189 research outputs found

    Partisipasi kiai pesantren dalam penentuan kebijakan pendidikan di Bangkalan

    Get PDF
    Partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan di Bangkalan tidak dapat dihindarkan, partisipasi tersebut terjadi karena latar belakang kiai berasal dari pesantren yang mempunyai tradisi mengakar di Bangkalan. Partisipasi kiai terjadi sejak proses pemilihan kepala daerah, sampai penentuan kebijakan terkhusus kebijakan pendidikan. Dengan kemampuannya, kiai dapat menciptakan situasi politik yang kondusif, di mana peran mereka sangat strategis dalam menentukan kebijakan pendidikan. Dalam penelitian ini memunculkan tiga rumusan masalah di antaranya: Pertama bagaimana bentuk relasi kuasa kiai dan pejabat publik di Bangkalan ? Kedua bagaimana bentuk partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan di Bangkalan ? Ketiga bagaimana implikasi partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan terhadap pendidikan Islam di Bangkalan? Riset yang berbasis pada studi kebijakan pendidikan ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Sementara jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Temuan penulis terkait bentuk relasi kuasa kiai dan pejabat publik di Bangkalan, menjadikan kiai sebagai pemegang “kuasa” dalam segala bidang terutama keagamaan. Kiai terlibat atau sengaja dilibatkan dalam segala penentuan kebijakan, termasuk kebijakan pendidikan. Di sini bentuk kepedulian kiai melalui kebijakan terhadap institusi pendidikan islam, pandangan peneliti setidaknya ada tiga bentuk relasi kuasa kiai dan pejabat publik yang bisa diindikasikan sebagai bentuk relasi diantaranya: relasi paternalistik, relasi kolegial, relasi ideologis. Selanjutnya bentuk partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan di Bangkalan terjadi bukan hanya karena kerangka keilmuannya, tetapi juga kuatnya modal sosial kiai. Penulis mengelompokan Partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan dalam tiga bentuk partisipasi diantaranya: partisipasi intensif, partisipasi moderat, partisipasi konfrontatif. Sedangkan implikasi yang ditimbulkan dari partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan, merupakan konsekuensi logis dari adanya relasi kuasa kiai serta partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan. Ada tiga Implikasi yang ditimbulkan antara lain: pertama dominasi kiai terhadap pejabat publik serta masyarakat, di mana kiai selalu dilibatkan dan keputusan mereka menjadi keputusan mutlak, kedua peningkatan kualitas pendidikan islam di Bangkalan, ketiga respon masyarakat terhadap partisipasi kiai pesantren dalam penentuan kebijakan pendidikan

    Pemikiran Syaikh Nawawi Al-Bantani Tentang Ilmu dan Ulama Dalam Kitab Qami'ut Thughyan

    Get PDF
    Abstrak: Keberhasilan Syaikh Nawawi menyusun kitab syarah ini menunjukkan bahwa kemasyhuran Syaikh Nawawi sebagai ahli syarah kitab tidak terbantahkan, karena selain dari kitab qami’ut tughyan ini, banyak sekali kitab syarah lainya yang dihasilkan oleh Syaikh Nawawi. Pokok pikiran Syaikh Nawawi tentang ilmu dan ulma dalam kitab qami’ut tughyan ini antara lain: (a) pembahasan tentang landasan nas hadis tentang ilmu yang dapat memotivasi umat Islam untuk mencari ilmu sedemikian rupa; (b) pembahasan tentang niat pencari ilmu yang dibenarkan menurut syariat; (c) pembahasan tentang kewajiban menyebarkan ilmu terletak pada setiap orang yang menguasai suatu bidang ilmu; dan (d) pembentukan karakter pendidik yang komitmen terhadap ilmunya, konsisten dalam mendidik, dan mengutamakan tujuan akhirat, sehingga dengan karakter ini, seorang pendidik akan melaksanakan pendidikan dengan baik dan menghasilkan generasi yang baik untuk kepentingan dunia dan akhirat.   Kata kunci: Syaikh Nawawi al-bantani, Ilmu, ulama, qami’ut tughyan   Abstract: The success of Shaykh Nawawi compiling this book shows that the fame of Shaykh Nawawi as an expert in the book sharah is indisputable, because apart from this book of qami'ut tughyan, there are many other syarah books produced by Shaykh Nawawi. The main thoughts of Shaykh Nawawi about science and ulma in the book qami'ut tughyan include: (a) discussion of the foundation of the hadith scriptures on science that can motivate Muslims to seek knowledge in such a way; (b) discussion of the intention of knowledge seekers justified according to the Shari'a; (c) discussion of the obligation to spread knowledge lies in every person who controls a field of science; and (d) the formation of the character of educators who are committed to their knowledge, consistent in educating, and prioritizing the purpose of the hereafter, so that with this character, an educator will carry out education well and produce a good generation for the interests of the world and the hereafter.   Keywords: Shaykh Nawawi al-Bantani, Science, ulama, qami'ut tughya

