58 research outputs found

    Kultivasi Scenedesmus SP. Pada Medium Air Limbah

    Get PDF
    Proses fotosintesis pada mikroalga membutuhkan CO2 dan cahaya matahari serta nutrien untuk pertumbuhannya. Kultivasi Scenedesmus sp. pada medium air limbah bertujuan guna mencukupi kebutuhan mikroalga akan nutrien dan mengurangi masukan dari bahan kimia yang terkandung dalam air limbah tersebut ke lingkungan. Kultivasi Scenedesmus sp. dilakukan selama tujuh hari pada medium air limbah industri tanpa penambahan nutrien. Hasil kepadatan tertinggi pada akhir kultivasi diperoleh pada medium air effluent senilai 8,033,333 sel/ml dengan berat kering 4,60 gr. Kultivasi mikroalga tersebut juga dapat menurunkan nilai dari Total Padatan Tersuspensi dan Terlarut serta penurunan kadar dari BOD, COD, Nitrit, Sulfit, Sulfat, besi, Krom, Tembaga, dan Seng. Kultivasi Scenedesmus sp. dapat dilakukan pada medium air limbah tanpa perlu penambahan nutrien

    The Oogenesis of Sclerectinian Corals Caulastrea furcata and Lobophyllia corymbosa

    Get PDF
    Caulastrea furcata and Lobophyllia corymbosa are corals of order Sclerectinian. Caulastrea furcata is the only species of genus Caulastrea that could be found in Kepulauan Seribu and L. corymbosa is a rare species. The purpose of this research was to study sexual reproduction of the Sclerectinian coral. The result showed that the ovaries of C. furcata and L. corymbosa were developed in the mesentery, inside the mesoglea, and pinched by gastrodermis. Distinctive channel with trophonema like structure was found in both species as well as gamete which was spawned from polyp through distinctive channel. The gamete simply spawned trough gastrodermis, heading from mesentery filament to excretion track. Histological observation showed that there were four stages of gamet maturity level. However, gonad maturity level consisted of three stadia depended on the characteristic of the ovary

    IDENTIFIKASI POTENSI ENZIM AGARASE YANG DIHASILKAN OLEH KAPANG HASIL ISOLASI DARI Caulerpa sp.

    Get PDF
    Kapang adalah mikroorganisme yang dapat diisolasi dari beberapa sumber seperti sedimen, air, serasah, rumput laut dan masih banyak lagi. Kapang dapat menghasilkan enzim yang memiliki banyak fungsi dan keuntungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi kapang dari sedimen, serasah, dan air yang berasal dari sekitar lingkungan Caulerpa sp. Dan mengidentifikasi potensi enzim agarase yang dihasilkan. Sebanyak 41 isolat berhasil diisolasi. 5 isolat memiliki aktivitas enzim yang potensial (A10, A11, A13, SUC 7 dan SEC 8). Isolat A13 adalah isolat terbaik karena memiliki aktivitas agarase tertinggi dan waktu pertumbuhan yang lebih cepat daripada yang lain

    Anaerobic Digestion of Macroalga Gracilaria SP. in Batch System to Produce Bio-methane

    Full text link
    This study aimed to determine the potential of bio-methane produced by Gracilaria sp. in a batch system. The experiment was conducted in batch system and it was initiated by acclimatization process (12 days) and ended methane production process (30 days). The results showed that biochemical properties of Gracilaria sp. are carbohydrate 65.46 ± 0.58%, lignin 13.20 ± 2.23%, TOC (Total Organic Carbon) 33.39 ± 0.23%, Nitrogen 1.12 ± 0.01%, and C/N ratio 29.82. Acclimatization proceeded successfully and it was indicated by 62.7 L biogas of 4.025 L of substrate Gracilaria sp. produced within a pH range of 6.2 - 7.1. The batch method of anaerobic biodegradation showed that 4 kg of Gracilaria sp. can produced 131.1 L of biogas containing methane and 46.7 L or 11.6 L CH4 /kg

    Karakteristik morfologi teritip spons Indonesia

    Get PDF
    Abstract. Research on the sponge barnacle of Indonesia is very rare, and this study is aimed to describe the morphological characteristics of sponge barnacles and their specific relationship with their sponge host species. This research was a survey and sponge samples were collected by tearing apart any available sponge found in three sampling locations, typically coral reef areas of Weh Island, Seribu Islands, and Karimunjawa Islands. Sponge barnacles contained in sponge samples were observed using stereo microscope and scanning electron microscope, and species identification was determined based on the morphological description of Darwin (1854), Pilsbry (1916), Martin dan Davis (2001), and Kolbasov (1993). Four species of sponge barnacles were found consisting of Acasta cyathus, Acasta fenestrata, Euacasta dofleini, and Membranobalanus longirostrum. Specific relationships of barnacle and its sponge host were found between Euacasta dofleini and Haliclona sp. and between Membranobalanus longirostrum and Suberites sp. respectively. Keywords : sponge; barnacle; acasta; membranobalanus; biodiversityAbstrak. Penelitian teritip spons Indonesia jarang dilakukan sejak kelompok ini pertama kali dideskripsikan hingga saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji karakter morfologi teritip spons Indonesia dan untuk mengkaji hubungan spesies spesifik teritip terhadap spons. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilaksanakan sejak Oktober sampai Desember 2012 di tiga lokasi yaitu Pulau Weh, Kepulauan Seribu, dan Kepulauan Karimunjawa. Metode penelitian menggunakan metode survei dan titik pengambilan sampel dipilih berdasarkan keberadaan spons. Sampel diamati menggunakan mikroskop stereo dan mikroskop elektron kemudian diidentifikasi berdasarkan deskripsi Darwin (1854), Pilsbry (1916), Martin dan Davis (2001), dan Kolbasov (1993). Hasil penelitian didapatkan empat spesies teritip spons yaitu Acasta cyathus, A. fenestrata, Euacasta dofleini, dan Membranobalanus longirostrum. Terdapat hubungan spesies spesifik antara teritip dan spons inang yaitu antara teritip E. dofleini dan spons Haliclona sp. dan antara teritip M. longirostrum dan spons Suberites sp. Kata kunci : teritip; spons; acasta; membranobalanus; biodiversita

