31 research outputs found

    Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018 ISI Surakarta

    Get PDF
    Laporan akuntabilitas instansi pemerintah (LAKIP) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta adalah manifestasi pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun anggaran 2018. Rencana Kegiatan Tahun 2018 merupakan implementasi dari rencana strategis (RENSTRA) ISI Surakarta tahun 2015-2019, sebagai suatu rencana pembangunan jangka menengah dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan ISI Surakarta. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah, ISI Surakarta setiap tahun menyusun LAKIP. Penyusunan LAKIP melibatkan: 1) unsur pimpinan institut, yakni Rektor, Wakil Rektor Bidang Akademik, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan; 2) unsur pimpinan pelaksana administrasi, yakni: Kepala Biro Umum dan Keuangan; Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Perencanaan; 3) unsur pimpinan fakultas; 4) pimpinan lembaga; 5) unsur pelaksana administrasi, yakni Kabag. Perencanaan, Kasubag. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Anggaran, dan Kasubag. Perencanaan Program dan Anggaran; dan 6) Satuan Pengawas Internal. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan LAKIP adalah SWOT Analysis. Data yang digunakan meliputi data kuantitatif dan data kualitatif tentang indikator kinerja dan target kinerja dan yang diperoleh dari setiap unit kerja di lingkungan ISI Surakarta kemudian diklasifikasi dan dianalisis sesuai dengan sasaran kinerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Kinerja Tahun 2018 dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik. Sasaran strategis tahun 2018 meliputi: 1) peningkatan kualitas dan kuantitas lulusan; 2) peningkatan kualitas kelembagaan dan kerjasama; 3) peningkatan tata kelola perguruan tinggi; 4) peningkatan kuantitas penelitian/karya seni bertaraf Nasional dan Internasional

    PANDUAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA-4, SARJANA, DAN PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2021/2022

    Get PDF
    Panduan Akademik ini diterbitkan untuk memberi informasi dan gambaran yang lengkap tentang kegiatan akademik di Institut Seni Indonesia Surakarta Tahun Akademik 2021/2022 kepada sivitas akademika dan pihak lain yang memerlukannya. Buku panduan ini berisi informasi mengenai sejarah Institut Seni Indonesia Surakarta, mars, lambing, visi dan misi institute, penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, administrasi akademik, visi dan misi fakultas, dan sebaran matakuliah masing-masing program studi

    Buku Panduan Institutional Repository Institut Seni Indonesia Surakarta

    Get PDF
    Institutional Repository Institut Seni Indonesia (IR-ISI) Surakarta adalah sebuah keniscayaan dalam era teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Suatu fenomena di mana teknologi telah menisbikan ruang dan waktu dalam praktik komunikasi dari satu individu ke individu lain, dari satu komunitas ke komunitas lain, dari satu lembaga ke lembaga lain, dari satu bangsa ke bangsa lain, dan satu negara ke negara lain

    Denah Ruang Perpustakaan ISI Yogyakarta

    Get PDF
    Berikut ini denah UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta dari lantai 1 sampai lantai 4, denah ini di buat tahun 2021 sehingga ada beberapa ruang yaang sudah berubah sesuai dengan kondisi ruang terkini, sehingga perlu adanya denah yang baru sesuai dengan kondisi yang ada saat ini

    Arkeometalurgi pada Enam Jenis Logam yang Berpengaruh pada Peradaban Umat Manusia

    Get PDF
    ABSTRACT It is undeniable that the expertise on metal work influenced the culture of the human. It was proved by the naming of the age by using the name of the metal such as iron age and bronze age. Kebudayaan manusia sudah sejak lama secara konvensional dibagi menjadi tiga, berdasarkan bahan bahan yang digunakan untuk peralatan, khususnya sebagai alat potong. Dimulai dengan penggunaan batu yang dipecah dan diasah, atau tulang serta tanduk yang diruncingkan, yang selanjutnya disebut dengan zaman batu. Periode selanjutnya dimulai saat manusia menyadari bahwa sejenis batu yang mengandung unsur logam tembaga dapat dicairkan dalam keadaan panas, dituangkan ke dalam cetakan dan bentuknya sesuai cetakan saat sudah dingin, zaman ini disebut dengan zaman perunggu. Zaman setelah ditemukannya besi sebagai alat potong selanjutnya disebut dengan zaman besi (Childe 1930). Alat-alat musik perunggu yang dibuat pada zaman perunggu di Cina membantu menciptakan atmosfir, dimana para manusia dan dewa dapat berhubungan. Dengan memberi musik pada gerakan manusia dan memberi melodi pada perkataan yang diucapkan menyebabkan musik digunakan pada aktivitas ritual yang dapat memasuki dunia roh leluhur di surga. Pada zaman Cina kuno seni musik perunggu amatlah ditangani secara ketat. Seperti misalnya untuk lonceng (bell) dibuat dengan komposisi enam bagian tembaga dan satu bagian timah putih yang dikenal dengan istilah kaogongji. Namun tentunya karena perbedaan daerah sumber logam maka terdapat pula yang mengandung kandungan timah hitam. Khusus untuk pembuatan lonceng perunggu maka lonceng Cina biasanya mengandung timah putih antara 12% dan 16 % karena menghasilkan kekerasan yang optimum saat dipukul. Jika ditambahkan timah putih lebih dari 16 % maka akan cenderung getas dan muda

    Tari Klasik"Srimpi Tamenggita"

    No full text
    Tari Klasik"Srimpi Tamenggita" Penyaji: ISI Surakarta, Gelar karya dosen Tari, Pendapa ISI Surakart

    Penjelasan Dirjen Sumber Daya IPTEK DIKTI tentang Permenristekdikti No.20 Tahun 2017

    No full text
    Permenristekdikti No.20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor ditujukan bukan untuk mencabut tunjangan profesi atau tunjangan kehormatan yang telah diterima oleh para dosen dengan jabatan akademik Lektor Kepala atau Profesor, melainkan sebagai bentuk evaluasi atas kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas dosen Indonesia. Produk hukum ini juga ditujukan sebagai sarana pemetaan kualitas sekaligus evaluasi diri bagi Dosen di Indonesia. Dirjen Sumber Daya IPTEK dan DIKTI, menegaskan bahwa dalam melakukan evaluasi, tidak serta merta 100% tunjangan profesi dan tunjangan kehormatan serta merta dicabut, melainkan disesuaikan dengan kondisi rata-rata kualitas produktivitas pengembangan dan penggalian keilmuan Lektor Kepala dan Profesor. Dengan adanya permenristekdikti ini diharapkan mampu menjadi pendorong bagi dosen Indonesia untuk terus produktif dalam mengamalkan Tridharma Perguruan Tinggi yang diamanahkan dalam profesinya sebagai seorang Dosen

    Tata tertib perpustakaan

    No full text
    corecore