    Pengaruh Religiusitas dan Keterampilan Sosial Terhadap Kecemasan Bertanding

    Get PDF
    Based on the results of the author's brief observation at the Tadulako Pencak Silat College, Central Banawa District, Donggala Regency, it was found that the competition anxiety of athletes was still less than ideal. Two factors that were thought to have an effect on the level of competition anxiety of athletes were religiosity and social skills. The aims of this study were: 1) To find out whether there was an effect of religiosity on the competition anxiety of athletes at the Tadulako pencak silat college, Central Banawa District, Donggala Regency; 2) To find out whether there was an effect of social skills on the competition anxiety of athletes at the Tadulako pencak silat college, Banawa Tengah District, Donggala Regency. This study used ex-post facto research design. The instrument to measure the three variables in this study was a closed questionnaire. The population in this study were all athletes from the Tadulako Pencak Silat College, Central Banawa District, Donggala Regency, totaling 28 athletes. The sampling technique used a saturated sampling technique, so that the number of samples was the same as the total population of 28 athletes. The data analysis technique using SPSS application. The results showed: 1) There was no effect of religiosity on the competition anxiety of athletes at the Tadulako pencak Silat College, Central Banawa District, Donggala Regency; 2) There was an effect of social skills on the competition anxiety of athletes at the Tadulako pencak silat college, Central Banawa District, Donggala Regency. As an implication, the results of this study can be used as input for coaches in doing talent scouting and making mental training programs for athletes.Berdasarkan hasil observasi singkat penulis di perguruan pencak silat Tadulako Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, ditemukan fakta bahwa kecemasan bertanding atlet di perguruan tersebut masih kurang ideal. Dua faktor yang diduga bisa memberikan pengaruh terhadap tingkat kecemasan bertanding atlet adalah religiusitas dan keterampilan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah:  1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh religiusitas terhadap kecemasan bertanding atlet perguruan pencak silat Tadulako Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala; 2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh keterampilan sosial terhadap kecemasan bertanding atlet perguruan pencak silat Tadulako Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-post facto. Instrumen penelitian untuk mengukur ketiga variabel dalam penelitian ini meliputi angket tertutup. Populasi dalam penelitian ini adalah semua atlet perguruan pencak silat Tadulako Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, yang berjumlah 28 atlet. Teknik pengambilan sampel memakai  teknik sampling jenuh, sehingga jumlah sampelnya sama dengan jumlah populasi yakni 28 atlet. Teknik analisis data menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan: 1)Tidak ada pengaruh religiusitas terhadap kecemasan bertanding atlet perguruan pencak silat Tadulako Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala; 2) Ada pengaruh keterampilan sosial terhadap kecemasan bertanding atlet perguruan pencak silat Tadulako Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala. Sebagai implikasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan bagi pelatih dalam melakukan talent scouting dan membuat program latihan mental atlet. &nbsp

    Tinjauan Kriminologis Dalam Pembunuhan Berencana Di Kota Palu

    Full text link
    Penelitian ini mengkaji tentang faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kejahatan pembunuhan berencana di Kota Palu dan upaya-upaya apakah yang perlu dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kejahatan pembunuhan berencana di Kota Palu. Metode penelitianyang penulis gunakan yaitu bersifat deskriptif analitis yang menggambarkan permasalahan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan pembunuhan berencana di Kota Palu dan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kejahatan pembunuhan berencana di Kota Palu untuk selanjutnya dianalisis dengan berpedoman pada peraturan Perundang­-undangan dan pendapat para pakar yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Adapun pendekatan yang digunakan adalah empiris guna mengkaji data yang diperoleh dari penelitian. Berdasarkan penelitian, Faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan pembunuhan berencana yang dilakukan di Kota Palu antara lain karena faktor ekonomi, lingkungan masyarakat dan perkembangan teknologi, yang merupakan faktor-faktor tidak langsung yang menyebabkan pelaku terlibat dalam kejahatan ini. Kemudian ada juga beberapa hal yang secara langsung menyebabkan pelaku merencanakan pembunuhan, yaitu faktor dendam dan pengaruh alkohol (mabuk). Sedangkan Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan terhadap kejahatan pembunuhan berencana yakni dengan upaya Pre-Entif, upaya Preventif dan upaya Represif