    ANAEROBIC DIGESTION OF MACROALGA Gracilaria sp. IN BATCH SYSTEM TO PRODUCE BIO-METHANE

    Get PDF
    This study aimed to determine the potential of bio-methane produced by Gracilaria sp. in a batch system. The experiment was conducted in batch system and it was initiated by acclimatization process (12 days) and ended methane production process (30 days). The results showed that biochemical properties of Gracilaria sp.  are carbohydrate 65.46 ± 0.58%, lignin 13.20 ± 2.23%, TOC (Total Organic Carbon) 33.39 ± 0.23%, Nitrogen 1.12 ± 0.01%, and C/N ratio 29.82. Acclimatization proceeded successfully and it was indicated by 62.7 L biogas of 4.025 L of substrate Gracilaria sp. produced within a pH range of 6.2 - 7.1. The batch method of anaerobic biodegradation showed that 4 kg of Gracilaria sp. can produced 131.1 L of biogas containing methane and 46.7 L or 11.6 L CH4 /kg

    The Oogenesis of Sclerectinian Corals Caulastrea furcata and Lobophyllia corymbosa

    Get PDF
    Caulastrea furcata and Lobophyllia corymbosa are corals of order Sclerectinian. Caulastrea furcata is the only species of genus Caulastrea that could be found in Kepulauan Seribu and L. corymbosa is a rare species. The purpose of this research was to study sexual reproduction of the Sclerectinian coral. The result showed that the ovaries of C. furcata and L. corymbosa were developed in the mesentery, inside the mesoglea, and pinched by gastrodermis. Distinctive channel with trophonema like structure was found in both species as well as gamete which was spawned from polyp through distinctive channel. The gamete simply spawned trough gastrodermis, heading from mesentery filament to excretion track. Histological observation showed that there were four stages of gamet maturity level. However, gonad maturity level consisted of three stadia depended on the characteristic of the ovary. Key words: oogenesis, sexual, reproduction, corals Caulastrea, Lobophyllia, Seribu Islan

    PERBANDINGAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI EKOSISTEM LAMUN PADA SAAT BULAN PURNAMA DAN PERBANI DI PULAU PANGGANG KEPULAUAN SERIBU JAKARTA

    Get PDF
    Makrozoobentos merupakan salah satu organisme yang keberadaannya banyak terdapat di ekosistem lamun. Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan kelimpahan individu dan spesies makrozoobentos di bulan purnama dan perbani, melihat korelasi kepadatan makrozoobentos dengan penutupan lamun, dan mengetahui kontribusi spesies makrozoobentos pada habitat lamun. Penelitian ini dilakukan di pulau panggang dengan 3 stasiun pengamatan makrozoobentos di ekosistem lamun pada bulan Maret dan April 2016. Pengambilan data makrozoobentos di lamun secara sistematis menggunakan metode transek kuadran 1x1 m dan corer berdiameter 10 cm untuk infauna. Menganalisis nilai kerapatan, tutupan lamun dan kelimpahan makrozoobentos. Analisis data statistik kelimpahan makrozoobentos menggunakan uji ANOVA, korelasi kepadatan makrozoobentos dengan tutupan lamun menggunakan regresi linear sederhana dan kontribusi spesies pada bulan purnama dan perbani menggunakan analisis SIMPER. Hasil penelitian didapatkan tidak adanya perbedaan nyata kelimpahan individu makrozoobentos di bulan purnama dan perbani. Sedangkan spesies didapatkan perbedaan nyata yang signifikan. Korelasi positif antara kepadatan makrozoobentos dengan tutupan lamun dibulan purnama, sedangkan pada bulan perbani berkorelasi negative. Analisis SIMPER menunjukan kontribusi spesies makrozoobentos tertinggi di tiap-tiap stasiun di bulan purnama dan perbani adalah spesies Cerithium salebrosum. Kesimpulan kepadatan spesies makrozoobentos menunjukkan perbedaan nyata di bulan purnama dan perbani, namun tidak pada kelimpahan individu

    KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

    Get PDF
    Dalam upaya memperkaya khasanah pengetahuan karang lunak di Indonesia, dilakukan penelitian mengenai kajian potensi bioaktif karang lunak di beberapa pulau di Kepulauan Seribu. Selama penelitian, kegiatan ini berhasil mendata 39 spesies (12 genera, 4 famili) karang lunak yang tersebar di Pulau Pari, PulauPramuka, dan Pulau Kotok. Genus Lobophytum mendominasi perairan dangkal (3 m), sedangkan genera Sarcophyton dan Dendronephthya lebih kerap ditemukan di perairan dalam (10 m). Dari ke-39 spesies tersebut,ekstrak dari 30 jenis karang lunak menunjukkan bioaktivitas terhadap keberadaan bakteri patogen Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Ditinjau dari lokasi pengambilan contoh terhadap daratan utama, kandungan bioaktif karang lunak semakin tinggi bila semakin jauh dari daratan utama. Hal yang serupa berlaku untuk karang lunak yang hidup di kedalaman yang lebih dalam.Kata kunci: potensi, bioaktif, karang lunak, bakteri, Kepulauan Seribu
    • …
    corecore