Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Not a member yet
    188 research outputs found

    KESADARAN KEAMANAN DAN PRIVASI DATA PENGGUNA WHATSAPP (STUDI KASUS DI PROVINSI JAWA BARAT)

    No full text
    Social media applications provide convenience with the features available but can also cause problems, such as security and privacy, in their use, which is also possible in WhatsApp. The condition of security and privacy awareness among WhatsApp users can be an illustration of how users are aware of minimizing various kinds of risks that can arise when using WhatsApp. This study provides an overview of WhatsApp usage, security awareness, and privacy data from respondents, and sociodemographic relationships with the synthesis framework of data security and privacy in WhatsApp usage. The study was conducted quantitatively, with WhatsApp users in West Java Province serving as the unit of analysis and the locus. The questionnaire instrument was distributed online through time sampling within a certain period and accidental sampling. The results of the study provide an overview of WhatsApp usage. The perspective on data security and privacy in West Java Province also shows that many respondents have this awareness. The relationship between sociodemographic variables and the use of WhatsApp shows significant results in several main areas, namely the information security area, the perceived mobile apps area, the perceived control area, and the disclosure information detection area.Aplikasi media sosial memberikan kemudahan dengan fitur-fitur yang tersedia, namun juga dapat menimbulkan masalah yaitu keamanan dan privasi dalam penggunaannya, dan ini juga memungkinkan terjadi pada penggunaan WhatsApp. Kondisi perspektif kesadaran keamanan dan privasi pada pengguna WhatsApp dapat menjadi gambaran bagaimana pengguna memiliki kesadaran dalam meminimalisasi berbagai macam risiko yang dapat muncul dalam penggunaan WhatsApp. Penelitian ini memberikan gambaran penggunaan WhatsApp, kesadaran keamanan dan privasi data dari responden, dan relasi sosiodemografi dengan kerangka sintesis keamanan dan privasi data dalam penggunaan WhatsApp meliputi total area sintesis yang digunakan dan terhadap masing-masing area utama. Pendekatan penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan unit analisis dan lokus adalah pengguna WhastApp di Provinsi Jawa Barat. Instrumen kuesioner disebarkan secara online melalui time sampling dalam periode waktu tertentu dan accidental sampling. Hasil penelitian memberikan gambaran penggunaan WhatsApp dari frekuensi menggunakan, intensitas lama menggunakan, lama periode telah menggunakan, dan frekuensi update status. Perspektif kesadaran keamanan dan privasi data di Provinsi Jawa Barat juga menunjukkan banyak responden yang memiliki kesadaran tersebut. Relasi variabel sosiodemografi dan penggunaan WhatsApp menunjukkan hasil signifikan pada beberapa area utama yaitu area keamanan informasi, area perceived mobile apps, area perceived control, dan area penolakan mengungkap informasi

    MOTIVASI DAN PENGALAMAN PENGGUNA SEBAGAI FAKTOR TAMBAHAN DALAM MENINJAU PENERIMAAN APLIKASI SELULER KAI ACCESS : MODIFIKASI TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

    No full text
    The increasingly sophisticated and rigorous development of technology and information currently means that service companies are required to be able to provide easy, fast, and precise services. As a service that is often used by the public, PT Kereta Api Indonesia (KAI) presents the only official application called KAI Access. This application is here with the aim of providing convenience and optimizing the services provided to consumers in purchasing train tickets. The evaluation and improvement process continues to be carried out by PT KAI for the optimal use of this application by the community. This research aims to review the acceptance of the KAI Access application used by the public by presenting additional factors of motivation and user experience as a modification of the Technology Acceptance Model (TAM) method. Respondents in this study were 120 people using accidental sampling techniques. The instrument used is a closed questionnaire which is technically given via an online media form. Data processing in the analysis utilizes the SEM-PLS approach. The results of the analysis show that the role of easy utilization provides motivation for consumers so that later it will give rise to the experience of willing to use the application.Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih dan ketat saat ini menjadikan perusahaan bidang jasa dituntut dapat memberikan layanan yang mudah, cepat dan tepat. Sebagai layanan yang sering digunakan oleh masyarakat, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menghadirkan satu-satunya aplikasi resmi yang diberi nama KAI Access. Aplikasi ini hadir dengan tujuan memberikan kemudahan dan optimalisasi layanan yang diberikan kepada konsumen dalam pembelian tiket kereta api. Proses evaluasi dan perbaikan terus dilakukan oleh PT KAI demi optimalnya aplikasi ini dimanfaatkan masyarakat. Tujuan penelitian ini bermaksud untuk meninjau penerimaan aplikasi KAI Access yang digunakan oleh masyarakat dengan menghadirkan faktor tambahan motivasi dan pengalaman pengguna sebagai modifikasi metode Technology Acceptance Model (TAM). Responden dalam penelitian ini sebesar 120 orang dengan menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tertutup dimana secara teknis diberikan melalui form media online. Pengolahan data dalam analisisnya memanfaatkan pendekatan SEM-PLS. Hasil analisis diperoleh bahwa peran dari kemudahan penggunaan memberikan motivasi pada konsumen sehingga nantinya memunculkan pengalaman untuk mau memanfaatkan aplikasi tersebut. Dengan adanya motivasi dan pengalaman pengguna, niat konsumen untuk menggunakan aplikasi berdampak positif mewujudkan KAI Access sebagai fasilitas publik yang bisa diandalkan

