313 research outputs found

    Echolocation on Manifolds

    Get PDF
    We consider the question asked by Wyman and Xi [WX23]: ``Can you hear your location on a manifold?” In other words, can you locate a unique point x on a manifold, up to symmetry, if you know the Laplacian eigenvalues and eigenfunctions of the manifold? In [WX23], Wyman and Xi showed that echolocation holds on one- and two-dimensional rectangles with Dirichlet boundary conditions using the pointwise Weyl counting function. They also showed echolocation holds on ellipsoids using Gaussian curvature. In this thesis, we provide full details for Wyman and Xi\u27s proof for one- and two-dimensional rectangles and we show that echolocation also holds on many three-dimensional boxes. We also prove that echolocation holds on rectangles with certain mixed boundary conditions using a similar approach. Secondly, we explore echolocation via Gaussian curvature and we focus on two categories of manifolds, namely surfaces of revolution and minimal surfaces. We provide counterexamples to two conjectures of necessary conditions for echolocation to hold on surfaces of revolution. We also show that Gaussian curvature is not enough for us to echolocate on Enneper\u27s surface and Henneberg\u27s surface by constructing pairs of non-symmetric points that have identical Gaussian curvatures

    Aristotle on the Role of Practical Intellect in Determining the Ends

    Get PDF
    In this thesis, I argue that an Aristotelian virtuous person not only reasons about the means of her action but also the ends of her action. A person who has been well habituated but never reflects on her ends is not yet virtuous. To be virtuous, the person needs to apprehend and may revise her apprehension of the ends that have been given to her in her habituation, such as apprehending what it is to be generous. I argue that to arrive at what it is to be generous, practical induction and reflective equilibrium are needed. Both practical induction and reflective equilibrium are exercises of practical intellect. Once the person apprehends what it is to be generous, she would be in a good position to determine a generous action as the appropriate end for a situation and justify why a particular action is generous

    Tradisi Membangun Rumah dengan Pendekatan Kearifan Lokal di Desa Tinabani Kabupaten Ende

    Get PDF
    ABTRACT The purpose of this evaluation is to study the tradition of building houses and the values contained in the tradition. This research is descriptive with qualitative agreement. Researchers become the main source in obtaining data from the results of field analysis and interviews. The research location was in Tinabani Village, Ende District, Ende Regency. The intensive relationship between the people of Tinabani Village and their natural, social and historical environment has provided knowledge of the use of materials provided by nature for escaping purposes. From the social side it is known how the Tinabani people work hand in hand in the process of making a house. This attitude of mutual cooperation makes the community more harmonious and peaceful. Meanwhile, history recognizes the traditions and traditions that bind their lives. It can be concluded that the people of Tinabani Village make good use of nature to preserve history. Tinabani people have strong traditions and social relations.   Keywords; Tradition, Home, Local Wisdom, Tinaban

    KAJIAN PERBANDINGAN AKURASI DTM PENGOLAHAN DATA FOTO UDARA MENGGUNAKAN METODE OTOMATIS FILTERING DAN SEMI-OTOMATIS FILTERING (Studi Kasus : Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur)

    Get PDF
    Kemajuan teknologi UAV menghasilkan berbagai produk unggulan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan analisis dinamika alam. Salah satunya adalah DTM yang merupakan representasi visual dari bentuk permukaan tanah yang ditampilkan dalam 3 dimensi. DTM diperoleh dari hasil penyaringan DSM, di mana semua fitur di atas tanah dihapus secara digital menggunakan metode tertentu. Untuk menghasilkan DTM yang baik, diperlukan DSM dengan kualitas yang baik, oleh karena itu dilakukan analisis akurasi Horisontal dan Vertikal berdasarkan ASPRS 2015. Dalam penelitian ini, digunakan dua software dengan metode pengolahan data berbeda, yaitu SAGA GIS metode otomatis filtering dan PCI Geomatica metode semi-otomatis filtering dari DSM ke DTM. Untuk menentukan kualitas DTM, data Spotheight digunakan sebagai pembanding yang dianggap sebagai bentuk sebenarnya di lapangan. Dari rangkaian proses pengolahan data, hasil DTM diperoleh yang kemudian diuji akurasinya menggunakan uji validasi statistik menggunakan perhitungan nilai RMSEz dan uji validasi non-statistik (Visual) menggunakan metode profil melintang. Hasil tes menunjukkan bahwa DTM yang dihasilkan oleh software PCI Geomatica dengan metode semi-otomatis filtering memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan DTM dari software SAGA GIS dengan metode otomatis filtering dengan nilai selisih elevasi 1.03875546 m (104 cm) dan RMSEz 2.948775665 m (295 cm) terhadap data spotheight. Kemudian visualisasi profil melintang DTM yang dihasilkan oleh PCI Geomatica metode semi-otomatis filtering terhadap DTM spotheight topografi juga tidak tampak mengalami perbedaan yang signifikan

