542 research outputs found
Population status and habitat preferences of critically endangered Dipterocarpus littoralis in West Nusakambangan, Indonesia
The conservation of the endemic tree species Dipterocarpus littoralis (Bl.) Kurz. is hampered by the paucity of information on its population biology and ecology. Consequently, a targeted survey was carried out in the West Nusakambangan Nature Reserve to assess its population size and structure as well as habitat preferences. In total, 676 individuals of D. littoralis were located at 52 locations, with an extent of occurrence of 3.66 km2 and an area of occupancy of 1.71 km2. The population had an inverse-J-shaped distribution of diameter at breast height (DBH), with 63% of individuals in the 0-5 cm class and another 21% in the 5-10 cm class; only 11 (1.6%) mature individuals (DBHâ„30) were found. D. littoralis was associated with steep, low, southwest-facing sites and sites that had high litter cover and thickness. Illegal logging and fuel-wood chopping were the main threats to D. littoralis and its habitat. In addition, an invasive shrub, Langkap (Arenga obtusifolia, Arecaceae), was a potential competitor with the seedlings throughout the reserve. In view of its endemism, narrow range and localized distribution, small population, environmental preferences, and the severe threats from anthropogenic activities and invasive species, D. littoralis appears to more than justify its conservation status of Critically Endangered
Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Mulia di Desa Purwareja Kabupaten Lamandau
Village is the lowest unit in the state administration structure in Indonesia. The central government has been providing Village Funds program, sourced from State Budget, in order to support village development. Village-owned enterprises or BUMDes is a crucial point to comes up village initiatives into reality. The purpose of this research is to identify the supporting and inhibiting factors as well as to analyze the development strategy of BUMDes Sumber Mulia in Sematu Jaya Sub-District, Lamandau Regency, in managing and utilizing its assets. Data were collected through interview, observation and documentation, then analyzed using reduction techniques and data presentation, before, conclusion drawing. SWOT method was used to analyze the BUMDes development strategies as a basis fo formulate the priority one. The results showed that the top priority alternative for the development of BUMDes Sumber Mulia is Strategy III (with a TAS value of 6.75), namely being a distributor of fertilizer and pharmaceutical. The second priority is the Strategy I (TAS value equal to 6.21), namely creating a new business, and the third priority is a strategy II (TAS value of 5.53), namely improving quality of human resources
ANALISIS KECERDASAN LOGIS MATEMATIS DAN KECERDASAN LINGUISTIK SISWA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPA MA Mafatihul Huda)
IYAN IRVANIYAH: âAnalisis Kecerdasan Logis Matematis dan Kecerdasan Linguistik Siswa Berdasarkan Jenis Kelaminâ (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPA MA Mafatihul Huda)
Ketika konsep Multiple Intelligences ditarik dalam ranah pendidikan, paradigma pendidikan pun mengalami banyak koreksi. Hampir mayoritas pendidikan di sekolah sekarang ini cenderung kurang menghargai seluruh potensi para peserta didiknya. Konsep Multiple Intelligences yang menitikberatkan pada ranah keunikan selalu menemukan kelebihan setiap siswa. Lebih jauh lagi, konsep ini percaya bahwa tidak ada siswa yang bodoh sebab setiap siswa pasti memiliki minimal satu kelebihan. Namun sekolah tradisional biasanya hanya melihat dari kecerdasan intelektualnya saja. Karena kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan dasar yang berhubungan dengan proses kognitif (menulis, membaca, menghafal, menghitung dan menjawab). Kecerdasan ini dikenal dengan kecerdasan rasional karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah, penilaian kecerdasan dapat dilakukan melalui tes IQ, karena dengan tes IQ dapat dilihat tingkat kecerdasan intelektual seseorang. Kecerdasan intelektual cenderung menggunakan kemampuan matematis logis dan bahasa. Menurut Iskandar (2012) kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan yang memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisa pola angka-angka serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir. Sedangkan kecerdasan linguistik menurut Amstrong (2013) adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan (misalnya: sebagai seorang orator, pendongeng, atau politisi) maupun tulisan (minyalnya: penyair, penulis naskah drama, editor atau jurnalis). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecerdasan logis matematis dan kecerdasan linguistik antara siswa laki-laki dan perempuan, bahwa ada perbedaan kecerdasan antara siswa laki-laki dengan perempuan. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Adapun jenis masalah yang penulis kaji adalah masalah komparatif yaitu akan membandingkan atau membedakan rata-rata kecerdasan logis matematis dan kecerdasan linguistik antara siswa laki-laki dengan perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan pemberian tes. Sedangkan sampel penelitian ini di kelas XI IPA MA Mafatihul Huda yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, pengambilan sampelnya dengan cara purposive. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat kecerdasan logis matematis kelas XI IPA MA Mafatihul Huda dengan rata-rata skor sebesar 9,08 atau rata-rata nilai sebesar 64 dikategorikan baik. Untuk kecerdasan logis matematis siswa laki-laki menunjukkan kategori baik dengan rata-rata skor 9,8 dan rata-rata nilai sebesar 69 dan untuk siswa perempuan menunjukkan kategori cukup dengan rata-rata skor 8,35 dan rata-rata nilai sebesar 60. Dan tingkat kecerdasan linguistiknya dengan rata-rata skor sebesar 10,6 atau rata-rata nilainya sebesar 66 dikategorikan baik. Untuk kecerdasan linguistik siswa laki-laki menunjukkan kategori baik dengan rata-rata skor 9,9 dan rata-rata nilai sebesar 62 dan untuk siswa perempuan menunjukkan kategori baik pula dengan rata-rata skor 11,3 dan rata-rata nilai sebesar 70. Tetapi setelah dilakukan uji hipotesis dengan α = 0,05 diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 1,447 dan nilai ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,024. Hal ini menunjukkan bahwa t-hitung < ttabel maka berdasarkan kriteria uji-t dua sampel H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan kecerdasan logis matematis siswa laki-laki dengan perempuan. Dan untuk kecerdasan linguistiknya diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 0,826 dan nilai ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,024 hal ini menunjukkan bahwa t-hitung < ttabel. Jadi, tidak ada perbedaan yang signifikan kecerdasan linguistik antara siswa laki-laki dengan perempuan.