    EQUIVOCALITY DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI: STUDI KASUS PERBEDAAN PENAFSIRAN INFORMASI PUBLIK DIKECUALIKAN PADA KEMENTERIAN KEUANGAN

    No full text
    In this age of freedom of information, people want the government to provide excellent and transparent public information services. Unfortunately, these demands sometimes experience obstacles due to equivocality in organizational communication. One case was the occurrence of equivocality of excluded public information (or can be interpreted as confidential information) in the Ministry of Finance, which was interesting to study further. This research tried to examine comprehension differences to uncover the causes of public information service officers' interpretation differences and ways to overcome them. This research approach was qualitative with a case study method. The research results identified several causes for differences in the interpretation of confidential public information, including concerns regarding negative impacts, potential misuse of information by applicants, political aspects of the information requested, and officers' lack of understanding in interpreting excluded public information. In overcoming differences in interpretation, personnel (public information service officers) had an important role and were responsible for overcoming equivalency in organizational communication. In addition, intensive meetings, consequence tests, annual monitoring and evaluation, minutes of agreements, training, the legal classification of information, firmness in decision-making, and knowledge internalization were used to resolve interpretation differences.Pelayanan informasi publik yang baik dan transparan oleh pemerintah menjadi tuntutan utama dalam era kebebasan informasi saat ini. Sayangnya, tuntutan tersebut terkadang mengalami kendala akibat equivocality (ketidakjelasan/multitafsir/keambiguan) dalam komunikasi organisasi. Salah satu kasusnya adalah perbedaan penafsiran informasi publik dikecualikan yang terjadi di Kementerian Keuangan. Perbedaan penafsiran itu menimbulkan equivocality dan menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian ini pun berupaya mengkajinya dengan tujuan untuk mengidentifikasi penyebab perbedaan penafsiran informasi publik di antara petugas layanan informasi publik dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), serta mengkaji upaya-upaya untuk mengatasi perbedaan penafsiran tersebut. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian mengindentifikasi beberapa penyebab terjadinya perbedaan penafsiran informasi publik dikecualikan, antara lain kekhawatiran terkait dampak negatif, potensi penyalahgunaan informasi oleh pemohon, aspek politik dari informasi yang diminta, dan kekurangpahaman petugas dalam memaknai informasi publik dikecualikan. Dalam mengatasi perbedaan penafsiran, personel (petugas layanan informasi publik dan PPID) memiliki peran penting dan bertanggung jawab untuk mengatasi equicovality dalam komunikasi organisasi. Selain itu, ada pula sejumlah upaya dalam penyelesaian perbedaan penafsiran, antara lain melalui rapat intensif, uji konsekuensi sebagai panduan, monitoring dan evaluasi tahunan, berita acara kesepakatan, pelatihan, klasifikasi informasi berdasarkan aturan hukum, ketegasan dalam mengambil keputusan, dan internalisasi pengetahuan

    THE IMPACT EVALUATION OF THE BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION (USO) PROJECT IN THE REMOTE, FRONTIER, AND OUTERMOST (3T) AREA ON BRIDGING INDONESIA’S DIGITAL DIVIDE USING DIFFERENCE-IN-DIFFERENCE MODEL