    Pendekatan Arsitektur Vernakular Dalam Desain Fasilitas Obyek Wisata Jasmani - Rohani Mengeruda di Kecamatan Soa Kabupaten Ngada

    Get PDF
    Kabupaten Ngada adalah salah satu Kabupaten yang memiliki banyak sekali potensi wisata yang mampu menarik minat wisatawan baik dalam maupun luar negri yang ingin berwisata baik untuk jasmani maupun rohani. Salah satunya yaitu “Obyek Wisata Jasmani-Rohani Mengeruda”, yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Ngada, bekerja sama dengan Paroki Salip Suci, Soa. Obyek wisata ini berada 28 km ke arah timur dari pusat Kota Bajawa tepatnya di Desa Mengeruda Kecamatan Soa Kabupaten Ngada. Obyek Wisata Jasmani - Rohani Mengeruda memiliki 2 (dua) faktor andalan, yaitu Sumber Mata Air Panas Alam (Hoot Sprin) dan Taman Fatima (Place Of Pilgrimage) yaitu tempat Ziarah bagi Umat ber-agama Katolik. Namun ada beberapa permasalahan yang membuat obyek wisata ini tidak terlalu optimal, seperti: kurangnya perawatan terhadap fasilitas-fasilitas yang sudah ada, kurangnya fasilitas fasilitas utama, dan penunjang sebagai pendukung citra dari obyek wisata ini. Alasan pemilihan tema dengan pendekatan Arsitektur Vernakuler dalam desain kawasan Wisata Jasmani-Rohani Mengeruda ini karena berada dalam lingkungan masyarakat yang kaya akan budaya dan tradisi baik dari segi arsitektural maupun kehidupan sosialnya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara; studi literatur, wawancara, dan observasi. Dari data yang dikumpulkan dilakukan analisis. Metode analisis data dilakukan dengan; analisa kuantitatif, analisa kualitatif, dan komparatif, Setelah melakukan analisis, tahap selanjutnya adalah menyusun konsep perencanaan dan perancangan sesuai dengan output dan analisis yang telah dilkakukan. Hasil perancangan dengan pendekatan arsitektur vernakuler dapat menjadikan tempat wisata ini bukan hanya dijadikan tempat rekreasi semata, tetapi juga sebagai media pembelajaran atau mengenalkan budaya ke wisatawan luas dengan cara menunjukan/menonjolkan identitas kebudayaan masyarakatnya, dan dapat memberikan dampak edukatif bagi wisatawan

    Tata Zonasi Permukiman Adat Di Desa Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende

    Get PDF
    Permukiman adat di Desa Nggela merupakan salah satu permukiman adat yang masih bertahan keasliannya di Kabupaten Ende-Flores dan merupakan tempat tinggal dari para pemimpin adat dan terdapat juga zona-zona yang membagi permukiman adat ini menjadi beberapa wilayah.  Penelitian ini akan mencari tentang relasi antara struktur masyarakat dan tata zonasi di permukiman adat ini dan faktor-faktor lain yang mendukung relasi antara kedua hal tersebut. Metode kualitatif dengan pendekatan secara naturalistik hasil penelitian ini menemukan adanya tata zonasi permukiman adat. Selain dari pada itu, ada faktor-faktor lain yang berpengaruh pada tata zonasi yaitu faktor kosmologi, sejarah, proteksi, aktivitas, dan teritori elemen-elemen sakral

    Kajian Perbandingan Akurasi DTM Pengolahan Data Foto Udara Menggunakan Metode Otomatis Dan Semi-Otomatis Filtering