Kata Kunci: kecerdasan logis matematis dan kecerdasan linguistik, Multiple Intelligence
Mindful Parenting: Strategi Membangun Pengasuhan Positif dalam Keluarga
Keluarga adalah bagian terkecil dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan pendidikan pertama dan utama untuk anak-anak. Sebagai pendidik utama dalam keluarga, orangtua seringkali menghadapi tantangan dan persoalan. Berdasarkan hasil wawancara dengan para orangtua, beberapa permalasahan yang sering terjadi antara lain: anak tidak mau mendengarkan orangtua, anak sulit untuk diminta belajar, semaunya sendiri, dan sebagainya. Melalui berbagai permasalahan yang umumnya dihadapi para orangtua. Pada dasarnya, permasalahan tersebut muncul disebabkan oleh komunikasi antara orangtua dan anak yang kurang efektif. Mindful parenting atau mengasuh dengan penuh kesadaran adalah salah satu strategi yang dapat dipraktikkan oleh orangtua dalam menciptakan komunikasi yang efektif dengan anak. Dimensi mindful parenting terdiri dari: mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak menghakimi, sabar, bijaksana, serta welas asih. Dengan mempraktikan kelima dimensi mindful parenting secara konsisten dan terus menerus, maka orangtua dapat membangun komunikasi yang efektif untuk menciptakan pengasuhan positif
From the governor\u27s desk to a bullet in your chest: The fatal implications of anti-trans legislation
Proposed discriminatory legislation in the hundreds has resulted in a renewed look at trans communities, both of support and vitriol. Just as new legislation has been proposed in recent years at a rate that is higher than ever before, so has the reported rate of murder of transgender and gender nonconforming individuals, seemingly at a similar rate with hate fueled rhetoric and legislation. This general observation was the driving force behind this study; to determine whether or not anti-trans legislation in particular coincided with the rate of murder of trans and gender non-conforming people. The study at hand examined the murders of trans people in the US between 2015 and 2022, alongside anti-trans legislation that occurred in that timespan, political majority of state governments at the time of the murders, all while utilizing intersectional frameworks so as not to discount the variability of the trans experience and potential role that intersectionality may play in terms of victimization. The data collected was analyzed through a series of bivariate correlations to further understand the sociopolitical and interpersonal variables surrounding the victims of homicide. This study gives a deeper understanding of not only trans victimization but also the fatal, sociopolitical impacts of discriminatory legislation and rhetoric
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKIAN INSTUTISIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEJ
Penelitian ini mengambil judul âPengaruh Kepemilikan Manajerial Dan
Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta (BEJ)â. Judul tersebut dipilih karena jumlah prosentase
kepemilikan saham diperkirakan dapat mempengaruhi dalam kebijakan
pengambilan hutang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti
empiris mengenai pengaruh kepemilikan manjerial dan kepemilikan institusional
terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta dan melaporkan laporan keuangannya tahun 2000, 2001,
2002, 2003, dan 2004. sampel yang diambil sejumlah 208 tahun perusahaan
manufaktur yang masuk dalam kriteria pengambilan sampel. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari Indonesian capital market directory tahun 2001,
2002, 2003, 2004, dan 2005 yang berupa laporan keuangan, Data leverage yang
terdapat dalam laporan keuangan yang menunjukan informasi tentang rasio hutang
perusahaan data prosentase kepemilikan manajerial, prosentase kepemilikan
institusional selama periode pengamatan.
