Repository Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
Not a member yet
5461 research outputs found
Sort by
PERSEPSI DIKLAT KETERAMPILAN DAN PEMAHAMAN ISM CODE TERHADAP KESELAMATAN DI ATAS KAPAL
ABSTRAKSI
Rahmana, Hendy Wahyu, 2024, NIT: 572011117744.N, “Persepsi Diklat
Keterampilan dan Pemahaman ISM Code Terhadap Keselamatan di Atas
Kapal“, Program Studi Nautika, Program Diploma IV, Politeknik Ilmu
Pelayaran Semarang, Pembimbing I: Moh. Zaenal Arifin., S.Si.T., M.M.,
M.Mar, Pembimbing II: Dr. Darul Prayogo, M.Pd.
Keselamatan di lingkungan maritim merupakan aspek yang tidak dapat
diabaikan. Diklat keterampilan dan pemahaman ISM Code menjadi penting
untuk memastikan implementasi yang efektif dan kepatuhan terhadap standar
keselamatan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif,
peneliti melakukan penelitian di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang kepada
taruna-taruni program studi nautika dan teknika semester 7 dan 8 karena
pernah melaksanakan praktik laut dan memiliki sertifikat keterampilan dan
memahami ISM Code. Peniliti menggunakan aplikasi SPSS versi 26 dengan
teknik analisis regresei linier berganda. Dengan hubungan variabel ganda
dengan dua variabel independen (X1 dan X2) dan satu variabel dependen (Y).
Tujuan penelitian: a) untuk melihat apakah diklat keterampilan dan ISM
Code berpengaruh terhadap keselamatan, b) untuk mengukur seberapa besar
diklat keterampilan dan pemahaman ISM Code terhadap keselamatan, c)
untuk mengukur faktor dominan diklat keterampilan dan pemahaman ISM
Code terhadap keselamatan kemudian memberikan solusi dan
perbaikan.Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien variabel X1 terhadap Y berpengaruh secara
signifikan dan positif sebesar 56,8% dan koefisien variabel X2 terhadap Y
berpengaruh secara positif dan signifikan sebesar 61,9%. Berdasarkan hasil
uji koefisien determinasi nilai adjusted R Square sebesar 0,837. Hal ini
menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh variabel (X1) dan (X2) terhadap
variabel (Y) adalah sebesar 83,7% sisanya sebesar 16,3% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hubungan linear positif yang moderat antar variabel
independen dan dependen
ANALISIS KEGIATAN BONGKAR MUAT CONTAINER MENGGUNAKAN DEREK KAPAL DI MV STAR WISDOM
ABSTRAKSI
Hidayat, Moh Rijal 2024 ” Analisis Kegiatan Bongkar Muat Container
Menggunakan Derek Kapal di MV Star Wisdom” Skripsi. Program
Diploma IV, Program Studi Nautika, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang,
Pembimbing I: Capt. Suherman., M.Si., M.Mar Pembimbing II: Capt.
Indah Saraswati., S.Pd., M.T., M. Ma
Proses bongkar muat peti kemas menggunakan "bay plan" untuk
mengatur tata letak muatan berdasarkan ukuran, berat, jenis, dan tujuan
pengiriman, guna mencegah kecelakaan dan mempercepat proses bongkar
muat. Reefer cargo, peti kemas berpendingin, semakin populer sejak 1967.
MV Star Wisdom menggunakan derek kapal terus-menerus, namun sering
menghadapi kendala seperti mesin panas yang membatasi kapasitas
angkatnya hingga 26 ton, mengakibatkan penundaan.