    Pemanfaatan Kebudayaan Powele dalam Pembelajaran IPS

    Get PDF
    Muna is one of the regencies in Southeast Sulawesi Province which has a diversity of arts, culture and tribes. One of the traditional art forms that has now become the identity of Muna Regency is the Powele Traditional Silat. Powele Traditional Silat is a traditional martial art inherited from the ancestors of Muna People. Powele Traditional Silat is very interesting and functions as a medium of education without losing its cultural values. This research method uses literature study. The results showed that the Powele Traditional Silat is a cultural embodiment with noble values that must be upheld and preserved. In carrying out the Powele Traditional Silat tradition, there are character values such as solidarity, leadership, patience and peace that need to be instilled in students. Utilization of Traditional Powele Silat in social studies learning because it is considered relevant to the material on the nation’s cultural diversity in elementary school social studies

    Demokratisasi Pendidikan Islam Dalam Pandangan Kh. Abdul WAHID Hasyim

    Get PDF
    Bahasa Indonesia:Perkembangan demokrasi dalam masyarakat menghendaki pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat terutama peserta didik. Pendidikan model lama yang menganggap peserta didik sebagai gentong yang diisi semuanya oleh pendidik atau yang oleh Paulo Friere dikatakan dengan sistem bank, perlu diganti dengan sistem pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan rakyat (people empowerment). Pada dasarnya, prinsip demokrasi itu memberi hak semua orang untuk mengambil keputusan dan memandang semua orang mempunyai posisi yang setara. Oleh karena itu, dalam demokrasi harus ada yang namanya kebebasan, harus ada penghormatan akan martabat orang lain, harus ada persamaan dan juga harus dapat menjamin tegaknya keadilan. Di Indonesia, KH. Abdul Wahid Hasyim berusaha menghadirkan konsep pendidikan Islam yang demokratis dalam rangka menjembatani permasalahan-permasalahan sosial terkini yang ada. Pendidikan Islam yang demokratis memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk terlibat langsung dalam mengembangkan kemampuannya, sehingga siswa bisa menjadi manusia yang kritis dan kreatif. English:The development of democratic society deserves education based upon societal needs, especially from students\u27 need perspectives. Traditional education with -in Freire\u27s terms- Banking education needs to be substituted by people empowerment education. Basically, democracy provides every individual the same rights to decide as everyone is in the equal position. Therefore, freedom is required in democracy as well as respects to others, and justice guarantee. Indonesia\u27s KH. Abdul Wahid Hasyim attempts to display democratic Islamic education in purpose of solving contemporary social problems. The education provides opportunity to every students in directly involving activities for skill development; therefore the students are able to be more critical and creative

