91 research outputs found
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESIGATION
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar PKN siswa kelas VI setelah diterapkan metode kooperatif model GroupInvesigation (GI). Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart yang berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning, action, observation, dan reflection. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Tawangrejo I Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Instrumen penelitian yang digunakan ialah (1) lembar pengamatan kegiatan siswa, (2) lembar pengamatan kegiatan guru, dan (3) lembar tes. Data dianalisis dengan menggunakan statistik sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PKN dengan diterapkannya metode kooperatif model group investigation (GI) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu siklus I daya serap siswa rata-rata 64,00 menjadi 81,00 pada siklus II. Dan data ketuntasan kelas juga meningkat yaitu siklus I mencapai 70% meningkat menjadi 90% pada siklus II
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESIGATION
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar PKN siswa kelas VI setelah diterapkan metode kooperatif model GroupInvesigation (GI). Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart yang berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning, action, observation, dan reflection. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Tawangrejo I Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Instrumen penelitian yang digunakan ialah (1) lembar pengamatan kegiatan siswa, (2) lembar pengamatan kegiatan guru, dan (3) lembar tes. Data dianalisis dengan menggunakan statistik sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PKN dengan diterapkannya metode kooperatif model group investigation (GI) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu siklus I daya serap siswa rata-rata 64,00 menjadi 81,00 pada siklus II. Dan data ketuntasan kelas juga meningkat yaitu siklus I mencapai 70% meningkat menjadi 90% pada siklus II
PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kinerja Keuangan dengan menggunakan rasio keuangan CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR terhadap Penyaluran Kredit pada Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen terdiri dari CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR sedangkan variabel dependen adalah Penyaluran Kredit.Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 36 Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 21 bank sesuai dengan kreteria tertentu. Metode analisis data menggunakan linier regresi berganda dengan perhitungan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan CAR, NPL, ROA dan LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit
Hubungan Antara Besi Serum Dan Saturasi Transferin Dengan Kadar Hepsidin Pada Carrier Talasemia- Β
Latar belakang: Penyakit genetik anemia hemolitik seperti talasemia terutama carrier talasemia umumnya jarang diketahui oleh masyarakat awam, namun tingkat prevalensinya cukup tinggi dalam penyebab mortalitas dan morbiditas. Hal tersebut terjadi dikarenakan penggunaan suplementasi besi yang berlebih sehingga terjadi iron overload. Iron load diatur oleh hepsidin. Hepsidin mempunyai peran dalam regulasi homeostasis besi dan aktivitas eritropoeisisdalam tubuh manusia. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hepsidin dengan besi serum dan saturasi transferin pada carrier talasemia-β.Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan observasional analitik. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling dari data primer yang dilakukan di laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr.Kariadi dan PMI kota Semarang. 26 responden dilakukan pengambilan darah sebanyak 6 ml. Kemudian dilakukan pengukuran kadar hepsidin menggunakan ELISA reader berdasarkan gelombang spektrofotometri, sedangkan untuk pengukuran status besi dan saturasi transferin menggunakan alat automatic analyzer. Analisa data diolah menggunakan program komputer dengan taraf signifikansi diterima bila p> 0,05 dan perhitungan data numerik.Hasil: Sampel penelitian melibatkan 26 responden. Hasil uji Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara besi serum dengan kadar hepsidin (p= 0,071, r= 0,077), dan saturasi transferin dengan kadar hepsidin (p= 0,211, r= 0,373) pada carrier talasemia-β.Simpulan: Kadar hepsidin tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan besi serum dan saturasi transferin pada carrier talasemia-β
PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kinerja Keuangan dengan menggunakan rasio keuangan CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR terhadap Penyaluran Kredit pada Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen terdiri dari CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR sedangkan variabel dependen adalah Penyaluran Kredit.Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 36 Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 21 bank sesuai dengan kreteria tertentu. Metode analisis data menggunakan linier regresi berganda dengan perhitungan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Sedangkan CAR, NPL, ROA dan LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran Kredit
CARE MANAGEMENT IN INFANTS WITH ASPHYXIA At Kanjuruhan Hospital, Malang Regency, East Java
Background: Neonatal asphyxia is the failure of a newborn to initiate and maintain breathing immediately after birth which can result in decreased perfusion, ischemia and organ failure (Mulugeta et al., 2020). Asphyxia occurs in the period immediately after birth requiring immediate resuscitation and intervention to minimize mortality and morbidity (Kawakami et al., 2021).
