60 research outputs found

    Fermentative Gas Production of Different Feeds Collected During Wet and Dry Seasons when Incubated with Rumen Fluid from Timor Deer (Cervus timorensis)

    Get PDF
    An experiment was done to investigate rumen microbial fermentation of various feeds comonly given to Timor deer (Cervus timorensis) using the in vitro gas production technique. Seven forage feed sample (Sesbania grandiflora, Leucaena leucocephala, Glyricidia sepium, Zea mays, Ipomea aquatica, Pennisetum purpureum, and native grass) collected during dry and wet seasons and three concentrate feed samples (rice bran, copra meal and tofu waste) were dried and ground. The feed sample (200 g) was transferred into incubation syringe which was then added with incubation medium (mixture of rumen fluid and buffer solution). The rumen fluid was collected from 2 Timor deer using a trokar technique. Incubation was run for 72 h, and gas production was read at 2, 4, 6, 12, 24, 48, and 72 h of incubation. Data were fitted to an exponential equation generally used in similar in vitro gas production studies. Results of the study indicated that there was an effect of season on fermentation parameters (values of a, b or c) for the same feed, but this effect was not consistent from one feed to another. From data of total and cummulative gas productions, it was indicated that Zea mays in either dry or wet season showed the highest, while Leucaena leucocephala exhibited the lowest gas production compared to other feeds tested

    Perencanaan Proteksi Kebakaran Unit Komatsu Wa600-3 dengan Fire Supression

    Full text link
    Pada aktivitas pertambangan tidak luput dari jam operasional yang tinggi di daerah batubara dan suhu di sekitar mencapai 34o celsius yang berpotensi menyebabkan kebakaran pada unit komatsu WA600-3 (Wheel Loader). WA600-3 beroperasi di stock pile batubara menyebabkan panas berlebih (overheat) karena suhu di sekitar stock pile ataupun panas dari kebocoran sistem hidrolik yang menyebabkan menempelnya fine coal yang menyebabkan kebakaran. Penambahan proteksi kebakaran fire supression tipe LOP (Lose Of Pressure) dapat meminimalkan kerusakan dan kerugian pada saat terjadi kebakaran di PT. Kalimantan Prima Persada site Rantau. Sistem ini sangat efektif untuk mencegah unit terbakar karena aktif dengan suhu kerja (160 – 180o Celsius) pada detection tubing saat terjadi kebakaran dan juga bisa di aktifkan secara manual lewat knob internal actuator atau external actuator.Kata Kunci : Kebakaran, Fire supressio

    Performance of mid-lactating dairy cows fed a grain sorghum-soybean silage base diet

    Get PDF
    Whole-plant silage from intercropped grain sorghum and Williams 82 soybean was compared to corn silage in a mixed diet for mid-lactation dairy cows. Cows fed the grain sorghum-soybean silage yielded 45.13 lb and those fed corn silage yielded 44.05 lb of fat (4%)-corrected milk daily. Milk yield, milk fat, and milk lactose percentages were similar between cows fed the two silages. Protein and solids non-fat percentages for the cows fed the corn silage diet were .09 and .06 units greater than those of cows fed the grain sorghum silage. Cows fed the corn silage tended to gain more (+105.8 lb) than those fed the grain sorghum-soybean silage (+95.2 lb). We conclude that, if the cost for producing intercropped grain sorghum and soybean silage (ton/acre) is at least similar to that of producing corn silage, the intercropped grain sorghum and soybean silage can be substituted for corn silage in a mid-lactation dairy cow diet

    THE EFFECT OF METHANOGENIC INHIBITOR FEED ON PROPIONIC ACID AND LAMB MEAT CHEMICAL QUALITY

    Get PDF
    This study aimed to determine the effect of medium chain fatty acids (MCFA) on propionic acids and lamb meat chemical quality. The treatment given was R1: feed without medium chain fatty acids (MCFA), while R2 dan R3 were the feed contained 1.0% and 1.5% of MCFA, respectively. The twelve heads of lambs yearling weight of 16-17 kg were used as materials. Biological trial was done for three months and then was slaughtered. Before being slaughtered, the animal was taken rumen fluid to be analyzed for propionic acid. The carcass was sampled to be analyzed for chemical composition, cholesterol and fatty acids content. This study showed that methanogenic inhibitor feed with 1.0-1.5% MCFA could be used as sheep feed, and the results: the propionic acid content in rumen increased 29.59 – 36.11%. The cholesterol content decreased 7.14-10.06%. For the meat fatty acids composition, unsaturated fatty acids increased 9.05 – 17.96%. while saturated fatty acid decreased 6.59 – 11.88%

