13 research outputs found
Defragmentasi struktur berpikir siswa sekolah menengah pertama terhadap kesalahan menyelesaikan masalah Matematika ditinjau dari teori Newman
ABSTRAK
Kemampuan penyelesaian masalah matematika sangat penting dalam proses pembelajaran, hal ini disebabkan penyelesaian masalah melibatkan proses berpikir yang sering dianggap sebagai proses kognitif tingkat tinggi. Namun pada kenyataannya, siswa seringkali melakukan kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika yang meliputi kesalahan membaca, kesalahan memahami, dan kesalahan transformasi yang menyebabkan dampak terhadap langkah penyelesaian masalah berikutnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam penyelesaian masalah siswa adalah struktur berpikir yang dimiliki. Struktur berpikir diartikan sebagai alur penyelesaian yang dipaparkan melalui pengkodean dari tahapan berpikir siswa ketika menyelesaikan masalah. Salah satu treatment yang dapat dilakukan untuk melengkapi dan menata ulang struktur berpikir yang dimiliki siswa yaitu dengan intervensi defragmentasi. Defragmentasi struktur berpikir dapat diberikan melalui beberapa proses diantaranya disequilibrasi, konflict kognitif, dan scaffolding yang menstimulus siswa untuk memperbaiki kesalahan penyelesaian masalah, sehingga siswa dapat menyelesaian masalah matematika dengan lengkap dan tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan defragmentasi struktur berpikir siswa sekolah menengah pertama terhadap kesalahan menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari teori Newman. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian terdiri atas jawaban siswa, hasil think aloud, dan hasil wawancara semi terstruktur. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini antara lain reduksi data, penyajian data, dan pengambilan keputusan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur berpikir yang dimiliki siswa terhadap kesalahan membaca, pada tahap mengingat mampu menguraikan informasi yang diketahui, namun masih belum mampu memenuhi tahap mengingat secara sempurna, sehingga siswa membutuhkan defragmentasi melalui proses diseguilibrasi, conflict kognitive, dan scaffolding untuk memperbaiki kesalahan pada tahap mengingat, dan untuk menata ulang struktur berpikir pada tahap menafsirkan/memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi menjadi struktur berpikir yang lengkap. Sedangkan Struktur berpikir yang dimiliki siswa terhadap kesalahan memahami, mampu memenuhi tahapan mengingat secara sempurna, namun pada tahap menafsirkan/memahami masih belum terpenuhi sehingga berdampak terhadap tahapan selanjutnya. Hal ini dikarenakan, siswa membutuhkan defragmentasi melalui proses diseguilibrasi, conflict kognitive, dan scaffolding untuk memperbaiki kesalahan pada tahap menafsirkan/memahami, dan untuk menata ulang struktur berpikir pada tahap menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi sehingga menjadi struktur berpikir yang lengkap. Selanjutnya struktur berpikir yang dimiliki siswa terhadap kesalahan transformasi, mampu memenuhi tahapan mengingat dan tahap menafsirkan saja, namun pada tahap menerapkan rencana siswa mengalami kesalahan sehingga belum dapat memenuhi tahap menerapakn rencana. Maka dibutuhkan defragmentasi melalui proses diseguilibrasi, conflict kognitive, dan scaffolding untuk memperbaiki kesalahan pada tahap menerapkan rencana, dan untuk menata ulang struktur berpikir pada tahap menganalisis, dan mengevaluasi menjadi struktur berpikir yang lengkap.
ABSTRACT
Ability solution problem math is very important in the learning process, this caused solution problem involves frequent thought processes considered as a cognitive process level high. But in reality, students often do error in complete problem math which includes error reading, error understand, and error the transformation that causes impact to step solution problem next. One factors that influence error in solution problem student is structure think owned. Structure think interpreted as plot solution shown through coding from stages think student when complete problem. One treatment that can be conducted for complete and arrange thinking the structure you have student that is with intervention defragmenting. Defragmenting structure thinking could give through several processes including disequilibration, cognitive conflict, and scaffolding that stimulate students to correct problem solving errors, so that students can solving problems. problem mathematics with complete and correct.