Method: This research uses a case study report research strategy. The subject of this research was 1 baby with a medical diagnosis of asphyxia who was being treated in the Cut Nyak Dien Perinatology room, Kanjuruhan Regional Hospital.
Results: The results of this research showed several nursing problems after nursing care was carried out for 5 days. The author raised 3 nursing diagnoses, gas exchange disorders, risk of infection, and risk of nutritional deficit.
Discussion: Infants with cases of neonatal asphyxia as a disorder of placental or pulmonary gas exchange which causes hypoxemia and hypercarbia with the resultant effect of metabolic acidosis (as evidenced by low umbilical cord pH 6, severe respiratory distress
Predictor of Left Atrial Spontaneous Echocardiographic Contrast in Rheumatic Mitral Stenosis Patients
Background: Previously conducted researches showed that presence of SEC in the left atrium can constitute a risk factor for thrombus formation. Some previous studies have also reported that in addition to atrial fibrillation and blood stasis in the left atrium, the pathophysiology of left atrial thrombus and SEC occurring in patients with rheumatic mitral stenosis exhibits some other mechanisms, such as autoimmunity, inflammation and increased thrombotic activity.
Methods: Cross sectional study was conducted between July 2015 to July 2017 in patient who admitted to Haji Adam Malik Hospital due to rheumatic mitral stenosis. They were divided into two groups according to presence of left atrial SEC.
Result: From 104 patients, 52 (mean age 40 ± 11 years; 71,2% women) were in the left atrial SEC-negative group and 52 patients (mean age 40 ± 10 years; 73,1% women) were in the left atrial SEC-positive group. There were no significant differences in the leucocyte, 8,06±1,54 were in the left atrial SEC-negative group and 7,37±1,76 were in the left atrial SEC-positive group. In multivariate analysis, atrial fibrillation (OR = 51,311, 95% CI 3,723 – 707,100, p = 0,003) neutrophil/lymphocyte ratio (OR = 21,641, 95% CI 5,174 – 90,528, p < 0,001), mitral valve area (OR = 14,423, 95% CI 1,665 – 124,908, p = 0,015), and RDW (OR = 5,743, 95% CI 1,349 – 24,445, p = 0,018), These study show that neutrophil/lymphocyte ratio with cut off point of >3,2 had sensitivity, spesificity, positive predictive value, and negative predictive value to predict left atrial SEC is the same 81%, respectively.
Conclusion: Atrial fibrillation, neutrophil/lymphocyte ratio, RDW and mitral valve area can predict left atrial spontaneous echocardiographic contrast in rheumatic mitral stenosis patients.
Abstrak
Latar Belakang: Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya SEC di atrium kiri menjadi faktor risiko untuk pembentukan trombus. Pada pasien stenosis mitral rematik, risiko trombosis dan perkembangan SEC di atrium kiri tinggi. Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa patofisiologi trombus dan SEC di atrium kiri selain fibrilasi atrium dan stasis aliran darah di atrium kiri juga adanya beberapa mekanisme lain seperti respon imun, inflamasi dan peningkatan aktifitas trombotik.
Metode: Ini adalah penelitian observasional yang bersifat cross sectional, dilakukan dari Juli 2015 sampai Juli 2017 terhadap pasien stenosis mitral rematik yang datang ke rumah sakit Haji Adam Malik. Pasien dibagi 2 kelompok berdasarkan kehadiran SEC di atrium kiri menurut hasil pemeriksaan ekokardiografi.
