19 research outputs found

    Pembuatan Peta Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Logic. (Studi Kasus : Kabupaten Probolinggo)

    Get PDF
    Tanah longsor merupakan suatu aktivitas dari proses gangguan keseimbangan yang menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Adapun beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor seperti curah hujan, lereng terjal, kepadatan tanah, jenis batuan, jenis tata lahan, dan adanya getaran. Daerah rawan akan timbulnya bencana tanah longsor dapat diidentifikasi dengan memanfaatkan data penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan peta daerah rawan bencana tanah longsor dengan menggunakan parameter-parameter penyebab tanah longsor diantaranya curah hujan, jenis tanah, ketinggian, kemiringan lereng, dan tutupan lahan. Dari parameter tersebut akan diolah dan dilakukan analisa dengan menggunakan metode fuzzy logic, dimana fuzzy logic merupakan sistem cerdas yang dapat digunakan sebagai sistem kontrol dan pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk mendeteksi daerah tanah longsor yang ada di Kabupaten Probolinggo. Dalam proses analisa tersebut dilakukan dengan cara menggunakan fitur spatial analysis tools berupa Overlay Fuzzy yang terdapat pada software ArcGIS. Kemudian akan didapatkan hasil berupa peta tingkat kerawanan tanah longsor yang memiliki 4 kelas kerawanan, diantaranya kelas kerawanan tidak rawan, kelas kerawanan rendah, kelas kerawanan sedang, dan kelas kerawanan tinggi

    Pengembangan Kurikulum Berbasis Adiwiyata di Sekolah Menengah Kejuruan

    Get PDF
    Pada masa ini, peran strategis dalam pengembangan kurikulum di dunia pendidikan adalah menciptakan sekolah yang berkualitas dan berkuantitas. Salah satu program adiwiyata dalam mengembangkan kurikulum pada dasarnya adalah sekolah yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap kelestarian lingkungan dan juga siswa yang akan mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan. Kompetensi pendidik dan staf kependidikan memiliki peran aktif dalam mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa adalah menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan lingkungan dan mengkomunikasikan hasil belajar melalui berbagai media. Implikasi dari kurikulum berbasis adiwiyata adalah keterlibatan pemangku kepentingan, fasilitas dan lingkungan sekolah sekitarnya yang semuanya merupakan faktor pendukung untuk program adiwiyata. Sedangkan faktor penghambat termasuk dana terbatas, sarana dan prasarana, sikap dan perilaku warga sekolah, pola pikir guru dan wali murid

    Keakuratan Deteksi Keaslian Sidik Jari Menggunakan Metode Cnn

    Get PDF
    Sistem pengenalan sidik jari banyak digunakan dalam banyak aplikasi yang berkaiatan dengan penggunaan atau pengaksesan suatu system, hal ini dilakukan untuk memastikan otentikasi pengguna yang andal dan akurat, Sidik jari digunakan sebagai alat otentikasi karena keunikan dan kenyamanannya. Namun, sistem semacam ini mudah terancam oleh serangan sidik jari palsu, Penelitian ini mengusulkan agar mesin dapat mengenal atau mendeteksi suatu sidik jari asli atau palsu dengan metode deep learning CNN. Convolusi Neural Network (CNN) adalah salah metode deep learning yang didesain untuk proses pembelajaran mesin agar komputer mengenal objek suatu citra. Dalam penelitian ini digunakan dataset “LivDet 2015 - Fingerprint liveness detection competition 2015,”.Dataset ini berisi 1510 data sidik jari asli dan 1473 data sidik jari palsu dimana citra nya berukuran 640x480. Penelitian yang dilakukan mencari model pelatihan yang tepat dalam mengenali citra sidik jari yang asli dan palsu. Hasil penelitian didapat tingkat akurasi yang dicapai sebesar 96,69%

    Prediksi Parameter-parameter Biofisik Tanaman Padi Dari Data Groundspectrometer Dan Hyperspectral Pesawat Terbang Dengan Menggunakan Teknik Partial Least Square Regression (Plsr) Dan Normalized Difference Spectral Index (Ndsi)

    Full text link
    Paddy rice canopy hyperspectral was measured by using ground-based spectroradiometer and HyMap sensor onboard an airplane from 350 nm up to 2500 nm in the same timethat covered various growth stages. Coinciding with hyperspectral measurement, biophysical parameters such as leaf area index (LAI), SPAD value were measured onground during the airplane passed over area of interest (AOI). Rice yield was measured at the time of final harvesting by random selected yield (ubinan method) for each sampling area. In finding the best correlation among canopy hyperspectral reflectance with crop development, optimal individual waveband explored with involving all possible waveband combinations to obtain the best fitted two-pair waveband related to crop biophysical parameters. Normalized Difference Spectral Index (NDSI) was appliedfrom spectral transformations (obtained from optimal waveband selected by exploring all possible waveband) to improve sensitivity analysis on plant. Canopy hyperspectralprovided information about plant, soil and water background when plant canopy don't completely cover soil surface yet. The present study was directed to examine spectralindices and establish the relationships between biophysical parameters of rice by using partial least square regression (PLSR) technique