Study this aim for describe defragmenting structure thinking student school medium first to error solve mathematical problems in terms of Newman's theory. This research is a descriptive research with a qualitative approach. The research data consisted of students' answers, the results of think aloud, and the results of semi-structured interviews. The data analysis techniques in research this including data reduction, data presentation, and decision making.
The results showed that the structure of thinking that students have against reading errors, at the stage of remembering is able to decipher the information that is known, however still not yet capable fulfil the stage of remembering perfectly, so that students need defragmenting through disequilibration, cognitive conflict, and scaffolding processes to correct errors at the stage of remembering, and to rearrange the structure of thinking at the stage of interpreting/understanding, applying, analyzing, and evaluating into a complete thinking structure. While the structure of thinking that students have against misunderstandings, is able to fulfil stages remember by perfect, but at a stage interpret/understand still not yet fulfilled so that impact to stages next. This thing because, students need defragmenting through disequilibration, cognitive conflict, and scaffolding processes to correct errors at the interpreting/understanding stage, and to rearrange the structure of thinking at the implementing, analyzing, and evaluating stages. So that becomes structure complete thinking. Furthermore, the thinking structure that students have against transformation errors, is able to fulfill the stages of remembering and interpreting stages, but at the stage of apply plan student experience error so that not yet could fulfil Step apply plan. So needed defragmenting through a process of disequilibration, cognitive conflict, and scaffolding to correct errors at the stage of implementing the plan, and to rearrange the thinking structure at the stage of analyzing, and evaluating into a complete thinking structure.
مستخلص البحث
يعد حل المشكلات الرياضية نشاطًا إدراكيًا معقدًا يتضمن العديد من العمليات. عند حل المشكلات الرياضية ، يجب على الطلاب اتباع عدة خطوات لحل المشكلات ، وهي قراءة المشكلة ، وفهم المشكلة ، وتحويل المشكلة ، وتحليل المشكلة ، وكتابة الإجابة النهائية للمسألة. تعتبر القدرة على حل المشكلات الرياضية مهمة جدًا في عملية التعلم ، وذلك لأن حل المشكلات الرياضية يتضمن عمليات التفكير التي غالبًا ما تُعتبر عمليات معرفية عالية المستوى. لكن في الواقع ، غالبًا ما يرتكب الطلاب أخطاء في حل مسائل الرياضيات والتي تشمل مشاكل القراءة وسوء فهم المشكلة وتحويل المشكلة التي تسبب تأثيرًا على الخطوة التالية في حل مشكلة معينة.
يتم تعريف بنية التفكير أيضًا على أنها مسار حل يتم وصفه من خلال ترميز مراحل تفكير الطلاب عند حل المشكلات. التفكير هو نشاط معرفي موجود في أدمغة الطلاب كمحاولة لحل المشكلات الرياضية. يمكن أن تكون هذه الأنشطة المعرفية في شكل تذكّر وتفسير وتطبيق وتحليل وتقييم وإنشاء. من خلال الشرح أعلاه ، هناك حاجة إلى العلاج لإكمال وإعادة ترتيب هيكل تفكير الطلاب بحيث يصبح بنية تفكير كاملة في حل المشكلات. لذلك تم تنفيذ تدخل التجزئة لإكمال وإعادة ترتيب هيكل تفكير الطلاب نحو الأخطاء في حل المسائل الرياضية ،
الغرض من هذه الدراسة هو وصف إلغاء تجزئة هياكل تفكير الطلاب ضد الأخطاء في حل المشكلات الرياضية من منظور نظرية نيومان. هذا البحث هو بحث وصفي ذو منهج نوعي. تتكون بيانات البحث من إجابات الطلاب ونتائج التفكير بصوت عالٍ ونتائج المقابلات شبه المنظمة. تتضمن تقنيات تحليل البيانات في هذه الدراسة تقليل البيانات وعرض البيانات واتخاذ القرار.