Penelitian ini menggunakan data primer dari wawancara dan data
sekunder terkait sumber primer. Langkahnya mencakup pengamatan
langsung pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) saat bongkar muat
container di pelabuhan dan pengumpulan data di area kerja. Wawancara
semi-terstruktur dilakukan dengan Mualim I, Kepala Kamar Mesin, dan
Foreman, menggunakan metode analisis data Fault Tree Analysis
(FTA).hasil penelitian menujukkan Faktor yang mempengaruhi bongkar
muat kontainer dengan derek kapal mencakup kondisi derek kapal, sumber
daya manusia, cuaca, dan fasilitas pelabuhan. Kurangnya perawatan mesin
dan wire derek, serta ketidakcukupan pelatihan tenaga kerja, menghambat
efisiensi. Cuaca buruk dan gelombang tinggi juga mempengaruhi
keselamatan dan kelancaran. Upaya perbaikan meliputi pemeliharaan
rutin, pelatihan tenaga kerja, dan peningkatan fasilitas serta perlengkapan.
Hasil analisis kegiatan bongkar muat container di MV. Star
Wisdom menunjukkan bahwa kurangnya perawatan derek kapal,
pengetahuan TKBM yang minim, kondisi cuaca tidak menentu, dan
fasilitas bongkar muat yang kurang lengkap adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan. Dampaknya meliputi keterlambatan kapal,
peningkatan biaya, kerusakan kontainer, risiko kecelakaan kerja, dan
keterlambatan operasional
ANALISIS PUTUSNYA TALI TAMBAT SPRING MV. DK 02 SAAT SANDAR DI PLTU S2P KARANGKANDRI CILACAP
ABSTRAK
Yudhistira, Rifky Farin, NIT. 572011117754 N, 2024, “Analisis Putusnya Tali
Tambat Spring MV. DK 02 Saat Sandar di PLTU S2P Karangkandri
Cilacap”. Skripsi, Program Diploma IV, Program Studi Nautika, Politeknik
Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I : Wahju Wibowo.,S.Sos., M.Psi.,
M.Mar Pembimbing II : Muhammad Choeroni., S.ST.Pel
Pada saat kapal MV. DK 02 akan melaksanakan sandar di PLTU S2P
Karangkandri Cilacap tali tambat kapal putus terutama spring lebih dari 2 kali pada
setiap jam jaga dikarenakan kuatnya arus yang disebabkan oleh pasang surut air
laut dan angin serta kondisi tali yang tidak layak. Dalam penelitian ini peneliti
bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab putusnya tali tambat, upaya perawatan
untuk mencegah putusnya tali tambat, dan penanganannya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Sumber data pada penelitian ini bersumber dari observasi, wawancara terhadap
narasumber crew kapal, serta dokumentasi yang digunakan sebagai barang bukti
dan alat bantu peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang ditulis oleh peneliti.
Selain itu peneliti juga menganalisis data dengan cara reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Peniliti juga menggunakan triangulasi data sebagai
pengujian keabsahan data.
Berdasarkan hasil penelitian selama peneliti melaksanakan praktek laut faktor
yang mempengaruhi putusnya tali tambat terbagi menjadi 2 antara lain, faktor
internal yaitu tali tambat yang sudah tidak laik pakai lagi karena termakan usia dan
pemakaian, serta faktor eksternal yaitu pasang surut air laut dan angin yang
menyebabkan arus laut disekitar jetty menjadi kencang dan mengantam bagian
buritan dan menyebabkan kapal terdorong maju yang membuat kerja tali menjadi
lebih berat dan putus. Dalam upaya pencegahan yaitu dengan perawatan dan
pengecekan tali tambat secara berkala oleh crew kapal, dalam kasus ini Mualim I
juga berhak untuk merubah mooring plan karena dianggap kurang efektif.
Penanganan yang dilakukan yaitu segera memasang tali tambat dengan mata tali
darurat serta menyambung tali tambat yang putus dengan splice
ANALISIS PROSEDUR PELAKSANAAN HOLD CLEANING PADA SAAT PERGANTIAN MUATAN DI KAPAL MV SANTA INES
ABSTRAKSI
Ferdiansyah, Riki, NIT. 561911127104 N, 2024, “Analisis Prosedur Pelaksanaan Hold Cleaning pada saat Pergantian Muatan di Kapal MV Santa Ines”, Skripsi, Program Diploma IV, Program Studi Nautika, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing (I): Capt. Anugrah Nur Prasetyo., M.Si. Pembimbing (II): Yozar Firdaus Amrullah, S.S., M. Hum.