Hasil: Didapatkan 104 pasien, dimana 52 pasien (usia rata-rata 40 ± 11 tahun, 71% wanita) merupakan kelompok tanpa SEC, dan 52 pasien (usia rata-rata 40 ± 10 tahun, 73% wanita) merupakan kelompok dengan SEC. Tidak ada perbedaan bermakna pada lekosit, dimana kelompok tanpa SEC (8,06±1,54) dan kelompok dengan SEC (7,37±1,76). Dari analisis multivariat regresi logistik, didapatkan fibrilasi atrium (OR = 51,311, nilai IK 95% antara 3,723 – 707,100, p = 0,003) rasio netrofil/limfosit (OR = 21,641, nilai IK 95% antara 5,174 – 90,528, nilai p < 0,001), area katup mitral (OR = 14,423, nilai IK 95% antara 1,665 – 124,908, nilai p = 0,015), dan RDW (OR = 5,743, nilai IK 95% antara 1,349 – 24,445, nilai p = 0,018), merupakan prediktor independen untuk terjadinya SEC. Titik potong untuk nilai rasio N/L > 3,2 memiliki angka sensitivitas, sensitifitas, nilai prediktif positif dan nilai prediktif negatif yang sama yaitu masing-masing 81% untuk memprediksi kejadian SEC di atrium kiri pada pasien stenosis mitral rematik.
Kesimpulan: Fibrilasi atrium, rasio netrofil/limfosit, RDW dan area katup mitral dapat menjadi prediktor SEC di atrium kiri pada pasien stenosis mitral rematik
PEMAHAMAN POWER OF ATTORNEY DAN LETTER OF INDEMNITY PENGGUNA JASA DALAM PROSES RELEASE DELIVERY ORDER DI PT. SAMUDERA AGENCIES INDONESIA (KMTC DIVISION)
ABSTRAKSI
Ria Komaria, 2020, NIT: 531611306242 K, “Pemahaman Power of Attorney dan
Letter of Indemnity Pengguna Jasa dalam Proses Release Delivery Order di
PT. Samudera Agencies Indonesia (KMTC Division)”, Program Diploma IV,
Program Studi Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan,
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I: Nur Rohmah, S.E.,
M.M. Pembimbing II: Capt. Hadi Supriyono, MM, M.Mar.
Power of attorney merupakan surat yang diterbitkan oleh importir untuk
diberikan kuasa kepada perusahaan ekpedisi muatan kapal laut, sedangkan letter of
indemnity yaitu surat permohonan yang diterbitkan oleh consignee untuk segera
menerbitkan dokumen pengangkutan laut. Pelaksanaan registrasi power of
attorney dan letter of indemnity belum berjalan secara baik sehingga berpengaruh
terhadap kelancaran release delivery order. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui penyebab ketidakpahaman pengguna jasa terhadap power of
attorney dan letter of indemnity dalam proses release delivery order di PT.
Samudera Agencies Indonesia (KMTC Division), untuk mengetahui dampak
dari ketidakpahaman pengguna jasa terhadap power of attorney dan letter of
indemnity dalam proses release delivery order di PT. Samudera Agencies
Indonesia (KMTC Division), dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan PT.
Samudera Agencies Indonesia (KMTC Division) guna meningkatkan
pemahaman pengguna jasa tentang power of attorney dan letter of indemnity.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang merupakan
metode penelitian dengan cara memaparkan hasil dari semua studi dan penelitian
mengenai hal yang diperoleh peneliti selama praktek darat. Data dikumpulkan
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini diharapkan dapat
memecahkan suatu permasalahan, sehingga selanjutnya dapat dicari usaha dan
upaya untuk mengatasi kendala tersebut.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor internal yang menyebabkan
pengguna jasa kurang memahami power of attorney dan letter of indemnity
yaitu tidak adanya format power of attorney dan letter of indemnity pada website
KMTC Line, kurangnya pelayanan staff bagian import department serta tidak
adanya sosialisasi mengenai power of attorney dan letter of indemnity dan faktor
eksternalnya yaitu kurangnya komunikasi antara pengguna jasa dengan KMTC
Line. Dampak bagi perusahaan yaitu menyebakan tidak efektifnya kinerja staff
bagian import department, proses release delivery order terhambat, sedangkan
dampak bagi pengguna jasa yaitu tidak efektifnya waktu kerja, terhambatnya
proses pengeluaran kontainer dari gudang serta dikenakan demmurage
kontainer. Upaya yang dilakukan PT. Samudera Agencies Indonesia (KMTC
Division) guna meningkatkan pemahaman pengguna jasa tentang power of
attorney dan letter of indemnity adalah dengan menyediakan layanan customer
service import
- …