وفي الوقت نفسه ، فإن بنية التفكير التي يمتلكها الطلاب ضد سوء الفهم قادرة فقط على تحقيق مرحلة التذكر ، ولكن في مرحلة الترجمة / الفهم ، لا يحدد الطلاب العدد الإجمالي للمقاعد في المبنى ، لذلك يمكن القول إنهم لم يتمكنوا من ذلك استيفاء مرحلة التفسير. وذلك لأن الطلاب يحتاجون إلى إلغاء التجزئة من خلال عملية عدم التوازن ، والصراعات المعرفية ، والسقالات لتصحيح الأخطاء في مرحلة التفسير / الفهم ، وإعادة ترتيب هيكل التفكير في مراحل التنفيذ والتحليل والتقييم إلى تفكير كامل بنية. علاوة على ذلك ، فإن بنية التفكير التي يمتلكها الطلاب ضد أخطاء التحويل قادرة فقط على تحقيق مراحل تذكر وتفسير المراحل. ولكن في مرحلة تنفيذ الخطة ، واجه الطلاب خطأً في تحديد الفرق في أسعار التذاكر على صفين متجاورين من المقاعد ، بحيث كان لذلك تأثير على مرحلة التحليل في تحديد أرخص سعر تذكرة مطلوب. لذلك يتطلب الأمر إلغاء التجزئة من خلال عمليات عدم التوازن ، والصراع المعرفي ، والسقالات لتصحيح الأخطاء في مرحلة تنفيذ الخطة ، وإعادة ترتيب هيكل التفكير في مرحلة التحليل والتقييم إلى بنية تفكير كاملة
Struktur Berpikir Siswa Terhadap Kesalahan Membaca Berdasarkan Teori Newman dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Melalui Defragmentasi
Struktur berpikir merupakan refresentasi internal dari aktifitas mental siswa yang menggambarkan alur penyelesaian masalah matematika. Struktur berpikir ialah salah satu faktor yang mempengaruhi kesalahan penyelesaian masalah matematika siswa. Oleh karena itu, kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, membutuhkan solusi yang tepat, salah satunya dengan melakukan defragmentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan defragmentasi struktur berpikir siswa sekolah menengah pertama terhadap kesalahan membaca berdasarkan teori newman dalam menyelesaikan masalah matematika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria, yaitu siswa yang memiliki kesalahan membaca (reading error). Data penelitian terdiri atas jawaban, rekaman hasil wawancara semi terstruktur dan hasil think aloud siswa. Adapun teknik analisis yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa defragmentasi dapat membantu siswa untuk menata ulang struktur berpikir yang dimiliki. Hal ini dibuktikan dengan lengkapnya struktur berpikir siswa dari tahap menafsirkan/memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
Student’s Computational Thinking Process in Solving PISA Questions in Terms of Problem Solving Abilities
Computational thinking is the process of solving problems using logic gradually and systematically needed in the field of mathematics. However, the learning applied by the teacher limits the student's ability to develop computational thinking skills. Teachers are accustomed to providing conventional learning and emphasize student's skills in using formulas. One of the treatments that can be used to stimulate student's computational thinking skills is PISA questions. The purpose of this study was to analyze student's computational thinking processes in solving PISA questions in terms of their problem solving abilities. The research data consisted of student answers, think aloud results, and semi-structured interviews. Data analysis techniques are data reduction, data presentation, and drawing conclusions or verification. The results showed that the computational thinking process of students with low problem solving abilities only reached the decomposition stage because students were able to simplify the problem even though it was incomplete, but they were not able to connect mathematical concepts or materials to build a solution. Meanwhile, students with moderate and high problem solving abilities are limited to the pattern recognition stage because they can simplify problems and develop strategies, but make mistakes in using patterns, and there are incomplete steps. So it can be concluded that the computational thinking process of students with low problem solving abilities only reaches the decomposition stage. The computational thinking process of students with moderate and high problem solving abilities is limited to pattern recognition indicators