Prosedur pelaksanaan hold cleaning yang baik pada saat pergantian muatan perlu dilakukan, pelaksanaan pembersihan palka meliputi pengecekan ruang palka setelah melaksanakan bongkar muatan, membuat rencana pekerjaan atau rencana pembersihan ruang palka, mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pembersihan palka dan melaksanakan pembersihan palka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab keterlambatan proses pembersihan ruang muatan, mendeskripsikan prosedur pelaksanaan hold cleaning pada saat pergantian muatan serta menjelaskan bagaimana upaya mencegah terlambatnya ruang muatan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Data yang ada kemudian dianalisis secara kualitatif untuk menjawab rumusan masalah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa (1) faktor yang dapat menyebabkan terlambatnya proses pembersihan ruang palka termasuk faktor cuaca, kurangnya koordinasi dalam pembagian tugas Mualim I sebagai penanggung jawab, ketersediaan alat yang tidak memadai, serta keahlian dan kedisiplinan kru kapal (2) prosedur pelaksanaan pembersihan palka pada saat pergantian muatan meliputi pengecekan ruang palka setelah melaksanakan bongkar muatan, membuat rencana pekerjaan atau rencana pembersihan ruang palka, mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pembersihan palka, melaksanakan pembersihan palka (3) upaya untuk mencegah dan mengatasi keterlambatan proses pembersihan palka melakukan pengecekan rutin terhadap alat-alat yang akan digunakan untuk pembersihan palka dan pentingnya untuk mengetahui kondisi cuaca pada alur pelayaran yang akan dilewati
PERAN AGEN DALAM PENANGANAN MUATAN BATU BARA YANG TERBAKAR PADA MV. FROSSO K DI TANJUNG BUYUT ANCHORAGE, PALEMBANG
ABSTRAK
Kencana, Made Gilang. 2024. “Peran Agen Dalam Penanganan Muatan Batu
Bara Yang Terbakar Pada MV. Frosso K di Tanjung Buyut Anchorage,
Palembang”. Skripsi. Program Diploma IV, Program Studi Tatalaksana
Angkutan Laut dan Kepelabuhan, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang,
Pembimbing I: Dr. LATIFA IKA SARI, S.Psi, M.Pd. Pembimbing II: Capt.
DIAN KURNIANING SARI., S.ST., M.M.
Agen merupakan perusahaan pelayaran nasional atau badan usaha milik
negara yang khusus didirikan untuk melakukan usaha keagenan kapal, yang
ditunjuk oleh perusahaan pelayaran asing untuk mewakili kepentingan kapalnya
selama di Indoneisa. Dalam melaksanakan tugasnya, agen bertanggung jawab
penuh atas kegiatan yang terjadi di atas kapal selama kapal berada di Indonesia.
Penelitian ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi mengenai dokumen apa
saja yang diperlukan dalam penanganan muatan batu bara yang terbakar pada MV.
Frosso K di Tanjung Buyut Anchorage, Palembang, pihak-pihak mana saja yang
dilibatkan serta peran agen dalam penanganan permasalahan tersebut.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Sumber data penelitian yang diperoleh penulis berasal dari observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Observasi pada penelitian ini dilakukan di Tanjung
Buyut Anchorage, Palembang, selanjutnya pada proses wawancara penulis
melibatkan beberapa informan, selain itu terdapat beberapa dokumen yang
diperlukan dalam penyelesaian masalah yang terjadi yang selanjutnya dianalisa
sehingga menjadi sebuah temuan yang diberikan pemecahan masalahnya dan
menjadi sebuah tulisan penelitian. Dalam penulisan penelitian ini, penulis
menggunakan triangulasi sumber serta triangulasi teknik dalam pengujian
keabsahan data.
