16 research outputs found

    Implementasi Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Moral Anak Usia Dini (2-6 Tahun) dalam Keluarga di Desa Kindang Kabupaten Bulukumba

    Get PDF
    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dalam menanamkan nilai moral anak usaha yang dilakukan adalah (1) pola asuh orang tua dalam menanamkan nilai moral anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan terlihat campuran dari lima orang tua dalam keluarga 2 (dua) diantaranya mengarah pada pola asuh campuran antara pola asuh otoriter dan demoktratis dan permisif. Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya sikap manasehati anak, menghargai pendapat anak, dan memberikan apa yang menjadi kebutuhan anak. Sedangkan pola asuh permisif ditandai dengan orang tua yang memberikan kebebasan terhadap anak dalam bermain dan bergaul terhadap anak lain, tidak memberikan hukuman yang mendidik bagi anak ketika berbuat salah. Sedangkan satu orang tua dalam keluarga mengarah pada pola asuh permisif dan otoriter. (2) Faktor penghambat orang tua dalam menanamkan nilai moral anak adalah (a) faktor gadget/teknologi yang semakin canggih, (b) faktor lingkungan yang kurang kondusif, sehingga orang tua sering kali khawatir terhadap perkembangan moralnya anak, (c) faktor hubungan antar suami istri yang menyebabkan kurang memperdulikan perkembangan anak termasuk perkembangan moralnya. dan (d) faktor pendidikan orang tua yang rendah sehingga kurang memahami apa yang menjadi kebutuhan bagi perkembangan anak mereka. (3) pola asuh yang efektif dalam menanamkan nilai morla anak adalah tergantung dari sikap anak kadang demokratis kadang otoriter

    Gambaran Status Gizi Balita di Desa Gattareng Kec. Gantarang Kab. Bulukumba Tahun 2010

    Get PDF
    Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai suatu akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi pada anak dalam jangka waktu yang lama, yang dibedakan menjadi status gizi baik, kurang, buruk dan lebih. Gizi yang baik dapat mengubah kehidupan anak, meningkatkan kebutuhan fisik,dan perkembangan mental, serta melindungi kesehatan dan meningkatkan mutu SDM. Tujuan penelitian ini Untuk Diketahui Status Gizi Balita berdasarkan asupan makanan, pendapatan orang Tua, pendidikan ibu dan pengetahuan gizi ibu. Menurut indeks Antropometri Berat Badan per umur. Jenis penelitian ini adalah Deskriktif, Populasi yaitu balita (umur 0-59 bulan) sejumlah 461 balita. Sampel yang diambil sejumlah 64 balita yang diperoleh dengan menggunakan teknik random sampling dengan menggunakan teknik undian (lottery technique). Instrumen yang digunakan berupa kuesioner, formulir recall 24 jam, timbangan injak serta dacin. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan SPSS 16. Berdasarkan hasil penelitian dari 64 sampel diperoleh 3 Orang balita berstatus gizi lebih, 47 status gizi baik, 12 status gizi kurang, 2 status gizi buruk. Status gizi berdasarkan tingkat asupan energi diketahui 53 balita berasupan energi baik,dan 11 berasupan energi kurang, sedangkan tingkat asupan protein diketahui 50 balita berasupan protein cukup sedangkan 14 balita berasupan protein kurang. berdasarkan pengetahuan ibu diketahui dari 64 responden 27 memiliki pengetahuan baik, dan 37 responden berpengetahuan cukup, berdasarkan pendapatan orang tua diketahui responden yang berpendapatan tinggi sebanyak 2 responden dan 62 responden berpendapatan rendah, sedangkan berdasarkan pendidikan ibu diketahui dari 64 responden 10 responden tidak sekolah, 26 tamat SD, 18 tamat SMP,6 tamat SMA,dan 4 responden tamat PT. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada instansi terkait untuk memberikan bantuan kepada balita yang menderita gizi buruk dan gizi kurang

    Photovoice as a Participatory Extension Approaches Method in Expressing Youth Views of Agricultural Work

    Get PDF
    This study aims to: 1) reveal the views of youth regarding agricultural issues through photovoice and 2) evaluate photovoice as a Participatory Extension Approaches (PEA) method. This study uses the photovoice method. The premise of photovoice is to empower people through documentary photography. Photovoice is a method of placing cameras in the hands of people whose voices are often silenced by the power elite. The subjects of this study were grouped into two, namely main informants and supporting informants. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews and focus group discussions. The results showed that photovoice is a method that empowers youth by increasing the ability of youth to express their views, thoughts, concerns and hopes regarding agricultural issues which are described through agricultural potential, farming problems and agricultural work. The application of the Participatory Extension Approaches method through the photovoice method is the most appropriate method in the community empowerment process, because in the process of making it aware of the problems and potentials that exist in people's lives, which not only makes the community the object of change, but also as the agent of change