Struktur berpikir siswa terhadap kesalahan membaca berdasarkan teori Newman dalam menyelesaikan masalah matematika melalui defragmentasi
Struktur berpikir merupakan refresentasi internal dari aktifitas mental siswa yang menggambarkan alur penyelesaian masalah matematika. Struktur berpikir ialah salah satu faktor yang mempengaruhi kesalahan penyelesaian masalah matematika siswa. Oleh karena itu, kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, membutuhkan solusi yang tepat, salah satunya dengan melakukan defragmentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan defragmentasi struktur berpikir siswa sekolah menengah pertama terhadap kesalahan membaca berdasarkan teori newman dalam menyelesaikan masalah matematika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria, yaitu siswa yang memiliki kesalahan membaca (reading error). Data penelitian terdiri atas jawaban, rekaman hasil wawancara semi terstruktur dan hasil think aloud siswa. Adapun teknik analisis yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa defragmentasi dapat membantu siswa untuk menata ulang struktur berpikir yang dimiliki. Hal ini dibuktikan dengan lengkapnya struktur berpikir siswa dari tahap menafsirkan/memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
Struktur berpikir siswa terhadap kesalahan membaca berdasarkan teori Newman dalam menyelesaikan masalah matematika melalui defragmentasi
Struktur berpikir merupakan refresentasi internal dari aktifitas mental siswa yang menggambarkan alur penyelesaian masalah matematika. Struktur berpikir ialah salah satu faktor yang mempengaruhi kesalahan penyelesaian masalah matematika siswa. Oleh karena itu, kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, membutuhkan solusi yang tepat, salah satunya dengan melakukan defragmentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan defragmentasi struktur berpikir siswa sekolah menengah pertama terhadap kesalahan membaca berdasarkan teori newman dalam menyelesaikan masalah matematika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria, yaitu siswa yang memiliki kesalahan membaca (reading error). Data penelitian terdiri atas jawaban, rekaman hasil wawancara semi terstruktur dan hasil think aloud siswa. Adapun teknik analisis yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa defragmentasi dapat membantu siswa untuk menata ulang struktur berpikir yang dimiliki. Hal ini dibuktikan dengan lengkapnya struktur berpikir siswa dari tahap menafsirkan/memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
Ethnomathematics: Concept of Transformation Geometry in Sasambo Batik Motifs Bale Lumbung Sasak
The research method used is qualitative research with an ethnographic approach. This purpose aims to explore the existence of mathematical concepts, especially the transformation geometry material in Sasambo Sasak batik. Then describe the transformation concepts contained in the batik. Researchers dig up information through observation, literature, and interviews with batik-related craftsmen to obtain accurate information. Respondents in this study were determined by the purposive sampling method. The selected respondents are Sasambo batik craftsmen. The results showed that there are geometric transformation concepts in the Sasambo Bale Lumbung Sasak batik motif, including translation, reflection, dilation, and rotation.