Penelitian ini berfokus pada insiden terbakarnya muatan batu bara yang
sering kali terjadi. Seperti yang sudah terjadi pada MV. Frosso K kapal curah lima
palka dengan bendera Liberia yang mengangkut muatan batu bara, dimana muatan
yang berada di tongkang serta yang berada di dalam palka terbakar. Oleh karena itu
hasil dari penelitian ini menjelaskan terdapat beberapa dokumen yang diperlukan
dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi antara lain: Bill Of Lading, Shipping
Order, Cargo Manifest, Shipping Instruction, Stowage Plan, Mate’s Receipt,
Statement Of Fact, Notice Of Readiness dan Letter Of Protest. Selain itu terdapat
pihak-pihak yang dilibatkan dalam penanganan permasalahan yang terjadi antara
lain: syahbandar, pemilik muatan, surveyor, dan foreman, serta peran agen dalam
mengkoordinasikan seluruh pihak terkait dalam penyelesaian masalah tersebut dan
berperan dalam penyelesaian urusan terkait dokumen
IDENTIFIKASI KEBOCORAN BALLAST PUMP NO.1 GUNA MENJAGA STABILITAS KAPAL PADA MT ANGELICA SCHULTE
Abstrak - Kasus yang terjadi di kapal Angelica Schulte
adalah kebocoran pada ballast pump no.1. Hal ini
mengakibatkan adanya kemiringan pada kapal sebesar 4-5
derajat, menghambat proses bongkar muat di pelabuhan
selama 2 jam, serta membuat kru mengalami overtime untuk
membersihkan air yang jatuh dalam empty space di bawah
ruang pompa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dimana peneliti menggunakan triangulasi data dalam
pengumpulan data yaitu dari observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Penelitian ini mengungkap bahwa kebocoran
pada ballast pump mengakibatkan terhambatnya proses
ballasting dan deballasting, terhambatnya proses bongkar
muat selama 2 jam, terganggunya proses pengaturan stabilitas
kapal. Upaya yang dilakukan untuk menangani kebocoran
adalah dengan melakukan penambalan pada bagian badan
pompa yang bocor dengan menggunakan baut yang
berukuran serupa dengan lubang dan diganjal menggunakan
kayu. Hal ini dapat dihindari dengan melakukan Planned
Maintenance System (PMS) dengan tertib dan pengadaan suku
cadang yang sesuai dengan standar manufacturer
ANALISIS KINERJA GAS BUANG PADA MESIN DIESEL PENGGERAK GENERATOR MT.MERAUKE
ABSTRAKSI
Wijanarko, Ari. 2023. NIT: 551811236950T, “Analisis Kinerja Gas buang Mesin
Diesel Penggerak Generator . MT. MERAUKE”, Skripsi. Program Diploma IV,
Program Studi Teknika, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I:
Dr. A Agus Tjahjono, M.M, M.Mar. E, Pembimbing II: Irma Shinta Dewi
Mesin diesel induk adalah mesin yang digunakan untuk menggerakkan kapal
dengan pembakaran dalam (internal combustion engine) sebagai sumber tenaga.
Tenaga tersebut berasal dari pembakaran bahan bakar dan udara didalam ruang
bakar yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala torak dan kepala
silinder. Gas pembakaran yang terjadi itu mampu menggerakkan torak yang
selanjutnya memutar poros engkol. Hal yang menunjukan kurang sempurnanya
proses pembakaran dalam mesin biasanya diketahui dengan adanya asap gas buang
dari cerobong berwarna kehitam - hitaman, perbedaan pemakaian bahan bakar,
tenaga yang dihasilkan menurun bila dibandingkan dengan keadaan - keadaan
sebelumnya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: apa saja faktor penyebab, dampak
apa saja yang terjadi serta upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan kerusakan auxiliary engine terhadap kinerja mesin penggerak utama.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
kuisioner dan studi pustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan menggunakan teknik analisis data SWOT.