Dalam pengolahan data ternyata hasilnya tidak normal, untuk
menormalkan data maka dikeluarkan outlier, dengan adanya outlier sampel
berkurang menjadi 181 tahun perusahaan. Penguian hipotesis dengan
menggunakan analiisis regresi berganda dan diolah dengan bantuan SPSS versi
10.00. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil uji t diperoleh kesimpulan bahwa
variabel kepemilikan manjerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kebijakan hutang. Hal ini ditunjukan oleh besarnya nilai probabilitas t
untuk kepemilikan manjerial sebesar -0,371 sedangkan nilai signifikansi dari
variabel kepemilikan hutang adalah 0,711, signifikan pada derajat signifikansi
0,05. Berdasarkan hasil uji t diperoleh kesimpulan bahwa variabel kepemilikan
institusional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal
ini ditunjukkan oleh besarnya nilai probabilitas t untuk kepemilikan institusional
sebesar -2,504 sedangkan nilai signifikansi dari variabel kepemilikan hutang
adalah 0,013, signifikan pada derajat signifikansi 0,05. Berdasrkan hasil uji F
menunjukan bahwa kedua variabel yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang, hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitasF sebesar 0,044 yang lebih kecil dari 0,05.
hasil Koefisien Determinasi atau R2
sebesar 0,035. Hal ini berarti 3,5% variasi
perubahan kebijakan hutang dijelaskan oleh variasi kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional. Sementara sisanya sebesar 96,5% diterangkan oleh
faktor lain yang tidak ikut terobservasi
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN ON LINE PADA PT. OCHIKAWA HEADWEARS PROJECT
Kemajuan teknologi informasi telah banyak membantu kehidupan manusia hampir di segala bidang, tak terkecuali dunia perdagangan. Demikian juga dengan sistem penjualan yang terjadi di PT. Ochikawa Headwears Project dalam melakukan penjualannya telah beralih dari konvensional menjadi online dikarenakan pola pembayaran yag dilakukan pelanggan selalu tidak cash dan penyebaran pelanggan sudah mulai menyebar di berbagai provinsi.Pada penulisan ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai dari proses analisa, perencanaan, dengan menggunakan alat bantu perancangan sistem pendekatan terstruktur, dimulai dengan tahapan flow map, contex dan dfd, serta konstruksi program menggunakan PHP dan MySQL untuk database-nya. Dengan pembuatan sistem informasi ini diharapkan bisa membantu pihak perusahaan untuk lebih efektif dan efisien lagi
Effect of quadrat shapes on measurement of tree density and basal area: a case study on Scots Pine (Pinus silvestris L.)
While quadrat shape of 10 x 10m has been commonly used in tree studies, the efficiency of this shape compared to the other shapes of size 100 m2 has not been tested. In this study, effect of various shapes of 100 m2 quadrat on measurement of Scots Pine (Pinus silvestris L.) density and basal area would be assessed. The aim was to assess the effect of quadrat shapes of 10 x 10m, 5 x 20m and 2 x 50m on the estimation of density and basal area of the pine in two woodlands in Norwich and to find the most efficient shape, statistically and with respect to sampling time. The results from all quadrat shapes similarly showed that the density and basal area of the Pines between two woodlands were significantly different. In site with lower pine density, the density and basal area measurement were not affected by variety of quadrat shapes. In site where the density of the Pine was higher, however, mean density and basal area measurement using 2x50m quadrat gave higher value than of the other two shapes. In term of efficiency, all shapes were not significantly different in statistical precision and sampling time. Shape of 5x20m, however, was more preferable as it required fewer samples before the mean of density and basal area always falls inside the 95% confidence interval of whole samples mean
The Seal Hunt: Cultures, Economies and Legal Regimes by Nikolas Sellheim
The seal hunt has captured an inordinate amount of public attention over the last few decades compared with other prevalent means of animal exploitation. Thus, it is a wonder that a book like this new essential legal anthropological work by Sellheim has not come before. Sellheim sets out to present the âhuman dimension of the seal huntâ (at ix). He succeeds in doing so. The first part of the book sets out the sociocultural value of seals and the legal regimes that govern them. It is here, at the bookâs heart, that Sellheimâs anthropocentric narrative works best. The latter part of the book explores the European Unionâs (EU) seal regime, critiquing it from multiple angles. This is fascinating, particularly where Sellheim provides insight into the EUâs travaux prĂ©paratoires. However, Sellheimâs persuasiveness here is harmed by his neglect of popular counterarguments and his light-handed approach to the rich animal welfare literature available on this topic
Book review - Animal Welfare and International Environmental Law: From Conservation to Compassion
Since J Baird Callicot wrote that environmental ethics and animal ethics grow out of âprofoundly different cosmic visionsâ, animal ethics have been troublingly and needlessly divorced from environmental ethics. This situation is mirrored in law. Legal actors overplay regulatory circumstances that feed this fiction: pest control (supposedly compassionless by nature) is required for ecosystem flourishing; ballooning population levels necessitate more intensive animal farming (as if it werenât true that the livestock industry is a protein factory in reverse (Peter Singer, Animal Liberation)); and mass adoption of vegan diets is unsustainable (evidently we ought to breed and feed billions of mutated, mutilated, and overgrown farm animals instead). Such false claims run rampant within the academy. Consequently, the title of this collection alone is bound to draw scorn. Scholtz and the contributors to this collection deserve the greatest praise for their bravery and intellectual integrity in supporting a compassionate approach to conservation. May the scorners read on and pay heed to this bookâs groundswell of movement-building ideas
- âŠ