47 research outputs found

    Turnitin Katuk SPF IOP

    Get PDF

    Evaluation of sperm quality in male rats treated with Sauropus androgynus (L.) merr. leaf fractions

    Get PDF
    Sauropus androgynus (L.) Merr. or katuk is one of the medicinal plants broadly used in Indonesia as it has active compounds that can, among others, stimulate reproductive hormones. This study was aimed to determine which active fraction of S. androgynus leaves that have the potential to improve the sperm quality of male rats based on three parameters, namely sperm count, viability, and motility. It employed fractionation using the liquid-liquid technique with n-hexane, ethyl acetate, and water solvents to obtain the fractions. Twenty-four mature Sprague-Dawley male rats were divided into four equal groups: the normal group (untreated group) received 0.5% Na-CMC suspense, and the three fraction groups were given the n-hexane, ethyl acetate, and water fraction p.o., respectively, at the dose of 11.85 mg.Kg-1 BW daily for seven days. Sperm count, viability, and motility were measured on Day 8 (after treatment) from the sperm samples collected at the cauda epididymis of the sacrificed test rats. The results showed that compared with the normal group, the n-hexane and ethyl acetate fractions significantly increased the three parameters (p<0.05). Therefore, the S. androgynus leaf fractions have the potential as a natural material that can increase the fertility of male rats.

    KANDUNGAN PIPERIN DALAM EKSTRAK BUAH LADA HITAM DAN BUAH LADA PUTIH (Piper nigrum L.) YANG DIEKSTRAKSI DENGAN VARIASI KONSENTRASI ETANOL MENGGUNAKAN METODE KLT-DENSITOMETRI

    Get PDF
    Kualitas ekstrak buah lada (Piper nigrum L.) dipengaruhi oleh komponen dan kadar senyawa didalamnya. Piperin merupakan senyawa alkaloid utama dalam buah lada.  Banyaknya piperin yang larut selama proses ekstraksi dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan. Penelitian ini didesain untuk mengetahui kadar piperin dalam ekstrak buah lada hitam dan lada putih yang diekstraksi dengan variasi konsentrasi etanol. Ekstraksi buah lada dilakukan dengan metode ekstraksi sokhlet menggunakan variasi konsentrasi etanol (60%, 70% dan 96%) dan kemudian dilanjutkan dengan teknik ekstraksi asam-basa untuk mendapatkan ekstrak alkaloidnya. Ekstrak alkaloid masing-masing dianalisis pada plat KLT silika gel 60 F254 sebagai fase diam dan campuran n-heksana:etil asetat (1:1) sebagai fase gerak. Kadar piperin ditetapkan menggunakan metode KLT-densitometri pada panjang gelombang 254 nm. Hasil menunjukkan bahwa kadar piperin tertinggi diperoleh dari ekstrak buah lada hitam menggunakan pelarut etanol 60% sebagai pelarut pengekstraksi dengan kadar 52,81±4,66 (%b/v) terhadap ekstrak alkaloidnya. Kadar piperin tertinggi diperoleh dari ekstrak buah lada putih menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 96% sebagai pelarut pengekstraksi dengan kadar 38,72±8,28 (%b/v) terhadap ekstrak alkaloidnya

    Kombinasi Ekstrak Herba Andrographis Paniculata (Burm f.) Nees dan Daun Pandanus Amaryllifolius Roxb. Sebagai Antihiperglikemia

    Get PDF
    Herba Andrographis paniculata (Burm f.) Nees atau sambiloto dan daun Pandanus amaryllifolius (Burm f.) Nees atau pandan wangi telah diketahui khasiatnya sebagai antihiperglikemia. Penelitian bertujuan untuk mengoptimasi kombinasi ekstrak etanol 70% herba sambiloto dan daun pandan wangi sebagai antihiperglikemia pada tikus jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi aloksan. Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok I adalah kelompok tanpa perlakuan; kelompok II mendapatkan glibenklamid dosis 0,26 mg/Kg BB; kelompok III mendapatkan ekstrak herba sambiloto tunggal dosis 1000 mg/Kg BB; kelompok IV mendapatkan ekstrak daun pandan wangi tunggal dosis 600 mg/Kg BB; kelompok V, VI, dan VII masing-masing mendapatkan kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun pandan wangi dosis berturut-turut 1000:300, 500:300, dan 500:600 mg/Kg BB. Pemeriksaan kadar gula darah menggunakan sampel serum darah tikus yang diukur dengan metode GOD-PAP dan dibaca dengan spektrofotometer klinikal mikrolab 300. Preparat jaringan pankreas diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x untuk melihat ada tidaknya vacuolation dan nekrosis pada sel pulau Langerhans pankreas. Data persentase penurunan kadar gula darah tikus dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Gambaran histopatologi pankreas dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun pandan wangi (500:300 mg/Kg BB) merupakan kelompok kombinasi yang lebih baik dari kelompok ekstrak tunggalnya (p<0,05) dan sebanding dengan kelompok kontrol positif glibenklamid (p>0,05) dalam menurunkan kadar gula darah. Semua kelompok kombinasi ekstrak mampu memberikan perbaikan sel pulau Langerhans pankreas tikus.Â