Dapat disimpulkan dari hasil diagram tersebut menunjukan ke Quadrant I yaitu
S-O Strategi diantara sumbu x dan sumbu y. sumbu x mengarah ke strength
(kekuatan) dan sumbu y mengarah ke opportunity (peluang).1).Kru mesin memiliki
keahlian yang memadai disertai suku cadang yang cukup, 2).Melakukan perawatan
sesuai jadwal rutin PMS, pengawasan secara berkala oleh superintender,
3).Tanggung jawab masinis dan kru mesin memastikan suku cadang sesuai
permintaan, 4).Melakukan pengecekan sesuai jam kerja dan memastikan suku
cadang dalam keadaan baik
ANALISIS PROSES GAS FREEING PADA TANGKI MUATAN DI KAPAL GAS ARJUNA UNTUK PERSIAPAN DRY DOCK
ABSTRAKSI
Racmawati, Diana, NIT. 561911137137 N, 2024, “Analisis Proses Gas Freeing
Pada Tangki Muatan Di Kapal Gas Arjuna Untuk Persiapann Dry
Dock”. Skripsi, Program Diploma IV, Program Studi Nautika,
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I: Yustina Sapan,
S.Si.T,M.M Pembimbing II: Yozar Firdaus Amrullah, S.S.,M.Hum.
Kapal Gas Arjuna mengalami hambatan dan keterlambatan pada
proses Gas Freeing saat persiapan Dry Dock pada 18 Maret 2022. Proses tersebut
memiliki peran penting dalam menghilangkan hidrokarbon pada tangki, yang dapat
menyebabkan ledakan. Keterlambatan ini mengakibatkan gangguan dan kurang
optimalnya proses persiapan Dry Dock berikutnya, hal ini memotivasi penulis untuk
menganalisis dan menyajikan implementasi Gas Freeing sesuai dengan IGC Code,
Cargo Manual Book, dan SIGTTO.
Rumusan masalah yang penulis angkat meliputi bagaimana proses
kegiatan Gas Freeing yang dilakukan di kapal Gas Arjuna untuk persiapan Dry
Dock, faktor apa saja yang menjadi penyebab terhambatnya proses Gas Freeing di
kapal Gas Arjuna dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah
terhambatnya proses Gas Freeing di kapal Gas Arjuna. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan wawancara kru kapal khususnya Chief Officer,
Boatswain dan Second Engineer sebagai sumber primer dan buku, pustaka serta
dokumen sebagai sumber sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data kualitatif
menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
dengan menggunakan teknik fishbone analysis. Penelitian ini dilaksanakan dan
bertempat di Kapal Gas Arjuna sebagai tempat peneliti melaksanakan praktik laut
selama 12 bulan.
Pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan proses kegiatan gas
freeing pada kapal gas Arjuna dijalankan melalui empat tahapan, yaitu liquid
freeing, warm up, inerting, dan aeration/purging, kapal dapat dipersiapkan untuk
masuk dry dock. Namun, terhambatnya proses tersebut disebabkan oleh waktu yang
singkat, perbedaan metode, kurangnya flexible hose, dan kesulitan dalam
menjalankan N2 generator sehingga upaya yang dapat dilakukan meliputi Upaya
mencegah terhambatnya proses Gas Freeing di kapal Gas Arjuna melibatkan
permintaan peralatan yang cukup sebelumnya, seperti flexible hose, kepada
perusahaan. Penambahan waktu dari perusahaan juga diperlukan agar Chief Officer
dapat melakukan proses dengan lebih tepat dan aman. Selain itu, pengetesan
peralatan, seperti N2 generator, sebelum pelaksanaan operasi gas freeing perlu
diperhatikan untuk memastikan kelancaran proses tersebut
PENANGGULANGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA AWAK KAPAL BAGIAN MESIN DI MT. SERANG JAYA
ABSTRAKSI
Firdaus, Frida Arjuna El. 2024, 561911237333.T, “Penanggulangan Terjadinya
Kecelakaan Kerja Awak Kapal Bagian Mesin Di MT. Serang Jaya”.
Skripsi. Program Diploma IV, Program Studi Teknika, Politeknik Ilmu
Pelayaran Semarang, Pembimbing I : Dr. Darul Prayogo, M.Pd. dan
Pembimbing II : Irma Shinta Dewi, M.Pd.
Keselamatan kerja adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para
pekerja dalam melaksanakan tugasnya dengan melakukan upaya pengendalian
terhadap segala bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya.
