33 research outputs found

    Studi Kinetika Pertumbuhan Aspergillus Niger Pada Fermentasi Asam Sitrat Dari Kulit Nanas Dalam Reaktor Air-lift External Loop

    Get PDF
    Nanas banyak dimanfaatkan dalam industri makanan untuk dijadikan buah dalam kaleng. Dari industri pengalengan nanas banyak dihasilkan limbah padat berupa kulit dan bonggol. Limbah kulit dan bonggol nanas masih mengandung glukosa dan sukrosa cukup tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam sitrat. Asam sitrat dibuat dengan fermentasi dalam reaktor air-lift external loop dengan bantuan jamur Aspergillus Niger. Agar pertumbuhan jamur optimum maka diperlukan nutrien tambahan yaitu NH4H2PO4 , KH2PO4, MgSO4.7H2O. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika pertumbuhan Aspergillus Niger pada fermentasi dalam reactor air lift external loop. Variabel – variabel yang berpengaruh pada fermentasi asam sitrat adalah bahan-bahan pengubah, bahan penetral, nutrisi mikrobial, antiseptik, aerasi, pH dan sumber karbon. Pada penelitian ini digunakan variabel tetap : tekanan, laju aerasi, suhu,pH, konsentrasi mikroba dan nutrisi. Sedangkan untuk variabel berubah ada 2 macam yaitu : konsentrasi gula (10%,15%,20%) dan waktu fermentasi dilakukan selama 7 hari dengan pengambilan sampel setiap 8 jam untuk dianalisa konsentrasi mikroba dan konsentrasi asam total. Reaktor yang digunakan adalah reaktor air-lift external loop dan bahan bakunya berupa limbah bonggol dan kulit nanas. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pada konsentrasi 10% mempunyai laju tumbuh spesifik yang lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi 15% dan 20%. Laju tumbuh spesifik pada konsentrasi 10% sebesar 0,0429 jam-1 , sedangkan pada konsentrasi 15% dan 20% masing-masing sebesar 0,0396 jam- 1 dan 0,0385 jam-1 . Pada konsentrasi 10% juga diperoleh asam total yang lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi 15% dan 20%. Kata kunci: Limbah kulit nanas, Reaktor air-lift external loop, Fermentasi asam sitrat,Kinetika pertumbuhan Aspergillus Nige

    Performance Design Of Acid Gas Removalunit On Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi – Indonesia

    Get PDF
    Natural gas is a gaseous fossil fuel that contain primarily of main components, namely methane (CH4). Natural gas contains some impurities such as hydrogen sulfide (H2S), carbon dioxide (CO2), water vapor (H2O), and heavier hydrocarbons such as mercaptans or condensate (C5+).Acid gases need to be removed due to several factors, such as a healthy hazard, at the concentrations of 0.13 ppm H2S that can be perceived by smell, and to prevent corrosion problemsAcid gas removal unit (AGRU) is the process of removal acid gas (CO2 and H2S) to fulfill  the specifications of the desired product gas sales. In Senoro CPP, the process used is amine treating by aMDEA absorbent material (activated Methyl Amine Diethanol).In order to simulate the process as accurate as possible, model phase selection DBR amine package was selected. Trial simulation is used to obtain the flow rate and purity of the product is optimal sweet gas. Variable experiments are feed gas temperatur inlet contactor (1), feed gas flowrate inlet contactor (2), temperature amine inlet contactor (3) and amine strength (4). According to the results of simulation, can be concluded as follows. There is no big different between design and simulation except CO2 in sweet gas. It is because of using MDEA while operating simulation and some parameters will be influence some result

    Sifat Fisikokimia Pati Sorghum Varietas Merah dan Putih Termodifikasi Heat Moisture Treatment (HMT) untuk Produk Bihun Berkualitas