    Simulasi Regulator Tekanan Untuk Kendaraan Berbahan Bakar Gas Dengan Program Fire

    Full text link
    A series of researches about characteristic of stability and performance of conversion kits shows that imported conversion kits manufactured by several vendors that are used by public in Indonesia still need some improvement in their design. The conversion kits consist of CNG main tank, mixer and pressure regulator. In this research simulated pressure regulator which have three steps restriction which the change of valves position is influenced by pressure inlet and pressure in the chambers. The simulation of fluid flow in pressure regulator can be modelled with the aide of FIRE v70b_Pl3. In this modelling were done variation of inlet and outlet position. The varying made which aim to observe correlation of the change of pressure and outlet mass flow with position changing. Besides, were done varying outlet diameter of pressure regulator and the change of inlet pressure. The results show that the change of inlet and outlet position were done not shows significant changing both pressure in the chambers and outlet mass flow from pressure regulator

    Arabica Coffee Pulp Cellulose: Isolation, Morphology, and its Capabilities to be Modified into Cellulose Nitrate

    Get PDF
    Cellulose nitrate was a cellulose derivative applied in various applications, from plastics to solid propellants for military ammunition and rocketry. Environmental impact from using cotton linter or wood as a source of cellulose for cellulose nitrate industry promoting attempt to use agricultural waste as an alternative source of cellulose. Utilizing non-wood agricultural waste is also advantageous to reduce waste accumulation and give economical value. However, specific cellulose properties should also considered to achieve optimum cellulose derivation process into cellulose nitrate through nitration reaction. Coffee pulp waste had potential to be used as source of non-wood cellulose for its abundance, considerable fraction of cellulose content, low economical value, and unique cellulose morphology. In this study, the cellulose from the coffee pulp was isolated through sodium hydroxide and hydrogen peroxide bleaching method, which furthermore evaluated in terms of their morphology, physical properties, and its capabilities to be derived into cellulose nitrate. The result showed that coffee pulp cellulose has crystallinity and surface area around 59.63% and 0.5962 m2/g, respectively which is lower than cotton linter, suggesting advantageous properties for nitration reaction. Nitration to coffee pulp-based cellulose resulted in moderate nitrogen content cellulose nitrate which still suitable for non-military application

    KONVERSI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI GLUKOSA DENGAN PROSES HIDROTERMAL TANPA MELALUI PROSES PRETREATMENT - (Conversion of Waste Palm Oil Empty Fruit Bunches into Glucose using Hydrothermal Process without Pretreatment)

    Get PDF
    Palm oil empty fruit bunch (EFB) is a waste from palm oil industry and commonly used as compost for soil breeding. EFB could be hydrolized into glucose using hydrothermal process with hydrochloric acid as catalyst.  Eight gram of EFB in particle sizes (–30+40) mesh were hydrolyzed with HCl 10% 80 mL in a tube reactor. Reaction time were 2, 3 and 4 hours in temperature range 140-240oC. EFB decomposition did not increase despite of higher temperature while reaction time influenced the process significantly. EFB conversion was 47% in 4 hours and 240oC while in 3 hours resulted 34% same with 2 hours in 210oC. EFB decomposition did not influence glucose yield which was 23% in 2 hours  170oC, 24% in 3 hours 160oC and 6% in 4 hours 150oC. The optimum conditions of conversion were 2 and 3 hours with temperature range 150-170oC.Keywords: conversion, EFB, glucose, hydrothermal, pretreatment ABSTRAKLimbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan hasil samping dari industri minyak sawit dan terdapat dalam jumlah banyak. Sampai saat ini belum termanfaatkan dengan baik, biasanya dipakai sebagai kompos untuk pemuliaan tanah perkebunan sawit. Persentase TKKS sebesar 23% dari tandan buah segar (TBS) dengan komponen utama berupa selulosa, hemi-selulosa dan lignin. TKKS bisa dihidrolisis menjadi gula atau glukosa dengan proses hidrotermal menggunakan katalis asam klorida. TKKS  seberat 8 g dengan ukuran partikel (–30+40) mesh dikonversi secara hidrotermal pada reaktor tabung dengan penambahan 80 ml HCl 10% sebagai katalis, waktu reaksi 2, 3 dan 4 jam, suhu reaksi dari 120–240oC. Proses peruraian TKKS tidak menunjukkan kenaikan yang berarti walaupun suhu reaksi semakin tinggi. Waktu reaksi memberi pengaruh yang lebih besar terhadap peruraian TKKS dimana peruraian paling tinggi sebesar 47% pada suhu 240oC dan waktu reaksi 4 jam. Pada waktu reaksi 3 jam dihasilkan peruraian TKKS paling tinggi sebesar 34%, sama dengan hasil pada waktu 2 jam dan suhu 210oC.  Glukosa yang dihasilkan tidak seiring dengan TKKS yang terurai. Pada waktu reaksi 2 jam dan suhu reaksi 170oC dihasilkan glukosa sebesar 23% sedangkan pada waktu reaksi 3 jam dengan suhu reaksi 160oC dihasilkan glukosa paling tinggi 24% dan pada waktu reaksi 4 jam dengan suhu 150oC dihasilkan glukosa sebesar 6%. Kondisi terbaik untuk mendapatkan jumlah glukosa paling banyak yaitu pada waktu reaksi antara 2 dan 3 jam dengan suhu antara 150 dan 170oC.Kata kunci: glukosa, hidrotermal, konversi, pretreatment, TKK