Penulis mengamati keadaan di mana kecelakaan sering terjadi akibat adanya
awak kapal bagian mesin yang teledor atau kesalahan pekerjaan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja, untuk mendapatkan pemahaman mengenai dampak yang
terjadi akibat kecelakaan, serta mengetahui upaya-upaya yang dilaksanakan
dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja di kamar mesin.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif. Sumber data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kepustakaan, dan
dokumentasi, teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknik
analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah SWOT yaitu teknik
perencanaan strategis yang mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) pada suatu obyek
penelitian.
Hasil penelitian dari pembahasan masalah mengenai faktor-faktor
penyebab terjadinya kecelakaan kerja di kamar mesin yaitu faktor manusia,
faktor alat, serta kurangnya pengawasan. Dampak jika terjadi kecelakaan kerja
di kamar mesin yaitu kerugian diri sendiri, kerugian bagi pihak perusahaan.
Dan upaya untuk menegah terjadinya kecelakaan kerja di kamar mesin yaitu
memberikan pengenalan dan pencegahan risiko bahaya pada saat kerja,
menambah pengetahuan tentang keselamatan kerja, meningkatkan koordinasi
antar kru, memberikan motivasi dan sanksi
ANALISIS KEGAGALAN START ENGINE PADA ENGINE LIFEBOAT DI MT.QUEEN PROTOCOL
ABSTRAKSI
Erlando Andrianto, 2023, 561911227266.T, “Analisis Kegagalan Start
Engine Pada Engine Lifeboat Di MT. QUEEN PROTOCOL ”, Skripsi
Program Studi Teknika, Diploma IV Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang, Pembimbing I : Dr. Ali Muktar Sitompul Sitompul, M.
T.,M.Mar.E dan Pembimbing II : Anicitus Agung Nugroho,
S.Si.T.,M.Si.
Lifeboat adalah suatu alat keselamatan yang berada di atas kapal yang
mempunyai fungsi untuk tempat menyelamatkan diri seluruh awak kapal
apabila terjadi kecelakaan di atas kapal. Lifeboat engine adalah komponen
mesin yang digunakan untuk menjalankan skoci penolong dengan
penyalaan kompresi diatur dengan sedemikian rupa sehingga lifeboat
dapat bekerja dengan baik. Berdasarkan permasalahan dan kendala yang
dialami peneliti sewaktu melaksanakan praktek laut selama kurang lebih 1
tahun di kapal MT.Queen Protokol tepatnya pada tanggal 05 Februari
2022. Di dapat pada kegiatan setiap 1 minggu sekali yaitu Saturday
routine, kegiatan tersebut mengarah pada seluruh alarm, resque boat dan
lifeboat. Setelah seluruh alarm dan resque boat telah dilakukan
pengecekan, maka selanjutnya yaitu pengecekan pada lifeboat. Pada saat
lifeboat hendak dilakukan pengecekan ternyata engine lifeboat tidak dapat
di start. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan karena lifeboat harus dapat di
start kapan saja dan dimana saja karena perannya sangat penting sebagai
penolong dikeadaan darurat untuk para awak kapal dan penumpang kapal.
Metode penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif dan desain
penelitian deskriptif. Sumber data penelitian yang diambil adalah data
primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan riset lapangan
yang meliputi pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi akar masalah
atau penyebab utama suatu masalah. Teknik analisa data menggunakan
Metode Root Cause Analysis (Analisis Akar Penyebab).
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penyebab dari
kegagalan start engine lifeboat dikarenakan tidak adanya pengisian daya
pada baterai lifeboat.Dari faktor penyebab tersebut mengakibatkan tidak
dapatnya mesin pada lifeboat untuk di start serta penahanan masuk
Pelabuhan . Upaya yang dilakukan untuk menangani kegagalan start
engine lifeboat adalah dengan melakukan pengecessan (charge) pada
baterai lifeboat, dan diantaranya adalah dengan melakukan perawatan
yang sesuai prosedur tiap minggu atau Saturday Routine Test terhadap
lifeboat dan melakukan perbaikan dan perawatan sesuai Plan
Maintenance System yang sudah terjadwal