    Get PDF
    Utilization of sorghum as food, especially as an ingredient of bihon noodles, is still very limited, even though this plant is very potential to be developed in Indonesia. This study was conducted to produce sorghum starch as an ingredient of bihon. In this researcha modification of starch was conducted by applyingheat moisture treatment (HMT) method that is able to convert starch type A to type B and even C, i.e. by heating starch with a limited water content at a temperature above the temperature of gelatinization until an arrangement of crystalinity conformation occured without gelatinization. The HMT process was carried out on the water content of 18%, 21%, 24%, 27% and 30%,at temperature of 80, 90, 100, 110 and 120 centigrade, and interval time of 4, 8, 12, 16 and 20 hour respectively. It was found that a relatively good condition at the HMT process with moisture content of 21%, temperature of 100 centigrade and heating time of 12 hour obtainning solubility of 1.67%, flower power of 4,16g/ gand resembles rice starch, in doing so it can be used as a substitute for rice starch in the making of bihon noodles

    Pengambilan Polisakarida Acemannan dari Aloevera menggunakan Etanol sebagai Pengendap

    Get PDF
    Aloe vera (lidah buaya) merupakan salah satu jenis tanaman obat-obatan yang semakin populer, tidak hanya bermanfaat untuk kecantikan tetapi juga untuk kesehatan. Melalui berbagai penelitian diketahui lidah buaya memiliki banyak kandungan yang bermanfaat salah satunya adalah polisakarida acemannan. Karena begitu banyaknya manfaat Aloe vera maka perlu dilakukan kajian untuk menggali potensi yang ada dalam tanaman Aloe vera. Proses ekstraksi – pengendapan ini merupakan cara untuk mengambil zat aktif (acemannan) yang terdapat dalam aloe vera. Pada proses ini digunakan variabel tetap yaitu 50 cc juice Aloe vera sebagai bahan baku utama, 200 cc Etanol 96 % sebagai pengendap, waktu pengendapan 10 jam dan temperatur pengendapan 10oC yang ditetapkan selama proses. Sedangkan variabel berubah (independent variable), yaitu suhu operasi pengendapan (30°C – 60°C) dan waktu penanganan (0 menit – 240 menit). Terjadi penurunan berat polisakarida yang dihasilkan seiring kenaikan temperatur pengadukan dan semakin lamanya waktu penanganan. Penurunan yang signifikan terjadi pada waktu penanganan 120 menit dan pada suhu 45 oC. Kata Kunci: Aloe vera; polisakarida; acemanna

    PENAMBAHAN PEKTIN DAN GLISEROL TERHADAP KARAKTERISTIK EDIBLE FILM DARI PATI SINGKONG

    Get PDF
    Pengemasan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga atau melindungi produk pangan maupun non-pangan. Umumnya kemasan terbuat dari plastik, dapat terurai dengan sempurna membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun. Indonesia menempati peringkat kedua negara penghasil sampah terbesar di dunia. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk mengurangi banyaknya timbunan limbah, khususnya limbah plastik yang sulit terurai di alam. Edible film adalah bahan tipis yang digunakan untuk membungkus atau melapisi makanan dan obat-obatan untuk memperpanjang umur simpan produk yang dapat dikonsumsi bersama-sama atau dihilangkan sebelum dikonsumsi. Pada penelitian ini akan mengkaji pengaruh penambahan jenis pektin (apel, jeruk, dan pisang) dan kadar gliserol (1 %, 1,5 %, dan 2 %) yang berbeda pada pembuatan edible film dari pati singkong. Prosedur pertama yaitu melakukan karakterisasi pati singkong dengan melakukan uji kadar protein, lemak, air, abu, dan karbohidrat serta kadar metoksil pektin. Setelah dilakukan karakterisasi, dilakukan pembuatan edible film dan menganalisis variabel yang berpengaruh (kuat tarik, kemuluran, biodegradabilitas, ketebalan, dan permeabilitas uap air) sehingga didapatkan jenis pektin terbaik, kadar pektin terbaik, dan kadar gliserol terbaik. Hasil penelitian menunjukkan edible film dengan karakteristik terbaik memiliki kandungan 2 % pektin apel dan 1,5 % gliserol dengan karakteristik ketebalan 0,15 mm; kuat tarik 0,84 MPa; persen elongasi 79,7 %; laju permeasi air 15,56 g/m².menit dan tingkat biodegradabilitas 85,71 %

