23 research outputs found
Pemasaran Elektronik Melalui Aplikasi Jejaring Sosial
Jejaring sosial atau media sosial berpotensi membantu pelaku UKM dalam memasarkan produk dan jasanya. Karena mampu menjangkau wilayah yang luas dengan hemat biaya. Melalui jejaring sosial, pelaku bisnis UKM dapat melakukan aktivitas pemasarannya seperti memperkenalkan produk, menjalin komunikasi dengan konsumen dan calon konsumen, dan memperluas jaringan bisnis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif-deskriptif dengan teknik survei kepada para pelaku UKM di daerah Bengkulu dan Jambi. Teknik pemilihan responden adalah purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UKM bergerak dalam USAha penjualan barang, bukan jasa. Sedikit responden yang menjual komoditas unggulan daerah mereka masing-masing. Sebagian besar UKM memilih menggunakan akses internet dengan jaringan tanpa kabel atau mobile access. Target pasar mereka umumnya masyarakat lokal. Sedikit pelaku UKM yang membidik pasar nasional apalagi Internasional. Aplikasi jejaring sosial yang banyak dipilih oleh pelaku UKM untuk memasarkan produk USAhanya, yaitu Facebook, Email, Blackberry Messenger (BBM), situs jual beli, Twitter, website pribadi, dan situs milik orang lain. Aktivitas pemasaran yang banyak dilakukan antara lain mengunggah foto produk untuk memberikan gambaran kepada calon konsumen mengenai produk-produk yang ditawarkan, menuliskan status mengenai produk, menuliskan deskripsi atau tinjauan mengenai produk
Kajian Tekno-Ekonomi pada Telehealth di Indonesia
Program telehealth di Indonesia dapat menjangkau masyarakat yang berada di daerah terluar dan perbatasan, dimana fasilitas pelayanan kesehatan belum merata ketersediaannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh potensi implementasi telehealth di Indonesia dengan menggunakan pendekatan analisis dari segi ekonomi dan teknologi. Metode penelitian menggunakan pendekatan data kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Perhitungan biaya program telehealth dalam penelitian ini direncanakan untuk puskesmas yang berada di daerah tertinggal di seluruh Indonesia dalam kurun waktu lima tahun (2016-2020). Hasil kajian menunjukkan bahwa biaya program telehealth untuk sektor kesehatan di Indonesia cukup besar. Biaya terbesar pada tahun keempat yaitu berkisar Rp 180 Miliar. Meskipun demikian biaya tersebut masih terjangkau dari anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk Kementerian Kesehatan. Program telehealth juga dapat menjadi tonggak untuk implementasi Internet of Things di sektor kesehatan bagi masyarakat publik. Maka dari itu, implementasi telehealth sangat mungkin diterapkan di Indonesia.*****Telehealth program can reach people in the rural area, where health service facilities are not yet equitable. This study aims to obtain the potential implementation of telehealth in Indonesia by using techno-economic approach. The research method uses quantitative data approach supported by qualitative data. The results of the study indicate that the cost of the telehealth program for the health sector in Indonesia is quite large, but still affordable from the government budget allocated to the Ministry of Health. In addition, telehealth can also be a milestone for the implementation of the Internet of Things in the health sector for the public. Therefore, telehealth implementation is very possible to be applied in Indonesia
THE ASSESSMENT OF THREE PROCESS AREAS IN MATURITY LEVEL 2 CMMI-DEV 1.2 FRAMEWORK ON SMALL INDEPENDENT SOFTWARE VENDOR IN INDONESIA (CASE STUDY: INOVASIA)
This research was conducted to get a snapshot of the utilization of the Capability Maturity Model Integration (CMMI) framework in a small ISV, with Inovasia as a case study, by assessing three process areas of level 2 as a fi rst step in achieving software development activities in a timely, meets the needs of users, and within the budget provided. Software process improvement implemented in CMMI for Development model version 1.2 by using Management Information System Interim Maturity Evaluation (MISIME) as a tool to diagnose the maturity level of an ISV. This study generated value of current maturity level of ISV and software process improvement recom-mendations that can be done by the ISV
PEMASARAN ELEKTRONIK MELALUI APLIKASI JEJARING SOSIAL