    Microscopical Evaluation and TLC Analysis of Pluchea indica (L.) Less: Leaf, Stem, and Root

    Get PDF
    Pluchea indica (L.) Less is traditionally utilized to treat postpartum women in Indonesia. The plant has many pharmacological properties, so that it can be further developed as herbal medicine. In that development process, plant authentication is needed to ensure the quality of raw materials. A simple microscopical and thin-layer chromatography (TLC) analysis might be a way to authenticate the plant, but it has never been reported. So, this study evaluates the microscopical and TLC analysis for P. indica authentication in standardized herbal medicines production. Plant microscopic observation, fluorescence analysis, and polyphenol screening were conducted. n-Hexane, ethyl acetate, and methanol extracts of plant organs were then analyzed by TLC. Here, we reported that in microscopical analysis the simplicia of P. indica contains trichomes and tannin-containing cells. In addition, chlorogenic acid as a marker was present in TLC analysis by ethyl acetate-water-formic acid-acetic acid (8.5:1.5:1:1, v/v). The results of this evaluation might provide additional information in the identification, authentication, and quality control of P. indica as a raw material for herbal medicine

    Anatomi Jaringan, Identifikasi Mikroskopis, serta Kadar Polifenol Ekstrak Etanol Daun dari Tiga Jenis Jambu Genus Syzygium

    Get PDF
    Tiga spesies dari genus Syzygium, seperti jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston), jambu bol (Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry), dan jambu semarang (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & L. M. Perry), telah dimanfaatkan daunnya dalam pengobatan tradisional karena kandungan polifenolnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari anatomi jaringan, mikroskopis, kadar senyawa fenol, flavonoid, dan tanin ekstrak etanol daun dari tiga jenis jambu tersebut. Daun jambu biji (Psidium guajava) digunakan sebagai pembanding. Anatomi jaringan daun dan identifikasi mikroskopis dilakukan menggunakan mikroskop. Penentuan kadar senyawa pada ekstrak etanol 70% ditentukan dengan metode kolorimetri yang absorbansinya diukur pada spektrofotometer UV- Vis. Anatomi jaringan daun dan fragmen pengenal secara mikroskopis ada kemiripan pada ketiga jenis daun jambu genus Syzygium. Secara statistik, ada perbedaan signifikan antara kadar fenol, flavonoid, dan tanin pada ekstrak etanol 70% daun jambu air, daun jambu bol, dan daun jambu semarang dibandingkan dengan ekstrak etanol 70% daun jambu biji. Daun jambu air merupakan spesiesterpilih dari genus Syzygium yang diuji pada penelitian ini dengan kandungan polifenol yang tinggi.   Leaves of three guava species of the genus Syzygium, such as water apple/jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston), malay apple/jambu bol (Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry), and wax apple/jambu Semarang (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & L. M. Perry), have been used in traditional medicine because of its polyphenol content. This study aims to investigate the anatomy of leaf tissues, powder microscopical characteristic, and total phenolic, flavonoids, and tannins content in the ethanol extract of the leaves of the three types of selected guava species of the genus Syzygium. Guava leaves (Psidium guajava) were used as a comparison. Leaf tissue anatomy and microscopic identification were carried out using a microscope. Determination of the polyphenol content in 70% ethanol extract was determined by the colorimetric method in which the absorbance was measured on a UV-Vis spectrophotometer. Leaf tissue anatomy and microscopic recognition fragments are similar in the three types of Syzygium guava leaves. Statistically, there were significant differences between the total phenols, flavonoids, and tannins content in the 70% ethanol extract of water apple, Malay apple, and wax apple compared to the 70% ethanol extract of guava leaves. Water apple leaves are selectedspecies from the genus Syzygium tested in this study with high polyphenol content