    Analisis Fiqh Siyasah Terhadap Partai Politik Lokal di Nanggroe Aceh Darussalam

    Get PDF
    Abstract: The existence of local political party is contradictory to the Law No. 2/2011 on Political Party in Article 2 (1a) and (3), but there are local political parties in the Special Province of Naggroe Aceh Darussalam. Likewise, all political parties must have national representative with office in the capital city. From the perspective of Islamic political science, local parties should be welcomed. Moreover, in the case the Special Province of Naggroe Aceh Darussalam the existence of local political parties is a solution to the armed rebellion in the province. Local parties will represent the interest of certain Acehnese, especially those who have strong ties with past rebellion and its goals. This assumption is based on the principle of Islamic political science of peace, consultation, brotherhood, unity, justice and commanding the good and preventing the evil. Key words: local political party, the Special Province of Naggroe Aceh Darussalam   Abstrak: Partai politik lokal di Nanggroe Aceh Darussalam tidak diperkenankan menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Amanah undang-undang tersebut sebagaimana tertera dalam pasal 2 huruf (1a) dan huruf (3) undang-undang tersebut. Namun, dalam pasal 3 ayat 2 huruf d dan pasal 19 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik juga mengharuskan setiap partai politik untuk mempunyai kepengurusan di tingkat nasional yang berkedudukan di Ibu kota negara. Dalam fiqh siyâsah, pembentukan partai politik lokal di Nanggroe Aceh Darussalam diperbolehkan, karena partai politik lokal tersebut menjadi sebuah solusi terhadap konflik antara Gerakan Aceh Merdeka dan pemerintahan Indonesia dalam perdamaian melalui Memorandum of Understanding (MoU) di Helsinki. Hal tersebut didasarkan pada prinsip fiqh siyâsah yaitu; perdamaian, musyawarah, persaudaraan dan persatuan, keadilan, dan amar ma‟ruf nahi munkar. Kata kunci: fiqh siyâsah, partai politik lokal, Nanggroe Aceh Darussalam.Abstract: The existence of local political party is contradictory to the Law No. 2/2011 on Political Party in Article 2 (1a) and (3), but there are local political parties in the Special Province of Naggroe Aceh Darussalam. Likewise, all political parties must have national representative with office in the capital city. From the perspective of Islamic political science, local parties should be welcomed. Moreover, in the case the Special Province of Naggroe Aceh Darussalam the existence of local political parties is a solution to the armed rebellion in the province. Local parties will represent the interest of certain Acehnese, especially those who have strong ties with past rebellion and its goals. This assumption is based on the principle of Islamic political science of peace, consultation, brotherhood, unity, justice and commanding the good and preventing the evil. Key words: local political party, the Special Province of Naggroe Aceh Darussalam   Abstrak: Partai politik lokal di Nanggroe Aceh Darussalam tidak diperkenankan menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Amanah undang-undang tersebut sebagaimana tertera dalam pasal 2 huruf (1a) dan huruf (3) undang-undang tersebut. Namun, dalam pasal 3 ayat 2 huruf d dan pasal 19 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik juga mengharuskan setiap partai politik untuk mempunyai kepengurusan di tingkat nasional yang berkedudukan di Ibu kota negara. Dalam fiqh siyâsah, pembentukan partai politik lokal di Nanggroe Aceh Darussalam diperbolehkan, karena partai politik lokal tersebut menjadi sebuah solusi terhadap konflik antara Gerakan Aceh Merdeka dan pemerintahan Indonesia dalam perdamaian melalui Memorandum of Understanding (MoU) di Helsinki. Hal tersebut didasarkan pada prinsip fiqh siyâsah yaitu; perdamaian, musyawarah, persaudaraan dan persatuan, keadilan, dan amar ma‟ruf nahi munkar. Kata kunci: fiqh siyâsah, partai politik lokal, Nanggroe Aceh Darussalam

    Optimalisasi Bimbingan Self Confidence sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

    Get PDF
    Confidence greatly affects student achievement. For this reason, self-confidence guidance for students is important to implement. This study aims to analyze the implementation of self-confidence guidance in improving student achievement in Islamic religious education subjects at SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung. This type of research used descriptive qualitative research. The results of the study show that: First, the learning achievement of students at SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung is still relatively low. Second, there are 6 forms of PAI teacher strategies through self-confidence guidance to students in improving learning achievement, namely: through learning, madin, memorizing, presentations in front of the class, awards for outstanding student champions, exemplary student awards. Meanwhile, guiding students' self-confidence in improving learning achievement is carried out through 3 stages, namely: preparation, implementation, evaluation stage. Third, the implications of the PAI teacher's strategy through self-confidence guidance to solid students improve student achievement. This is indicated by students being more confident in carrying out the learning process, especially in religious lessons. In essence, their learning achievement increases.Confidence greatly affects student achievement. For this reason, self-confidence guidance for students is important to implement. This study aims to analyze the implementation of self-confidence guidance in improving student achievement in Islamic religious education subjects at SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung. This type of research used descriptive qualitative research. The results of the study show that: First, the learning achievement of students at SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung is still relatively low. Second, there are 6 forms of PAI teacher strategies through self-confidence guidance to students in improving learning achievement, namely: through learning, madin, memorizing, presentations in front of the class, awards for outstanding student champions, exemplary student awards. Meanwhile, guiding students' self-confidence in improving learning achievement is carried out through 3 stages, namely: preparation, implementation, evaluation stage. Third, the implications of the PAI teacher's strategy through self-confidence guidance to solid students improve student achievement. This is indicated by students being more confident in carrying out the learning process, especially in religious lessons. In essence, their learning achievement increases
    corecore