Jejaring sosial atau media sosial berpotensi membantu pelaku UKM dalam memasarkan produk dan jasanya. Karena mampu menjangkau wilayah yang luas dengan hemat biaya. Melalui jejaring sosial, pelaku bisnis UKM dapat melakukan aktivitas pemasarannya seperti memperkenalkan produk, menjalin komunikasi dengan konsumen dan calon konsumen, dan memperluas jaringan bisnis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif-deskriptif dengan teknik survei kepada para pelaku UKM di daerah Bengkulu dan Jambi. Teknik pemilihan responden adalah purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UKM bergerak dalam usaha penjualan barang, bukan jasa. Sedikit responden yang menjual komoditas unggulan daerah mereka masing-masing. Sebagian besar UKM memilih menggunakan akses internet dengan jaringan tanpa kabel atau mobile access. Target pasar mereka umumnya masyarakat lokal. Sedikit pelaku UKM yang membidik pasar nasional apalagi internasional. Aplikasi jejaring sosial yang banyak dipilih oleh pelaku UKM untuk memasarkan produk usahanya, yaitu Facebook, Email, Blackberry Messenger (BBM), situs jual beli, Twitter, website pribadi, dan situs milik orang lain. Aktivitas pemasaran yang banyak dilakukan antara lain mengunggah foto produk untuk memberikan gambaran kepada calon konsumen mengenai produk-produk yang ditawarkan, menuliskan status mengenai produk, menuliskan deskripsi atau tinjauan mengenai produk
Kajian Tekno-Ekonomi pada Telehealth di Indonesia [Techno-Economic Study on Telehealth in Indonesia]
Program telehealth di Indonesia dapat menjangkau masyarakat yang berada di daerah terluar dan perbatasan, dimana fasilitas pelayanan kesehatan belum merata ketersediaannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh potensi implementasi telehealth di Indonesia dengan menggunakan pendekatan analisis dari segi ekonomi dan teknologi. Metode penelitian menggunakan pendekatan data kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Perhitungan biaya program telehealth dalam penelitian ini direncanakan untuk puskesmas yang berada di daerah tertinggal di seluruh Indonesia dalam kurun waktu lima tahun (2016-2020). Hasil kajian menunjukkan bahwa biaya program telehealth untuk sektor kesehatan di Indonesia cukup besar. Biaya terbesar pada tahun keempat yaitu berkisar Rp 180 Miliar. Meskipun demikian biaya tersebut masih terjangkau dari anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk Kementerian Kesehatan. Program telehealth juga dapat menjadi tonggak untuk implementasi Internet of Things di sektor kesehatan bagi masyarakat publik. Maka dari itu, implementasi telehealth sangat mungkin diterapkan di Indonesia.*****Telehealth program can reach people in the rural area, where health service facilities are not yet equitable. This study aims to obtain the potential implementation of telehealth in Indonesia by using techno-economic approach. The research method uses quantitative data approach supported by qualitative data. The results of the study indicate that the cost of the telehealth program for the health sector in Indonesia is quite large, but still affordable from the government budget allocated to the Ministry of Health. In addition, telehealth can also be a milestone for the implementation of the Internet of Things in the health sector for the public. Therefore, telehealth implementation is very possible to be applied in Indonesia
METODE RANDOM SURVIVAL FOREST DENGAN ATURAN PEMISAHAN LOG-RANK DAN LOG-RANK SCORE UNTUK PREDIKSI DELAY PENERBANGAN AKIBAT CUACA
Metode Random Survival Forest (RSF) merupakan metode penggabungan analisis survival dengan klasifikasi. Metode ini menjadi alternatif dari model Cox Proportional Hazard ketika asumsi proportional hazard tidak terpenuhi dalam menganalisis data tersensor. Metode RSF sangat fleksibel untuk mengatasi data berdimensi tinggi dengan banyak kovariat. Dengan pendekatan seperti metode klasifikasi Random Forest, metode ini diawali dengan membuat sampel bootstrap, kemudian dilakukan random selection pada variabel untuk menumbuhkan pohon demi pohon hingga simpul terakhir. Performansi pembuatan RSF sangat bergantung pada aturan pemisahan. Aturan ini akan memecah node induk menjadi beberapa node anak hingga menghasilkan variabel penting (VIMP) yang paling berkontribusi. Aturan pemisahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Log-Rank dengan Log-Rank Score, kemudian membandingkan hasil keduanya. Indikator yang digunakan untuk membandingkan performansi kedua aturan pemisahan ini adalah dengan error rate atau nilai kesalahan prediksi. Studi kasus dilakukan pada data delay penerbangan