    No full text
    With the Base Transceiver Station (BTS) Universal Service Obligation (USO) project in the remote, frontier, and outermost (3T) region, the Indonesia government seeks to encourage equitable distribution of information and communication technology (ICT) infrastructure throughout the country in order to bridge the digital divide. This study tries to see the impact of BTS USO in 134 districts/cities in the 3T region in bridging Indonesia's digital divide represented by internet penetration using an econometric approach with a Difference-in-Difference (DiD) model using data from 2015 as before program data and data from 2020 as after program data. From the obtained results, a significant impact of the BTS USO on internet penetration across the 3T regions has not been found. One of the possibilities is that up until early March 2020, only 134 districts/cities already had BTS/USO whereas 34 districts/cities only had USO BTS below 10 units. Based on the results of this study, there are several policy recommendations that can be taken, including increasing equal distribution of ICT infrastructure, equalizing formal education, increasing digital literacy in the 3T regions, and providing cellular service subsidies to residents.Dengan adanya proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) Universal Service Obligation (USO) di daerah terpencil, terdepan dan terluar (3T), pemerintah Indonesia berupaya mendorong pemerataan infrastruktur telekomunikasi ke seluruh penjuru negeri guna menjembatani kesenjangan digital. Penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh dari BTS USO pada 134 kabupaten/kota di wilayah 3T dalam menjembatani kesenjangan digital Indonesia yang direpresentasikan dengan penetrasi internet menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model Difference-in-Difference (DiD) dengan data tahun 2015 sebagai data sebelum adanya BTS USO dan data tahun 2020 sebagai data setelah adanya BTS USO. Dari hasil yang didapat, belum ditemukan adanya pengaruh yang signifikan secara dengan adanya BTS USO terhadap penetrasi internet di 134 kabupaten/kota di wilayah 3T. Salah satu kemungkinan hal ini dapat terjadi dikarenakan hingga awal Maret 2020, hanya 134 kabupaten/kota yang sudah memiliki BTS/USO dimana 34 kabupaten/kota diantaranya hanya memiliki BTS USO dibawah 10 unit sehingga dampaknya terhadap penetrasi internet belum terlihat secara signifikan. Terdapat beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat diambil pemerintah diantaranya: peningkatan pemerataan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pemerataan pendidikan formal, peningkatan literasi digital hingga ke daerah 3T dan pemberian subsidi layanan seluler kepada penduduk di wilayah 3T guna meningkatkan penetrasi internet dalam kaitannya untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia

    A Analisis Wacana Kritis Relokasi PKL Malioboro dalam Media Lokal Yogyakarta

    No full text
    Dalam polemik relokasi PKL Malioboro, media massa juga hadir dalam diskusi tersebut. Bahkan, media massa juga memproduksi berita yang memiliki wacana tertentu. Berita sebenarnya bukan hanya laporan suatu peristiwa, tetapi ada sesuatu yang dapat tersirat dari berita tersebut. Terkadang makna tersirat menjadi sesuatu yang penting. Selain itu, berita dapat menciptakan narasi yang ditonjolkan atau dihilangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui wacana relokasi PKL di Malioboro yang diproduksi oleh media lokal di Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah situs berita krjogja.com. berita yang diteliti adalah periode 1 Januari 2022 – 14 Februari 2022. Tenggang waktu ini dipilih karena tepat saat kebijakan relokasi PKL Malioboro dilakukan. Penelitian ini menggunakan model analisis wacana kritis yang dirumuskan oleh Sara Mills. Model analitik ini dianggap tepat untuk digunakan karena menekankan sebuah ide atau kelompok ditampilkan dengan cara tertentu di media sehingga dapat memengaruhi makna ketika diterima oleh khalayak. Hasil analisis menemukan bahwa krjogja.com memposisikan narasumber pro relokasi sebagai subjek pemberitaan. Legitimasi wacana tersebut adalah PKL melanggar aturan dan merupakan kebijakan yang tertunda.Dalam polemik relokasi PKL Malioboro, media massa juga hadir dalam diskusi tersebut. Bahkan, media massa juga memproduksi berita yang memiliki wacana tertentu. Berita sebenarnya bukan hanya laporan suatu peristiwa, tetapi ada sesuatu yang dapat tersirat dari berita tersebut. Terkadang makna tersirat menjadi sesuatu yang penting. Selain itu, berita dapat menciptakan narasi yang ditonjolkan atau dihilangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana wacana relokasi PKL di Malioboro diproduksi oleh media lokal di Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah situs berita krjogja.com. berita yang akan diteliti adalah periode 1 Januari 2022 – 14 Februari 2022. Tenggang waktu ini dipilih karena tepat saat kebijakan relokasi PKL Malioboro dilakukan. Penelitian ini menggunakan model analisis wacana kritis yang dirumuskan oleh Sara Mills. Model analitik ini dianggap tepat untuk digunakan dalam penelitian ini karena model analitik Sara Mills menekankan bagaimana sebuah ide atau kelompok ditampilkan dengan cara tertentu di media sehingga dapat mempengaruhi makna ketika diterima oleh khalayak. Hasil analisis menemukan bahwa krjogjacom memposisikan narasumber pro relokasi sebagai subjek pemberitaan. Legitimasi wacana tersebut adalah PKL melanggar aturan dan merupakan kebijakan yang tertunda