    PENETAPAN KADAR FENOL TOTAL ETANOL 96 % DAN FRAKSI ETER DAUN WIJAYA KUSUMA (Epiphyllum Oxypetalum (DC.)Haw.) SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    Get PDF
    Daun wijaya kusuma diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol total yang terkandung dalam ekstrak etanol 96 % dan fraksi eter daun wijaya kusuma dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis. Simplisia daun wijaya kusuma diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut polar etanol 96 % dan dibuat fraksi dengan metode fraksinasi cair-cair menggunakan pelarut non polar eter. Penetapan kadar fenol total dilakukan dengan cara spektrofotometer UV-Vis menggunakan reagen Folin-ciocalteu dan pembanding asam galat. Hasil menunjukkan bahwa kadar fenol total pada ekstrak etanol 96 % daun wijaya kusuma (369,6025 mg GAE/g) lebih besar dibanding pada fraksi eter daun wijaya kusuma (310,2124 mg GAE/g). Berdasarkan hasil uji spektrofotometer UV-Vis dapat disimpulkan bahwa terdapat kandungan fenol pada ekstrak etanol 96 % dan fraksi eter daun wijaya kusuma. Kata Kunci: Daun Wijaya Kusuma, Fenol, Spektrofometer UV-Vis

    UJI AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT DARI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA PADA HAMSTER SYRIAN JANTAN HIPERLIPIDEMIA

    Get PDF
    Daun putri malu memiliki aktivitas sebagai antihiperlipidemia. Adanya kandungan flavonoid diduga berperan terhadap aktivitas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70% daun putri malu dalam menurunkan kadar trigliserida pada hamster hiperlipidemia. Sebanyak 24 ekor hewan uji hamster syrian jantan dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor, yaitu Kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol negatif), kelompok III (kontrol positif) diberi fenofibrat dosis 12,36 mg/kgBB, kelompok IV fraksi etil asetat dosis 1 (12 mg/kgBB), kelompok V fraksi etil asetat dosis 2 (24 mg/kgBB), kelompok VI fraksi etil asetat dosis 3 (48 mg/kgBB). Pengukuran kadar trigliserida dilakukan sebelum dan setelah diberi sediaan uji dengan reagen tryglicerides liquicolor menggunakan alat spektrofotometer klinikal varta 506. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat dapat menurunkan kadar trigliserida pada hamster hiperlipidemia. Penurunan kadar trigliserida terbesar terjadi pada fraksi etil asetat dosis 48 mg/kgBB sebesar 58,13% yang setara dengan fenofibrat dosis 12,36 mg/kgBB dengan penurunan sebesar 62,48% (α=0,357). Kata kunci : Fraksi etil asetat, hiperlipidemia, putri malu, trigliserid

    PENGARUH VARIASI METODE EKSTRAKSI DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr) SEGAR DAN KERING TERHADAP KADAR FENOLIK DAN FLAVONOID TOTAL SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDANNYA

    Get PDF
    Perolehan hasil ekstraksi dapat dipengaruhi oleh jenis bahan yang diekstraksi dan pemilihan metode ekstraksinya. Metode ekstraksi dapat berupa ekstraksi panas dan dingin seperti metode sokletasi dan maserasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode ekstraksi maserasi (cara dingin) dan sokletasi (cara panas) dalam menghasilkan ekstrak etanol 70% dari daun katuk segar dan kering terhadap kadar fenolik dan flavonoid serta aktivitas antioksidan. Penetapan kadar fenolik dan flavonoid dengan metode kolorimetri masing-masing dengan reagen Folin Ciocalteau dan AlCl3 menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pengujian aktivitas antiokasidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Data didapat kemudian diolah menggunakan statistik Uji ANOVA satu arah dan Uji Tukey. Hasil yang didapatkan dari ekstrak etanol 70% dari sampel daun segar yang dimaserasi menghasilkan kadar fenolik dan flavonoid yang paling tinggi secara berturut-turut sebesar 33,66 mg GAE/g dan 11,61 mg QE/g. Aktivitas antioksidan paling tinggi pada ekstrak 70% daun katuk segar metode maserasi dengan nilai IC50 terhadap DPPH sebesar 86,84 µg/mL. Kata kunci : Antioksidan, fenolik, flavonoid, katuk, maserasi, sokletasi
    corecore