akibat cuaca di rute bandara Soekarno Hatta menuju bandara I Gusti Ngurah Rai. Metode ini diterapkan untuk menentukan variabel yang berkontribusi pada lamanya delay penerbangan apakah lebih dari 30 menit atau kurang dari 30 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode RSF dengan aturan pemisahan Log-Rank adalah pilihan terbaik untuk memprediksi delay penerbangan akibat cuaca dengan nilai error rate yang lebih kecil yaitu sebesar 0,3590 atau 35,90%. Ukuran hutan yang dibangun adalah terdiri dari 500 pohon. Urutan variabel penting yang berkontribusi di antaranya airlines, kecepatan angin, arah angin, suhu, curah hujan, dan kelembaban. Setelah performa RSF dengan Log-Rank dikatakan baik, dibuat web app sederhana untuk melakukan pengotomatisan prediksi delay penerbangan akibat cuaca. The Random Survival Forest (RSF) method is a method that combining survival analysis with classification. This method is an alternative to the Cox Proportional Hazard model when proportional hazard assumption is not fullfiled in analyzing the censored data. The RSF method is very flexible for handling high-dimensional data with many covariates. Using the approach of classification method such as the Random Forest, this method begins with drawing a bootstrap sample, then selecting variables randomly to grow tree by tree until the terminal node. Generated RSF performance is highly depends on splitting rules. This rule will split the parent node into several daughter nodes to show the most contributing variable importance (VIMP). The splitting rule that used for this research is Log-Rank and Log-Rank Score. We compare these two splitting rules. The indicator that used to compare the performance of the two splitting rules is the error rate or prediction error value. A case study was applied on flight delay data due to weather on the route of Soekarno Hatta airport to I Gusti Ngurah Rai airport. This method is applied to determine the variables that contributing in flight delays time, whether more than 30 minutes or less than 30 minutes. The results of this study indicate that the RSF method with Log-Rank splitting rules is the best choice for predicting flight delays due to weather with a smaller error rate value of 0.3590 or 35.90%. The size of the forest consists 500 trees. The sequence of important contributing variables are airlines, wind speed, wind direction, temperature, precipitation and humidity. After RSF with Log-Rank's performance was qualified as good, a simple web app is created to automate flight delay predictions due to weather
PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK PRASEKOLAH DITINJAU DARI STATUS IBU YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI TK TAMAN SARI SURABAYA
Semakin berkembangnya pendidikan, menimbulkan kesadaran seorang wanita untuk mengembangkan diri pada bidang pekerjaan semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan berkurangnya perhatian wanita sebagai ibu terhadap anak yang berpengaruh terhadap tingkat kemandirian anak. Kenyataan pada era sekarang, anak yang diasuh oleh ibu rumah tangga cenderung lebih manja dari pada anak yang diasuh oleh ibu yang bekerja. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat kemandirian anak usia pra sekolahi antara yang diasuh ibu yang bekerja dan tidak bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemandirian anak usia pra sekolah 5-6 tahun ditinjau dari status ibu yang bekerja dan tidak bekerja di TK Taman Sari Surabaya. Alasan mengambil penelitian ini karena sejumlah anak di Taman Sari Surabaya belum menunjukkan kemandirian padahal sudah kelas B. Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif. Variabel pada penelitian ini adalah kemandirian anak dan status bekerja ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria: 1) Usia 5-6 tahun; 2) Tinggal bersama ibu; dan 3) Mempunyai ibu baik yang bekerja dan tidak bekerja. Sampel penelitian ini adalah 56 anak Kelompok B, yang terdiri dari
26 ibu bekerja dan 30 ibu tidak bekerja. Metode pengumpulan data menggunakan skala kemandirian anak. Hasil penelitian berdasarkan perhitungan statistik, didapatkan nilai mean sebesar 111,925 untuk ibu yang bekerja dan 103,827 untuk ibu yang tidak bekerja. Perhitungan Independent Sample t-Test diperoleh (3,761 > 1,673) dan (0,000 <0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kemandirian anak usia pra sekolaha ditinjau dari status ibu yang bekerja dan tidak bekerja di TK Taman Sari Surabaya