    PENGARUH KOMUNIKASI DIALOGIS TERHADAP KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH

    No full text
    One of the efforts made by government to gain the trust of public is through the use of social media to communicate directly with public. In a democratic country, public trust in government is an important thing needed as capital that enables the successful work of government. This article discusses the influence of mutuality orientation and climate of openness factor in the government's dialogic communication through social media on trust in government. Measurement of the influence of dialogic communication is carried out using a measurement scale for the concept of organization-public dialogic communication (OPDC) which has been adapted for use in social media, while trust in the government is measured using the concepts of competence, benevolence and honesty. This research is an explanatory quantitative research conducted through an online survey of 350 social media followers of the Ministry of Manpower of the Republic of Indonesia. The results of the study show that there is a significant influence of orientation of mutuality and climate of openness factor in dialogic communication through social media on trust in government, and that the climate of openness factor influences trust in the government more than the orientation of mutuality factor.Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat adalah melalui pemanfaatan media sosial untuk berkomunikasi secara langsung dengan publiknya. Dalam negara yang demokratis, kepercayaan publik pada pemerintah menjadi hal penting yang dibutuhkan sebagai modal yang memungkinkan keberhasilkan kerja lembaga pemerintah. Tesis ini membahas mengenai pengaruh dari faktor orientasi mutualitas dan faktor iklim keterbukaan dalam komunikasi dialogis yang dilakukan pemerintah melalui media sosial terhadap kepercayaan pada pemerintah. Pengukuran pengaruh komunikasi dialogis dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran untuk konsep organization-public dialogic communication (OPDC) yang telah diadaptasi untuk penggunaan di media sosial, sedangkan kepercayaan pada pemerintah diukur menggunakan konsep kompetensi, kebajikan, dan kejujuran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatif yang dilakukan melalui survei online terhadap 350 follower media sosial Kementerian Ketenagakerjaan RI. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari faktor orientasi mutualitas dan faktor iklim keterbukaan dalam komunikasi dialogis melalui media sosial terhadap kepercayaan pada pemerintah, dan bahwa faktor iklim keterbukaan lebih mempengaruhi kepercayaan pada pemerintah dibandingkan dengan faktor orientasi mutualitas