    Sintesis protein mikrobia sapi perah peranakan friesian holstein yang diberi pakan basal rumput raja, jerami jagung dan jerami padi dengan suplementasi konsentrat protein tinggi=Rumen microbial protein synthesis ofHolste

    Get PDF
    ABSTRACT Fifteen Dairy cattle of Holstein Crossbred heifer were used for estimating rumen microbial protein synthesis. The cattle fed by a single diet of King Grass (KG), Corn Stover (CS) or rice straw (RS) ad libitum as basal diet that was supplemented by a high protein concentrate. Microbial protein synthesis were estimated from derivatives concentration. Data obtained: microbial protein synthesis (MPS) were analyzed using analyses of variance, in split plot and completely randomized design. The means differences were analyzed by DMRT. The result of this research showed that purin derivatives concentration of cattle fed on KG, CS, and RS were 75.0767.72 and 61.88 mmol/day, respectively. The production of microbial protein synthesis values were respectively 55.79,49.43 and 44.35 gN/day and it was significantly different among diet (PO.01). The Duncan test showed that KG\u27s diet was the highest followed by CS\u27s diet and RS\u27s was the lowest. Keywords: Dairy cattle, high protein concentrate, rumen microbial protein synthesis

    Perbandingan Orientasi Agregat Campuran Aspal Yang Dipadatkan Menggunakan Alat Pemadat Roller Slab (APRS) Dan Stamper

    Get PDF
    Cara pemadatan berpengaruh penting terhadap kepadatan dan kekuatan campuran yang diinginkan. Suatu alat pemadat dikatakan baik apabila alat tersebut dapat mendistribusikan campuran secara merata ke seluruh bagian. Hal ini dapat dilihat campuran aspal yang dipadatkan tersebut menghasilkan distribusi void dan orientasi agregat yang homogen. Pemadatan asphalt concrete di lapangan menggunakan alat tandem roller dan pneumatic tire roller dengan cara digilas, sedangkan stamper yang dengan cara ditumbuk. Belum lama ini tim laboratorium teknik sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta membuat alat baru yang bernama alat pemadat roller slab (APRS). Alat ini mempunyai sistem pemadatan yang lebih menyerupai tandem roller yang pemadatannya dengan cara digilas. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan orientasi agregat campuran aspal yang dipadatkan menggunakan alat pemadat roller slab dan stamper. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Variasi kadar aspal digunakan untuk menentukan kadar aspal optimum yang akan digunakan pada penelitian. Alat yang digunakan untuk penelitian adalah alat pemadat roller slab dan stamper. Pada penelitian orientasi agregat benda uji dipotong secara vertikal dan horizontal untuk melihat pergerakan agregat setiap masing-masing alat pemadat. Dalam penelitian orientasi agregat ini menggunakan bahan tambah batu sintetis untuk melihat pergerakan agregat. Pada penelitian distribusi void benda uji dibiarkan dalam keadaan utuh dan ada yang dipotong menjadi tiga bagian untuk mengetahui penyebaran agregatnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan semakin banyak lintasan yang diberikan pada benda uji maka benda uji semakin padat. Hasil dari distribusi void dalam keadaan utuh, alat pemadat stamper lebih padat daripada alat pemadat roller slab dikarenakan pada alat pemadat stamper memiliki getaran sehingga campuran dapat masuk kerongga-rongga yang kosong secara merata. Pada benda uji dalam keadaan dipotong pun sama alat pemadat stamper dapat mendistribusikan secara merata campurannya sehingga setiap lapisan atas, tengah, dan bawah lapisan tersebut homogen dibandingkan alat pemadat roller slab. Pada penelitian orientasi agregat, pergerakan pada alat pemadat roller slab pada bagian lapisan atas terjadi dorongan secara horizontal (Rolling wheel) yang menyebabkan agregat berpindah jauh dari letaknya awal. Bagian tengah dan bawah pun terjadi pergeseran namun tidak terlalu signifikan seperti bagian atas karena tidak terkena langung oleh gilasan roda baja. Pada alat pemadat stamper hanya terjadi penurunan pada agregat jikapun ada pergeseran tidak sejauh alat pemadat roller slab karena sistem kerja secara ditumbuk atau statis