    Get PDF
    Advances in UAV technology produce various superior products that can be utilized for the development and analysis of natural dynamics. One of them is DTM which is a visual representation of the shape of the ground surface that is displayed in 3 dimensions. DTM is obtained from the results of DSM filtering, where all features above the ground are digitally removed using a certain method. To produce a good DTM, a good quality DSM is needed, therefore a Horizontal and Vertical accuracy analysis was carried out based on ASPRS 2015. In this study, two software with different data processing methods were used, namely automatic filtering and semi-automatic filtering from DSM to DTM. To determine the quality of DTM, spot-height data is used as a comparison which is considered to be the actual form in the field. From the series of data processing processes, DTM results were obtained which were then tested for accuracy utilizing statistical validation tests using the calculation of RMSEZ values and non-statistical validation tests (Visual) using the transverse profile method. The test results show that the DTM produced by the PCI Geomatica software with the semi-automatic filtering method has more accurate and precise quality than the DTM from the SAGA GIS software with the automatic filtering method with an elevation value of 1,249 m and RMSEz 3,542 m to the spot-height. Then the visualization of the DTM transverse profile produced by the PCI Geomatica software semi-automatic filtering method to the spot height also does not appear to experience a significant difference where the elevation at Point 1 is 0.5 m and Point 2 is 0.5 m

    Pendekatan Arsitektur Tropis Pada Bangunan SMAK Syuradikara Ende

    Get PDF
    Bangunan kolonial di Indonesia merupakan fenomena yang unik, percampuran budaya antara penjajah dan budaya Indonesia yang tidak terdapat ditempat lain serta disesuaikan  dengan kondisi iklimnya yaitu iklim tropis lembab. Kota Ende pada masa lalu menjadi salah satu daerah tujuan para pedagang dan pelayar dari Jawa,  Makassar,  dan  Ternate.  Karena  menjadi  salah  satu  titik  transit  para  pedagang  maka  sejarah keagamaan dan kepentingan-kepentingan Kolonialisme bermain di daerah-daerah pelabuhan di Kota Ende. Bangunan bernilai sejarah yang masih bertahan dan memiliki ciri arsitektur  kolonial di Kota Ende, salah satunya adalah bangunan Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Syuradikara, yang keberadaannya tanpa disadari beradaptasi dengan iklim tropis. Untuk mengetahui sejauh mana kondisi iklim tropis (pendekatan arsitektur tropis) dapat mempengaruhi desain bangunan SMAK Syuradikara di Kota Ende, maka penulis melakukan  kajian.  Kajian  ini  dilakukan  dengan  menggunakan    metode  kualitatif  deskriptif.  Pendekatan terhadap iklim tropis yang dikaji meliputi orientasi bangunan, bukaan dan material yang digunakan. Metode kualitatif  deskriptif  digunakan  untuk  menguraikan  elemen  desain  bangunan  SMAK  Syuradikara  yang berkaitan  erat  dengan  iklim  tropis.  Dalam  melakukan  kajian  ini  pengumpulan  data  dilakukan  dengan wawancara,  survey,  observasi  dan studi literatur.  Dari hasil kajian ditemukan  bahwa orientasi  bangunan secara keseluruhan menghadap dan memanjang kearah utara   dan selatan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datang dan terbenam matahari hanya sedikit yang menerima panas matahari. Aliran angin di sekitar bangunan datang dari arah timur dan barat dan ruangan yang mendapatkan  aliran angin yang baik adalah ruang kelas. Orientasi peletakan jendela lebih dominan menghadap ke arah utara dan selatan. Keberadaan  teras  disepanjang  bangunan  untuk  mengantisipasi  sinar  matahari  langsung  yang  mengenai dinding bangunan, serta hempasan dari air hujan. Material lantai dari keramik dan tegel yang belum dipoles dengan  permukaan  sedikit  kasar  sehingga  menyerap  panas,  ruangan  cenderung  lebih  dingin.  Dinding bangunan terbuat dari susunan bata yang diplester, tebal dinding antara 30 sampai 40 centimeter, sehingga dapat mereduksi udara panas yang ada dalam ruangan
    corecore