    PENGARUH PAPARAN INFORMASI COVID-19 TERHADAP INTENSI PANIC BUYING MELALUI KECEMASAN MAHASISWA KOTA BANDUNG

    No full text
    Information is known to have an influence on the formation of attitudes and behavior. The COVID-19 information on Instagram is inseparable, which of course has an impact on the recipients. Especially during this pandemic, many people have the intention of panic buying. This raises a question that is there a possibility that the information that is spread can affect a person's attitude and behavior, especially anxiety and panic buying intentions. This research aim to build a model and find out how the influence of exposure to COVID-19 information on Instagram builds anxiety and panic buying intentions. Elaboration Likelihood Model is used as a theory with a quantitative approach and survey method here. Data collection was carried out by distributing questionnaires online to 454 sample respondents from the Bandung City student population. After the data is collected, the results are analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with SmartPLS 3.9. The findings from this study are that information consisting of information quality and source credibility has a significant influence. Anxiety is also known to have a significant influence on the formation of panic buying intentions. So, information exposure has an influence on the formation of panic buying intentions through anxiety.Paparan informasi diketahui memiliki pengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku. Tidak terlepas informasi COVID-19 di Instagram yang tentu memiliki pengaruh bagi para penerimanya. Terlebih di masa pandemi ini, banyak orang berintensi panic buying. Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan bahwa adakah kemungkinan informasi yang tersebar tersebut dapat memengaruhi seseorang dalam bersikap dan berperilaku khususnya kecemasan dan intensi panic buying. Penelitian ini hendak membangun model dan mencari tahu bagaimana pengaruh dari paparan informasi COVID-19 di Instagram terhadap pembentukan kecemasan dan intensi panic buying. Teori yang digunakan dan diuji dalam penelitian ini adalah teori Elaboration Likelihood Model dengan pendekatan kuantitatif dan metode survey. Pengumpulan data dilakukan dengan metode penyebaran kuesioner secara daring kepada 454 responden sampel dari populasi mahasiswa Kota Bandung. Setelah data terkumpul, hasilnya dianalisis mengguanakn Stuctural Equation Modeling (SEM) dengan SmartPLS 3.9. Temuan dari penelitian ini adalah informasi yang terdiri dari kualitas informasi dan kredibilitas sumber memiliki pengaruh signifikan. Kecemasan juga diketahui memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan intensi panic buying. Maka, paparan informasi memiliki pengaruh terhadap pembentukan intensi panic buying jika melalui kecemasan

    MANAJEMEN IMPRESI PADA PEREMPUAN PENARI TRADISIONAL MELALUI MEDIA SOSIAL : (STUDI PADA AKUN INSTAGRAM @ayodyapala)

    No full text
    In Indonesia, the profession of traditional dancers is still categorized as a less classy profession. One organization that actively tries to weaken the negative image associated with traditional women dancers is the Ayodya Pala Art and Dance Studio. Through their Instagram account @ayodyapala, the management of the Ayodya Pala Arts and Dance Studio has implemented an impression management strategy to construct a positive image of their members as traditional dancers who are professional, multi-talented, educated, and well-mannered. Through qualitative data collection from five informants who are members of the Ayodya Pala Arts and dance studio, it is known that the assertive impression management strategy used to construct a positive image of women traditional dancers in the Instagram account @ayodyapala. These were identified through the content uploaded to the @ayodyapala Instagram account. The data also showed that the informant realized the importance of the Instagram algorithm as a curator that distributed content to other Instagram users. Therefore, the impression management strategy is being combined with other strategies, such as uploading content on a scheduled basis and using hashtags to increase the visibility of the uploaded content.Di Indonesia, profesi sebagai penari tradisional masih dikategorikan sebagai profesi yang kurang berkelas. Perempuan yang berprofesi sebagai penari tradisional diasosiasikan dengan berbagai citra negatif seperti kampungan, tidak berpendidikan dan hanya menjual keindahan tubuhnya saja. Salah satu sanggar seni yang aktif berupaya melemahkan citra negatif yang melekat pada perempuan penari tradisional adalah Pusdiklat Seni Ayodya Pala. Melalui akun Instagram @ayodyapala, pengurus Pusdiklat Seni Ayodya Pala melakukan strategi manajemen impresi untuk mengkonstruksi citra positif pada perempuan penari tradisional yang tergabung pada Pusdiklat Seni tersebut sebagai perempuan penari yang profesional, multitalenta, berpendidikan dan memiliki sopan santun. Melalui pengumpulan data secara kualitatif pada lima orang informan yang merupakan pengurus dari Pusdiklat Seni Ayodya Pala, diketahui bahwa strategi manajemen impresi asertif digunakan untuk mengkonstruksi citra positif pada perempuan penari tradisional pada akun Instagram @ayodyapala. Hal ini diketahui melalui unggahan pada akun Instagram @ayodyapala. Data yang didapatkan juga menunjukkan bahwa para informan menyadari pentingnya peran algoritma Instagram sebagai kurator yang mendistribusikan konten pada pengguna Instagram lainnya. Oleh Karen itu, untuk meningkatkan kemungkinan berbagai unggahan dapat dilihat oleh pengguna Instagram kain, maka strategi manajemen impresi tersebut dikombinasikan dengan strategi lainnya; seperti mengunggah konten secara terjadwal dan menggunakan hashtag &nbsp

    Peluang dan Tantangan Penggunaan Sosial Media dalam Membangun Wacana Berhenti Merokok di Indonesia