    Evaluasi Efesiensi Reaktor Urea (R-201) Pabrik Urea 1A PT. Pupuk Kalimantan Timur

    Get PDF
    Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Pabrik Urea Kaltim-1A menggunakan proses Stamicarbon “total recycle CO2 stripping” dengan memanfaatkan Ammonia cair dan CO2 yang diproduksi oleh unit Ammonia Kaltim-1A. Unit sintesa ialah suatu unit yang penting dalam proses pembuatan urea. Dalam penelitian ini permasalahan yang diangkat ialah mengevaluasi efisiensi reaktor urea pada berbagai tingkatan level didalam reaktor dengan membandingkan hasil perhitungan teoritis dengan aktual yang ada di pabrik guna untuk melihat kondisi reaktor saat ini. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa semakin tinggi suhu reaktor maka konversi yang terbentuk semakin besar pula, konversi semakin besar seiring semakin tinggi posisi larutan di dalam reaktor, dan berdasarkan hasil simulasi didapat letak ketinggian indikator TI-204, TI-203, TI-202, TI-201 beserta konversi CO2nya

    Enhanced Enzymatic Hydrolysis of Chitosan by Surfactant Addition

    Get PDF
    Less attention has been paid for the effects of surfactant on the hydrolysis of chitosan. This paper presents the influence of the surfactant Tween 80 addition on the chitosan hydrolysis catalyzed by cellulase enzyme. The hydrolyzed chitosan was characterized by measuring its reducing sugar content, its chemistry by Fourier transforms infrared spectroscopy (FT-IR), its formation of aldehyde groups by ultraviolet - visible spectra (UV-Vis), and its crystallinity degree by X-ray diffraction (XRD). The results showed that Tween-80 could increase the hydrolysis rate and decrease the crystallinity of chitosan. The formation of reducing sugar increased by increasing reaction time up to 24 hours and then leveled off. A more significant effect of surfactant was observed when the hydrolysis was performed at a low surfactant concentration and a low substrate concentration. IR spectra showed that both raw and hydrolyzed chitosan have similar chemical structure

    BANTUAN ALAT PENJERNIH AIR TANAH DI PERUMAHAN DELTA MAS KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air dibutuhkan antara lain untuk pembangkit listrik, industri, pertanian, peternakan, dan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Departemen Teknik Kimia FT Undip dilaksanakan di Perumahan Delta Mas, Kota Semarang. Pada Perumahan tersebut terdapat sumber air tanah yang berada di pangkal Jalan Delta Mas V (RT 5 RW 4). Air tanah tersebut digunakan untuk sarana kebersihan, sedangkan untuk minum dan memasak warga membeli air gunung atau air yang sudah diolah. Berdasarkan analisis situasi maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah serta memberikan bantuan alat penjernih air tanah di Perumahan Delta Mas, Kota Semarang. Hasil analisis air tanah yang diambil pada musim penghujan dan musim kemarau menunjukkan bahwa kadar deterjen, timbal (Pb), dan total Coliform melebihi Standar Baku Mutu Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi sehingga Tim Pengabdian kepada Masyarakat memberikan bantuan berupa alat penjernih air dengan komponen utamanya karbon aktif untuk mengatasi hal tersebut. Hasil analisis air tanah setelah pemakaian alat penjernih air pada 1, 7, dan 28 hari menunjukkan bahwa kandungan deterjen dan timbal (Pb) dapat berkurang sehingga memenuhi Standar Baku Mutu, namun kandungan total Coliform masih melebihi Standar Baku Mutu. Selanjutnya disarankan untuk menghilangkan atau disinfeksi bakteri Coliform dalam air dengan cara yang sederhana, yaitu dengan pemanasan atau dengan proses klorinasi menggunakan kalsium hipoklorit (Ca(ClO)2 atau kaporit.Kata kunci : alat penjernih, air tanah,air higiene sanitas
    corecore