    Fingerprint Authenticity Classification Algorithm based-on Distance of Minutiae using Convolutional Neural Network

    Get PDF
    Fingerprint identification systems are vulnerable to attempted authentication fraud by creating fake fingerprints that mimic the live. This paper proposes method to detect whether a fingerprint is live fingerprint or fake fingerprint using Convolutional Neural Network (CNN). We construct a features database of distances among minutiaes of fingerprints, where the distance calculation is based-on Euclidean Distance. Furthermore, the distance features database that has been constructed is classified using the CNN. CNN is a deep learning method designed for machine learning processes so that computers recognize objects in an image and this method has capability classifying an object. The numerical results have shown that the best accuracy achieves 99.38% when the learning rate is 0.001 with the epoch of 100

    PROFIL KADAR GLIAL FIBRILLARY ACIDIC PROTEIN (GFAP) SERUM PADA PASIEN CEDERA OTAK BERAT

    Get PDF
    Pendahuluan. Glial fibrillary acidic protein merupakan protein yang sangat spesifik untuk otak (highly brain specific protein) yang tidak dihasilkan sel lain di luar sistem saraf pusat, dan petanda yang sangat spesifik untuk otak. GFAP merupakan indikator destruksi sel. Glial Fibrillary Acidic Protein (GFAP) yang dilepaskan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan pada cedera otak. GFAP dilaporkan sebagai salah satu faktor prognostik penting dibandingkan petanda lain pada pasien cedera otak. Penelitian ini bertujuan menganalisis profil kadar GFAP serum pada pasien cedera otak berat sebagai faktor prognostik dan indikator perbaikan kerusakan jaringan otak. Metode. Penelitian ini menggunakan desain longitudinal dengan jenis analitik observasional. Kadar GFAP serum diambil dari darah vena perifer penderita, dan diukur dengan alat ELISA. Kadar GFAP serum diperiksa pada hari pertama pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat dan didiagnosis sebagai cedera otak berat dan hari ke-2, ke-3, ke-4 perawatan di rumah sakit. Hasil. Jumlah sampel penelitian sebanyak 25 orang pasien cedera otak berat, dimana laki-laki 20 orang ( 80 %) dan perempuan 5 orang (20 %). Umur pasien cedera otak berat terbanyak ≤ 25 tahun sebanyak 8 orang ( 32 %) dengan rerata umur 35,92 ± 13,80 tahun. Jenis lesi pada cedera otak berat berdasarkan hasil CT Scan kepala berturut-turut adalah cedera difus (DAI) 7 (28 %), EDH 4 (16 %), EDH + ICH 2 (8 %), EDH + SDH 1 (4 %), ICH 5 (20 %), ICH + SDH 2 (8 %), SDH 3 (12 %), dan SAH 1 ( 4 %). Berdasarkan jenis tindakan yang dilakukan, operasi sebanyak 18 (72 %), sedangkan yang non operasi 7 (28 %). Berdasarkan penyebab cedera, kecelakaan lalu lintas 23 (92 %) dan jatuh 2 ( %). Rerata kadar GFAP serum pada hari pertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut 2,72±1,44 ng/ml, 1,85±0,85 ng/ml, 1,67±1,26 ng/ml, dan 0,79±0,35 ng/ml. Outcome pasien cedera otak berat, pasien hidup 19 (76 %) dan meninggal 6 (24 %). Peningkatan kadar GFAP serum selama perawatan terjadi pada pasien dengan outcome yang buruk, sedangkan penurunan kadar GFAP serum didapatkan outcome yang baik. Simpulan. GFAP bersifat spesifik pada otak dan berguna sebagai biomarker untuk pasien cedera otak berat, dimana peningkatan kadarnya dapat digunakan sebagai faktor prognostik untuk kematian dan outcome

    Pengatar sistem propulsi kapal

    No full text
    corecore