    Analisis Kepentingan Dan Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Studi Kasus Proyek Gedung P1 Dan P2 Ukp)

    Full text link
    Industri konstruksi memiliki tingkat kecelakaan kerja paling tinggi dibandingkan industri lainnya. Maka dari itu perlu ada nya program K3 agar pekerjaan dapat berlangsung dengan aman . Program K3 tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sistem manajemen K3 yang mengatur (SMK3). Penelitian ini dimaksud untuk mempelajari dan meneliti tingkat kepentingan dan penerapan SMK3 di proyek pembangunan Gedung P1&P2 UKP. Metode penelitian dengan cara penyebaran kuesioner yang terbatas pada project manager, site engineer manager, site operational manager, safety officer, quality control, para pelaksana, mandor, dan pekerja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan kegiatan yang paling penting dan tahapan penyediaan sarana safety merupakan tahap yang paling penting dalam SMK3. Dari seluruh nilai tahapan yang diperoleh, seluruh tahapan SMK3 dinilai penting dan dari hasil penelitian diketahui bahwa semua kegiatan tersebut sudah diterapkan oleh kontraktor dengan baik

    Aspek Farmakologi Napza

    Get PDF

    Farmakoterapi Penyakit Vaskular Perifer

    Get PDF

    SUPLEMENTASI MINYAK BIJI KAPOK TERPROTEKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DOMBA LOKAL JAWA EKOR KURUS

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk menghetahui pengaruh suplementasi minyak biji kapok (MBK) sebagai sumber asam lemak tak jenuh ganda (ALTJG) terproteksi terhadap utilitas pakan serta dampaknya pada produktivitas ternak domba lokal jawa ekor kurus (JEK). Sebagai bahan percobaan, digunakan 24 ekor domba lokal JEK jantan yang terbagi dalam 8 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri atas 3 ekor sebagai ulangan. Melalui penelitian yang menggunakan 2 faktor perlakuan ini, dikaji pengaruh suplementasi MBK terproteksi dalam kombinasinya dengan konsentrat (K), dalam hal ini adalah bekatul (Bkt) terhadap performans ternak domba yang mendapat pakan basal berupa RL. Faktor 1 terdiri atas 2 perlakuan, yakni S1 (suplementasi MBK dengan aras 10% dan proteksi dengan aras 75%) dan S0 (tanpa suplementasi MBK). Faktor 2 berupa 4 aras pemberian konsentrat, masing-masing 0% (K0), 15% (K1), 30% (K2) dan 45% (K3) dari jumlah konsumsi bahan kering (BK) pakan. Variabel yang diukur meliputi konsumsi dan kecernaan ransum serta performans ternak domba. Data yang terkumpul diolah dengan analisis varians dalam rancangan acak lengkap (RAL), dilanjutkan uji beda nilai tengah dengan uji jarak dari Duncan. Rata-rata pertambahan bobot badan harian (PBBH) domba yang mendapat Bkt lebih tinggi (P < 0,05) daripada yang hanya mndapat RL saja (54 g pada S0K0, vs 62; 82 dan 89 g pada S0K1, S0K2 dan S0K3). Suplementasi MBK tanpa Bkt (S1K0) menghasilkan PBBH lebih tinggi (P<0,05) daripada S0K0 (60 vs 54 g). Nilai PBBH tertinggi dicapai pada S1K2, yakni 99 g dengan persentase karkas dan nisbah daging/tulang (NDT) 40,12% dan 3,60. Peningkatan Bkt lebih lanjut (S1K3) menghasilkan PBBH cenderung lebih rendah, yakni 95 g dengan persentase karkas dan NDT 40,27% dan 3,56. Suplementasi MBK terproteksi dalam kombinasinya dengan Bkt meningkatkan konsumsi BK, PBBH, persentase karkas dan NDT. Kata kunci : Minyak biji kap[ok, proteksi, bekatul, rumput lapangan, suplementasi, kecernaan, rumen, asam lemak tak jenuh ganda, performans ternak domba lokal Jawa Ekor Kuru
    • …
    corecore