    No full text
    The use and availability of social media have grown exponentially, providing new opportunities to support smoking cessation efforts. Social media encompasses various interactive platforms, enabling individuals and communities to exchange information within a virtual network. This study aims to identify discourses related to smoking cessation encouragement among Indonesian people in social media. To collect data on social media, particularly Twitter, the researchers used Netlytic as a tool and limited the keyword to "rokok" in the Indonesian language. Content analysis was used to analyse collected tweets and identify themes related to smoking. Social network analysis was also conducted to identify actors and relationship between actors. The study found that discourse around smoking can either support smoking cessation intervention, normalise smoking and cigarettes, which may not support cessation efforts, or be neutral. Themes that support smoking cessation efforts include sharing experiences as a second-hand smoker, discomfort having a smoking partner, family members' sickness due to smoking, and reporting health disadvantages of smoking. Besides, smoking was normalised, and its devastating health effects were neglected since people saw smoking as a "teman ngopi". Smoking cessation campaigns on social media can use relevant threads on Twitter to make them more relatable to encourage smoking cessation.Penggunaan dan ketersediaan media sosial di Indonesia telah tumbuh secara pesat, memberikan peluang baru untuk mendukung upaya berhenti merokok. Media sosial mencakup berbagai platform web interaktif yang memungkinkan individu dan komunitas untuk bertukar informasi jaringan virtual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi diskursus di media sosial terkait isu rokok di kalangan masyarakat Indonesia. Pengumpulan data di media sosial, khususnya Twitter, menggunakan Netlytic dengan kata kunci “rokok” dalam bahasa Indonesia. Analisis konten digunakan untuk menganalisis tweet yang dikumpulkan dan mengidentifikasi tema yang berkaitan dengan rokok. Selain itu, social network analysis juga digunakan untuk mengidentifikasi aktor-aktor yang terlibat serta hubungan antar aktor yang terbentuk. Studi ini menemukan bahwa diskursus seputar merokok dapat mendukung intervensi berhenti merokok namun juga dapat menghambat karena terdapat normalisasi kegiatan merokok di kalangan anak muda. Tema yang mendukung upaya berhenti merokok antara lain berbagi pengalaman negatif sebagai perokok pasif baik di lingkungan rumah atau ruang publik, ketidaknyamanan memiliki pasangan perokok, penyakit anggota keluarga akibat merokok dan efek negatif merokok. Di sisi lain, cuitan di sosial media mengabaikan efek negatif rokok terhadap kesehatan karena orang melihat merokok sebagai "teman ngopi". Kampanye berhenti merokok di media sosial dapat menggunakan utas yang relevan di Twitter agar lebih relevan bagi perokok

    EKSPLORASI BIBLIOMETRIK BERBASIS PEMODELAN TOPIK PADA TOP-3 JURNAL BIDANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

    No full text
     A management information system (MIS) is a system that manages, processes, and presents information to management that aims to improve the quality of decisions and policies. A common misconception regarding the management information system (MIS) topic is that it mainly involves programming. This study aims to capture the intellectual structure and theme evolution of MIS by incorporating latent dirichlet allocation (LDA) into its methodology. A bibliometric analysis was conducted to evaluate the publication characteristics of the top three MIS journals (IJIM, JSIS, and MIS Quarterly: Management Information Systems) from the SCOPUS database between 1980 and 2021. Our findings indicate the trend of publishing articles, the structure of science, and the topics that stand out in the top three journals.Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem yang mengelola, memproses, dan menyajikan informasi kepada manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keputusan dan kebijakan. Kesalahpahaman umum terkait dengan SIM adalah bahwa bidang ini menitikberatkan pada pemrograman. Studi ini bertujuan untuk menangkap struktur intelektual dan evolusi tema SIM, yang memperbarui dan memperluas penelitian serupa sebelumnya dengan memasukkan alokasi dirichlet laten (LDA) ke dalam metodologinya. Analisis bibliometrik dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik publikasi tiga jurnal teratas di bidang SIM (IJIM, JSIS, dan MIS Quarterly: Management Information Systems) dari basis data SCOPUS antara tahun 1980 dan 2021. Hasil penelitian ini menunjukkan tren penerbitan artikel, struktur sains, dan topik yang menonjol pada ketiga jurnal teratas di bidang SIM tersebut

    156

    full texts

    188

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Studi Komunikasi dan Media
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