Exploration of Self-Efficacy Based on Students' Mathematical Representation Ability In Problem Solving SPLDV
Aim for know ability representation mathematical in finish questions on the material system linear equations of two variables (SPLDV) are reviewed of student self-efficacy class VIII SMPN 1 Praya Timur. As for Sujek in study This consists of 3 of 28 students class VIII which has categories of high self-efficacy, medium self-efficacy and low self-efficacy. Types of research This is study qualitative descriptive. Instruments used in study This is questionnaire, question test ability representation mathematics and guidelines interview. Procedure data collection used in study This that is documentation and interviews. Data analysis techniques were carried out with method reducing data, presenting data, and interesting conclusion. Checking validity of the data used triangulation technique. Research result show that ability representation mathematical student class VIII SMPN 1 Praya Timur is divided into 3 (three) categories, namely student with high self-efficacy category capable shows 3 aspects ability representation mathematical that is visual representation, representation equality or expression mathematics, and representation of words or text written, whereas student with moderate self-efficacy category only capable shows 2 aspects ability representation mathematical that is representation equality or expression mathematics, and representation of words or text written. Temporary That student with low self-efficacy category only Can shows 1 aspect ability representation mathematical that is representation equality or expression mathematical
PUZZLE WAYANG: INOVASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK PENGUATAN KARAKTER
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan serta menguji kelayakan aplikasi puzzle wayang. Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan mengadaptasi prosedur pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Penelitian ini dibatasi sampai pada tahap development. Pengujian kelayakan produk telah melewati tahap validasi ahli dan uji coba pengguna. Validasi ahli materi dan ahli media menggunakan desain Learning Object Review Instrument (LORI) V 2.0, sedangkan uji coba pada pengguna menggunakan angket skala likert yang dimodifikasi. Berdasarkan hasil validasi ahli, produk mendapatkan rerata skor 3,86 dari skala 4 untuk penilaian ahli materi, 3,62 dari skala 4 untuk penilaian ahli media, serta uji coba pengguna mendapatkan skor 3,6 dari skala 4. Sehingga, mengacu pada kriteria kelayakan, produk aplikasi mendapatkan predikat ‘layak’ untuk digunakan. Kata Kunci: Puzzle, Wayang, Model ADDIE, Penguatan Karakter, R&
Analisis Bibliometrik Profesionalisme Guru: Penelitian Menggunakan Aplikasi VOSViewer
Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendemonstrasikan analisis data bibliometrik langkah demi langkah menggunakan VOSViewer secara sistematis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menggambarkan data profesionalisme guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru yang dapat digabungkan dengan bidang lain untuk dipelajari. Kajian ini menyajikan analisis data terkait profesionalisme guru dan perkembangannya selama enam belas tahun (2008–2023) dengan memanfaatkan alat pemetaan di VOSViewer. Untuk mendeskripsikan kinerja analisis bibliometrik dengan menghasilkan visualisasi jaringan dari topik yang dipilih dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil pencarian, ditemukan 989 jurnal terbitan yang relevan, mulai dari tahun 2008–2023, yang kemudian dikelompokkan menjadi 16 kategori sesuai dengan tahun terbitnya. Hasil penelitian ini tentang profesional guru kami menemukan bahwa jumlah artikel yang paling banyak diterbitkan pada tahun 2016-2021. Kita bisa melihat item-item pendukung terbentuknya seorang profesional sebagai guru. Oleh karena itu perlunya pelaksanaan kegiatan-kegiatan atau pendukung untuk meningkatkan profesionalisme guru seperti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), melakukan pembinaan, mengikuti MGMP dan kegiatan lainya
Analisis Bibliometrik dengan VOSViewer: Studi Artificial Intelegence dalam Pendidikan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi tren penelitian kecerdasan buatan dalam pendidikan selama 20 tahun terakhir. Metode yang digunakan untuk mengeksplorasi tren penelitian adalah kajian literatur melalui analisis bibliometrik. Hasil analisis bibliometrik mengidentifikasi penelitian inti atau penulis, serta hubungannya, dengan mencakup semua publikasi yang terkait atau bidang tertentu. Publikasi terkait kecerdasan buatan dalam pendidikan dari tahun 2003-2023 diambil dari jurnal internasional yang terindeks Google Scholar. Tren penelitian kecerdasan buatan dalam pendidikan divisualisasikan menggunakan program Vosviewer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren penelitian kecerdasan buatan dalam pendidikan rentan waktu 20 tahun terakhir yaitu kecerdasan buatan, tren masa depan, program pendidikan, basis data, siswa dan teknologi