    IMPLEMENTASI POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI MORAL ANAK USIA DINI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana pola asuh orang tua  dalam menanamkan nilai moral anak usia dini (2-6 tahun) dalam keluarga di Desa Kindang Kabupaten Bulukumba, (2) Untuk mengetahui faktor penghambat orang tua dalam menanamkan nilai moral anak usia dini (2-6 tahun) dalam keluarga di Desa Kindang Kabupaten Bulukumba, (3) Untuk mengetahui pola asuh yang efektif  dalam menanamkan nilai moral anak usia dini (2-6 tahun) dalam keluarga di Desa Kindang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data sebanyak 6 orang tua yang memiliki anak usia 2-6 tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa: 1) pola asuh orang tua dalam menanamkan nilai moral pada anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan terlihat campuran dari 5 (lima) orang tua dalam keluarga 2 (dua) diantarannya mengarah pada pola asuh campuran antara pola asuh otoriter dan demokratis. Dan 3 (tiga) keluarga lainnya mengarah pada pola asuh demokratis dan permisif, namun permisif disini tidak mutlak. Sedangkan 1 (satu) orang tua dalam keluarga mengarah pada pola asuh permisif dan otoriter. 2) faktor penghambat orang tua dalam menanamkan nilai moral pada anak adalah: a) faktor gadget. b) faktor lingkungan yang kurang kondusif, sehingga orang tua sering kali khawatir terhadap perkembangan moral anak, c) faktor hubungan antara suami dan istri yang menyebabkan kurangnya memperhatikan perkembangan anak terutama perkembangan moralnya, dan, d) faktor pendidikan orang tua yang rendah sehingga kurang memahami apa yang menjadi kebutuhan bagi perkembangan anak mereka. 3) pola asuh yang efektif dalam menanamkan nilai moral pada anak dalam keluarga yakni pola asuh otoriter dan pola asuh demokratis

    THE USE OF PHOTOVOICE IN FORMULATING THE STRATEGY OF DEVELOPMENT COMMUNICATION PROGRAM FOR INCREASING THE CAPACITY OF YOUTH IN THE AGRICULTURAL SECTOR

    Get PDF
    Participatory communication is one of approach to realizing development goals through the active participation of the community to aspire the needs with the support of policies and government intervention in development programs. The participatory communication approach places the community as the subject in the communication process. In line with the purpose of photovoice as a method or approach that focuses on the community, including the process of empowerment, participation and direct role of the community in the development process at the community level. The photovoice activities are designed based on community initiatives and participation that focus on the needs, potentials and capabilities of the local community. This study aims to formulate a strategy of development communication program that can be developed in increasing the capacity of youth in the agricultural sector through the photovoice method. The results of the study show that photovoice has provided an opportunity for youth to participate in identifying their problems, potential, communities and regions in order to formulate strategies and programs based on their needs. In addition to increasing the capacity of youth in the agricultural sector, the communication strategy program is expected to have an impact on increasing the income of farmers

    Pengaruh Kecerdasan Emosional, Level Pendidikan, dan Optimisme terhadap Kebahagiaan pada Pelajar Sekolah Menengah

    Get PDF
    Happiness is a positive feeling. The purpose on this study is to know effect emotional intelligence, level of education, and optimism to happiness on students. Design study is purposive-quota sampling and google form. In this article, researcher using self-taught scale for 3 variable. Anacova was  technique for analysis. There were 117 respondents who met the criteria with a composition of  36 junior high school and  81 senior high school.  The results of the study described that there was no effect of EI, EL and optimism on happiness. The strength of each predictor was weak, but indicated that emotional intelligence and optimism correlate and even become an inseparable part of  happiness.. Happiness was dynamic, dis not persist and change moods due to other factors that were not observed. Each individual could feel and evaluate happiness so that the value of happiness could not be generalized. Keywords: Emotional Intelligence, Education Level, Optimism, & Students

    IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SULAPA EPPA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pelaksanaan atau penerapan, dan pengembangan kurikulum di PAUD Sulapa Eppa Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah PAUD Sulapa Eppa. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik indepth interview (wawancara mendalam), observasi, dokumentasi dan angket. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Perencanaan kurikulum dilakukan setiap semester, di rancang jauh sebelum proses pembelajaran, serta di evaluasi setiap semester. Perencanaan kurikulum di PAUD Sulapa Eppa dilakukan dengan mengadaptasi kurikulum SISDIKNAS yang diintegrasikan dengan Visi dan Misi sekolah, serta unsur manusia pada PAUD Sulapa Eppa itu sendiri lalu di cantumkan ke dalam kurikulum. 2) Pelaksanaan kurikulum PAUD Sulapa Eppa tetap mengacu pada kurikulum nasional, namun memiliki ciri khas khusus yaitu penekanan pada empat muatan karakter: a) macca (pintar), b) malempu (jujur), c) warani (berani) dan d) magetteng (teguh pendirian) yang harus ada di setiap pelaksanaan tema pembelajaran. 3) Pengembangan kurikulum PAUD Sulapa Eppa sesuai dengan kebutuhan anak, jika memiliki kemampuan pemahaman yang cepat, maka materi pembelajaran akan di tambah. Kurikulum SISDIKNAS tidak langsung di terapkan dalam pembelajaran, namun  di analisis dan di evaluasi sesuai dengan kebutuhan anak untuk semester selanjutnya.

    TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN LKS DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SLTP NEGERI KEDAMEAN GRESIK

    Get PDF
    Sebagai salah satu komponen pendidikan metode menempati peranan yangb tidak kalah penting dari komponen yang lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan penyempurnaan kurikulum yang menitik beratkan pada penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Maka dalam hal ini memanfaatkan LKS dirasa sebagai salah satu metode yang baik diterapkan dalam kelangsungan proses belajar mengajar. Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari peran pendidikan dalam mengelola dan mengatur proses belajar mengajar.disini tidak hanya terfokus pada informasi satu arah dari guru saja akan tetapi murid juga harus dilibatkan secara langsung dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan. Pembahasan yang dibahas yaitu bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar di SLTP Negeri kedamean dan apa alasan mereka memberikan tanggapan seperti itu. Dalam pembahasan ini di gunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pada pendekatan secara kuantutatif pada metode ini menggunakan tekhnik analisa data statistik diskriptif dengan rumus prosentase. Analisa ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak tanggapan positif dan tanggapan negatif terhadap penggunaan LKS berdasarkan angket yang telah tersebar pada siswa. Pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dengan beberapa siswa dengan memadukan pada teori yang dapat mendukung pendapat siswa pada analisa ini digunakan untuk menggali data tentang mengapa siswa menanggapi positif dan negatif terhadap penggunaan LKS. Tanggapan positif siswa terhadap penggunaan LKS diantaranya: LKS dapat menarik minat dan mendorong siswa untuk belajar, LKS dapat memudahkan siswa untuk belajar, LKS dapat meningkatkan prestasi siswa. Adapun alasan siswa menanggapi positif terhadap penggunaan LKS secara garis besarnya adalah bahwa LKS berisikan pokok materi pelajaran yang dimodifikasikan dengan bahasa yang mudah dimengerti, berisikan kegiatan yang berguna dan isi LKS sering keluar dalam ujian. Sedangkan tanggapan negatif nya LKS dapat menimbulkan rasa jenuh, LKS dapat menambah beban siswa. Adapun siswa yang menanggapi negatif terhadap penggunaan LKS secara garis besarnya adalah hampir setiap mata pelajaran siswa ada LKS nya dan sering guru memberikannya secara bersaan sehingga mereka merasa terbebani dan akibatnya mereka malas belajar

    Pengembangan buku ajar Fisika kelas XI MA bercirikan unity of sciences pada materi kinematika gerak, hukum gravitasi Newton, dan elastisitas dan hukum Hooke

    Get PDF
    Pengembangan buku ajar Fisika bercirikan Unity of Sciences pada materi Kinematika Gerak, Hukum Gravitasi Newton, dan Elastisitas dan Hukum Hooke ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya para pendidik yang hanya menyediakan bahan ajar yang monoton, sudah tersedia, tinggal pakai dan tidak perlu susah payah membuat. Mutu pembelajaranpun menjadi rendah karena para pendidik hanya terpaku pada bahan-bahan ajar yang konvensional tanpa ada kreativitas untuk mengembangkan bahan ajar secara inovatif. Selain itu juga belum adanya buku ajar Fisika bercirikan Unity of Sciences untuk kelas XI MA materi kinematika gerak, hukum gravitasi newton, dan elastisitas dan hukum hooke di toko buku dan sekolahan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimanakah penulisan buku ajar Fisika bercirikan Unity of Sciences yang akan dikembangkan untuk siswa MA dan mengetahui kualitas buku ajar Fisika bercirikan Unity of Sciences yang sedang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development dengan prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall yang batasi sampai tahap validasi ahli. Instrumen yang digunakan berupa skala penilaian untuk mengetahui kualitas bahan ajar fisika yaitu menggunakan skala Likert dengan empat kategori disusun dalam bentuk checklist. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data kualitatif dari ahli materi, ahli media dan guru Fisika, kemudian mengubah hasil penilaian ahli dari bentuk data kualitatif ke data kuantitatif (huruf ke skor dan persentase). Hasil penilaian menunjukkan bahwa bahan ajar fisika ini layak digunakan dengan kategori Sangat baik (SB). Hal ini didasarkan pada jumlah rerata skor dan rerata persentase kelayakan bahan ajar untuk ahli materi skor 3,3 persentase kelayakan 81,62%, untuk ahli media skor 3,5 persentase kelayakan 86,25%, dan guru fisika skor 3,25 persentase kelayakan 82,35
    corecore