoparticles on a polyethersulfone microfiltration membrane to remove pollutants in a continuous way. For this purpose, titanium(IV) isopropoxide was mixed with water and hydrochloric acid and treated up to 210 °C. After cooling, the membrane was simply dip-coated into the TiO2 nanoparticle dispersion. Standard characterization was undertaken (i.e., X-ray powder diffraction, scanning electron microscopy, X-ray photoelectron spectroscopy, water permeance, contact angle). Degradation of carbamazepine and methylene blue was executed. By increasing synthesis temperature crystallinity and photocatalytic activity elevates. Both ultrasound modification of nanoparticles and membrane pre-modification with carboxyl groups led to fine distribution of nanoparticles. The ultrasound-treated nanoparticles gave the highest photocatalytic activity in degrading carbamazepine and showed no decrease in degradation after nine times of repetition. The TiO2 nanoparticles were strongly bound to the membrane. Photocatalytic TiO2 nanoparticles with high activity were synthesized. The innovative method enables a fast and easy nanoparticle production, which could enable the use in large-scale water cleaning
    • 

    corecore